1. PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Bahan makanan asal ternak berperan penting sebagai sumber protein utama yang dikonsumsi manusia sejak awal peradaban. Protein hewani memiliki
manfaat yang cukup besar dalam membangun ketahanan pangan maupun menciptakan sumber daya manusia yang sehat dan cerdas guna meningkatkan
Indeks Pembangunan Manusia IPM Siswono, 2005. Terdapat korelasi yang tinggi antara kecukupan konsumsi protein hewani dengan tingkat kemajuan suatu
bangsa. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan meningkatnya pendapatan masyarakat, permintaan terhadap komoditas yang bernilai tinggi ini
semakin meningkat pula. Peningkatan permintaan tersebut tidak diimbangi dengan pasokan yang besar sehingga kebutuhan impor akan produk peternakan harus
dilakukan. Hal tersebut menyebabkan rendahnya kinerja sektor ekonomi berbasis peternakan karena tingginya biaya produksi dan tidak banyak membantu petani
peternak sehingga harga jual produk peternakan tinggi. Ketersediaan hijauan pakan berkualitas merupakan salah satu faktor
penentu keberhasilan dalam produksi ternak ruminansia. Tersedianya hijauan pakan berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan ternak akan meningkatkan
produksi dan produktivitas ternak. Hal ini dikarenakan pakan merupakan faktor utama dalam sistem produksi ternak yaitu sebesar 60 yang harus tersedia
sepanjang waktu. Salah satu faktor yang menentukan produksi hijauan adalah ketersediaan benih berkualitas. Kondisi Indonesia yang tropis dengan
fotoperiodisme yang berbeda menyebabkan beberapa legum tidak dapat menghasilkan bunga dan benih yang baik. Selain itu, ketercukupan unsur mineral
tanaman dan kandungan mineral dalam tanah juga mempengaruhi produksi benih. Optimalisasi pemanfaatan sumber daya alam dengan tetap memperhatikan
kelestarian lingkungan perlu dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas hijauan makanan ternak Saragih, 1998.
Salah satu mineral penting yang dibutuhkan dalam produksi benih leguminosa adalah boron B. Dalam banyak kasus, defisiensi boron sedikitnya
bertanggung jawab dalam pembentukan bunga steril dan jumlah biji yang rendah
yang juga dipengaruhi oleh lingkungan Rawson, 1996a dan Rerkasem et al. 1996. Boron berperan sangat penting dalam struktur dan fungsi dinding sel dan
membran selular Cakmak dan Roemheld, 1997 ; Matoh, 1997. Meskipun peran langsung boron dalam sporogenesis, perkecambahan dan pertumbuhan pollen
belum dijelaskan Dell dan Huang, 1997, namun peran boron dalam dinding sel pollen telah diperkirakan. Pada kasus gandum, bunga steril yang disebabkan
defisiensi boron utamanya dikarenakan pollen steril dan jantan steril Cheng dan Rerkasem 1993 ; Rerkasem et al. 1997. Boron membatasi mobilitas phloem
dalam hasil panen Brown dan Shep, 1997 sehingga ketersediaan boron diperlukan untuk pertumbuhan reproduksi yang sehat dalam rangka menghindari
bunga steril karena defisiensi boron. Pada penelitan ini penambahan mineral boron yang dilakukan dalam coating benih dan setelah pemotongan pertama
diharapkan dapat lebih merangsang pembungaan sehingga dihasilkan benih berkualitas.
Selain itu penambahan agen biologis yaitu Fungi Mikoriza Arbuskular FMA juga dilakukan. Ini mengingat FMA penting dalam meningkatkan rata-rata
penyerapan hara dan konsentrasi hara pada permukaan penyerapan dan mengubah secara kimia sifat-sifat hara sehingga memudahkan penyerapannya ke dalam akar
tanaman Abbot dan Robson, 1984. Pada pembenihan Pinus echinutu Mill. pemberian boron meningkatkan pertumbuhan akar dan memperbaiki bentuk
mikoriza Mitchell et al. 1987; Asmare et al. 1988 dengan mepengaruhi translokasi gula ke akar Van de Vender dan Currier 1977; Asmare et al. 1988.
Menurut Asmare et al. 1988 pemupukan boron akan meningkatkan kandungan karbohidrat total akar tanaman mikoriza dibandingkan pemberian boron pada
pembenihan dengan disemprot. Sehingga diperkirakan terdapat hubungan sinergis antara boron dan ektomikoriza terhadap kandungan karbohidrat total akar dan
pertumbuhan serta perkembangan tanaman leguminosa pakan.
1.2.Tujuan
a. Mengetahui pengaruh boron dan FMA dalam coating terhadap pembenihan tanaman leguminosa pakan Calopogonium mucunoides
b. Mengetahui pengaruh boron dan FMA dalam coating terhadap produksi biomassa tanaman leguminosa pakan Calopogonium mucunoides
c. Mengetahui pengaruh boron dan FMA dalam coating terhadap produksi biji leguminosa pakan Calopogonium mucunoides
1.3.Manfaat
Sebagai acuan dalam memproduksi tanaman leguminosa pakan melalui penambahan mineral boron dan pengkayaan pembenah tanah fungi mikoriza
arbuskula.
1.4.Hipotesis
a. Penambahan boron yang dilakukan dalam coating benih dan sebelum pembungaan dapat lebih merangsang pembungaan sehingga dihasilkan
benih berkualitas. b. Boron mempengaruhi translokasi gula ke akar untuk pertumbuhan akar.
c. Fungi Mikoriza Arbuskula merupakan mikroorganisme yang dapat meningkatkan serapan unsur hara akar serta mempertahankan konsentrasi
gula akar yang ada. d. Penambahan fungi mikoriza arbuskula dan boron menyebabkan sinergisme
fungsi keduanya sehingga pertumbuhan dan produksi tanaman meningkat.
3. MATERI DAN METODE PENELITIAN