Gerakan Non Blok dan Peran Indonesia

3. Pada tahun 1985 Indonesia membantu PBB yakni memberikan bantuan pangan ke Ethiopia pada waktu dilanda bahaya kelaparan. Bantuan tersebut disampaikan pada peringatan Hari Ulang Tahun FAO ke- 40. 4. Indonesia pernah dipilih sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB pada tahun 1973-1974.

D. Gerakan Non Blok dan Peran Indonesia

Dalam rangka pelaksanaan politik luar negeri bebas dan aktif. Indonesia berperan aktif dalam Gerakan Non Blok GNB. Bagaimana peran Indonesia dalam Gerakan Non Blok? Marilah kita diskusikan materi berikut ini

1. Latar Belakang Berdirinya GNB

Gerakan Non Blok non-aligned merupakan organisasi negara-negara yang tidak meminak Blok Barat maupun Blok Timur. Berdirinya Gerakan Non Blok di latar belakangi oleh hal-hal sebagai berikut. 1 Diilhami Konferensi Asia-Afrika di Bandung 1955 di mana negara-negara yang pernah dijajah perlu menggalang solidaritas untuk melenyapkan segala bentuk kolonialisme 2 Adanya krisis Kuba pada tahun 1961 di mana Uni Soviet membangun pangkalan peluru kendali secara besar-besaran di Kuba hal ini mengakibatkan Amerika Serikat merasa terancam sehingga suasana menjadi tegang. Ketegangan antara Blok Barat dn Blok Timur ini mendorong terbentuknya GNB. Adapun berdirinya Gerakan Non Blok diprakarsai oleh: a Presiden Soekarno dari Indonesia, b Presiden Gamal Abdul Nasser dari Republik Persatuan Arab-Mesir, c Perdana Menteri Pandith Jawaharlal Nehru dari India, d Presiden Josep Broz Tito dari Yugoslavia, dan e Presiden Kwame Nkrumah dari Ghana.

2. Tujuan Gerakan Non Blok

Gerakan Non Blok bertujuan meredakan ketegangan dunia sebagai akibat pertentangan antara Blok Barat dan Blok Timur.

