3 Pakistan diwakili oleh Perdana Menteri Mohammad Ali Jinnah. 4 Birma sekarang Myanmar, diwakili oleh Perdana Menteri Unu.
5 Srilangka, diwakili oleh Perdana Menteri Sir John Kotelawala. Dalam konferensi ini Indonesia mengusulkan agar diadakan konferensi yang lebih luas
jangkauannya, tidak hanya negara-negara Asia, tetapi juga beberapa negara Afrika. Gagasan ini disambut positip dan Perdana Menteri Ali Sastroamidjoyo mendapat mandat untuk menjajagi
kemungkinan dilaksanakan konferensi Asia-Afrika. Dalam konferensi Colombo ini diputuskan antara lain sebagai berikut.
1. Indocina harus dimerdekakan dari penjajahan Perancis. 2. Menuntut kemerdekaan bagi Tunisia dan Maroko.
3. Menyetujui dan mengusahakan adanya konferensi Asia-Afrika dan memilih Indonesia sebagai penyelenggara.
b. Konferensi Bogor Konferensi Pancanegara II
Pada tanggal 28-31 Desember 1954 diadakan Konferensi di Bogor. Konferensi ini merupakan kelanjutan dari Konferensi Colombo, di mana negara-negara sponsor akan mengevaluasi hasil
penjajagan Indonesia dalam mempersiapkan KAA. Hal-hal yang menjadi pokok pembicaraan dalam Konferensi Bogor adalah tujuan konferensi, tempat konferensi, agenda pembicaraan
negara-negara yang akan diundang dan kesekretariatan.
Rekomendasi yang diajukan dalam sidang ini adalah sebagai berikut. a Mengadakan Konferensi Asia-Afrika di Bandung dalam bulan April 1955.
b Menetapkan kelima negara peserta konferensi Colombo sebagai negara-negara sponsor. c Menetapkan 25 negara-negara Asia-Afrika yang akan diundang.
d Menentukan tujuan konferensi Asia-Afrika.
3. Tujuan Konferensi Asia-Afrika
1. Mengembangkan saling pengertian dan kerja sama antar bangsa-bangsa Asia-Afrika, serta untuk menjajagi dan melanjutkan kepentingan timbal balik maupun kepentingan
bersama.
2. Meninjau masalah-masalah hubungan sosial, ekonomi dan kebudayaan dalam hubungannya dengan negara-negara peserta.
3. Mempertimbangkan masalah-masalah mengenai kepentingan khusus dari bangsa-bangsa Asia-Afrika seperti yang menyangkut kedaulatan nasional, rasionalisme, dan
kolonialisme.
4. Meninjau kedudukan Asia-Afrika serta rakyatnya, serta memberikan sumbangan untuk meningkatkan perdamaian dan kerja sama internasional.
4. Pokok-Pokok Agenda Pembicaraan KAA
1. kerja sama ekonomi; 2. b kerja sama budaya;
3. hak-hak asasi manusia dan hak menentukan nasib sendiri; 4. masalah kolonialisme, imperialisme seperti Belanda di Irian Barat sekarang Papua,
Perancis di Maroko, Aljazair dan Tunisia; 5. masalah perdamaian dunia dan kerja sama internasional termasuk di dalamnya beberapa
aspek tentang PBB, soal hidup berdampingan, masalah Indocina, Aden dan masalah perlucutan senjata.
5. Negara-Negara yang Hadir dalam KAA
Konferensi Asia-Afrika berlangsung pada tanggal 18-25 April 1955 bertempat di Gedung Merdeka, Bandung. Konferensi ini dihadiri oleh 29 negara termasuk lima negara sponsor dari
30 negara yang diundang. Satu negara yang tidak hadir yakni Federasi Afrika Tengah Rhodesia dan Nyasa karena sedang terjadi pergolakan politik orang-orang Negro menentang ras
diskriminasi.
