Dewi Kusuma Amartani R.0009029

(1)

commit to user

LAPORAN TUGAS AKHIR

ANALISIS PROSEDUR KEADAAN DARURAT KERACUNAN

MAKANAN DI PT. DENSO INDONESIA

SUNTER PLANT

Dewi Kusuma Amartani

R.0009029

PROGRAM DIPLOMA III HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Surakarta 2012


(2)

commit to user ii

PENGESAHAN TUGAS AKHIR

Magang dengan judul Analisis Prosedur Keadaan Darurat Keracunan Makanan di PT. Denso Indonesia Sunter Plant

Dewi Kusuma Amartani, NIM : R0009029, Tahun : 2012 Telah diuji dan sudah disahkan di hadapan Tim Penguji Magang

Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret

Pada Hari...Tanggal...

Pembimbing I

Lusi Ismayenti, ST. M. Kes

NIP. 197203222008122001 ………

Pembimbing II

Sri Hartati H, Dra., Apt., SU

NIP. 194907091979032001 ...………

Penguji

Drs. Sarsono, M. Si ………...

NIP. 195811271986011001

Surakarta,………

Tim Magang Ketua prodi

D.III Hiperkes dan KK

Dra. Cr. Siti Utari, M.Kes Sumardiyono, SKM, M.Kes


(3)

commit to user iii


(4)

commit to user iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayahNya sehingga penulis bisa menyelesaikan laporan tugas akhir dengan judul : “Analisis Prosedur Keadaan Darurat Keracunan Makanan di PT. Denso Indonesia Sunter Plant”

Penulisan laporan ini dalam rangka tugas akhir serta sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Pendidikan Program Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja, Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Selama penelitian dan penyusunan laporan ini, penulis telah banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini, perkenankan penulis ucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Zainal Arifin Adnan, dr. Sp.PD-KR-FINASIM, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Sumardiyono, SKM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Diploma III

Hiperkes dan Keselamatan Kerja Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ibu Lusi Ismayenti, ST. M. Kes dan Ibu Sri Hartati yang telah membimbing dalam penyusunan laporan.

4. Pemimpin Perusahaan PT. Denso Indonesia Sunter Plant, yang telah

memberikan kesempatan kepada penulis Untuk melaksanakan Praktek Kerja Lapangan atau Magang.

5. Bapak Heru Sudaryanto, selaku Manager SHE Dept dan Ibu Vera Candra Dewi, Bapak Agus Triyanto serta Ibu Dwi Kusrini, selaku SHE Dept yang telah membimbing dan mengarahkan kami dalam melaksanakan kegiatan magang.

6. Semua karyawan PT. Denso Indonesia Sunter Plant, atas segala bantuan dan dukungtan yang diberikan.

7. Bapak, ibu, adik, keluarga, teman-teman Wisma Barokah dan orang-orang terdekat yang saya sayangi, atas segala doa, dukungan dan motivasinya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan lancar.

8. Semua teman-teman di Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja.

Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan dalam penyusunan laporan magang ini. Tetapi besar harapan penulis agar laporan ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya, serta penulis senantiasa mengharapkan masukan, kritikan dan saran yang membangun dalam penyempurnaan laporan ini.

Surakarta, Juni 2012 Penulis


(5)

commit to user v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN PERUSAHAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 3

BAB II LANDASAN TEORI ... 5

A. Tinjauan Pustaka ... 5

B. Kerangka Pemikiran ... 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 26

A. Metode Penelitian ... 26

B. Lokasi Penelitian ... 26

C. Objek dan Ruang Lingkup Penelitian ... 26

D. Sumber Data ... 26

E. Teknik Pengumpulan Data ... 27

F. Analisis Data ... 27

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 29

A. Hasil ... 29

B. Pembahasan ... 43

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 51

A. Simpulan ... 51

B. Saran ... 52

DAFTAR PUSTAKA ... 53 LAMPIRAN


(6)

commit to user vi

DAFTAR GAMBAR


(7)

commit to user vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Keterangan (Sertifikat) Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan/ Magang di PT. Denso Indonesia Sunter Plant

Lampiran 2. Peta Lokasi PT. Denso Indonesia Sunter Plant

Lampiran 3. Lay Out Jalur Evakuasi PT. Denso Indonesia Sunter Plant Lampiran 4. Kebijakan K3 dan Lingkungan Denso Indonesia Group Lampiran 5. Organisasi SHE Denso Indonesia Group

Lampiran 6. Nomor-nomor Telepon Penting Kondisi Darurat Lampiran 7. Data Pelayanan Kesehatan

Lampiran 8. Lay Out Tandu dan Kotak P3K

Lampiran 9. Struktur Organisasi Tim Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat Lampiran 10. Schedule Patrol Mingguan (Kantin, Loker, Toilet)

Lampiran 11. Check List Pemeriksaan Kantin Lampiran 12. Check List Dapur Harian Lampiran 13. Menu Makanan Karyawan

Lampiran 14. Draft RunDown Simulasi Tim Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat Keracunan Makanan pada Karyawan

Lampiran 15. Lay Out Simulasi Tim Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat Keracunan Makanan pada Karyawan


(8)

commit to user 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Makanan merupakan kebutuhan mendasar bagi hidup manusia.

