commit to user
28 akad. Ada juga perkataan yang bukan akad, tetapi merupakan suatu
perbuatan hukum.
Ta sha rruf qa uli
terbagi dalam dua bentuk, yaitu sebagai berikut :
a
Ta sha rruf qa uli aqli
, adalah sesuatu yang dibentuk dari dua ucapan dua pihak yang saling bertalian, yaitu dengan
mngucapkan ijab dan kabul. Pada bentuk ini ada yang berupa yang dilakukan para pihak ini disebut dengan akad yang
kemudian akan melahirkan suatu perikatan diantara mereka. b
Ta sha rruf qa uli ghairu a qdi,
merupakan perkataan yang tidak bersifat akad atau tidak ada ijab dan kabul. Perkataan ini ada
yang berupa pernyataan dan ada yang berupa perwujudan. 1 Perkataan yang berupa pernyataan, yaitu pengadaan suatu
hak atau mencabut suatu hak ijab saja, secara ikrar wakaf, ikrar talak, pemberian hibah. Namun, ada juga yang tidak
sependapat mengenai hal ini, bahwa ikrar wakah dan pemberian hibah bukanlah suatu akad. Meskipun pemberian
wakaf dan hibah hanya ada pernyataan ijab saja tanpa ada pernyataan kabul, kedua
tasha rruf
ini tetap termasuk dalam
tasha rruf
yang bersifat akad. 2 Perkataan yang berupa perwujudan, yaitu dengan melakukan
penuntutan hak atau dengan perkataan yang menyebabkan adanya akibat hukum. Sebagai contoh, gugatan, pengakuan
didepan hakim, sumpah. Tindakan tersebut tidak bersifat mengikat, sehingga tidak dapat dikatakan akad, tetapi
termasuk perbuatan hukum
45
.
b. Rukun dan Syarat-Syarat Akad
Dalam melaksanakan suatu akad, terdapat rukun dan syarat- syarat yang harus dipenuhi. Dimaksud dengan
rukun
adalah “yang harus
45
Mustafa Az-Zarqa, Dalam Gemala Dewi, Widyaningsih dan Yeni Salma Barlinti,
Hukum P erika tan Isla m Di Indonesia ,
Edisi Pertama, Cetakan Ke-1, Prenada Media, Jakarta, hlm. 48-49
commit to user
29 dipenuhi untuk sahnya suatu pekerjaan
46
, sedangkan yang dimaksud dengan
sya ra t
adalah ketentuan peraturan, petunjuk yang harus diindahkan dan dilakukan
47
. Dalam syariah, rukun dan syarat sama-sama menentukan sah atau tidaknya suatu transaksi. Secara definisi, rukun
adalah “suatu unsur yang merupakan bagian yang tak terpisahakan dari suatu perbuatan atau lembaga yang menentukan sah atau tidaknya
sesuatu itu. Sedangkan syarat, adalah sesuatu yang tergantung padanya keberadaan hukum
syar ’i
dan ia berada diluar hukum itu sendiri, yang ketiadaannya menyebabkan hukum pun tidak ada
48
. Perbedaan antara rukun dan syarat menurut ulama Ushul Fiqih, bahwa rukun merupakan
sifat yang kepadanya tergantung keberadaan hukum dan ia termasuk dalam hukum itu sendiri, sedangkan syarat merupakan sifat yang
kepadanya tergantung keberadaan hukum, tetapi ia berada diluar hukum itu sendiri. Sebagai contoh, rukuk dan sujud adalah rukun shalat. Ia
meruapakan bagian dari shalat itu sendiri. Jika tidak ada rukuk dan sujud dalam shalat, maka shalat itu batal, tidak sah. Syarat shalat salah satunya
adalah wudhu. Wudhu merupakan bagian dari di luar shalat, tetapi dengan tidak adanya wudhu, shalat menjadi tidak sah
49
. Mengenai rukun dan syarat akad beragam pendapat yang dikemukakan oleh para ahli
fiqih. Dikalangan mazhab Hanafi, berpendapat bahwa rukun akad hanya
sigha t a l-‘aqd,
yaitu ijab dan kabul. Sedangkan syarat akad adalah
a l- ‘aqidain
subjek akad dan
ma ha llul ‘aqd
objek akad. Karena
a l- a qida in
dan
ma ha llul ‘a qd
bukan merupakan bagian dari
tasha rruf aqa d
perbuatan hukum. Kedua hal tersebut berada diluar perbuatan akad. Sedangkan kalangan mazhab Syafi’i termasuk Imam Ghazali dan
kalangan mazhab Maliki termasuk Sihab al-Karikhi, bahwa
a l-‘aqidain
46
Departemen Pendidikan Nasional,
Ka mus Besa r Ba ha sa Indonesia,
Balai Pustaka, Jakarta, 2002, hlm. 966
47
Ibid,
hlm. 1114
48
Abdul Azis Dahlan, ed.,
Ensiklopedi Hukum Isla m
, Jilid 5, Ichtir Baru van Voeve, Jakarta, 1996, hlm. 1510
49
Gemala Dewi, Widyaningsih dan Yeni Salma Barlinti,
Op. cit.
hlm. 50
commit to user
30 dan
ma ha llul ‘a qd
termasuk rukun akad karena kedua hal tersebut merupakan salah satu pilar utama dalam tegaknya akad
50
. Jumhur Ulama berpendapat, bahwa rukun akad adalah
a l-‘aqida in, ma ha llul ‘a qd,
dan
sigha t a l-a qd
. Sedangkan Musthafa Az-Zarqa, selain
a l-‘aqidain, ma ha llul ‘aqd,
dan
sigha t al-a qd
juga ditambah dengan
ma udhu’ul ‘a qd
tujuan akad, dengan menyebut sebagai
muqa wimat ‘aqd
unsur-unsur penegak akad. Menurut T. M. Hasbi Ash-Shiddiqy, keempat hal
tersebut merupakan komponen-komponen yang harus dipenuhi untuk terbentuknya suatu akad
51
.
c. Momentum Terjadinya Akad