1 Sidang Tahunan Para Menteri Luar Negeri ASEAN Ministerial Meeting. Sidang Tahunan ini merupakan sidang tertinggi yang diadakan setiap tahun secara bergilir di negara anggota.
2 Standing committee, diketuai oleh Menteri Luar Negeri Tuan Rumah, tugasnya melanjutkan pekerjaan ASEAN dalam jangka waktu di antara sidang-sidang tahunan para
Menteri Luar Negeri.
3 Komisi-komisi Tetap Permanent Committee, yang beranggotakan tenaga ahli serta pejabat pemerintah negara-negara anggota. Tugas utama komisi ini adalah memberikan
rekomendasi terhadap rencana program ASEAN dan melaksanakan program tersebut setelah mendapat persetujuan dari Sidang Tahunan Para Menteri.
4 Komisi-Komisi Khusus Ad Hoc Committee, yakni Komisi khusus di bentuk sesuai kebutuhan ASEAN.
5 Sekretariat Nasional ASEAN National Secretariats, yang bertugas untuk mengkoordinasi pada tahap nasional dalam melaksanakan keputusan-keputusan para menteri ASEAN dan
mempersiapkan agenda pertemuan Standing Comitte.
b. Sesudah KTT I di Bali 1976 Struktur Organisasinya Ada Perubahan, Sebagai Berikut.
1 Pertemuan Para Kepala Pemerintahan Summit Meeting . 2 Sidang Tahunan Para Menteri Luar Negeri ASEAN.
3 Sidang Para Menteri-Menteri Ekonomi. 4 Sidang para Menteri lainnya Non- Ekonomi.
5 Standing Committee. 6 Komite-Komite.
5. Konferensi Tingkat Tinggi KTT ASEAN
a. KTT I di Bali 23 – 25 Februari 1976 KTT I ASEAN ini dihadiri para pimpinan negara ASEAN. Dalam KTT I ini disepakati tentang
perluasan kerja sama dengan kerja sama di bidang politik, pertahanan, keamanan, dan intelejen. Selain itu untuk menjamin stablitas dan keamanan kawasan dan intervensi asing maka
dikeluarkan Declaration of ASEAN Concord Deklarasi Kesepakatan ASEAN. Juga disepakati tentang Perjanjian Persahabatan dan Kerja Sama di Asia Tenggara Treaty of Amity and
Cooperation in South East Asia, antara lain berisi tentang dasar perilaku persahabatan antarnegara anggota. Juga dalam KTT I ini disetujui tentang pembentukan sekretariat ASEAN di
Indonesia. HR. Dharsono dari Indonesia dipilih sebagai Sekjen ASEAN Pertama.
b. KTT II di Kuala Kumpur 4 – 5 Agustus 1977 yang lebih memfokuskan pada masalah- masalah hubungan ekonomi dengan Jepang, Australia, dan Selandia Baru.
c. KTT III di Manila 14 – 15 Desember 1987. Dalam KTT III ini berhasil menandatangani Deklarasi Manila, yang isinya antara lain tentang
kerja sama dalam segala bidang untuk melawan proteksionisme negara-negara industri dan mengadakan usaha bersama guna menjaga ketertiban, keamanan, dan stabilitas di kawasan Asia
Tenggara.
d. KTT IV di Singapura 27 – 29 Januari 1992. KTT IV ini mempunyai arti penting karena diadakan pada saat yang tepat yakni pada waktu
dunia sedang mengalami berbagai perubahan. Perubahan positif tersebut berupa tercapainya persetujuan mengenai penyelesaian masalah Kamboja yang akan membuka kesempatan bagi
ASEAN untuk menjalin hubungan yang lebih erat dengan negara-negara eks Indochina di kawasan Asia Tenggara.
e. KTT V di Bangkok, Thailand 14 – 15 Desember 1995 f. KTT VI di Hanoi, Vietnam 15 – 16 Desember 1998
g. KTT VII di Bandar Sri Begawan, Brunei Darussalam 5 – 6 November 2001 h. KTT VIII di Phnom Penh, Kamboja 4 – 5 November 2003
i. KTT IX di Bali, Indonesia 7 – 8 Oktober 2003 j. KTT X di Vientiane, Laos 29 – 30 November 2003
k. KTT XI di Kuala Lumpur, Malaysia 12 – 14 Desember 2005.
6. Peranan Indonesia dalam ASEAN