commit to user
58 9 Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat surat-surat
berharga berdasarkan prinsip
wadi’ah ya d ama nah
; 10 Melakukan kegiatan penitipan termasuk penatausahaannya untuk
kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak dengan prinsip wakalah;
11 Memberikan fasilitas
letter of credit
LC berdasarkan prinsip syariah;
12 Memberikan fasilitas garansi berdasarkan prinsip syariah; 13 Melakukan kegiatan usaha kartu debet,
cha rge ca rd
berdasarkan prinsip syariah;
14 Melakukan kegiatan wali amanat berdasarkan akad
waka la h;
15 Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan bank sepanjang disetujui oleh Bank Indonesia dan mendapatkan fatwa Dewan Syariah
Nasional. Selain melakukan kegiatan usaha sebagaimana disebutkan di atas, bank dapat pula :
1 Melakukan kegiatan dalam valuta asing berdasarkan prinsip
sha rf
; 2 Melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau perusahaan
lain dibidang keuangan berdasarkan prinsip syraiah seperti sewa guna usaha, modal ventura, perusahaan efek, asuransi serta
lembaga kliring penyelesaian dan penyimpanan; 3 Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara berdasarkan
prinsip syariah untuk mengatasi akibat kegagalan pembiayaan dengan syarat harus menarik kembali penyertaannya dengan
ketentuan sebagaimana ditetapkan oleh Bank Indonesia; dan 4 Bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pengurus dana pensiun
berdasarkan prinsip syariah sesuai dengan ketentuan dalam perundangundangan dana pensiun yang berlaku.
3. Konsepsi Dasar Pembiayaan
Musyarakah
a. Istilah dan Pengertian
Musyarakah
Dilarangnya praktik riba dalam bidang muamalat perbankan Islam oleh ketentuan Al-Qur’an dan As-Sunnah, maka dalam ekonomi
commit to user
59 Islam memberikan metode lain, yaitu melalui
mudha ra bah
dan
musya ra ka h
. Kata
musya ra ka h
bersumber dari akar kata
sy-r-k
, yang dalam Al-Qur’an, disebutkan sebanyak lebih kurang 170 kali, walau tak
satupun dari ayat ini yang menggunakan istilah
musya ra ka h
persis dengan arti kata kemitraaan dalam suatu kongsi bisnis
79
. Istilah lain yang digunakan untuk
musya ra ka h
adalah
syar ikah
atau
syirkah
. Dalam bahasa Inggris
musya ra ka h
diterjemahkan dengan istilah
par tnership
. Sedangkan oleh lembaga-lembaga keuangan Islam menerjemahkannya
dengan istilah
par ticipa tion fina ncing.
Dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan dengan kemitraan, persekutuan atau perkongsian
80
.
Musyar a ka h
atau
syirkah
dari segi bahasa berarti percampuran
81
. Dalam hal ini mencampur satu modal dengan modal yang lain sehingga tidak
dapat dipisahkan satu sama lain. Sedangkan menurut syara’,
syr ikah
perseroan adalah transaksi antara dua orang atau lebih, yang dua- duanya sepakat untuk melakukan kerja yang bersifat finansial dengan
tujuan mencari keuntungan
82
. Para
fuquha
mendifinisikannya sebagai akad antara orang-orang yang berserikat dalam hal modal dan
keuntungan
83
. Secara teknis dalam aplikasi perbankan,
musya ra ka h
adalah kerja sama antara pemilik modal atau bank dengan pedagangpengelola,
dimana masing-masing
pihak memberikan
konstribusi modal dengan keuntungan dibagi menurut kesepakatan dimuka dan apabila rugi ditanggung oleh kedua belah pihak yang
bersepakat
84
. Sehingga
musya ra ka h
dalam perbankan Islam telah dipahami sebagai suatu mekanisme yang dapat menyatukan kerja dan
79
Abdullah Saeed,
Menyoa l Bank Syar ia h Kr itik Ata s Interpr eta si Bunga Ba nk Ka um Neo- Reviva lis,
diterjemahkan Oleh Arif Maftuhin, Paramadina. Jakarta, 2004, hlm. 88
80
Sutan Remy Sjahdeini,
op. cit.
