6
bagian yang tidak dapat larut dalam asam dan basa. Menurut Tan 1994, asam humat mempunyai bahan kandungan C, N, dan S yang lebih tinggi dari bahan
asalnya. Kadar N asam humat berkisar antara 2-5 , sedangkan kasar S sekitar 0.1-0.19 . Asam humat tidak hanya mengandung hara makro C, H, N, dan S
tetapi juga mengandung unit aromatik dan afilatik, dengan total kemasaman yang dipengaruhi oleh kandungan gugus gugus fenol dan karboksil.
Tan 1994 mengemukakan bahwa bahan organik tanah dibedakan menjadi bahan yang terhumusfikasi dan tidak terhumusfikasi. Bahan
terhumusfikasi inilah yang dikenal sebagai humus atau sekarang disebut sebagai asam humat dan dianggap sebagai hasil akhir dekomposisi bahan tanaman di
dalam tanah. Asam humat terlibat dalam reaksi kompleks dan dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman secara langsung maupun tidak langsung.
2.2.2 Karakteristik Asam Humat
Senyawa humat adalah hasil akhir dari proses dekomposisi bahan organik, merupakan fraksi yang larut dalam basa Kononova, 1966. Asam humat
merupakan bahan koloid terdispersi bersifat amorf, berwarna kuning hingga kecoklatan kehitaman dan mempunyai berat molekul relatif tinggi Tan, 1994.
Karakter lainnya adalah memiliki beban elektrositas yang tinggi, kapasitas tukar yang tinggi menjadi hidrofil dan asam secara alami Orlov, 1985. Asam humat
bukanlah pupuk.. Asam humat membantu meningkatkan ketersediaan mikronutrien dari tanah ke tanaman Sahala et al, 2006.
Asam humat dapat mengikat kation sehingga dapat diserap oleh akar tanaman, meningkatkan pertukaran mikronutrien yang di transfer pada sistem
sirkulasi tanaman. Mekanisme transfer yang berlangsung tidak sepenuhnya diketahui. Tetapi menurut ahli tanah, bahwa tanaman menyerap air sedangkan
asam humat yang membawa mikronutrien yang diserap tanaman bergerak menuju dekat daerah perakaran Kononova, 1966.
2.2.3 Peranan Asam Humat terhadap Tanah dan Tanaman
Asam Humat berfungsi sebagai bahan pembenah yang terlibat dalam reaksi kompleks dan dapat mempengaruhi kesuburan tanah dengan mengubah
kondisi fisik, kimia, dan biologi tanah Tan, 1994.
7
Pengaruh senyawa humat pada sifat fisik tanah yaitu : 1.
Asam humat mempunyai kemampuan mengabsorbsi air sekitar 80 - 90, sehingga pergerakan air secara vertikal kapiler semakin meningkat. Hal
ini berguna untuk mengurangi erosi. 2.
Asam humat berfungsi sebagai glanulator atau memperbaiki struktur tanah. Hal ini terjadi karena tanah mudah membentuk komplek dengan
senyawa humat dan juga meningkatnya populasi organisme tanah, seperti jamur, cendawan, dan bakteri. Senyawa humat digunakan mikroorganisme
tanah tanah sebagai penyusun tubuh dan sumber energinya. Cendawan dapat menyatukan butir tanah menjadi agregat, sedangkan bakteri
berfungsi sebagai semen yang menyatukan agregat, sementara jamur dapat memperbaiki sifat fisik butir-butir tanah, sehingga tanah lebih gembur,
berstruktur remah dan relatif lebih ringan. 3.
Meningkatkan aerasi tanah akibat bertambahnya pori tanah porositas akibat pembentukan agregat. Udara yang terkandung dalam pori tanah
tersebut umumnya didominasi oleh gas-gas O
2
, N
2
, dan CO
2
. Hal ini penting bagi pernafasan mikroorganisme tanah dan akar tanaman.
Pengaruh senyawa humat pada sifat kimia tanah, yaitu: 1.
meningkatkan Kapasitas Tukar Kation KTK. Peningkatan tersebut menambah kemampuan tanah untuk menahan unsur-unsur hara. Senyawa
humat membentuk kompleks dengan unsur mikro sehingga melindungi unsur tersebut dari pencucian oleh hujan. Unsur N, P, dan K diikat dalam
bentuk organik atau dalam tubuh organisme tanah sehingga dapat meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk kimia.
2. Senyawa humat dapat mengikat logam berat membentuk senyawa khelat
dan mengendapkannya sehingga mengurangi sifat meracunnya. 3.
Meningkatkan pH tanah. Akibat penggunaan pupuk kimia yang terus menerus kemasaman tanah meningkat , terutama tanah yang banyak
mengandung aluminium. Senyawa humat mampu mengikat Al sebagai senyawa kompleks yang sulit larut dalam air insoluble sehingga tidak
dapat terhidrolisis.
8
4. Ikatan kompleks yang terjadi antara senyawa humat dengan Fe dan Al
menurunkan peluang terjadinya ikatan antara unsur P dengan Al dan Fe, sehingga P lebih tersedia untuk tanaman.
Pengaruh senyawa humat pada sifat biologi tanah, yaitu: 1.
Perbaikan sifat kimia dan fisik tanah menciptakan situasi yang mendukung perkembangan mikroorganisme tanah.
2. Aktivitas mikroorganisme tanah menghasilkan hormon-hormon
pertumbuhan seperti auksin, yang merangsang proses perkecambahan biji, memacu proses pembentukan akar dan perkembangannya, dan
merangsang perkembangan pucuk tanaman.. Fungsi dari hormon sitokinin yaitu memacu pembelahan dan pembesaran sel, dan merangsang
pembentukan tunas-tunas baru, sedangkan funsi hormon giberelin yaitu meningkatkan pembungaan dan pembuahan, mengurangi kerontokan
bunga dan buah, mendorong partenokarpi atau pembuahan tanpa proses penyerbukan.
2.3. Fosfor dalam Tanah dan Tanaman