Dimana : Yijk
: pengamatan pada perlakuan faktor boron taraf ke-1,2,3,4 faktor mikoriza taraf ke-1,2 dan ulangan ke 1,2,3
µ : rata-rata umum
i : pengaruh perlakuan faktor boron ke-1,2,3,4
j : pengaruh perlakuan faktor mikoriza ke-1,2 ij : interaksi dari faktor boron dan factor mikoriza
ijk : pengaruh acak perlakuan boron ke-12,3,4 dan perlakuan mikoriza ke-1,2 untuk mengetahui adanya pengaruh perlakuan, dilakukan analisis sidik ragam
ANOVA dari paket statistik SPSS.
3.5. Peubah yang diukur 1. Tinggi Tanaman cm dan Jumlah Daun
Tinggi vertikal tanaman diukur setiap minggu selama pemeliharaan menggunakan penggaris dengan skala cm, dimulai dari permukaan media
sampai titik tumbuh. Untuk jumlah daun dihitung per helai daun yang telah
terbentuk dan terbuka. 2. Berat Kering Tajuk gram
Setelah pemotongan dan diperoleh berat segar, tanaman dibiarkan kering matahari dan dimasukkan ke dalam oven dengan suhu ± 60°C selama 2x24
jam lalu ditimbang berat keringnya. Berat kering tajuk gram dilakukan dengan menghitung total berat kering daun dan batang setelah oven. Berat
kering daun gram dihitung dengan menimbang berat daun setelah oven. Berat kering batang gram diukur dengan menimbang berat batang setelah
oven.
3. Jumlah Nodulbintil akar
Bintil akar yang sehat hidup dipisahkan dari akar dan dihitung jumlahnya serta ditimbang bobot hidupnya.
4. Kolonisasi FMA
Kolonisasi FMA diukur dengan menggunakan metode yang dikembangkan oleh Brundrett et.al. 1996. Prosedur sebagai berikut :
a. Akar yang telah dipotong-potong dan diwarnai sepanjang 1 cm diambil secara acak dan disusun pada kaca objek, 1 slide untuk 10 potong akar.
b. Pengamatan kolonisasi FMA dilakukan terhadap vesikel, arbuskula dan atau internal hifa, serta mencatat jumlah potongan akar yang terkolonisasi dari 10
potongan akar tersebut c. Persentase akar yang terkolonsasi FMA dihitung berdasarkan rumus :
bidang pandang contoh akar terkolonisasi kolonisasi = x 100
total bidang pandang contoh akar
5. Daya berkecambah DB
Perhitungan daya DB berdasarkan persentase kecambah normal KN pada pengamatan pertama dan pengamatan kedua. Pengamatan pertama pada hari
ke-7 setelah tanam KN I dan pengamatan kedua pada hari ke-14 setelah tanam KN II. Rumus perhitungannya
KN I + KN II DB = x 100
benih yang ditanam
6. Berat Segar dan Kering Benih
Benih yang telah tumbuh di panen dan ditimbang untuk mendapatkan berat segar kemudian dikeringkan dan ditimbang bahan keringnya BK.
7. Jumlah polong
Pengukuran jumlah polong dilakukan dengan menghitung polong yang berisi dari keseluruhan polong. Dilakukan juga penimbangan berat polong dan berat
biji serta penghitungan jumlah bunga.
8. Berat polong per 25 butir
Polong yang telah matang dihitung berat biji yang terbentuk secara keseluruhan dan berat per 25 butir biji.
9. Kandungan karbohidrat terlarut
Pengukuran kandungan kabohidrat terlarut dilakukan terhadap kandungan akar dan daun kering dengan menggunakan metode Fenol Apriyantono et al.
1989 dan diukur menggunakan spektofotometer, dengan tahap sebagai berikut :
a. Akar dan daun yang telah dioven 60 C dan dihaluskan, ditimbang
menggunakan timbangan digital sebanyak 1 gram.
b. Akar dan daun hasil penimbangan kemudian dihaluskan menggunakan
mortar dan air panas masing-masing selama 5 menit.
c. Larutan akar dan daun yang diperoleh kemudian disentrifuge selama 15
menit hingga diperoleh supernatant.
d. Supernatan yang diperoleh kemudian diambil sebanyak 0,1 ml untuk kemudian ditambahkan dengan 0,9 ml H
2
O lalu distirer. e. Larutan setelah distirer ditambahkan 0,5 ml larutan fenol 5 lalu dikocok
f. Tambahkan 2,5 ml H
2
SO
4
dengan cara menuangkan secara tegak lurus ke
permukaan larutan.
g. Larutan yang diperoleh kemudian dimasukkan ke tabung spektrofotometer untuk dilak
ukan pembacaan kadar gula total pada panjang gelombang
490nm.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN