23 2 Prinsip komunikasi
Pemimpin mengkomunikasikan segala seuatu yang berhubungan dengan usaha pencapaian tugas, dengan informasi yang jelas, pegawai akan
lebih mudah di motivasi kerjanya. 3 Prinsip mengakui andil bawaan
Pemimpin yang memberikan otoritas atau wewenang kepada pegawai bawahan sewaktu-waktu dapat mengambil keputusan terhadap
pekerjaan yang dilakukannya, akan membuat pegawai yang bersangkutan menjadi termotivasi untuk mencapai tujuan yang
diharapkan oleh pemimpin. 4 Prinsip memberi perhatian
Pemimpin memberikan perhatian terhadap apa yang diinginkan pegawai bawahan, akan memotivasi pegawai kerja apa yang diharapkan oleh
pemimpin.
3. Tinjauan Tentang Kesiapan Kerja a. Pengertian Kesiapan Kerja
Menurut pendapat Slameto 2010: 113, menyatakan bahwa “kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberi
respon atau jawaban dengan cara tertentu terhadap suatu situasi”. Menurut Dalyono 2005: 52, “Kesiapan adalah kemampuan yang cukup baik fisik dan
mental. Kesiapan fisik berarti tenaga yang cukup dan kesehatan yang baik, sementara kesiapan mental, memiliki minat dan motivasi yang cukup untuk
melakukan suatu kegiatan”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2005: 943, “kata siap diartikan sudah sedia atau sudah bersedia”, jadi kesiapan
24 berarti kondisi sudah siap. Sedangkan menurut Oemar Hamalik 2008:94,
“kesiapan adalah tingkatan atau keadaaan yang harus dicapai dalam proses perkembangan perorangan pada tingkatan pertumbuhan mental, fisik, sosial
dan emosional”. Malayu S.P. Hasibuan 2006: 94, berpendapat bahwa ”kerja adalah
pengorbanan jasa, jasmani dan pikiran untuk menghasilkan barang-barang atau jasa-jasa dengan memperoleh imbalan tertentu”. Menurut Dewa Ketut
1993: 17, “kerja adalah sebagai suatu rangkaian pekerjaan-pekerjaan, jabatan-jabatan dan kedudukan yang mengarah pada kehidupan dalam dunia
kerja”. Menurut Kartini 1991: 77, kesiapan kerja adalah “kemampuan
seseorang untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik di dalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan barang atau jasa”. Herminanto
Sofyan dalam Dirwanto 2008: 50, juga berpendapat bahwa kesiapan kerja adalah suatu kemampuan seseorang untuk menyelesaikan suatu pekerjaan
sesuai dengan ketentuan, tanpa mengalami kesulitan, hambatan dengan hasil maksimal, dengan target yang telah ditentukan, sedangkan menurut Dewa
Ketut 1993: 15, Kesiapan Kerja adalah “kemampuan, keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan tuntutan masyarakat serta sesuai dengan
potensi-potensi siswa dalam berbagai jenis pekerjaan tertentu yang secara langsung dapat diterapkannya”.
Berdasarkan pendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa kesiapan kerja adalah keseluruhan kondisi individu yang meliputi kematangan
fisik, mental dan pengalaman serta adanya kemauan dan kemampuan untuk
25 melaksanakan suatu pekerjaan atau kegiatan. Kesiapan kerja meliputi
keinginan dan kemampuan untuk melakukan suatu pekerjaan dan mengusahakan suatu kegiatan tertentu, dalam hal ini bergantung pada tingkat
kematangan, pengalaman masa lalu, keadaan mental dan emosi seseorang. Sebelum melewati kematangan dan tingkah laku, kesiapan kerja tidak dapat
dimiliki walaupun melalui latihan yang intensif dan bermutu.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesiapan Kerja