commit to user
98 h Mengembalikan seluruh jumlah pokok pembiayaan berikut bagian dari
pendapatankeuntungan bank sesuai dengan
nisba h
pada saat jatuh tempo sebagaimana ditetapkan pada berita acara yang dilekatkan dan karenanya
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan akad
musyara kah
sama dengan pasal 6;
i Memberitahukan secara tertulis kepada bank dalam hal terjadinya perubahan yang menyangkut nasabah maupun usahanya; j Melakukan
pembayaran atas semua tagihan dari pihak ketiga melalui rekening nasabah dibank;
k Membebaskan seluruh harta milik nasabah dari beban penjaminan terhadap pihak lain, kecuali penjaminan bagi kepentingan bank berdasarkan akad
musyara kah
; l Mengelola dan menyelenggarakan pembukuan atas pembiayaan secara
jujur dan benar dengan itikad baik dalam pembukuan tersendiri; m Menyerahkan kepada bank perhitungan usahanya yang difasilitasi
pembiayaannya berdasarkan yang ditetapkan dalam pasal 5 akad
musyara kah
; n Menyerahkan kepada bank setiap dokumen, bahan-bahan danatau
keterangan-keterangan yang diminta bank kepada nasabah; o Menjalankan usahanya menurut ketentuan-ketentuan atau setidaktidaknya
tidak menyimpang atau bertentangan dengan prinsipprnsip syariah pasal 9;
p Menutup asuransi berdasar syariah atas bebannya terhadap seluruh barang yang menjadi jaminan bagi pembiayaan berdasarkan akad
musyara kah
pada perusahaan asuransi yang ditunjuk bank, dengan menetapkan bank sebagai pihak yang berhak menerima pembayaran klaim asuransi tersebut
banker’s cla use
pasal 14.
4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minimnya Penggunaan Pembiayaan
Musyarakah
Pada Bank Mega Syariah Indonesia
Hasil penelitian dalam praktik Bank Mega Syariah Indonesia, menunjukkan bahwa sampai saat ini pembiayaan dengan prinsip
musyara kah
masih relatif kecil
commit to user
99 penggunaannya oleh masyarakat bila dibandingkan dengan pembiayaan lain seperti
qa rdh, mudha rabah,
dan
murabahah
. Sedangkan pembiayaan yang dominan digunakan pada Bank Mega Syariah Indonesia, yaitu diberikan dalam bentuk
qard
dan
murabahah
, hal ini terbukti sebagaimana terlihat pada tabel dibawah ini.
Tabel Jumlah Pembiayaan Pada Bank Mega Syariah Indonesia
Periode Desember 2008-2009
NO JENIS
PEMBIAYAAN TAHUN
TOTAL 2008
2009 JML
JML JML
1 Mudharabah
2 0,4
11 1,9
13 1,2
2 Musyarakah
- -
3 0,5
3 0,3
3 Murabahah
257 50,5
228 38,4
485 44
4 Istishna
- -
- -
- -
5 Ijarah
1 0,2
- -
1 0,1
6 Qardh
249 48,9
352 59,2
601 54,4
JUMLAH 509
100 594
100 1103
100
Pada tabel di atas menunjukkan bahwa di Bank Mega Syariah Indonesia produk pembiayaan yang dominan adalah berbentuk
qardh
sebesar 54,4 , kemudian berturut- turut pembiayaan dalam bentuk
murabahah
sebesar 44 dan kemudian diikuti secara berurut-urutan oleh pembiayaan dalam bentuk
mudhara ba h
1,2 ,
musyara kah
0, 3 dan
ijara h
0,1 . Pembiayaan dalam bentuk
qard
dan
murabahah
, merupakan produk primadona yang mendominasi pembiayaan dibandingkan produk penyaluran dana yang
lainnya. Rendahnya penggunaan produk pembiayaan
musyara kah
pada Bank Mega Syariah dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor, hasil wawancara dengan Agus Supriyanto
108
: a. Sulit mencari dan mendapatkan nasabah
mudharib
yang jujur, berkarakter baik dan berintegritas tinggi, dan pekerja keras. Kejujuran, kerja keras, karakter baik
dan integritas tinggi yang dimiliki oleh
mudharib
, merupakan faktor penting sebagai pertimbangan timbulnya kepercayaan Bank Mega Syariah Indonesia,
bahwa kepada
mudharib
layak diberikan modal pembiayaan proyek
musyarakah
. Dengan adanya
mudharib
yang berkarkater baik dan berintegritas
108
Agus Supriyanto Kepala Bagian pembiayaan Musyarakah Surakarta di ruang tamu Bank Mega Syariah Nusukan Surakarta pada tanggal 19 Juli 2010 sekitar jam 10.00 Wib sampai 11.00 Wib;
commit to user
100 tinggi yang dilandasi kejujuran, diharapkan tidak terjadi kebohongan dan
manipulasi terhadap laporan keuangan yang memungkinakan keuntungan yang akan dibagi menjadi kecil atau tidak ada.
b. Tingginya resiko yang harus ditanggung oleh pihak bank lebih banyak jika dibandingkan dengan modal dari piak Pengusaha. Modal yang disertakan oleh
Bank Mega Syariah Indonesia dalam pembiayaan
musyara kah,
masih tergolong tinggi artinya resiko yang harus ditanggung oleh pihak bank apabila terjadi
kerugian masih tergolong tinggi. c. Kesulitan Likuiditas Bank Indonesia BI dalam fungsinya sebagai
The Leader of La st Resort
adalah membantu bank-bank yang mengalami kesulitan likuiditas. Menurut Pasal 11 ayat 1 Undang-undang Nomor 3 tahun 2004 tentang
Perubahan Undang-undang Nomor 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia, bahwa Bank Indonesia dapat memberi kredit atau pembiayaan berdasarkan
prinsip syari’ah untuk jangka waktu paling lama 90 sembilan puluh hari kepada bank untuk mengatasi kesulitan pendanaan jangka pendek bank tersebut.
Hanya saja kesulitan terjadi ketika undang-undang tersebut juga menentukan bahwa bank konvensional maupun bank syari’ah wajib memberikan jaminan
berupa agunan yang berkualitas tinggi dan mudah dicairkan dan nilainya minimal sebesar jumlah kredit atau pembiayaan yang diterimanya. Sedangkan
maksud agunan yang berkualitas tinggi dan mudah dicairkan adalah meliputi surat berharga atau tagihan yang diterbitkan oleh pemerintah atau badan hukum
lain yang mempunyai otoritas untuk itu. Bagi bank syari’ah untuk dapat menyediakan agunan berupa surat-surat berharga danatau tagihan yang tidak
berbunga belum mungkin karena pasar uang
financia l market
yang berdasarkan prinsip syari’ah belum berkembang di Indonesia.
3. Solusi Untuk Mengembangkan Pembiayaan