Dalam KAA ini negara-negara peserta terdiri dari 3 kelompok pandangan politiknya yang berbeda, yaitu: kelompok yang pro Barat, seperti Filipina, Muang Thai, Pakistan, Iran, dan Turki;
kelompok yang beraliran Komunis yaitu RRC dan Vietnam Utara; dan kelompok yang netral seperti India, Birma, Srilangka dan Indonesia, serta ada juga yang belum menampakkan
pandangan politiknya.
6. Hasil-Hasil Konferensi
Konferensi Asia-Afrika menghasilkan beberapa keputusan yang disepakati para peserta sebagai berikut:
1. Kerja sama ekonomi, antara lain mengusahakan kemajuan ekonomi, memajukan perdagangan, saling memberikan bantuan teknik, dan mendirikan bank-bank.
2. Kerja sama kebudayaan, antara lain memajukan kerja sama kebudayaan sebagai jalan terpenting untuk mendapatkan pengertian antara bangsa-bangsa Asia -Afrika, memajukan
pendidikan dan pengajaran dengan pertukaran pelajar, pelatih, dan guru.
3. Masalah hak asasi manusia, yakni menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia seperti yang tercantum dalam Piagam PBB serta menentang ras diskriminasi.
4. Masalah bangsa-bangsa yang belum merdeka, yakni menentang adanya imperialisme dan menuntut kemerdekaan bagi rakyat Aljazair, Maroko, dan Tunisia.
5. Masalah-masalah lain, yakni mengakui hak-hak bangsa Arab di Palestina dan menuntut soal Palestina diselesaikan secara damai, menuntut kembalinya wilayah Irian Barat
sekarang Papua kepada Indonesia serta menuntut hak wilaya Aden bagi Yaman.
6. Mengusahakan perdamaian dan kerja sama di dunia dengan cara berikut. 1 Mendesak PBB untuk menerima negara-negara yang telah memenuhi persyaratan yakni
Kamboja, Srilangka, Jepang, Yordania, Laos, Libya, Nepal dan Vietnam.
2 Mengusulkan supaya diadakan pelarangan atas pembuatan, percobaan dan penggunaan senjata nuklir.
3 Mengusulkan diadakan kerja sama semua negara di seluruh dunia atas dasar menghormati hak-hak manusia.
g. Pernyataan mengenai usaha memajukan perdamaian dan kerja sama di dunia. Selain keputusan KAA di atas, konferensi Asia-Afrika juga mengajak semua bangsa di dunia untuk
hidup bersama dalam perdamaian dan menjalankan kerja sama dalam suasana persahabatan atas dasar sepuluh prinsip yang dikenal dengan “Dasasila Bandung” Bandung Declaration. Adapun
isi Dasasila Bandung selengkapnya adalah :
1 Menghormati hak-hak dasar manusia dan tujuan-tujuan serta asas-asas yang termuat dalam Piagam PBB.
2 Menghormati kedaulatan dan integritas teritorial semua bangsa. 3 Mengakui persamaan ras, dan persamaan semua bangsa baik besar maupun kecil.
4 Tidak melakukan intervensi atau campur tangan dalam soal-soal besar maupun kecil. 5 Menghormati hak tiap-tiap bangsa untuk mempertahankan diri secara sendirian atau
secara kolektif, yang sesuai dengan Piagam PBB.
6 a. Tidak menggunakan peraturan-peraturan pertahanan kolektif untuk bertindak bagi kepentingan khusus salah satu negara besar.
b. Tidak melakukan tekanan terhadap negara lain. 7 Tidak melakukan tindakan-tindakan atau ancaman agresi ataupun penggunaan kekerasan
terhadap integritas teritorial atau kemerdekaan politik suatu negara.
8 Menyelesaikan segala perselisihan internasional dengan jalan damai, perundingan, persetujuan, arbitrase atau penyelesaian hukum, ataupun cara damai lain lagi menurut pihak-
pihak yang bersangkutan, sesuai dengan Piagam PBB.
9 Memajukan kerja sama untuk kepentingan bersama. 10 Menghormati hukum dan kewajiban-kewajiban internasional.
7. Pengaruh Konferensi Asia – Afrika