3. Pelaksanaan KTT Gerakan Non Blok

a. KTT I GNB 1 – 6 September 1961 di Beograd, Yugoslavia, Pelaksanaan KTT I GNB ini didorong oleh adanya krisis Kuba. Konferensi ini dihadiri oleh 25 negara dan menghasilkan Deklarasi Beograd yang intinya menyerukan untuk menghentikan perang dingin dan mendamaikan antara Amerika Serikat dan Uni Soviet. Keputusan KTT I GNB ini melalui Presiden Soekarno dan Presiden Medibo Keita dari Mali disampaikan kepada Presiden F.Kennedy Presiden Amerika Serikat. Sedangkan PM Nehru India dan presiden Kwame Nkrumah Ghana menyampaikan kepada PM. Kruschev Perdana Menteri Uni Soviet. b. KTT II GNB 5 – 10 Oktober 1964 di Kairo, Mesir. Pada KTT II GNB ini diikuti oleh 47 Negara peserta serta 10 peninjau lainnya antara lain Sekretaris Jendral Organisasi Persatuan Afrika dan Liga Arab. Masalah perkembangan dan kerjasama ekonomi juga mendapat perhatian pada KTT II GNB ini. c. KTT III GNB 8 – 10 September 1970 di Lusaka, Zambia. Negara peserta yang hadir ada 53 negara. Hasil terpenting KTT kali ini adalah perlunya upaya meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran negara berkembang. d. KTT IV GNB 5 – 9 September 1973 di Algiers, Aljazair. KTT IV GNB ini membahas tentang peningkatan kerjasama dan saling pengertian antara negara-negara yang sedang berkembang serta berusaha meredakan ketegangan di Timur Tengah pergolakan di Rhodesia, dan bagian – bagian Afrika lainnya. e. KTT V GNB 16 – 19 September 1976 di Kolombo, Srilangka pada KTT V GNB ini membahas tentang penyelamatan dunia dari ancaman perang nuklir dan berusaha memajukan negara – negara Non Blok. f. KTT VI GNB 3 – 9 September 1979 di Havana, Kuba. KTT bertujuan memperjuangkan bantuan ekonomi bagi negara-negara Non Blok dan menggiatkan peran PBB dalam tata ekonomi dunia baru. g. KTT VII GNB 7 – 12 Maret 1983 di New Delhi, India. KTT menghasilkan seruan dilaksanakannya demokrasi tata ekonomi yakni dihapuskannya proteksionisme oleh negara maju. h. KTT VIII GNB 1 – 6 September 1986 di Harane, Zimbabue. KTT kali ini menghasilkan seruan dihapuskannya politik Apartheid di Afrika Selatan serta membahas sengketa Irak-Iran. i. KTT IX GNB 4 – 7 September 1989 di Beograd, Yugoslavia. KTT yang dihadiri oleh 102 negara ini berhasil membahas kerja sama Selatan – Selatan antar negara berkembang . j. KTT X GNB 1 – 6 September 1992 di Jakarta, Indonesia. KTT yang dihadiri oleh 108 negara ini berhasil merumuskan “Pesan Jakarta” Jakarta Message antara lain berusaha menggalang kerja sama Selatan-Selatan dan Utara-Selatan. k. KTT XI GNB 16 – 22 Oktober 1995 di Cartagena, Kolombia. KTT ini dihadiri oleh 113 Negara yang bertujuan memperjuangkan restrukturisasi dan demokratisasi di PBB. l. KTT XII GNB 1 – 6 September 1998 di Durban, Afrika Selatan. KTT XI GNB ini dihadiri oleh 113 negara, bertujuan memperjuangkan demokratisasi dalam hubungan internasional. m. KTT XIII GNB Februari 2003 di Kuala Lumpur, Malaysia. n. KTT XIV GNB 2006 di Havana, Kuba.

4. Pengaruh dari Gerakan Non Blok

Gerakan Non Blok mempunyai pengaruh yang besar di antaranya sebagai berikut. 1. Pernyataan dari kedua negara adikuasa Amerika Serikat dan Uni Asoviet untuk mengurangi senjata-senjata nuklirnya. 2. Gencatan senjata antara Irak dan Iran. 3. Usaha penyelesaian sengketa di Kamboja secara damai. 4. Penarikan pasukan Uni Soviet dari Afganistan. 5. Meningkatkan hubungan kerja sama di bidang ekonomi antar anggota Gerakan Non Blok dan dengan negara- negara maju di luar Gerakan Non Blok.

