Pembahasan Umum HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.1

23

4.2. Pembahasan Umum

Latosol di Indonesia memiliki tingkat kesuburan yang bervariasi dari rendah sampai tinggi, kandungan bahan organik sedang hingga rendah dan bereaksi agak masam hingga netral Subagyo dalam Syafrudin et al, 2006. Latosol Cimulang termasuk tanah yang memiliki pH masam, yaitu 4.5 dengan KTK, N-total dan basa-basa yang rendah Tabel 2 sehingga kurang baik bagi pertumbuhan tanaman semusim seperti jagung. Dengan kondisi tanah yang demikian maka proses pertumbuhan dan produksi tanaman akan terhambat, sehingga untuk memperoleh pertumbuhan tanaman yang optimum, faktor pembatas tersebut harus dapat diatasi salah satunya dengan pemupukan. Pertumbuhan tanaman seperti tinggi tanaman tidak lepas dari pengaruh asam humat dan fosfor yang diberikan pada tanaman jagung. Nilai tertinggi pada tinggi tanaman pada dosis H 2 98,6 cm memberikan pengaruh nyata, sedangkan dosis P 2 98,2 cm tidak berpengaruh nyata. Kenaikan dosis asam humat dan fosfor cenderung meningkatkan rata-rata tinggi tanaman, hal ini berhubungan dengan ketersediaan fosfor di tanah sehingga tanaman dapat menyerap lebih banyak fosfor untuk dapat tumbuh lebih baik. Leiwakabessy dan Sutandi 2004 juga menyatakan bahwa unsur P berperan dalam pembelahan sel. Hal tersebut mencerminkan bahwa ketersediaan fosfor yang cukup dapat menimbulkan efek positif bagi pertumbuhan tanaman. Bobot akar kering nyata meningkatkan bobot tanaman dipengaruhi oleh dosis humat saja, sedangkan pada percobaan fosfor tidak berpengaruh nyata. Hal tersebut diduga karena pemberian asam humat pada dosis H 2 menciptakan lingkungan tumbuh yang baik sehingga akar lebih berkembang dibandingkan dengan H 1 dan H . Namun pada bobot brangkasan kering dosis H 1 cenderung meningkatkan bobot brangkasan dibandingkan dosis H 2 dan H 0. Secara keseluruhan perlakuan Humat pada dosis H 2 dan H 1 nyata lebih tinggi dari H pada variabel Tinggi tanaman 4 MST dan bobot akar kering, namun perlakuan H 2 dan H 1 memiliki nilai yang tidak jauh berbeda disebabkan tanah sebelum percobaan memiliki bahan organik yang rendah sehingga pemberian 24 humat dengan dosis 4 kg dan 8 kg tidak menunjukkan adanya pengaruh humat terhadap bahan organik. Unsur hara adalah zat yang diserap tanaman yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Unsur hara terdiri unsur hara primer yaitu N, P dan K sedangkan unsur hara sekunder Ca. Keempat unsur hara ini digunakan untuk membangun bagian tanaman, sehingga sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Adapun manfaat dari kalsium adalah mengaktifkan pembentukan bulu- bulu akar dan biji serta menguatkan batang dan membantu keberhasilan penyerbukan, membantu pemecahan sel, membantu aktivitas beberapa enzim Soepardi, 1983. Hasil uji Duncan Tabel 5 dan 6 menunjukkan menunjukkan bahwa perlakuan Humat H berpengaruh sangat nyata dan terdapat interaksi Humat dengan P HP. Kadar hara Ca Tabel 5 tertinggi terlihat pada perlakuan H 2 P 1. Peningkatan kadar hara Ca diduga karena asam humat yang menjadi sumber kalsium,Ca 2+ yang ada dalam humat mudah terlepas dan larut dalam air kemudian dijerap oleh kolid tanah sehingga kalsium menjadi tersedia bagi tanaman. Pada kadar hara K Tabel 6 menunjukkan pengaruh sangat nyata pada interaksi Humat dengan P HP dengan kadar hara tertinggi pada perlakuan H P 2. Dalam hal ini peningkatan dosis humat tidak terjadi peningkatan kadar hara K. Penurunan kadar hara K diduga karena peningkatan kadar hara Ca dalam tanaman sehingga dapat menghambat penyerapan kadar hara K oleh akar tanaman. Kadar hara N, dan P Gambar 2 menunjukan bahwa perlakuan H 2 dan H 1 memiliki kadar hara yang lebih tinggi dibandingkan H sehingga kenaikan dosis humat mampu meningkatkan kadar hara N, dan P tanaman. Kenaikan unsur hara N diduga karena penambahan Humat H yang berasal dari bahan organik yang terdekomposisi sehingga menjadi pembawa N bagi tanaman dan medukung aktivitas mikrob penambat N bagi tanah. Penambahan dosis Humat H mampu menaikkan kadar hara P karena peran humat membantu proses lepasnya P dari jerapan unsur logam Al dan Fe melepaskan ikatanya dan berganti ikatan dengan asam humat. 25 Serapan hara N dan P Gambar 3 menunjukan bahwa dosis H 1 memiliki serapan hara yang lebih tinggi dibandingkan H 2 dan H . Hal ini dibuktikan dari bobot brangkasan kering tertinggi juga pada dosis H 1 sehingga serapan hara N dan P secara langsung mempengaruhi pertumbuhan tanaman . Serapan Ca dan K menunjukkan Tabel 7 bahwa serapan hara tertinggi terdapat pada dosis H 2 . Kenaikan dosis asam dan dosis H 2 mampu meningkatkan serapan Ca dan K tanaman. Hal ini terjadi karena dengan adanya penambahan asam humat maka ketersediaan hara Ca dan K di dalam tanah juga ikut meningkat. Dengan adanya peningkatan kadar dan bobot kering tanaman maka serapan hara juga ikut meningkat. Interaksi pupuk asam humat dan pupuk fosfor nyata terhadap kenaikan pH tanah pada perlakuan H 1 P 2 6,6 dan H2P16.7 . Kadar P-tersedia dan KTK setelah panen cenderung menurun pada setiap perlakuan dibandingkan sebelum percobaan. Namun ada kecenderungan peningkatan pupuk P meningkatkan P- tersedia, sedangkan KTK relative tidak dipengaruhi perlakuan, meskipun ada kecenderungan perlakuan asam humat H 1 tidak berbeda dengan tanpa asam humat tetapi lebih tinggi daripada perlakuan asam humat H 2 . Kadar N-total mengalami kenaikan pada setiap perlakuan humat kecuali pada perlakuan H 2 P , kadar N-total mengalami kenaikan tetapi tidak signifikan dengan kadar N-total tertinggi pada perlakuan H 2 P 2 . Kadar N-total tidak mengalami kenaikan yang signifikan karena kadar N yang ditambahkan ke dalam tanah melalui humat relatif sedikit. 26

V. KESIMPULAN DAN SARAN