Karakteristik Jagung Zea mays L

9 tersebut. Tanaman biasanya mengabsorpsi P dalam bentuk orthofosfat primer H 2 PO 4 - dan sebagian kecil dalam bentuk orthophosphate sekunder HPO 4 2- . Absorpsi kedua ion tersebut dipengaruhi oleh pH tanah sekitar akar. Pada pH tanah yang rendah, absorpsi ion H 2 PO 4 - akan meningkat. Anonim, 1991. Fosfor merupakan unsur yang mobil dalam tanaman. Kehilangan P dapat terjadi karena terangkut tanaman, tercuci, dan tererosi fosfor dapat merangsang perkembangan perakaran tanaman, mempertinggi berat bahan kering, bobot biji, memperbaiki kualitas serta mempercepat masa kematangan buah. Fosfor juga mempertinggi daya resistensi terhadap serangan penyakit terutama oleh cendawan Anonim, 1991. Selain itu, beberapa peranan fosfat yang penting ialah dalam proses fotosintesis termasuk perubahan-perubahan karbohidrat dan senyawa- senyawa yang berhubungan, glikolisis, metabolisme asam amino, metabolisme lemak, metabolisme sulfur, oksidasi biologis dan berperan penting dalam proses transfer energi Leiwakabessy, 2003.

2.4 Karakteristik Jagung Zea mays L

Jagung merupakan salah satu tanaman biji-bijian yang penting dengan nama latin Zea mays L. termasuk family Graminae rumput-rumputan dan jenis tumbuhan semusim annual. Secara geografis tanaman jagung merupakan tanaman yang paling banyak ditanam dan dikembangkan di Indonesia. Jagung adalah monoecious dengan bunga jantan terletak pada pucuk tanaman dan betina pada tongkolnya. Penyerbukan dihasilkan dengan bersatunya tepungsari dengan putik. Tanaman jagung mempunyai tipe perakaran serabut yang menyebar secara variatif kesamping dan kebawah pada lapisan olah tanah sepanjang kurang lebih 25 cm Suprapto, 1998. Menurut Effendi 1985 batang jagung tumbuh mencapai diameter tiga sampai 5 sentimeter memiliki empat belas ruas. Ruas batang yang pendek sebagai pangkal batang dan semakin keatas semakin panjang dan berakhir dengan rangkaian bunga jantan di bagian ujung tanaman. Daun tumbuh pada masing- masing ruas batang berselang-seling dalam dua barisan pada batang. Untuk mendapatkan pertumbuhan tanaman yang baik dan memberikan hasil yang tinggi unsur-unsur hara harus tersedia dengan cukup dan berimbang. 10 Unsur-unsur hara yang penting bagi tanaman jagung salah satunya adalah P Sutoro, 1988. Menurut Hanway 1996 dalam Rachim 1995 kebutuhan tanaman jagung akan unsur P sampai tanaman berambut berbunga mencapai sekitar 45 dari kebutuhan unsur tanaman tersebut. Jagung memerlukan lingkungan tumbuh tertentu agar pertumbuhannya optimal. Kondisi iklim yang agak panas dan lembab sangat baik untuk pertumbuhan jagung. Keadaan ini diperlukan mulai saat tanam hingga akhir periode pertumbuhan. Suhu udara yang tinggi dan kering dapat menimbulkan ganguan terhadap persarian dan pembuangan Effendi, 1985. 11

III. BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di rumah kaca kebun percobaan Cikabayan Institut Pertanian Bogor dan di Laboratorium Kimia dan Kesuburan tanah Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penelitian berlangsung dari November 2009 sampai Januari 2011.

3.2 Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan adalah bahan tanah Latosol dari Cimulang, Asam Humat, Urea, KCl, SP-18, benih jagung hibrida Bisi-2 dan bahan kimia yang digunakan untuk analisis tanah dan tanaman di laboratorium. Alat-alat yang digunakan terbagi menjadi alat-alat lapang yaitu , cangkul, kored, ajir, roll meter, kamera, sedangkan alat-alat yang digunakan di laboratorium yaitu labu takar, timbangan, cawan porselen, grinder, oven, tanur, tabung reaksi, buret, pipet, AAS, spectrophotometer,alat tulis, dan lain-lain.

3.3 Rancangan Perlakuan

Penelitian ini mengunakan rangcangan acak lengkap faktorial RAL yang terdiri dari dua faktor, faktor pertama yaitu asam humat dan kedua pupuk fosfor P. Masing-masing faktor diberikan dengan 3 tingkat dosis sehingga kombinasinya menghasilkan 9 perlakuan. Perlakuan diulang 3 kali sehingga secara keseluruhan terdapat 27 satuan percobaan pot percobaan. Pupuk dasar yang digunakan adalah Urea dan KCl. Kombinasi perlakuan yang diterapkan disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Rancangan Perlakuan dan Pupuk Dasar yang Ditetapkakan

3.4. Rancangan Percobaan dan Pengolahan Data

Kode Perlakuan Perlakuan Pupuk Dasar Asam Humat SP-18 Urea KCl Dosis lapang kgha Dosis Pot grpot Dosis lapang kgha Dosis Pot grpot Dosis lapang kgha Dosis Pot grpot Dosis lapang kgha Dosis Pot grpot H P 0 0 0 0 100 0.46 75 0.35 H P 1 0 0 250 1.16 100 0.46 75 0.35 H P 2 0 0 500 2.32 100 0.46 75 0.35 H 1 P 4 0.018 0 0 100 0.46 75 0.35 H 1 P 1 4 0.018 250 1.16 100 0.46 75 0.35 H 1 P 2 4 0.018 500 2.32 100 0.46 75 0.35 H 2 P 8 0.037 0 0 100 0.46 75 0.35 H 2 P 1 8 0.037 250 1.16 100 0.46 75 0.35 H 2 P 2 8 0.037 500 2.32 100 0.46 75 0.35