Makanan yang dikonsumsi beragam jenis dengan berbagai cara

pengolahannya (Santoso, 1999). Makanan-makanan tersebut sangat mungkin sekali menjadi penyebab terjadinya gangguan dalam tubuh sehingga jatuh sakit. Salah satu cara untuk memelihara kesehatan adalah dengan mengkonsumsi makanan yang aman, yaitu dengan memastikan bahwa makanan tersebut dalam keadaan bersih dan terhindar dari wholesomeness (penyakit). Banyak sekali hal yang dapat menyebabkan suatu makanan menjadi tidak aman, Salah satu di antaranya dikarenakan terkontaminasi (Thaheer, 2005).

Kontaminasi yang terjadi pada makanan dan minuman dapat menyebabkan makanan tersebut dapat menjadi media bagi suatu penyakit. Penyakit yang ditimbulkan oleh makanan yang terkontaminasi disebut penyakit bawaan makanan (food-borned diseases) (Susanna, 2003).

Penyakit bawaan makanan merupakan salah satu permasalahan kesehatan masyarakat yang paling banyak dan paling membebani yang pernah dijumpai di zaman modern ini. Penyakit tersebut menimbulkan banyak korban dalam kehidupan manusia dan menyebabkan sejumlah besar penderitaan,


(9)

commit to user

khususnya di kalangan bayi, anak, lansia dan mereka yang kekebalan tubuhnya terganggu (WHO, 2006).

Sejumlah survei terhadap kejadian luar biasa (KLB) penyakit bawaan makanan yang berjangkit di seluruh dunia memperlihatkan bahwa sebagian besar kasus penyakit bawaan makanan terjadi akibat kesalahan penanganan pada saat penyiapan makanan tersebut baik di rumah, jasa katering, kantin rumah sakit, sekolah, perusahaan atau di pangkalan militer atau pada saat jamuan makan (WHO, 2006).

Keadaan aman sepenuhnya tidak mungkin tercapai karena selalu terdapat kemungkinan ada faktor yang tidak diperhitungkan. Oleh karena itu disemua industri tidak cukup apabila manajemen hanya melakukan perancanaan untuk operasi normal, melainkan harus membuat persiapan dan perencanaan keadaan darurat. Tujuannya adalah untuk membatasi kerugian baik berupa materil maupun korban manusia jika terjadi suatu keadaan darurat di tempat kerja (Sahab, 1997)

PT. Denso Indonesia Sunter Plant merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi komponen kendaraan bermotor yang telah mempunyai kantin sendiri dengan penyediaan menu makanan menggunakan jasa koki. makanan tersebut sangat mungkin dapat penyebab terjadinya gangguan dalam tubuh kita sehingga kita jatuh sakit. Beragamnya potensi dan faktor bahaya yang berisiko terjadi kecelakan kerja menuntut perusahaan agar selalu tanggap akan terjadinya hal-hal darurat yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja.


(10)

commit to user

Dari latar belakang di atas maka perusahaan telah membuat suatu prosedur untuk menanggulangi keadaan darurat, salah satunya adalah tentang keadaan darurat keracunan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka dalam penelitian ini penulis merumuskan masalah sebagai berikut : “Bagaimana prosedur penanggulangan keadaan darurat keracunan di PT. Denso Indonesia Sunter Plant?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui prosedur penanggulangan keadaan darurat keracunan makanan di PT. Denso Indonesia Sunter Plant.

D. Manfaat Penelitian

1. Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan-masukan yang berarti sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan prosedur tanggap darurat agar lebih baik lagi khususnya untuk keadaan darurat keracunan


(11)

commit to user

2. Penulis

Penelitian ini dapat memberikan kesan tersendiri bagi penulis karena dengan adanya penelitian ini penulis dapat belajar tentang keadaan darurat keracunan di PT. Denso Indonesia Sunter Plant apalagi keracunan dapat terjadi dimana saja sehingga apabila suatu saat terjadi keracunan dapat melakukan pertolongan pada korban keracunan untuk sedikit mengurangi keparahan sebelum dibawa ke rumah sakit atau tindakan lebih lanjut dari dokter.

