Analisis Data PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA KELAS X DENGAN MENGGUNAKAN KOMBINASI METODE STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISION (STAD) DAN STRUCTURE EXERCISE METHODE (SEM) DI SMA N 16 SEMARANG.

3.6 Analisis Data

Data yang terkumpul dianalisis secara diskriptis kualitatif yaitu membandingkan hasil belajar sebelum tindakan dengan hasil belajar setelah tindakan, dan kuantitatif untuk data pembelajaran. Analisis diskriptis kualitatif memberikan gambaran sejelas-jelasnya tentang proses dan pelaksanaan pembelajaran, serta berhubungan dengan prestasi hasil belajar siswa dari ketiga aspek kemampuan siswa.

3.6.1 Analisis Instrumen Penelitian

1. Validitas butir Untuk menghitung validitas tiap butir soal digunakan statistik korelasi point biserial dengan rumus: r p bis = q p St Mt Mp − Keterangan: rpbis= koefisien korelasi point biserial Mp= mean skor total yang menjawab benar pada butir soal Mt = mean skor total St = standar deviasi skor total p = proporsi siswa yang menjawab benar pada setiap butir soal q = 1-p Arikunto, 2003: 79 St = N N x x 2 2 ∑ − ∑ Keterangan: St = standar deviasi skor total x = simpangan x – x N = banyaknya subyek Arikunto, 2003: 97 Hasil pergitungan r p bis kemudian dikonsultasikan dengan r tabel . Jika r p bis r tabel berarti butir soal valid. 2. Tingkat Kesukaran Soal Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit. Untuk mengetahui tingkat kesukaran suatu soal rumus yang digunakan adalah: IK = Js B Keterangan: IK = Indeks Kesukaran B = jumlah siswa yang menjawab benar Js = jumlah seluruh peserta tes Indeks kesukaran soal diklasifikasikan sebagai berikut. IK = 0.00 terlalu sukar 0,00 IK ≤ 0,30 sukar 0,30 IK ≤ 0,70 sedang 0,70 IK ≤ 1,00 mudah IK =1,00 terlalu mudah Arikunto, 2003: 208 3. Daya Beda Soal Daya pembeda soal merupakan suatu ukuran apakah butir soal mampu membedakan murid pandai kelompok upper dengan murid tidak pandai kelompok lower. Kelompok upper dan lower ditentukan dengan mengambil sample 27 siswa pada kelompok upper dan 27 siswa dari kelompok lower. Rumus yang digunakan untuk menghitung daya beda soal adalah sebagai berikut: DB = Ja Bb Ba − Keterangan: DB = daya pembeda soal Ba = banyak peserta kelompok atas yang menjawab benar Bb = banyak siswa kelompok bawah yang menjawab benar Ja = jumlah peserta kelompok atas bawah Kriteria yang digunakan : DB = 0 : daya beda soal sangat jelek DB = 0,00 – 0,20 : daya beda soal jelek DB = 0,20 – 0,40 : daya beda soal cukup DB = 0,40 – 0,70 : daya beda soal baik DB = 0,70 – 1,00 : daya beda soal baik sekali Arikunto, 2003: 213 4. Reliabilitas Soal Dalam penelitian ini, teknik uji reliabilitas dengan menggunakan rumus KR- 21: r 11 = ⎭ ⎬ ⎫ ⎩ ⎨ ⎧ − − ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − 2 . 1 1 St n M n M n n Keterangan : r11 = reliabilitas instrumen n = Banyaknya butir soal M = mean skor St2 = varians total Harga r yang diperoleh yang dikonsultasikan dengan r tabel product moment dengan taraf signifikan 5 jika r11 r tabel product moment maka instrumen yang diuji cobakan bersifat reliabel Arikunto, 2003: 103.

3.6.2 Analisis Data Penelitian

a. Tes akhir siklus Analisis tes akhir siklus bertujuan untuk mengetahui tingkat ketuntasan belajar siswa pada tiap akhir siklus pembelajaran. Nilai yang diperoleh siswa dihitung dengan menggunakan rumus: 100 x maksimal skor siswa diperoleh yang skor Nilai = Siswa yang memperoleh nilai kurang dari 65 dinyatakan mengalami kesulitan belajar dan siswa yang memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 65 dinyatakan telah tuntas belajar. Untuk mengukur ketuntasan belajar secara klasikal digunakan rumus: 100 65 x siswa jumlah nilai mendapat yang siswa jumlah nilai ≥ = Ketuntasan belajar klasikal tercapai apabila persentase siswa yang tuntas belajar atau siswa yang memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 65 jumlahnya lebih besar atau sama dengan 80 dari jumlah seluruh siswa di dalam kelas. b. Analisis aktivitas siswa Analisis data yang digunakan dalam mengukur aktivitas siswa adalah analisis deskriptif melalui triangulasi data yaitu reduksi data, pemaparan data, dan verifikasisimpulan data. Jadi data observasi tidak dilaporkan seluruhnya. Persentase minimal aktivitas siswa secara klasikal yang diharapkan sebesar 80 . Perhitungan tingkat perkembangan aktivitas siswa dilakukan dengan rumus : 100 x total skor skor Nilai ∑ ∑ = Dengan kategori kriteria penilaian sebagai berikut : 80 sd 100 = sangat baik 70 sd 79 = baik 60 sd 69 = cukup ≤ 59 = kurang Syah, 2004:148

3.7 Indikator Kinerja

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi siswa antara pembelajaran kooperatif tipe stad dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem terintegrasi nilai: penelitian quasi eksperimen di SMA at-Taqwa Tangerang

0 10 192

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Penerapan model pembelajaran kooperatif student teams achievement division dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih: penelitian tindakan kelas VIII-3 di MTs Jami'yyatul Khair Ciputat Timur

0 5 176

Komparasi hasil belajar metode teams games tournament (TGT) dengan Student Teams Achievement Division (STAD) pada sub konsep perpindahan kalor

0 6 174

Perbedaan Hasil Belajar Biologi Antara Siswa yang Diajar dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan TGT (Penelitian Kuasi EKsperimen di SMAN 1 Bekasi))

0 42 0

Applying Student Teams Achievement Division (STAD) Technique to Improve Students’ Reading Comprehension in Discussion Text. (A Classroom Action Research in the Third Grade of SMA Fatahillah Jakarta)

5 42 142

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih (Penelitian Tindakan Kelas VIII-3 di Mts. Jam'yyatul Khair Ciputat Timur)

0 5 176

PENGGUNAAN KOMBINA SI METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DAN STRUCTURE EXERCISE METHODE (SEM) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN STRUKTUR ATOM.

0 2 19

PENGGUNAAN KOMBINASI METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DAN STRUCTURE EXERCISE METHODE (SEM) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN STRUKTUR ATOM.

0 4 16

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA DENGAN MENGGUNAKAN METODE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) DAN SEM (STRUCTURE EXERCISE METHODE) PADA POKOK BAHASAN SRTUKTUR ATOM.

0 3 15