Tempat dan Waktu Penelitian Materi Penelitian Analisis Data Peubah yang diukur 1. Tinggi Tanaman cm dan Jumlah Daun

3. MATERI DAN METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di laboratorium Agrostologi, Laboratorium Ilmu Nutrisi Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor dan Laboratorium hayati PAU. Waktu penelitian dari Agustus 2009 – Desember 2010.

3.2. Materi Penelitian

Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih sorghum, zeolit, mycofer, bak perkecambahan, benih leguminosa Calopogonium mucunoides Desv. komersil, gum arab, mineral Boron dalam bentuk Borax dan akar sorghum.

3.3. Pelaksanaan penelitian

Penelitian dilakukan dalam dua tahap pelaksanaan, yaitu uji benih coating pada daya simpan berbeda dan penanaman benih coating terhadap aspek agronomis dan kandungan karbohidrat total tanaman leguminosa pakan Calopogonium mucunoides Desv. Dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 6. Tahapan pelaksanaan penelitian Tahap II. Produksi biomassa Tahap III. Produksi biji Olah data Persiapan Produksi hifa Coating benih Penanaman Cek hifa Pengukuran tinggi vertikal dan jumlah daun Tahap I. Uji benih Analisa

3.3.1. Persiapan penelitian

Persiapan penelitian dilakukan dengan melakukan analisis tanah penelitian yang akan digunakan di Balai Penelitian Tanah Bogor. Tanah yang akan dianalisis diambil dari berbagai lokasi disekitar penelitian untuk kemudian dicampur sehingga homogen. Hasil pengukuran dan analisis tanah dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Hasil Analisis Tanah Penelitian Laboratorium Lapang Agrostologi IPB Jenis Analisis Nilai Tekstur Pasir 9,00 Debu 52,00 Liat 39,00 Ph H2O 4,50 KCl 4,30 Bahan Organik C Walkley Black 1,06 N Kjeldahl 0,09 CN 12,00 P2O5 HCl 25 mg100mg 28,00 K2O5 HCl 25 mg100mg 6,00 P2O5 Bray ppm 3,50 Nilai Tukar Kation Ca me100g 4,11 Mg me100g 1,33 K me100g 0,06 Na me100g 0,05 KTK me100g 14,68 Al 3+ me100g 0,46 H+ me100g 0,016 Total Fe 8,94 Al 15,19 Mn ppm 3219 Cu ppm 40,8 Ze ppm 84,1 B ppm 68,7 Sumber : Balai Penelitian Tanah, Bogor 2009 Tanah yang akan digunakan untuk menanam sebelumnya disterilkan menggunakan basamid selama 2 minggu. Setelah 2 minggu, tanah dibuka dan diangin-anginkan kemudian ditimbang dan dimasukkan ke dalam polybag.

3.3.2. Proses produksi hifa guna mendapatkan inokulum

Proses produksi hifa dimulai dengan mempersiapkan media perkecambahan berupa zeolit. Zeolit dicuci bersih untuk menghilangkan serbuk halus dan kotoran yang ada kemudian disterilkan menggunakan autoclave pada suhu 121 C tekanan 15 atm selama 20 menit. Zeolit yang telah steril selanjutnnya digunakan sebagai media semai dan juga media kultur dengan memasukkan ke dalam bak berukuran 30x25x5 cm yang telah dilubangi bawahnya sebanyak 5 kg zeolit per bak dan 0.5 kg mycofer yang diperoleh di PAU sebagai lapisan. Benih sorghum direndam didalam air hangat bersuhu 70 o C selama 5 menit. Media tanam yang digunakan disiram menggunakan aquades dan dibuat lubang tanam sebanyak 24 lubang. Setelah itu benih ditabur di atas media zeolit steril 2 benih per lubang selama 3-4 minggu. Selama masa perkecambahan kelembaban media dijaga dengan menyiram menggunakan aquades 2 kali sehari menggunakan sprayer. Pengecekan infeksi FMA pada kecambah dilakukan saat tanaman berumur 3 minggu. Sampel kecambah yang akan dicek infeksinya diambil secara acak sebanyak 5 kecambah dari setiap bak pada tempat pengambilan yang berbeda. Untuk meyakinkan bahwa telah terinfeksi, dilakukan pengamatan hifa pada akar semai dibawah mikroskop biasa. Jika diketahui minimal 75 akar telah terinfeksi dilakukan pemanenan akar sorghum dan pembersihan akar dibawah air mengalir untuk digunakan pada proses coating benih.

