Perumusan masalah Sebaran Spasial dan Potensi Reproduksi Populasi Siput Gonggong (Strombus turturela) di Teluk Klabat Bangka-Belitung

3 dipertahankan secara lestari. Upaya pengaturan pemanfaatan siput gonggong yang baik memerlukan informasi dasar mengenai Tingkat Kematangan Gonad TKG dan preferensi habitatnya di alam. Dengan demikian, penelitian Bioekologi siput gonggong terutama yang berkaitan dengan sebaran ukuran, populasi dan kematangan gonad perlu dilakukan agar dapat memberikan masukan dalam penataan dan pengaturan pemanfaatan siput gonggong.

1.2. Perumusan masalah

Ancaman kepunahan organisme laut terutama moluska di berbagai ekosistem akibat eksploitasi yang berlebihan, berubahnya ekosistem oleh sebab- bencana alam, konversi ekosistem, pencemaran, maupun kerusakan fisik oleh sebab-sebab lain seperti penambangan di darat maupun di perairan pesisir, menyebabkan habitat dari moluska dan biota lainnya di perairan semakin terancam. Hal yang sama juga terjadi di perairan pulau Bangka, khususnya daerah utara pulau Bangka Teluk Klabat yang merupakan salah satu habitat siput gonggong yang potensial di perairan Kabupaten Bangka Induk, Propinsi Bangka- Belitung. Kerusakan habitat dan populasi biota laut akibat aktifitas manusia maupun sebab-sebab lain, akan memberikan dampak yang cukup serius. Dampak kerusakan ini akan berpengaruh pada siput gonggong Strombus turturella yang merupakan salah satu jenis moluska dari kelas Gastropoda dan berpotensi sebagai sumber daya alami yang memiliki nilai gizi tinggi serta disukai masyarakat sebagai bahan makanan olahan, juga mempunyai nilai tambah yang cukup tinggi bagi perekonomian masyarakat di sekitar pantai. Di pulau Batam dan Riau, siput gonggong Strombus turturella dijual dalam bentuk olahan maupun segar. Beberapa restoran “Sea Food” menjual dengan harga yang cukup tinggi per porsinya berisikan 10-15 ekor, sedangkan yang sudah dalam bentuk olahan kerupuk dijual dengan harga Rp 100.000,- - Rp 150.000,- per Kg. Hal ini menyebabkan meningkatnya permintaan, sehingga mengakibatkan tingginya tingkat eksploitasi pada musim-musim tertentu terhadap siput tersebut. Tekanan yang diterima mengakibatkan berkurangnya populasi di alam serta penurunan dalam hal ukuran. 4 Bila kondisi tersebut berlangsung terus-menerus dalam kurun waktu tertentu maka akan mengakibatkan kepunahan. Di lain pihak penurunan kualitas lingkungan yang di indikasikan dengan laju sedimentasi yang cukup tinggi sebagai akibat penambangan timah di daratan maupun perairan pantai yang semakin banyak dilakukan oleh masyarakat penambang timah inkonvensional TI memberikan andil dalam proses degradasi lingkungan. Akibat dari faktor-faktor diatas, maka ukuran maksimum, jumlah dan frekwensi penemuan siput di alam juga berkurang. Sebagai salah satu sumber penopang ekonomi masyarakat, penelitian terhadap sumber daya siput Gonggong diarahkan kepada pemulihan habitat dan populasi biota tersebut agar rekruitmen secara alamiah serta pasokan bibit lewat kegiatan budidaya perairan dapat berlangsung secara berkesinambungan. Dalam rangka usaha menjamin kelestarian siput gonggong di daerah Teluk Klabat diperlukan informasi mengenai biologi dan ekologi dasar dengan pendekatan terhadap analisa populasi dan habitat siput di alam yang mengkaji beberapa elemen seperti ukuran, sebaran populasi, kepadatan populasi, kematangan gonad dan kandungan gizi siput, terhadap faktor-faktor lingkungan yang meliputi parameter fisika, kimia perairan yang berpengaruh di Teluk Klabat. Secara umum kerangka pemikiran dari penelitian ini disajikan pada Gambar 1.

1.3. Tujuan Penelitian