12
Percobaan ini menggunakan rancangan acak lengkap RAL.. Adapun model matematika rancangan percobaan ini adalah sebagai berikut :
Y
ijk
= μ +
α
i
+ β
j +
αβ
ij
+ E
ijk
i = 0, 1, 2 j = 0, 1, 2
k = 1, 2, 3 di mana :
Y
ij
= Nilai pengamatan pada faktor A taraf ke-i faktor B taraf ke-j, dan ulangan ke- k
μ = Nilai tengah umum α
i
= pengaruh perlakuan Asam Humat ke-i β
j
= pengaruh perlakuan pupuk P ke-j αβ
ij
= interaksi dari pengaruh utama perlakuan asam humat ke i dan P ke j E
ijk
= galat percobaan ke-i dan perlakuan ke-j
3.5. Pemisahan Asam Humat
- Bahan organik endapan kering udara ditimbang 375 gram lalu dikocok
dengan 830 ml NaOH 0,1N takaran satu kali pembuatan menghasilkan 9 asam humat
- Bahan yang larut dalam disebut senyawa humat, sedangkan bahan yang
mengendap disebut Humin dibuang, -
Senyawa humat di ekstrak dengan HCl 0,1N hingga pH 2.0 bertujuan untuk memisahakan asam humat pada bagian yang mengendap dan bagian
yang larut dengan HCl disebut asam fulvat kemudian dibuang, -
Asam humat harus dicuci dahulu hingga pH 6.25 sehingga asam humat aman digunakan untuk tanah dan tanaman
- Selanjutnya asam humat disentrifuse dengan kecepatan 2500 rpm selama
untuk memisahkan asam humat dengan larutan air sehingga mendapakan kosentrat asam humat.
13
Gambar 1. Prosedur Ekstraksi Subtansi Asam Humat
Diekstrak dengan NaOH 0,1 N
Diekstrak dengan HCl 0,1N
3.6. Pelaksanaan Percobaan
3.6.1 Persiapan Tanah
Pertama-tama Latosol diambil dari daerah Cimulang Kecamatan Rancabungur Kabupaten Bogor. Kemudian Latosol tersebut dikering udarakan
dan disaring hingga lolosk saringan 5 mm.
3.6.2. Perlakuan Asam Humat
Selanjutnya tanah seberat 8 kg BKMpot digunakan sebagai media tumbuh. Sesuai dengan perlakuan pada media tanah tersebut disemprotkan
larutan asam humat secara merata dengan volume cairan yang menyebabkan kadar air tanah tepat kapasitas lapang 50. Selanjutnya media tanam tersebut
dimasukkan kembali dalam polibag.
3.6.3 Penanaman, Perlakuan P dan Pupuk Dasar
Benih jagung ditanam sebanyak 4 biji setiap pot. Bersamaan dengan penanaman tersebut diberikan perlakuan pupuk P dengan cara diberikan dalam
lubang mengelilingi jagung bersama-sama dengan ½ dosis pupuk dasar. Pupuk Urea dan KCl sisa- diberikan pada saat tanaman jagung berumur 6
minggu setelah tanam MST.
3.6.4 Pemeliharaan
Pemeliharaan yang dilakuakan meliputi: 1 penjarangan 2 penyiraman; 3 penyiangan dari gulma; 4 pengajiran pada umur 6 MST; 5 pemindahan pot
secara acak. Penjarangan dilakukan pada 3 MST bertujuan mengambil 1 dari 4
14
tanaman yang pertumbuhan paling tidak sempurna sehingga 3 tanaman lain dapat tumbuh lebih maksimal.Penyiraman dilakuakan 2 kali dalam sehari yaitu pada
pagi dan sore hari. Penyiangan gulma dilakuakan setiap minggu agar gilma tidak menggangu dalam pertumbuhan tanaman jagung. Pengajiran pada umur 6 MST
bertujuan untuk menjaga keseimabangan pertumbuhan jagung dari angin. Pemindahan pot dilakuakn setiap minggu bertujuan menkondisikan sinar
matahari yang masuk ke rumah kaca agar setiap pot percobaan mendapatkan matahari cukup.