3. Program Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja

Menambah reverensi buku di perpustakaan Program Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja dan dapat digunakan sebagai tambahan pengetahuan tentang kesiapsiagaan dan tanggap darurat khususnya pada keadaan darurat keracunan.

4. Pembaca

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai keadaan darurat di suatu perusahaan yang berguna bagi peningkatan pengetahuan dan wawasan pembaca.


(12)

commit to user BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Keadaan Darurat dan Keracunan

a. Keadaan Darurat

Keadaan darurat adalah suatu peristiwa yang tidak normal yang menuju kepada resiko mencelakai manusia, merusak peralatan atau lingkungan antara lain kebakaran, peledakan, kebocoran gas beracun, tumpahan material berbahaya, bencana alam, rumor dan lain-lain. (Guming, 1995 dalam Sri Pujiasih)

Menurut Depnaker RI (1996), suatu keadaan darurat besar didalam suatu pekerjaan adalah suatu yang mempunyai potensi untuk menyebabkan cedera berat atau kematian. Walaupun keadaan darurat mungkin disebabkan oleh sejumlah factor yang berbeda misalnya kegagalan perlengkapan instalansi pabrik, kesalahan manusia, gempa bumi, tabrakan kendaraan atau sabotase dalam keadaan normal manifestasinya dalam tiga bentuk dasar yaitu kebakaran, peledakan atau lepasnya gas beracun.

Keadaan darurat adalah suatu kondisi yang mengancam keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan (Kusuma D.T, 2006), keadaan darurat meliputi :


(13)

commit to user

1) Kebakaran, peledakan dan pencemaran

2) Tumpahan material atau bahan berbahaya beracun (B3)

Kenyataan menunjukkan bahwa betapapun sempurna dan efektifnya usaha pencegahan yang dilakukan oleh suatu perusahaan, bencana tetap merupakan ancaman paten (Depnaker, 2002)

Suatu industri perlu menyiapkan diri agar segera dapat mengambil langkah penanggulangan pada awal kejadian atau membatasi jumlah korban dan kerugian material. Untuk itu perlu pengorganisasian yang sebaik-baiknya disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan (Sahab, 1997)

Rencana tanggap darurat merupakan rencana yang dirancang untuk menangani perlindungan segera pada pekerja dan lingkungan pada saat terjadi keadaan darurat (Kuhre, 1996)

b. Keracunan

Disebut keracunan makanan bila seseorang mengalami

gangguan kesehatan setelah mengkonsumsi makanan yang

terkontaminasi bakteri atau racun yang dihasilkan oleh bakteri penyakit. Mikroorganisme ini dapat masuk kedalam tubuh kita melalui makanan dengan perantara orang yang mengolah makanan atau berasal dari makanan itu sendiri akibat pengolahan yang kurang baik.

Keracunan makanan merupakan penyakit yang diakibatkan pengkonsumsian makanan atau minuman yang memiliki kandungan bakteri atau bahan-bahan kimia yang dapat menyebabkan gangguan


(14)

commit to user

didalam fungsi normal tubuh. Keracunan makanan adalah penyakit yang berlaku akibat memakan makanan yang tercemar. Makanan dikatakan tercemar jika ia mengandung sesuatu benda atau bahan yang tidak seharusnya berada didalamnya

c. Penyebab Keracunan Makanan

Menurut Center of Disease Control (CDC), sebagian besar keracunan makanan akibat kesalahan dalam pengolahan makanan seperti :

1) Membiarkan makanan yang telah siap saji pada suhu yang baik bagi bakteri untuk tumbuh

2) Kesalahan memasak atau menghangatkan kembali makanan

3) Kontaminasi silang

4) Kontaminasi oleh tangan pengolah makanan (koki)

Adapun makanan yang sering dipengaruhi bakteria adalah sebagai berikut :

1) Susu atau makanan bersusu seperti keju dank krim

2) Masakan berlemak seperti nasi lemak, nasi beriyani, mi dan sebagainya

3) Roti dan kuih-mulih

4) Makanan laut seperti kerang

5) Daging-lembu, ayam, ikan

6) Makanan dalam tin yang telah kemik atau yang kembung pada bagian atasnya atau berkarat


(15)

commit to user

Keadaan sekitar anda dan pengendalian makanan yang tidak teliti juga menggalakkan bakteria mencemari makanan. Beberapa contoh keadaan yang sering berlaku :

1) Makanan mentah

2) Daging, ayam dan ikan tidak disimpan di tempat dingin

3) Makanan beku yang dibiarkan `cair' pada suasana yang panas untuk terlalu lama

4) Makanan dalam tin terdedah kepada suhu bilik selepas dibuka

5) Makanan basah dan berair yang didedahkan pada tempat panas

6) Buah-buahan serta sayur-sayuran yang tidak dicuci dengan baik

7) Makanan tercemar semasa dimasak atau dibungkus

8) Makanan tidak disimpan segera

d. Tanda-tanda Keracunan Makanan

Adapun tanda-tanda umum keracunan makanan adalah sebagai berikut :

