46
Menurut Feigenbaum 1992:104 kenaikan dalam biaya pencegahan mengakibatkan turunnya kecacatan, yang pada gilirannya mempunyai efek
positif pada biaya penilaian karena turunya kecacatan berarti menurunnya kebutuhan akan aktivitas-aktivitas pemeriksaan dan pengujian yang rutin.
Dari pendapat Feigenbaum dapat dipahami bahwa biaya pencegahan berpengaruh negatif terhadap produk rusak sedangkan biaya penilaian
berpengaruh positif terhadap produk rusak. Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa biaya kualitas
yang tediri dari biaya pencegahan dan biaya penilaian dapat mempengaruhi jumlah unit produk rusak. Biaya pencegahan mempunyai pengaruh negatif
terhadap produk rusak, sedangkan biaya penilaian mempunyai dua kemungkinan pengaruh terhadap jumlah unit produk rusak, yaitu pengaruh
positif dan pengaruh negatif.
2.8. Kerangka Berfikir
Produk rusak adalah produk yang tidak sesuai standar mutu yang telah ditetapkan secara ekonomis tidak dapat diperbaharui menjadi produk
yang baik Mulyadi, 1993: 324. Produk rusak merupakan elemen penting bagi perusahaan agar dapat bersaing dalam bisnis yang global ini. Upaya per
baikan dan peningkatan terhadap kualitas produk menyebabkan semakin tingginya biaya yang dikeluarkan. Biaya-biaya yang dikeluarkan dalam
rangka mengurangi adanya produk rusak adalah biaya kualitas. Biaya kualitas adalah biaya-biaya yang dikeluarkan karena terjadi
atau mungkin akan terjadi kualitas yang buruk produk rusak. Biaya
47
kualitas dikelompokkan menjadi empat, biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan ekternal.
Biaya-biaya kualitas yang dikelurkan untuk menjaga produk dari kerusakan adalah biaya pencegahan dan biaya penilaian, sedangkan biaya
kegagalan internal dan biaya kegagalan ekternal tidak dikeluarkan untuk menjaga produk dari kerusakan. Karena pada dasarnya biaya kegagalan
internal dan biaya kegagalan ekternal dikeluarkan setelah produk itu jadi dan untuk memperbaharui produk rusak.
Pengakuan bahwa kegagalan menghasilkan produk yang berkualitas tinggi akan menimbulkan biaya tinggi. Oleh sebab itu, perusahaan terdorong
untuk selalu meningkatkan kualitas produk sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dengan menjadikan produk rusak zero defect.
Menurut Hansen dan Mowen 2005: 7 peningkatan biaya kualitas khususnya biaya pencegahan dan biaya penilaian akan mengurangi produk
dari kerusakan. Hal ini mempunyai arti bahwa jika perusahan meningkatkan biaya pencegahan dan biaya penilaian akan mengurangi produk rusak.
Sedangkan menurut Feigenbaum 1992: 104 peningkatan biaya pencegahan dan penurunan biaya penilaian akan mengurangi produk rusak. Dengan
demikian perusahan dapat mengetahui bagaimana pengaruh biaya kualitas khususnya biaya pencegahan dan biaya penilaian yang dikeluarkan dalam
upaya pengendalian produk rusaknya.
48
Kerangka pemikiran tersebut dapat digambarkan pada gambar sebagai berikut :
Gambar 2.1 Kerangka Penelitian
2.9. Hipotesis