3.6.5 Pemanenan
Jagung dapat dipanen pada saat berumur tiga belas minggu setelah tanam. Pemanenan dilakukan dengan cara dipisahkan akar dengan brangkasan dan
kelobotnya terlebih dahulu. Lalu akar dibersihkan dari tanah yang menempel dengan menggunakan air dan ditiriskan. Setelah tiris akar ditimbang untuk
mendapatkan bobot segar. Sedangkan brangkasan batang dan daun langsung ditimbang untuk mendapatkan bobot segarnya. Selanjutnya brangkasan dan akar
dioven dengan suhu 70
o
C selama 24 jam.Setelah dioven, brangkasan dan akar ditimbang secara terpisah untuk mengetahui berapa bobot kering dan kadar air
pada brangkasan dan akar tanaman.
3.6.6 Variabel yang diamati:
1. Variabel pertumbuhan yang diamati adalah: tinggi tanaman seminggu
sekali, mulai umur 2 sampai 13 Minggu Setelah Tanam MST. Tinggi tanaman diukur dari batang yang muncul di permukaan tanah hingga
ujung daun terpanjang. 2.
Variabel produksi tanaman: bobot basah brangkasan, bobot basah akar bobot kering brangkasan, dan bobot kering akar, sedangkan untuk bobot
tongkol tanaman tidak dapat dihitung karena terdapat kesalahan dalam prosedur penimbangan.
3. Variabel kadar hara: kadar hara N, kadar hara P, kadar hara K, dan kadar
hara Ca tanaman jagung.
15
3.7. Analisis Tanah dan Tanaman
Setelah dilakukan pemanenan tahap selanjutnya adalah penganalisisan tanah dan tanaman. Sebelum dilakukan analisis, sampel tanah dari tiap-tiap pot
diambil kurang lebih sebanyak dua kilogram pada saat panen. Lalu dikering udarakan selama beberapa hari. Analisis tanah yang dilakukan pada penelitian ini
meliputi : pH; P-ersedia Bray I; N-total Kjeldahl; KTK NH4OAc, pH 7.0 Sebelum dilakukan analisis untuk tanaman, brangkasan yang sudah dalam
keadaan kering mutlak dihaluskan terlebih dahulu menggunakan alat giling grinder. Setelah itu disimpan di dalam plastik yang tertutup rapat agar terhindar
dari munculnya jamur yang dapat merusak sampel tanaman yang sudah halus tersebut. Terdapat beberapa parameter yang diukur untuk sampel tanaman, yaitu
:N Kjeldahl; P Bray I; K AAS dan Ca AAS.
16
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.1
Analisis Tanah Awal
Karakteristik Latosol Cimulang yang digunakan dalam percobaan disajikan pada Tabel 2 dengan kriteria ditentukan menurut acuan Pusat Peneltian
Tanah 1983. Tabel 2. Karakteristik Tanah Latosol Cimulang
Sifat Tanah Nilai
Metode Kriteria PPT 1983
pH H
2
O 5,0 H
2
O Masam pH KCl
4,40 KCl
C-organik 0,79
Walkey and Black Sangat Rendah
N-total 0,08
Kjeldahl Sangat Rendah
P2O
5
Bray I ppm 7,5
Bray I Sangat Rendah
KTK me100g 13,6
N NH4OAc Rendah
Kation dapat dipertukarkan
Ca me100g 2,47
N NH
4
OAc Rendah Mg me100g
1,89 N NH
4
OAc Sedang K me100g
0,96 N NH
4
OAc Tinggi Name100g 0,82 N NH
4
OAc Tinggi KB
44,8 Sedang
Al-dd me 100g Tr
N KCl Pasir
3,36 -
Liat Debu
22,28 -
Liat 74,36
- Tanah Latosol berbahan induk tuff vulkan, bertekstur liat, berstruktur
remah, halus, konsistensi gembur hingga sangat gembur dan mempunyai kemasaman dari masam hingga agak masam, kapasitas tukar kation latosol
rendah. Hal ini disebabkan oleh kadar bahan organik yang kurang dan sebagian lagi oleh sifat liat hidro-oksida Soepardi, 1983.
Berdasarkan kriteria penilaian sifat kimia tanah PPT, 1983 dalam Hardjowigeno, 1985 Tabel Lampiran 1 menunjukan bahwa Latosol Cimulang
Tabel 2 tergolong bereaksi masam,, kadar P-tersedia sangat rendah , nilai C- organik sangat rendah, nilai Ca-dd rendah, Mg sedang, K-dd tinggi, Na-dd tinggi,
kejenuhan basa sedang dan KTK rendah. Rendahnya KTK tanah karena Latosol Cimulang didominasi oleh tipe liat 1:1 74 pada horison A Hartono et al.,
2005 dan mempunyai kadar bahan organik tergolong sangat rendah.