1) Kekejangan otot

2) Demam

3) Kerap membuang air besar. Tinja cair dan mungkin disertai darah, nanah dan mukus

4) Otot-otot lemah dan badan terasa seram sejuk

5) Loya dan muntah

6) Memulas dan sakit perut

7) Kadangkala demam dan dehidrasi


(16)

commit to user 9) Hilang selera makan

Gejala yang diderita berbeda dari seorang ke orang lain dan tergantung pada :

1) Jenis racun atau jenis bakteria

2) Jumlah racun atau bakteria yang termakan

3) Umur seseorang

4) Ketahanan seseorang

Biasanya tanda-tanda dan gejala mulai timbul beberapa jam setelah memakan makanan yang tercemar atau beberapa hari

kemudiannya. Waktu timbulnya gejala setelah seseorang

mengkonsumsi makanan beracun sangat bervariasi tergantung jenis mikroorganisme yang menginfeksi. Namun rata-rata mereka akan mengeluhkan gangguan kesehatan setelah 30 menit sampai 2 minggu setelah menyantap makanan beracun. Keluhan yang dirasakan antara lain nyeri perut, mules, diare, muntah dan demam. Keluhan ini dirasakan dari tingkat ringan sampai berat.

Bayi, anak-anak dan orang tua adalah mereka yang paling rentan terkena keracunan makanan karena fungsi kekebalan tubuh mereka lebih lemah bila dibandingkan dengan kelompok usia lain.

Beberapa catatan tentang pertolongan pertama pada keracunan makanan antara lain :


(17)

commit to user

1) Kenali gejala-gejala keracunan seperti kepala pusing, perut mual, badan menjadi dingin dan lemas. Biasanya gejala ini muncul beberapa saat setelah kita makan atau minum sesuatu.

2) Segera minum susu kental atau minum air putih

sebanyak-banyaknya. Air kelapa muda telah terbukti memiliki khasiat sebagai penawar dan pengurai zat racun.

3) Jika ingin muntah segera muntahkan keluar, namun jika tidak beristirahatlah saja sampai kondisi membaik

4) Jika ternyata kondisi masih tidak berubah dalam beberapa jam dan menunjukkan gejala-gejala yang lebih parah semisal kejang-kejang, sebaiknya segera ditangani oleh ahli medis. Jangan lupa membawa serta contoh makanan beracun ataupun mengingat makanan yang telah dimakan untuk mempermudah dokter mendiagnosa.

e. Pertolongan Pada Keracunan Makanan

Pertolongan pertama pada keracunan makanan :

1) Untuk mengurangi kekuatan racun, berikan air putih sebanyak-banyaknya atau diberi susu yang telah dicampur dengan telur mentah

2) Agar perut terbebas dari racun, berikan norit dengan dosis 3-4 tablet selama 3 kali berturut-turut dalam setiap jamnya

3) Air santan kental dan air kelapa hijau yang dicampur 1 sendok makan garam dapat menjadi alternatif jika norit tidak tersedia.


(18)

commit to user

4) Jika penderita dalam kondisi sadar, usahakan agar muntah. Lakukan dengan cara memasukkan jari pada kerongkongan leher dan posisi badan lebih tinggi dari kepala untuk memudahkan kontraksi

5) Apabila penderita dalam keadaan pingsan, bawa segera kerumah sakit atau dokter terdekat untuk mendapatkan perawatan intensif.

Untuk keracunan pada anak ada beberapa tindakan, diantaranya adalah sebagai berikut :

1) Jika anak muntah dan mengalami cirit-birit, periksa suhu badan untuk menentukan ada demam

2) Periksa tinja untuk menentukan terdapat darah atau nanah

3) Biarkan anak berbaring dan jangan diberikan sembarang makanan

tetapi pastikan dia kerap diberi minum air yang dicampur sedikit garam dan diberi glukosa

4) Coba tentukan makanan yang diberikaan oleh anak yang telah menyebabkan timbulnya tanda-tanda penyakit

f. Pencegahan Keracunan Makanan

Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya keracunan makanan adalah sebagai berikut :

1) Biasakan mencuci tangan sebelum melakukan aktifitas yang

berhubungan dengan makanan. Baik itu sebelum mengolah


(19)

commit to user

menggunakan sabun agar kuman bakteri yang ada pada tangan segera mati

2) Pisahkan antara makanan yang belum diolah dengan makanan yang

telah siap saji. Jangan menghidangkan makanan pada tempat yang kotor atau bekas dipakai tempat makanan mentah.

