mengalami kegagalan. Karena mengalami kegagalan dan tidak ada itikad baik dari Belanda untuk menyelesaikannya, maka pemerintah Indonesia mengambil jalan konfrontasi.
2. Perjuangan melalui Konfrontasi
Pemerintah Indonesia secara bertahap mulai mengambil langkah yang konkrit dalam pembebasan Irian Barat. Langkah-langkah tersebut dilakukan melalui konfrontasi ekonomi,
politik, dan militer.
a. Konfrontasi Ekonomi
Sejak tahun 1957 Indonesia melancarkan aksi konfrontasi dalam upaya pembebasan Irian Barat. dengan tindakan-tindakan berikut.
1 Nasionalisasi de javasche Bank menjadi Bank Indonesia tahun 1951. 2 Pemerintah Indonesia melarang maskapai penerbangan Belanda KLM melakukan
penerbangan dan pendaratan di wilayah Indonesia.
3 Pemerintah Indonesia melarang beredarnya terbitan berbahasa Belanda. 4 Pemogokan buruh secara total pada perusahan-perusahaan Belanda di Indonesia yang
memuncak pada tanggal 2 Desember 1957.
5 Semua perwakilan konsuler Belanda di Indonesia dihentikan mulai 5 Desember 1957 Pada saat itu juga dilakukan aksi pengambilalihan atau nasionalisasi secara sepihak terhadap
perusahaan-perusahaan Belanda di Indonesia. Perusahaan-perusahaan tersebut antara lain Netherlandsche Handel Maatscappij NHM menjadi Bank Dagang Negara, Bank Escompto, dan
percetakan de Unie.
Tindakan Indonesia yang mengambil alih seluruh modal dan perusahaan Belanda menimbulkan kemarahan Belanda, bahkan negara-negara Barat sangat terkejut atas tindakan Indonesia
tersebut. Akibatnya hubungan Indonesia-Belanda semakin tegang, bahkan PBB tidak lagi mencantumkan masalah Irian Barat dalam agenda sidangnya sejak tahun 1958.
b . Konfrontasi Politik Di samping melalui konfrontasi ekonomi, pemerintah RI juga melakukan konfrontasi politik.
Pada tahun 1956 secara sepihak Indonesia membatalkan hasil KMB yang dikukuhkan dalam UU No 13 tahun 1956. Kemudian untuk mengesahkan kekuasaannya atas Irian Barat, maka pada
tanggal 17 Agustus 1956 pemerintah Indonesia membentuk Provinsi Irian Barat dengan ibukotanya Soa Siu. Wilayahnya meliputi wilayah yang diduduki Belanda serta daerah Tidore,
Oba, Weda, Patani, dan Wasile. Gubernurnya yang pertama adalah Zainal Abidin Syah. Selanjutnya dibentuk Partai Persatuan Cenderawasih dengan tujuan untuk dapat segera
menggabungkan wilayah Irian Barat ke dalam RI.
Pada tanggal 4 Januari 1958 pemerintah membentuk Front Nasional Pembebasan Irian Barat FNPIB. Tujuannya untuk mengerahkan massa dalam upaya pembebasan Irian Barat.
Ketegangan Indonesia-Belanda makin memuncak ketika Indonesia memutuskan hubungan diplomatik dengan Belanda pada tanggal 17 Agustus 1960.
c . Konfrontasi Militer Untuk meningkatkan perjuangan, Dewan Pertahanan Nasional merumuskan Tri Komando
Rakyat TRIKORA yang dibacakan Presiden Soekarno tanggal 19 Desember 1961 di Yogyakarta.
Berikut ini isi lengkap Trikora. 1. Gagalkan pembentukan Negara boneka Papua buatan colonial Belanda
2. Kibarkan Sang Merah Putih di Irian Barat Tanah Air Indonesia 3. Bersiaplah untuk mobilisasi umum guna mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan
tanah air dan bangsa Sebagai tindak lanjut dari Trikora, pemerintah mengambil langkah-langkah berikut.
1 Membentuk Provinsi Irian Barat gaya baru dengan ibukota Kota Baru. 2 Membentuk Komando Mandala Pembebasan Irian Barat pada tanggal 13 Januari 1962.
Sebagai Panglima Komando Mandala ditunjuk Mayjen Soeharto. Markasnya berada di Makasar. Berikut ini tugas Komando Mandala Pembebasan Irian Barat.
1 Merencanakan, mempersiapkan, dan menyelenggarakan operasi-operasi militer. 2 Menciptakan daerah bebas secara defacto atau mendudukkan unsur kekuasaan RI di Irian
Barat.
Untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut, maka Panglima Mandala menyusun strategi Panglima Mandala.
Berikut ini tahapan-tahapan dalam strategi Panglima Mandala tersebut. 1 Sampai tahun 1962, fase infiltrasi dengan memasukkan 10 kompi sekitar sasaran tertentu
2 Awal tahun 1963, fase eksploitasi dengan mengadakan serangan terbuka terhadap induk militer lawan, dan menduduki semua pos pertahanan musuh.
3 Awal tahun 1964, fase konsolidasi dengan mendudukkan kekuasaan-kekuasaan RI secara mutlak di seluruh Irian Barat.
Pada tanggal 15 Januari 1962 terjadi peristiwa Laut Aru. Ketiga MTB yaitu MTB RI Macan Tutul, MTB RI Harimau, dan MTB Macan Kumbang diserang oleh Belanda dari laut dan udara.
Dalam pertempuran tersebut, akhirnya MTB Macan Tutul bersama Kapten Wiratno dan Komodor Yos Sudarso terbakar dan tenggelam. Dalam rangka konfrontasi, pemerintah
mengadakan operasi militer. Operasi militer yang dilaksanakan antara lain Operasi Serigala di Sorong dan Teminabuan, Operasi Naga di Merauke, Operasi Banteng Ketaton di Fak-Fak dan
Kaimana, dan Operasi Jaya Wijaya. Operasi yang terakhir dilaksanakan adalah Operasi Wisnumurti. Operasi ini dilaksanakan saat penyerahan Irian Barat kepada RI tanggal 1 Mei 1963.
Pada tanggal yang sama Komando Mandala juga secara resmi dibubarkan.
C. Pelaksanaan Pepera di Irian Barat