Latar Belakang Lilis Ratna Dewi R 1111018

commit to user 1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit kanker merupakan penyebab kematian nomor dua di dunia setelah kardiovaskuler. Berbagai upaya pengendalian penyakit kanker telah dilakukan di berbagai negara di dunia, terutama negara-negara maju melalui upaya pencegahan faktor resiko bersama penyakit menular seperti TBC, Global Strategy on diet and physical activity. Penyakit ini menyumbang 7,6 juta kematian sekitar 13 dari semua kematian pada tahun 2008 WHO, 2010. Kanker serviks menempati urutan teratas dari seluruh kanker yang menyerang kaum wanita. Kanker serviks merupakan penyakit keganasan yang menimbulkan masalah dalam kesehatan kaum wanita baik di negara maju, terlebih lagi di negara berkembang. Data International Agency for Research on Cancer IARC menyebutkan bahwa pada tahun 2008 terdapat 530.232 insiden kanker leher rahim di dunia dan 51,87-nya meninggal Globocan, 2008. Pada tahun 2011 angka kejadiannya meningkat menjadi 630 juta, yang setiap hari merenggut nyawa 600 wanita di dunia. Penelitian di tiga belas laboratorium patologi anatomi di Indonesia didapatkan frekuensi penderita kanker serviks sekitar 18,5, ditemukan sejak umur 25-34 tahun dengan jumlah penderita terbanyak pada umur 45-54 tahun. Gubernur Jawa Timur, Soekarwo dalam siaran pers-nya di Surabaya pada hari 1 commit to user 2 Senin, 13 Juni 2011 menyebutkan pada 2009 jumlah kasus kanker serviks mencapai 1.879 kasus yang terdiri atas 1.185 orang menjalani rawat inap, dan 694 orang rawat jalan. Angka ini mendudukkan Jatim sebagai peringkat pertama kasus kanker serviks tingkat nasional Suhartini, 2010. Menurut data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur pada tahun 2010 jumlah penderita kanker serviks sebanyak 890 kasus dan sebesar 1,24 diantaranya meninggal. Angka kematian meningkat menjadi 3,67 dari 790 kasus pada tahun 2011. Data yang diperoleh dari Departemen Kesehatan Kabupaten Ngawi pada tahun 2010 terdapat 34 penderita kanker serviks dan meningkat menjadi 53 penderita kanker serviks pada tahun 2011. Kematian akibat penyakit kanker serviks lebih dari 30 dapat dicegah, melalui adanya pengetahuan wanita mengenai penyebab, pelaksanaan deteksi dini yang terorganisir serta manajemen pengobatan yang baik WHO, 2010. Kejadian kanker serviks tersebut sebesar 95 dapat dideteksi dengan IVA test. IVA test mempunyai sensitivitas yang tinggi untuk deteksi dini lesi prakanker serviks. Departemen Kesehatan juga menetapkan kebijakan penyuluhan di samping menyediakan fasilitas untuk deteksi dini sehingga meningkatkan pengetahuan mengenai manfaat IVA test guna mencegah dan mendeteksi kanker serviks YPKI, 2011. Kesadaran dan kewaspadaan yang baik pada masyarakat untuk melaksanakan IVA test, didasari oleh suatu pengetahuan yang baik pula Notoatmojo, 2007. Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti diwilayah Puskesmas Mantingan terdapat fenomena bahwa kader posyandu diwilayah commit to user 3 tersebut kurang mengetahui tentang IVA test. Berdasar penelitian sebelumnya yang berjudul “Hubungan antara Faktor Predisposisi, Pendukung dan Pendorong dengan Cakupan IVA di Kota Denpasar” didapatkan hasil bahwa ada hubungan antara faktor predisposisi yang terdiri atas pengetahuan, sikap, dan tingkat ekonomi wanita usia subur WUS dengan cakupan IVA di Kota Denpasar. Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pengetahuan Kader Posyandu Tentang IVA Test di Wilayah Kerja Puskesmas Mantingan Ngawi.”

B. Rumusan Masalah