3) Masaklah makanan sampai-sampai benar matang. Jangan

mengkonsumsi makanan mentah atau makanan setengah matang

4) Bekukan makanan yang akan disimpan dalam waktu yang lama.

Untuk mencegah terjadinya keracunan makanan, kita sebaiknya melakukan :

1) Pengelolaan sistem higiene yang baik

2) Pengelolaan makanan yang baik

3) Hindari terjadi kontaminasi dari manapun

4) Simpan makanan dalam suhu yang tepat (kurang dari 5°C untuk makanan yang disimpan didalam kulkas dan lebih dari 60°C untuk makanan yang panas)

5) Hindari makan makanan yang asam yang dikemas dalam kemasan

yang terbuat dari logam 6) Hindari makan jamur yang liar

7) Hindari mengkonsumsi makanan setengah matang.

Cara yang paling baik dan berkesan untuk mencegah kejadian keracunan makanan adalah dengan melindungi makanan dari tercemar dan mengawasi punca-punca pencemaran seperti berikut :


(20)

commit to user

1) Manusia

a) Menghindari hal buruk seperti merokok, mengorek hidung dan

telinga serta menggaruk kepala atau bagian-bagian lain pada badan selagi makan.

b) Selalu menjaga kebersihan dan kesehatan diri supaya tidak menjadi penular kepada orang lain

c) Membasuh tangan secara teliti terutama setelah ke peternakan, memegang bahan mentah dan mengangkut sampah.

d) Menjaga kebersihan sekitar

e) Memastikan peralatan yang rusak atau retak tidak digunakan lagi

f) Selalu menutup makanan yang dihidangkan dengan penutup saji

g) Tidak menyediakan makanan terlalu awal

2) Bahan mentah

a) Bahan-bahan mentah, terutama daging atau hasilnya harus disimpan pada suhu yang rendah (kurang dari 4°C)

b) Bahan mentah harus disimpan terpisah dengan makanan yang sudah dimasak dan siap dimakan

c) Gunakan peralatan seperti pisau dan papan pemotong yang berbeda untuk menghindari pencemaran

d) Cuci bahan mentah dengan teliti untuk mengeluarkan kotoran atau benda asing pada permukaannya


(21)

commit to user

e) Basuh tangan sampai bersih setelah memegang bahan mentah seperti daging mentah sebelum memakan makanan yang telah tersedia.

3) Serangga dan hewan

a) Hewan seperti lalat, tikus, lipas, burung dan binatang peliharaan adalah makhluk pembawa kotoran dan bakteria

b) Kawalan serangga dan hewan ini akan membantu

mengurangkan pencemaran makanan secara berkesan. 4) Air

Jika air yang digunakan tidak diperoleh secara langsung dari sumber utama, misalnya dari tangki yang terdedah atau menggunakan sambungan pipa getah, pencemaran boleh berlaku melalui kebocoran ini.

2. Penanganan Keadaan Darurat

a. Prosedur Keadaan Tanggap Darurat

Perusahaan harus memiliki prosedur untuk menghadapi keadaan darurat atau bencana yang diuji secara berkala untuk mengetahui kendalanya pada saat kejadian yang sebenarnya. Pengujian prosedur secara berkala tersebut dilakukan oleh personel yang memiliki kompetensi kerja dan untuk instansi yang memiliki bahaya besar harus dikoordinasikan dengan instansi terkait yang berwenang (Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. PER. 05/MEN/1996)


(22)

commit to user

Perusahaan memiliki dan menerapkan prosedur kesiapsiagaan dan tanggap darurat yang mencakup pencegahan, penanggulangan, investigasi, dan pemulihan keadaan darurat.

b. Identifikasi Keadaan Tanggap Darurat

Identifikasi keadaan darurat dapat dijelaskan dalam prosedur kesiapsiagaan dan tanggap darurat atau diterapkan dalam bentuk peta bahaya. Untuk setiap kondisi darurat dibuatkan instruksi kerja atau prosedur untuk mencegah dan menanggulangi keadaan darurat (Kusuma D.T, 2006)

Prosedur tanggap darurat yaitu cara dalam mengantisipasi keadaan darurat. Menurut Kuhre (1996), rencana kesiapsiagaan dan tanggap darurat dibagi menjadi tiga bagian dan setiap bagian tersebut masih memiliki bagian-bagian tersendiri. Ketiga bagian tersebut adalah 1) Persiapan Distribusi

Rencana kesiapsiagaan dan tanggap darurat harus dipersiapkan dan disusun oleh pakar lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja setempat yang mengetahui pengetahuan akan kondisi dan peraturan yang berlaku. Tim kesiapsiagaan dan tanggap darurat juga harus terlibat dalam persiapan rencana atau sekurangnya dalam perbaikan selanjutnya dari rencana yang ada sehingga mereka mengetahui keseluruhan rencana dengan baik dan turut merasa sebagai penyumbang saran. Rencana kesiapsiagaan dan tanggap darurat harus diubah jika komponen-komponen yang


(23)

commit to user

penting telah kadaluarsa atau terjadi perubahan peraturan-peraturan untuk setiap perubahan yang dibuat, tanggal dan nomor revisi harus dicatat. Semua rencana yang diterbitkan tanpa nomor akan dianggap salinan yang tidak terkontrol.