hlm. 57
81
Muhamad, Teknik Perhitungan Bagi Hasil dan Profit Margin Pada Bank Syariah, UII Press, Yogyakarta, 2004, hlm. 79
82
Taqyuddin An-Nabhani,
Memba ngun Sistem Ekonomi Alterna tif P er spektif Isla m,
Diterjemahkan oleh Moh. Maghfur Wachid, Risalah Gusti, Surabaya, 1996, hlm. 153
83
Sayyid Sabiq,
F iqih Sunna h J ilid 13,
Alih Bahasan Kamaluddin A. Marzuki, PT. Alma’arif, Bandung, 1996, hlm. 174, dalam Rachman Usman,
Aspek-Aspek H ukum P er ba nka n Islam DiIndonesia,
PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2002, hlm. 19
84
Tim Penggembangan Perbankan Syariah Institut Bankir Indonesia,
Konsep, P roduk da n Implementa si Oper asiona lBa nk Sya ria h,
Djambatan, Jakarta, 2002, hlm. 181
commit to user
60 modal untuk produksi barang dan jasa yang bermanfaat untuk
masyarakat.
Musyar aka h
dapat digunakan dalam setiap kegiatan yang dijalankan untuk tujuan menghasilkan laba. Bagi bank-bank Islam,
musya ra ka h
dapat digunakan untuk tujuan dagang murni yang lazim bersifat jangka pendek, atau untuk keikut sertaan dalam investasi proyek-
proyek jangka menengah hingga jangka panjang
85
. Sutan Remy Sjahdeini, mengatakan bila
musya ra ka h
atau
syirka h
dilakukan sebagai transaksi bank atau oleh lembaga pembiayaan tidak lain merupakan
usaha patungan
joint venture
dengan para mitranya terdiri atas bank atau lembaga pembiayaan dan pengusaha nasabah. Sebagai suatu usaha
patungan, maka dapat diberlakukan semua ketentuan yang biasanya berlaku bagi perjanjian usaha patungan di antara para mitra usaha. Dapat
pula
musya ra ka h
ini dilakukan sebagai suatu modal ventura
86
. Secara sederhana
musya ra ka h
dapat diartikan akad kerja sama usaha patungan antara 2 dua pihak atau lebih pemilik modal untuk membiayai suatu
jenis usaha yang halal dan produktif. Pendapatan atau keuntungan dibagi sesuai dengan nisbah yang telah disepakati bersama pada saat membuat
akadnya. Bank disini melakukan usaha pembiayaan dengan cara menyertakan modal ke dalam suatu perusahaan yang menerima
pembiayaannya. Bank bersama mitra usaha mengadakan kesepakatan tentang pembagian keuntungan dari usaha yang dibiayai. Porsi
pembagian keuntungan terebut tidak harus sebanding dengan pangsa pembiayaan masing-masing, tetapi atas dasar perjanjian kedua belah
pihak. Apabila terjadi kerugian, maka kerugian tersebut akan ditanggung bersama sesuai dengan pangsa pembiayaan masing-masing. Dalam hal
ini bank dapat ikut serta mengelola usaha tersebut
87
. Jadi dapat dikatakan
85
Abdullah Saeed,
op. cit.
hlm. 93
86
Sutan Remy Sjahdeini, 2000, hlm. 62-63, dalam Rachman Usman,
Aspek-Aspek Hukum P er banka nIsla m Di Indonesia ,
PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2002, hlm. 19
87
Rachmadi Usman,
Aspek-Aspek Hukum P er banka n Islam Di Indonesia ,
PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2002, hlm.19
commit to user
61 bahwa
musya ra ka h
atau s
yirka h
adalah keikutsertaaan dua orang atau lebih dalam suatu usaha tertentu dengan sejumlah modal yang telah
ditetapkan berdasarkan perjanjian untuk bersama-sama menjalankan suatu usaha dimana pembagian keuntungan dan kerugian dilakukan
menurut bagian yang ditentukan sesuai jumlah kontribusi modal dan kesepakatan.
b. Landasan Hukum Musyarakah