17
3.3. Prosedur Penelitian 3.3.1. Penentuan Stasiun Pengamatan
Stasiun pengamatan berada pada Teluk Klabat bagian luar dengan dua lokasi utama, yakni:
a. Lokasi 1 : Teluk bagian luar sisi timur dengan aktivitas utama
merupakan alur pelayaran, dan aktivitas penangkapan ikan. Sedangkan aktivitas penambangan timah tidak dijumpai di areal ini. Penentuan titik
sampel di mulai pada sisi timur teluk yang berdekatan dengan Tanjung Penyusuk menyusuri perairan pantai desa Romodong hingga ke Tanjung
Gudang. Di lokasi sisi timur ini terdapat enam stasiun penelitian, yakni stasiun 1,2,3,4,5 dan 6.
b. Lokasi 2 : Teluk bagian luar sisi barat dengan aktivitas utama aktivitas
penangkapan ikan dan penambangan timah. Penentuan titik sampling dengan menyusuri pantai sebelah barat Teluk Klabat. Areal ini
diperkirakan merupakan habitat siput gonggong yang potensial, dengan kondisi substrat terdiri dari pasir dan pasir berlumpur. Nelayan pencari
siput gonggong memfokuskan aktivitasnya di daerah ini. Vegetasi yang tumbuh di daerah pantai umumnya cemara. Selain itu dijumpai pula
beberapa pulau kecil yang bervegetasi serta beberapa pulau berupa tonjolan batu dan gosong pasir yang muncul ke permukaan saat air
surut. Di areal ini juga beroperasi puluhan tambang timah rakyat TI yang
mengeruk substrat untuk mendapatkan pasir timah. Kegiatan mengaduk-aduk ini yang menyebabkan rusaknya habitat siput gonggong
di areal tersebut. Di lokasi sisi barat ini terdapat delapan stasiun penelitian, yakni stasiun 7,8,9,10, 11, 12, 13 dan 14 Posisi stasiun
pengamatan di lokasi penelitian disajikan pada Gambar 8.
18
Gambar 8. Posisi Stasiun Pengamatan di Teluk Klabat, Provinsi Bangka-Belitung Bakosurtanal, 1997
3.3.2. Pengambilan Sampel a. Pengambilan Sampel Siput Gonggong
Pengambilan sampel siput pada tiap stasiun di lakukan pada saat surut terendah kedalaman air mencapai 0,5 m – 1 m dengan cara
meletakan transek kwadrat berukuran 1 x 1 meter yang terbuat dari besi dan pada salah satu sudutnya diikatkan pelampung berupa gabus sterofoam .
Siput gonggong yang berada di dalam transek kwadrat di ambil dengan tangan secara snorkeling. Dari setiap kwadran sampel dimasukan kedalam
kantong waring dan diberi label menandai stasiun pengambilan. Setiap stasiun terdiri dari 4 transek garis berjarak 50 meter setiap
garis dan tiap transek garis terdiri dari 10 transek kuadrat. Transek garis
1 2
3 4
5 6
13 11
10 9
8 7
12 14
U
19
ditentukan dari arah darat ke laut. Penempatan transek kwadrat di lapangan disajikan pada Gambar 9.
Gambar 9. Contoh penempatan transek kwadrat di lokasi penelitian b. Kualitas air
Pengukuran kualitas air dilakukan dengan dua cara yaitu secara insitu
dan pengukuran di laboratorium. Pengukuran secara insitu dilakukan dengan cara mengambil contoh air pada masing-masing stasiun pengamatan.
Parameter kualitas air yang diukur di lapangan meliputi suhu, oksigen terlarut DO, pH, salinitas, dan turbiditas, sedangkan kandungan bahan
organik total diukur di laboratorium dengan mengambil contoh air yang selanjutnya dianalisis di P2O-LIPI Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia,
Jakarta.
c. Kualitas sedimen dan fraksi sedimen