Sekurang-kurangnya satu salinan harus ada disetiap gedung, biasanya diletakkan di pos penjagaan atau kotak ditembok dekat pintu keluar. Individu-individu dibawah ini harus mempunyai salinan yang dikontrol :

1) Setiap anggota tim kesiapsiagaan dan tanggap darurat

2) Komite keselamatan atau departemen K3

3) Perwakilan lingkungan, kesehatan dan keselamatan

4) Dinas pemadam kebakaran

5) Rumah sakit setempat

6) Koordinator lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja.

2) Aktivitas Utama Dan Komponen Yang Harus Dipersiapkan

Sebelum Keadaan Darurat

Semua rencana kesiapsiagaan dan tanggap darurat harus bersifat spesifik bila diharapkan dapat berguna pada suatu keadaan darurat. Ada beberapa unsur kunci utama pada sebagian besar rencana tim kesiapsiagaan dan tanggap darurat dan hal-hal tersebut adalah sebagai berikut.


(24)

commit to user

a) Pembentukan Tim Kesiapsiagaan Dan Tanggap Darurat

Tim harus terdiri dari para pekerja yang memiliki pengetahuan atau dapat terlatih untuk bertindak dalam keadaan darurat seperti kebakaran, ledakan, tumpahan bahan kimia, dan lain sebagainya. Anggota kunci dari tim kesiapsiagaan dan tanggap darurat adalah pemimpin tim. (Kuhre, 1996)

Anggota tim harus pada tingkat kesehatan dan kebugaran jasmani yang tinggi, disiplin dan mampu bekerja dalam situasi stress yang berat, karena itu untuk tim penanggulangan keadaan darurat perlu dilakukan seleksi untuk mendapat personel yang sesuai dengan kebutuhan. (Sahab, 1997)

Jumlah yang memadai dari pekerja yang menjadi anggota TKTD harus ada tim untuk semua shift dan anggota tim perlu diubah-ubah dan setiap tim membutuhkan pemimpin (Kuhre,1996)

Untuk mengatasi keadaan darurat perlu ditunjuk seorang pejabat sebagai coordinator umum untuk memimpin seluruh operasi dan coordinator lapangan sebagai pemegang komando ditempat kejadian (Sahab, 1997)

b) Alat Pelindung Diri

Alat Pelindung Diri (APD) harus ditempatkan di lokasi yang strategis. APD meliputi alat bantu pernafasan, baju tahan bahan kimia, sarung tangan, sepatu bot. (Kuhre, 1996)


(25)

commit to user

Alat dan sistem keadaan darurat diperiksa, di uji dan dipelihara secara berkala untuk kesiapan menangani keadaan darurat (Peraturan Menteri Tenaga Kerja no PER.05/MEN/1996)

c) Alat Pembersih Tumpahan Bahan Kimia

Untuk membersihkan tumpahan bahan kimia perlu disediakan alat pembersih khusus. Alat tersebut ditempatkan pada area yang beresiko tinggi dan disesuaikan dengan jenis bahan kimia yang ada, biasanya meliputi : bantal penyerap, penetral asam, penetral basa, kertas ph, drum dan kantong buangan, label limbah berbahaya, pita isolasi, penutup buangan, peralatan, sapu, sekop, dan garis (Kuhre, 1996)

d) Pelatihan

Anggota harus dilatih tentang bagaimana menangani situasi-situasi yang berbeda seperti tumpahan bahan kimia, kebakaran, cedera, gempa bumi dan masalah-masalah yang ekstrim.

