Teori Struktur Modal Faktor yang menentukan pemilihan struktur modal

21 pertumbuhan rate of growth dalam pendapatan. Jika perusahaan menahan sebagian besar pendapatannya dalam perusahaan, berarti bagian pendapatan yang tersedia untuk dibayarkan sebagai dividen akan semakin kecil Riyanto, 1995: 63. Uraian di atas, terlihat bahwa semakin tinggi prosentase bagian laba yang ditetapkan untuk pembayaran dividen, semakin kecil bagian laba dana untuk ditanamkan kembali di dalam perusahaan, hal ini berarti berpengaruh terhadap struktur pendanaan karena dapat memperkecil jumlah modal sendiri yang pada akhirnya berpengaruh pula terhadap memperkecil jumlah modal sendiri yang pada akhirnya berpengaruh pula terhadap kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan dengan modal sendiri yang dimiliki. Sementara itu Riyanto 1995: 65 mengemukakan bahwa salah satu fungsi penting dari manajer pendanaan adalah menentukan alokasi keuntungan netto sesudah pajak untuk pembayaran dividen di satu pihak dan untuk laba di tahan di lain pihak dimana keputusan tersebut dapat berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

2.2.2.1 Teori Struktur Modal

Teori struktur modal menjelaskan apakah ada pengaruh perubahan struktur modal terhadap nilai perusahaan, jika keputusan investasi dan kebijakan dividen dipegang konstan, dengan kata lain, seandainya perusahaan mengganti sebagian modal sendiri dengan hutang atau 22 sebaliknya apakah harga saham akan berubah, apabila perusahan tidak merubah keputusan-keputusan keuangan lainnya. Struktur modal yang optimal adalah suatu struktur di mana biaya marginal riil dari masing-masing sumber pembelanjaan adalah sama. Dengan biaya riil kita maksudkan adalah jumlah biaya implisit dan eksplisit Husnan, 2001: 355. Bagi dana yang berbentuk modal sendiri, biaya dananya tidak nampak, meskipun demikian tidak berarti bahwa biaya dananya lebih murah dari dana dalam bentuk hutang. Biaya dana cost of capital untuk dana dalam bentuk modal sendiri merupakan tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh pemilik dana tersebut sebelum mereka menyerahkan dananya ke perusahaan, tingkat keuntungan ini belum tentu lebih kecil apabila dibandingkan dengan bunga pinjaman. Husnan, 2001: 215. Balancing Theories Husnan 2001: 75 disebut sebagai teori-teori keseimbangan, karena tujuannya adalah untuk menyeimbangkan komposisi hutang dan modal sendiri. Pembicaraan balanching theories dimulai dari keadaan yang ekstrem, yaitu pada kondisi pasar modal yang sempurna dan tidak ada pajak. Tentu saja kondisi seperti ini tidak pernah kita jumpai dalam dunia yang nyata. Setelah balancing theories, kemudian akan dibicarakan pecking order theory, yang menjelaskan preferensi perusahaan akan sumber-sumber pendanaan. 23

2.2.2.2 Faktor yang menentukan pemilihan struktur modal

Keputusan pembelanjaan jangka panjang perusahaan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut menurut Husnan 2001 diantaranya adalah : 1. Lokasi distribusi Keuntungan Lokasi distribusi keuntungan adalah seberapa besar nilai yang diharapkan dari keuntungan perusahaan. 2. Stabilitas Penjualan dan Keuntungan Stabilitas penjualan mampengaruhi kestabilan keuntungan. Semakin stabil keuntungan, berarti semakin sempit penyebarannya. 3. Kebijakan Deviden Banyak perusahaan yang mencoba menggunakan kebijakan dividen yang stabil, yaitu membayarkan jumlah deviden dalam jumlah yang konstan. 4. Pengendalian control Perusahaan memilih menggunakan “leverage” yang agak tinggi daripada mengeluarkan saham yang baru. Hal ini disebabkan karena mereka enggan membagi kepemilikan yang berarti juga kontrol. 5. Resiko kebangkrutan Tingkat bunga pinjaman akan berbeda dengan jumlah yang cukup besar karena adanya resiko kebangkrutan 24

2.2.2.3 Struktur modal yang optimum