5. Peranan Indonesia dalam Gerakan Non Blok

Indonesia ikut memegang peranan penting dalam Gerakan Non Blok, yakni sebagai berikut. 1. Ikut memprakarsai berdirinya Gerakan Non Blok dengan menandatangani Deklarasi Beograd sebagai hasil Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan Non Blok I pada tanggal 1-6 September 1961. 2. Indonesia sebagai tempat penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan Non Blok X yang berlangsung pada tanggal 1-6 September 1992 di Jakarta. BAB VIII PERILAKU MASYARAKAT DALAM PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA DI ERA GLOBAL A. Modernisasi Modernisasi adalah suatu proses transformasi dari suatu perubahan ke arah yang lebih maju atau meningkat di berbagai aspek dalam kehidupan masyarakat. Secara sederhana, dapat dikatakan bahwa modernisasi adalah proses perubahan dari cara-cara tradisional ke cara-cara baru yang lebih maju dalam rangka untuk peningkatan kualitas hidup masyarakat. Sebagai suatu bentuk perubahan sosial, modernisasi biasanya merupakan bentuk perubahan sosial yang terarah dan terencana. Perencanaan sosial social planning dewasa ini menjadi ciri umum bagi masyarakat atau negara yang sedang mengalami perkembangan. Suatu perencanaan sosial haruslah didasarkan pada pengertian yang mendalam tentang bagaimana suatu kebudayaan dapat berkembang dari taraf yang lebih rendah ke taraf yang lebih maju atau modern. Di Indonesia, bentuk-bentuk modernisasi banyak kita jumpai di berbagai aspek kehidupan masyarakatnya, baik dari segi pertanian, industri, perdagangan, maupun sosial budayanya. Salah satu bentuk modernisasi di bidang pertanian adalah dengan adanya teknik-teknik pengolahan lahan yang baru dengan menggunakan mesin-mesin, pupuk dan obat-obatan, irigasi teknis, varietas-varietas unggulan baru, pemanenan serta penanganannya, dan sebagainya. Semua itu merupakan hasil dari adanya modernisasi. Pada gambar berikut terlihat adanya kemajuan atau modernisasi dalam hal pemanenan hasil pertanian. Pada gambar a terlihat bahwa pengolahan hasil panen masih dilakukan secara manual; pada gambar b terlihat bahwa petani setempat mulai menggunakan teknologi sederhana dalam pengolahan hasil panennya; dan pada gambar c terlihat bahwa proses pemanenan dan pengolahan hasil panen dilakukan dengan menggunakan alat pertanian yang canggih sehingga proses pemanenan dan pengolahannya dapat dilakukan sekaligus. Berbagai bidang tersebut dapat berkembang melalui serangkaian proses yang panjang sehingga mencapai pola-pola perilaku baru yang berwujud pada kehidupan masyarakat modern. Sayangnya, penggunaan istilah modernisasi banyak disalahartikan sehingga sisi moralnya terlupakan. Banyak orang yang menganggap modernisasi hanya sebatas pada suatu kebebasan yang bersifat keduniawian. Tidak mengherankan juga bila banyak anggota masyarakat yang salah melangkah dalam menyikapi atau memahami tentang konsep modernisasi. Untuk menghindari kesimpangsiuran pengertian dan kesalahan pemahaman tentang modernisasi, maka secara garis besar istilah modern dapat diartikan berikut ini. 1. Modern berarti kemajuan yang rasional dalam segala bidang dan meningkatnya taraf penghidupan masyarakat secara menyeluruh dan merata. 2. Modern berarti berkemanusiaan dan tinggi nilai peradabannya dalam pergaulan hidup. Agar modernisasi sebagai suatu proses tidak mengarah ke angan-angan belaka, maka modernisasi harus mampu memproyeksikan kecenderungan yang ada dalam masyarakat sekarang ke arah waktu-waktu yang akan datang. Modernisasi dapat terjadi apabila ada syarat-syarat berikut ini. 1. Cara berpikir yang ilmiah yang melembaga dalam kelas penguasa maupun masyarakat. 2. Sistem administrasi negara yang baik, yang benar-benar mewujudkan birokrasi. 3. Adanya sistem pengumpulan data yang baik dan teratur. 4. Penciptaan iklim yang menyenangkan dari masyarakat terhadap modernisasi dengan cara penggunaan alat-alat komunikasi massa. 5. Tingkat organisasi yang tinggi, terutama disiplin diri. 6. Sentralisasi wewenang dalam pelaksanaan perencanaan sosial. Hal yang harus kalian pahami adalah bahwa modernisasi berbeda dengan westernisasi. Jika modernisasi adalah suatu bentuk proses perubahan dari cara-cara tradisional ke cara-cara yang lebih maju; westernisasi adalah proses peniruan oleh suatu masyarakat atau negara terhadap kebudayaan dari negara-negara Barat yang dianggap lebih baik dari budaya daerahnya. Berdasarkan hal tersebut, pengertian modernisasi lebih baik daripada westernisasi. Akan tetapi, bersamaan dengan proses modernisasi biasanya juga terjadi proses westernisasi, karena perkembangan masyarakat modern itu pada umumnya terjadi di dalam kebudayaan Barat yang tersaji dalam kemasan Barat pula.

B. Globalisasi