Subyek-subyek yang diberikan termasuk perlindungan

pernafasan, pengetahuan tentang racun, sistem komando kecelakaan, prosedur pembersihan tumpahan bahan kimia, penanganan drum gawat darurat, klasifikasi bahaya, pemakaian lembar data keamanan bahan, identifikasi bahaya dan penilaian bahaya, peralatan perlindungan personil, peralatan pemantauan, pertolongan pertama, penanggulangan kebakaran, petunjuk


(26)

commit to user

dekontaminasi, dan beberapatopik umum dan spesifik lainnya. (Kuhre, 1996)

Sebagai kesiapan untuk menangani keadaan darurat maka petugas penanganan keadaan darurat diberikan pelatihan

khusus (Peraturan Menteri Tenaga Kerja no

PER.05/MEN/1996). e) Pelatihan Praktik

Tim kesiapsiagaan dan tanggap darurat harus mendapat latihan praktik untuk mempraktikan ketrampilan yang mereka pelajari selama pelatihan. Latihan ini harus dilakukan dua bulan sekali dengan diskusi pada keberhasilan yang didapat dan masalah yang dijumpai (Kuhre, 1996)

f) Fisik

Semua anggota tim kesiapsiagaan dan tanggap darurat harus menjalani tes kebugaran pernafasan dan fisik. Pemeriksaan kesehatan harus dijadikan persyaratan untuk meminimumkan kemungkinan bahwa seorang anggota tim kesiapsiagaan dan tanggap darurat untuk dapat menjalankan tugasnya karena keadaan fisik yang tidak memungkinkan (Kuhre, 1996)

g) Sarana Komunikasi

Radio panggil atau sarana komunikasi keadaan darurat lainnya harus diberikan kepada tim kesiapsiagaan dan tanggap darurat. Anggota tim kesiapsiagaan dan tanggap darurat masing-masing


(27)

commit to user

harus memiliki radio panggil, telepon genggam dan radio komunikasi sehingga mereka dapat dikumpulkan ketempat kejadian secepat mungkin (Kuhre, 1996)

h) Ketersediaan Tim Kesiapsiagaan Dan Tanggap Darurat

Tim kesiapsiagaan dan tanggap darurat harus selalu siap setidak-tidaknya selama jam kerja operasional dari fasilitas tersebut, untuk kegiatan operasional yang berlangsung terus menerus, berarti tim kesiapsiagaan dan tanggap darurat harus berada ditempat kerja selama 24 jam sehari, 7 hari seminggu (Kuhre, 1996)

i) Penentuan Nomor Telepon Intern Untuk Keadaan Gawat

Darurat

Nomor telepon intern untuk keadaan gawat darurat harus ditentukan sehingga dapat digunakan dari setiap nomor telepon intern dan nomor telepon harus sudah diingat (Kuhre, 1996) j) Peta Evakuasi

Peta evakuasi yang terbaru harus dipersiapkan dan ditempatkan dibeberapa lokasi pada tiap fasilitas pabrik. Peta-peta ini harus menunjukkan pintu keluar terdekat, pintu keluar cadangan dan titik pertemuan (Kuhre, 1996)

k) Titik Penentuan di Luar Lokasi

Beberapa titik pertemuan diluar lokasi yang telah ditentukan sebelumnya harus ditandai dan para pekerja diinstruksi untuk


(28)

commit to user

berkumpul dititik tersebut pada saat keadaan darurat (Kuhre, 1996)

l) Peralatan Gawat Darurat Lainnya

Selain peralatan pembersih tumpahan, radio dan peralatan perlindungan personil, ada peralatan perlindungan lainnya juga harus dimiliki. Pencuran pengaman, alat pencuci mata, pemadam kebakaran, P3K, alat transfusi darah, oksigen, peralatan dekontaminasi adalah contoh peralatan yang berguna lainnya (Kuhre, 1996)

m) Praktik Evakuasi

Sekurang-kurangnya sekali setahun seluruh pekerja harus mendapatkan latihan praktik evakuasi. Bila seluruh fasilitas akan terganggu bila dilakukan latihan bersama, maka tiap bagian dapat dilakukan latihan terpisah (Kuhre, 1996)

3) Aktivitas Tim Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat

a) Pemberitahuan

Tim kesiapsiagaan dan tanggap darurat diberitahu akan adanya keadaan gawat darurat oleh pusat komando pengaman atau sumber lain dn tim kesiapsiagaan dan tanggap darurat berkumpul didekat lokasi gawat darurat pada tempat yang aman (Kuhre, 1996)


(29)

commit to user

b) Evakuasi

Tim kesiapsiagaan dan tanggap darurat akan membunyikan tanda bahaya dan mengevakuasi pekerja dari area bahaya bila ada ancaman terhadap keselamatan jiwa manusia (Kuhre, 1996) c) Perhitungan Pekerja Pada Titik Pertemuan

