Roman Sebagai Karya Sastra

menyebutkan dalam bukunya L’Analyse du Récit bahwa les analyses ‹‹littéraires›› présentent quelques spécificités possibles par rapport au cadre qui vient d’être tracé analisis sastra memunculkan beberapa kemungkinan spesifikasi terkait hubungan antarunsur yang akan menjadi makna secara keseluruhan.

1. Alur

Alur juga sering disebut dengan plot. Dalam alur terdapat jalannya cerita atau peristiwa-peristiwa yang saling berurutan. Luxemburg 1986: 149 mengemukakan bahwa alur atau plot ialah konstruksi yang dibuat pembaca mengenai sebuah deretan peristiwa yang secara logik dan kronologik saling berkaitan dan yang diakibatkan atau dialami oleh para pelaku. Pendapat tersebut secara tidak langsung memaparkan bahwa keutuhan makna cerita akan muncul sebab adanya proses sebab-akibat di dalam alur. Namun dapat disimpulkan bahwa fungsi sebab-akibat merupakan salah satu penentu alur. Reuter 1991: 44 mendefinisikan alur, l’intrigue, comme charpente nécessaire à toute fiction alur seperti kerangka kebutuhan bagi semua karya fiksi. Sebuah kerangka tersusun atas berbagai macam organ, dan sama halnya dengan cerita dalam roman. Setiap cerita memiliki tahapan alur, dan tahapan alur itulah yang akan membentuk alur cerita seutuhnya. Penentuan alur cerita tidak selalu dapat dilihat dari banyak peristiwa atau banyak tahapan yang terjadi di dalam cerita. Schmitt dan Viala 1982: 27 mengatakan bahwa les séquences, 1 elles doivent correspondre à une même concentration de l’intérêt, 2 elles doivent former un tout cohérent dans le temps ou dans l’espace sekuen, 1 sekuen satu dan yang lainnya harus sesuai dengan fokus permasalahan yang sama, 2 sekuen juga harus membentuk keselarasan yang koheren dalam setiap waktu maupun setiap suasana. Sekuen-sekuen yang muncul nantinya akan membentuk alur sebuah cerita, maka dari itu penentuan sekuen penting dilakukan terlebih dahulu. Les séquences ont des fonctions différentes dans le déroulement de l’action sekuen memiliki fungsi berbeda-beda dalam jalannya cerita Schmitt dan Viala, 1982: 64. Sekuen dapat memunculkan bagian-bagian penting cerita. Sekuen-sekuen tertentu memaparkan suatu kalimat yang berisi pengenalan masalah, pengenalan tokoh, proses terjadinya klimaks, dan lain- lain. Reuter 1991: 101 mengemukakan bahwa l’absences de certaines séquences est tout aussi importante à constater adanya sekuen, penting untuk mengamati jalannya cerita. Sekuen terdapat dalam teks-teks naratif, dan roman termasuk salah satu jenis teks naratif. Berdasarkan hubungan sekuen-sekuen di dalam roman itu sendiri, terdapat dua fungsi yang membangun ceritanya. Berikut pemikiran Barthes yang dipaparkan oleh Reuter 1991: 48. L’importance des actions peut aussi s’évaluer selon leur conservation ou non dans un résumé. Rolan Barthes proposait ainsi de distinguer les fonctions cardinales ou noyaux, essentielles pour le récit, et les catalyses qui ‹‹remplissent›› de faҫon secondaire l’espace entre les premières qui ouvrent et concluent les grandes incertitudes de l’histoire. Pentingnya suatu alur cerita dapat juga dievaluasi berdasarkan dibutuhkan atau tidaknya mereka dalam ringkasan pokok cerita. Roland Barthes membedakan peristiwa dalam cerita menjadi fungsi utama, bagian pokok cerita, dan fungsi katalis yang menggantikan