Dinamika Nitrogen pada Tanah Sawah Karakteristik Tanaman Padi

Sifat fisik tanah yang paling tampak mengalami perubahan adalah struktur tanah. Pada mulanya tanah mempunyai struktur gumpal akan menjadi tidak berstruktur apabila tanah dilumpurkan. Menurut Prihar et al. 1985 dalam Situmorang dan Sudadi, 2001, tekstur dan tipe mineral liat, struktur, kandungan bahan organik, dan kandungan sesquioksida menentukan pengaruh pelumpuran terhadap sifat-sifat fisik tanah. Menurut Ghildyal 1978 dalam Situmorang dan Sudadi, 2001, selama proses pelumpuran, agregat yang lebih besar dihancurkan, ruang pori non kapiler dirusak, dan pori mikro meningkat, sehingga konduktifitas hidrolik dan perkolasi air menurun. Menurut Sanches 1976 dalam Situmorang dan Sudadi, 2001, pada saat pelumpuran bobot isi menurun, karena besarnya ruang yang terisi air. Tetapi, selanjutnya tanah tersebut meningkat bobot isinya selama masih digenangi karena ada pengendapan liat secara lambat. Jika kering tanah tersebut akan menyusut dengan cepat dan bobot isi akan meningkat tinggi.

2.5 Dinamika Nitrogen pada Tanah Sawah

Ketersediaan nitrogen dalam keadaan tergenang lebih tinggi dari keadaan tidak tergenang. Ketersediaan ini meningkat dengan makin tingginya kadar nitrogen, pH, dan suhu tanah. Keadaan yang unik dalam keadaan tergenang menyebabkan modifikasi yang besar dari proses transformasi nitrogen. Sebagian besar proses transformasi nitrogen melibatkan mikroba. Pelapukan bahan organik yang dapat melepaskan ion amonium dalam larutan tanah berjalan lambat dalam keadaan tergenang dibandingkan dengan keadaan tidak tegenang Ismunadji et al., 1988. Suplai nitrogen untuk padi sawah berasal dari: 1 nitrogen, amonium, dan nitrat yang telah ada waktu tanah digenangi, 2 nitrogen berasal dari mineralisasi bahan organik dalam keadaan tergenang, 3 nitrogen yang berasal dari ganggang dan bakteri heterotropik, dan 4 nitrogen yang berasal dari pupuk. Ismunadji et al., 1988. Sebagian besar nitrogen anorganik pada tanah tergenang, larut dalam air atau diadsorpsi oleh kompleks pertukaran. Nitrogen anorganik dalam keadaan tergenang dicirikan oleh akumulasi amonia. Dalam keadaan tergenang, bentuk nitrat cepat hilang karena denitrifikasi, pencucian, dan diserap oleh tanaman. Amonium dapat terfiksasi oleh mineral silikat, tidak larut dalam air, dan tidak mudah dipertukarkan. Masalah kehilangan nitrogen yang sering terjadi di lapang disebabkan oleh denitrifikasi, volatilisasi, pelindian, dan tercuci oleh aliran permukaan, kehilangan nitrogen akan semakin banyak dengan pemupukan nitrogen yang makin tinggi. Selain itu, imobilisasi dan fiksasi amonium menyebabkan nitrogen untuk sementara tidak tersedia bagi tanaman Ismunadji et al., 1988.

2.6 Karakteristik Tanaman Padi

Padi merupakan tanaman budidaya terpenting dalam peradaban manusia. Tanaman padi tergolong tanaman air, sebagai tanaman air bukan berarti tanaman ini hanya bisa tumbuh di atas tanah yang terus-menerus digenangi air, tetapi tanaman padi juga bisa tumbuh di tanah kering jika terdapat curah hujan yang cukup untuk mencukupi kebutuhan air tanaman ini Siregar, 1981. Keseluruhan organ tanaman padi terdiri dari dua kelompok, yakni organ vegetatif dan organ generatif reproduktif. Bagian-bagian vegetatif meliputi akar, batang, dan daun, sedangkan bagian generatif terdiri dari malai, gabah, dan bunga Ismunadji et al., 1988. Fase pertumbuhan vegetatif merupakan fase yang menyebabkan terjadinya perbedaan umur panen, sebab lamanya fase reproduktif dan pemasakannya tidak dipengaruhi oleh varietas maupun lingkungan. Selama fase vegetatif, anakan bertambah dengan cepat, tanaman bertambah tinggi, dan daun tumbuh secara regular. Anakan pada tanaman padi mulai tumbuh setelah padi memiliki 4 atau 5 daun. Anakan aktif ditandai dengan pertambahan anakan yang cepat sampai tercapai anakan maksimal. Stadia anakan maksimal dapat bersamaan, sebelum, atau sesudah inisiasi primodia malai. Fase tumbuh dari anakan maksimal sampai inisiasi malai disebut fase vegetatif yang merupakan sasaran pemuliaan untuk memperpendek umur tanaman. Setelah anakan maksimal tercapai, sebagian dari anakan akan mati dan tidak menghasilkan malai, anakan tersebut disebut dengan anakan tidak efektif. Sedangkan fase reproduktif ditandai dengan memanjangnya beberapa ruas teratas pada batang, yang sebelumnya tertumpuk rapat dekat permukaan tanah. Fase reproduktif juga ditandai dengan berkurangnya jumlah anakan, munculnya daun bendera, bunting, dan pembungaan Ismunadji et al., 1988. Menurut Ismunadji et al. 1988, untuk pertumbuhannya, padi memerlukan hara, air, dan energi. Hara dan air diperoleh tanaman padi dari tanah, padi memerlukan air sepanjang periode tumbuhnya dan lebih ideal lagi bila tersedia iklim kering, panas, dan matahari yang cerah selama periode masak dan panen. Sedangkan fotosintat diperoleh dari daun melalui fotosintesa, intensitas cahaya matahari selama 30-45 hari sebelum panen menentukan pengisian malai dan produksi padi. Untuk memperoleh produksi padi yang tinggi dapat diatur agar fase generatif jatuh pada saat intensitas sinar matahari yang tinggi. Daya tangkap sinar matahari dari varietas padi unggul yang tinggi menyebabkan laju fotosintesis tinggi pula.

III. BAHAN DAN METODE