3.3.3. Proses coating benih

Proses pelapisan benih seed coating dilakukan dengan terlebih dahulu membuat larutan suspensi yang homogen sesuai perlakuan. Perlakuan menggunakan mikoriza terdiri dari aquades, arabic gum, boron dan larutan mikoriza. Perlakuan tanpa mikoriza terdiri dari aquades, arabic gum dan mineral boron. Boron yang digunakan masing-masing perlakuan, yaitu 0, 200, 400 dan 600 ppm mgL. Pada perlakuan menggunakan mikoriza, akar sorghum yang telah dipanen dicuci bersih dan dipotong-potong untuk kemudian dihancurkan menggunakan blender dengan tambahan aquades sampai diperoleh larutan murni FMA perbandingan aquades dan akar 50 ml:10 gram. Suspensi bahan coating diperoleh dengan melarutkan arabic gum 10 gram, boron sesuai perlakuan dan serbuk halus zeolit yang telah diayak sebelumya 10 gram dalam larutan murni FMA sampai terbentuk larutan. Benih dimasukkan dalam larutan sambil diaduk hingga terlapisi secara merata secara cepat untuk menghindari penggumpalan arabic gum selama 10-15 menit. Setelah benih terlapisi secara merata, benih kemudian diangkat dan disaring untuk menghilangkan larutan yang tersisa, ditata dalam nampan dan dikeringan di ruangan ber-AC selama 48 jam. Pada perlakuan tanpa mikoriza, boron dicampur kedalam air menggunakan blender dengan perbandingan 10 gram B : 50 ml aquades sampai terbentuk larutan. Benih leguminosa kemudian dimasukkan kedalam larutan dan ditaruh ke dalam nampan, disaring dan dikeringkan matahari kemudian setelah kering dan terselubung, benih disimpan. Benih coating nantinya akan ditanam dan dilakukan pengamatan sesuai tahapan penelitian. 3.3.4. Tahapan penelitian I. Pengaruh mineral Boron dalam coating terhadap persen daya kecambah benih Calopogonium mucunoides Desv. dengan masa simpan yang berbeda Benih yang telah dicoating kemudian dilakukan penyemaian menggunakan bak perkecambahan dan disiram setiap harinya. Setelah keseluruhan benih tumbuh, bibit dipindah ke dalam polybag tanah 10 kg dan disiram setiap hari. Setiap minggunya dilakukan pengukuran tinggi vertikal tanaman dan jumlah daun untuk dilihat perlakuan terbaik. Berdasarkan perlakuan terbaik yang diperoleh kemudian dilakukan coating ulang dan perlakuan penyimpanan benih coating selama 2, 4 dan 6 minggu. Pada perlakuan penyimpanan benih , setiap perlakuan diambil masing- masing 30 butir benih ditata diatas kertas saring yang dialasi dengan tisu didalam cawan kemudian diberi air sampai basah. Tisu digunakan guna menjaga kelembaban agar tidak terlalu kering. Ulangan dilakukan sebanyak 3 kali dan dilihat persen daya berkecambah DB. Tahap II. Penelitian terhadap produksi biomassa tanaman leguminosa pakan Calopogonium mucunoides Desv. Pada penelitian produksi biomassa, benih coating yang telah ditanam pada selain dilakukan pengukuran setiap minggunya dengan parameter tinggi vertikal dan jumlah daun juga dilakukan perlakuan boron tahap kedua berupa penyemprotan 50ml larutan boron setiap tanaman. Penyemprotan dilakukan pada minggu ke 10 setelah masa tanam secara merata pada daun sebanyak 3 kali yaitu per dua hari penyemprotan. Pada minggu ke-16 pemeliharaan dilakukan pemanenan 3 tanaman leguminosa per perlakuan untuk dihitung berat segar dan berat kering daun, batang dan akar, jumlah bintil akar, berat segar dan berat kering bintil akar, kandungan karbohidrat terlarut serta infeksi akar. Pot tanaman leguminosa lainnya tetap dipelihara sampai terbentuk polong dan dilakukan pengamatan tambahan terhadap jumlah bunga dan polong yang terbentuk. Pemanenen fase generatif dilakukan pada umur 26 minggu pemeliharaan setelah tanaman menghasilkan polong bernas. Leguminosa yang dipanen kemudian dihitung berat segar dan berat kering daun, batang dan akar, jumlah bintil akar, berat segar dan berat kering bintil akar, kandungan karbohidrat terlarut dan serta infeksi akar. Tahap III. Penelitian terhadap produksi biji tanaman leguminosa pakan Calopogonium mucunoides Desv. Penelitian terhadap produksi biji dilakukan terhadap tanaman leguminosa pakan Calopogonium mucunoides Desv. mulai pembungaan sampai terbentuknya polong. Pengamatanyang dilakukan pada penelitian ini adalah jumlah bunga yang terbentuk yang dihitung setiap 3 hari sekali dan jumlah polong yang dihitung setiap minggunya. Parameter yang diukur meliputi jumlah bunga yang terbentuk keseluruhan, jumlah polong, berat polong, berat biji dan berat biji per 25 butir. Pemanenan dan pemotongan tanaman dilakukan setelah 70-80 tanaman membentuk polong kering.

3.4. Analisis Data

Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap pola factorial RAL 4x2 dengan 3 ulangan Gomez dan Gomez, 1995 ; Mattjik dan Sumertajaya, 2002. Adapun model matematis dari rancangan yang digunakan adalah : Yijk = µ + i + j + ij + ijk Dimana : Yijk : pengamatan pada perlakuan faktor boron taraf ke-1,2,3,4 faktor mikoriza taraf ke-1,2 dan ulangan ke 1,2,3 µ : rata-rata umum i : pengaruh perlakuan faktor boron ke-1,2,3,4 j : pengaruh perlakuan faktor mikoriza ke-1,2 ij : interaksi dari faktor boron dan factor mikoriza ijk : pengaruh acak perlakuan boron ke-12,3,4 dan perlakuan mikoriza ke-1,2 untuk mengetahui adanya pengaruh perlakuan, dilakukan analisis sidik ragam ANOVA dari paket statistik SPSS.

3.5. Peubah yang diukur 1. Tinggi Tanaman cm dan Jumlah Daun

Tinggi vertikal tanaman diukur setiap minggu selama pemeliharaan menggunakan penggaris dengan skala cm, dimulai dari permukaan media sampai titik tumbuh. Untuk jumlah daun dihitung per helai daun yang telah terbentuk dan terbuka. 2. Berat Kering Tajuk gram Setelah pemotongan dan diperoleh berat segar, tanaman dibiarkan kering matahari dan dimasukkan ke dalam oven dengan suhu ± 60°C selama 2x24 jam lalu ditimbang berat keringnya. Berat kering tajuk gram dilakukan dengan menghitung total berat kering daun dan batang setelah oven. Berat kering daun gram dihitung dengan menimbang berat daun setelah oven. Berat kering batang gram diukur dengan menimbang berat batang setelah oven.

3. Jumlah Nodulbintil akar

Bintil akar yang sehat hidup dipisahkan dari akar dan dihitung jumlahnya serta ditimbang bobot hidupnya.

4. Kolonisasi FMA

Kolonisasi FMA diukur dengan menggunakan metode yang dikembangkan oleh Brundrett et.al. 1996. Prosedur sebagai berikut :

Dokumen yang terkait

The Effect of Arbuscular Mycorrhizal Fungi (AMF) Indigenous Papua and Plantling Media to The Growth of Agarwood (Gyrinops versteegii (gilg) Domke) Plantling from In-vitro Multiplication.

0 18 197

Utilization of arbuscular mycorrhizal fungi (AMF) and coconut shell charcoal to increase growth of falcataria moluccana (Miq) Barneby & JW Grimes and Samanea saman (Jacq) merr seedlings

0 7 128

Effects of mineral boron and arbuscub mycorrhizal fungi (AMF) on coating for vegetatif and generatif growth of Calopogonium mucunoides Desv

0 4 60

Effect of Intercropping Between Corn (Zea mays) and Peanut (Arachis hypogaea) with Arbuscular Mycorrhizal (AMF) on the Yield and Forage Mineral Content.

0 0 4

EFFECTS OF CREDIT ON ECONOMIC GROWTH, UNEMPLOYMENT AND POVERTY

0 0 13

MYCORRHIZAL GROWTH RESPONSE AND GLOMALIN PRODUCTION EFFECTED BY ARBUSCULAR MYCORRHIZAL FUNGI (AMF) AND NITROGEN OF ORGANIC MATERIALS ON CORN

0 1 11

Pengaruh Pupuk Kandang Ayam dan Pupuk Hijau Calopogonium mucunoides Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kedelai Panen Muda yang Dibudidayakan Secara Organik The Effect of Chicken Manure and Green Manure Calopogonium mucunoides On Growth and Production of Ve

0 1 8

Effects of biochar amendment and arbuscular mycorrhizal fungi inoculation on availability of soil phosphorus and growth of maize

0 0 6

A Study of Boron and Silica Foliar Application on Growth and Yield of Rice in High Boron Content Media

0 0 8

The Effects of Foliar Boron and Silica Through the Leaves on Soybean Growth and Yield

0 0 15