Menghitung pekerja pada titik pertemuan adalah tanggung jawab pengawas untuk menghitung seluruh pekerjanya pada titik pertemuan termasuk yang sakit dan cuti (Kuhre, 1996)

d) Penilaian Keadaan Darurat

Setelah wawancara singkat dengan pekerja yang terlibat, tim kesiapsiagaan dan tanggap darurat akan menggunakan alat pelindung diri dan memeriksa area untuk memastikan semua pekerja sudah keluar dan membuat penilaian akan keadaan gawat darurat tersebut (Kuhre, 1996)

e) Memindahkan Pekerja Yang Cedera

Bila ditemukan adanya pekerja yang cedera, mereka harus dipindahkan dari lokasi keadaan gawat darurat hanya oleh tim kesiapsiagaan dan tanggap darurat yang memakai alat pelindung diri lengkap (Kuhre, 1996)

f) Penghentian Sarana dan Kegiatan Tertentu

Selama keadaan gawat darurat mungkin perlu untuk menghentikan saluran gas, listrik, air, atau sarana lain (Kuhre, 1996)


(30)

commit to user

g) Mendirikan Penghalang

Penghalang menandakan suatu zone isolasi yang melarang siapapun kecuali tim kesiapsiagaan dan tanggap darurat untuk masuk (Kuhre, 1996)

h) Penghentian Sumber Tumpahan

Sumber tumpahan harus dihentikan bila hal itu dapat dilakukan dengan aman. Hal ini biasanya dilakukan dengan menutup lubang dan menegakkan sebuah drum (Kuhre, 1996)

i) Menyebarkan Informasi Pada Para Pekerja

Pengawas harus menyebarkan informasi yang sebenarnya pada para pekerja untuk meredakan ketegangan mereka. Tergantung pada seriusnya keadaan gawat darurat, beberapa atau seluruh pekerja harus diperbolehkan pulang (Kuhre, 1996)

j) Membersihkan Tumpahan

Bila dapat dilakukan dengan aman, tumpahan harus dibersihkan. Tim kesiapsiagaan dan tanggap darurat harus mengenal bahan yang tumpah dan mempunyai alat pelindung diri, peralatan pembersihan, dan pelatihan lengkap sebelum mencoba untuk melakukannya (Kuhre, 1996)

k) Pekerja Memasuki Gedung Kembali

Pemimpin tim kesiapsiagaan dan tanggap darurat akan menentukan bagian gedung atau area yang cukup untuk dimasuki (Kuhre, 1996)


(31)

commit to user

l) Pertemuan Tertutup

Tim kesiapsiagaan dan tanggap darurat, perwakilan

manajemen, perwakilan lingkungan, kesehatan dan

keselamatan kerja dan badan-badan yang terlibat harus mengadakan pertemuan setelah keadaan gawat darurat yang terjaadi diatas untuk mendiskusikan masalah, menilai tindakan terhadap keadaan gawat darurat, dan melakukan perbaikan untuk meminimumkan kejadian di masa mendatang (Kuhre, 1996)

Perusahaan harus membuat prosedur rencana pemulihan keadaan darurat untuk secara cepat mengembalikan pada kondisi yang normal dan membantu pemulihan tenaga kerja yang mengalami trauma (Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.PER.05/MEN/1996)

m) Dokumentasi

Seluruh kejadian yang terjadi dan tindakan penanggulangannya yang telah dilakukan harus didokumentasikan sebagai arsip yang dijadikan acuan tindakan yang harus dilakukan terhaadap kejadian serupa. Dokumentasi berguna sebagai bahan koreksi bagi prosedur penanganan yang telah dibuat untuk dilakukan revisi oleh pengawas.


(32)

commit to user

B. Kerangka Pemikiran

Gambar 1. Bagan Kerangka Pemikiran Keadaan Darurat Keracunan Tempat Kerja

Makanan (Masak sendiri)

Pengelolaan Makanan Dengan Benar

(Normal)

Pengelolaan Makanan Tidak Benar

Keadaan Darurat Keracunan makanan

Penanggulangan keadaan darurat keracunan :

1. Prosedur

2. Pembentukan Tim Penanggulangan

Keadaan Darurat Keracunan

3. Sarana dan fasilitas keadaan darurat

4. Aktifitas Tim Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat

5. Penyimpanan bahan makanan dan alat

masak atau makan yang benar

6. Menjaga kebersihan petugas kantin, alat masak dan peralatan makan serta tempat penyimpanan bahan makanan baik bahan mentah maupun jadi


(33)

commit to user BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui upaya pencegahan keracunan makanan pada karyawan PT. Denso Indonesia Sunter Plant.

B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di PT. Denso Indonesia Sunter Plant yang beralamat di JL. Gaya Motor I No. 6, Sunter II Kel. Sungai Bambu, Tanjung Priok, Jakarta Utara 14330. Penelitian dilakukan selama 1 bulan mulai tanggal 1 februari sampai 29 februari 2012

C. Objek dan Ruang Lingkup Penelitian

Objek dan ruang lingkup penelitian adalah prosedur keadaan tanggap darurat keracunan di PT. Denso Indonesia Sunter Plant.

D. Sumber Data

1. Observasi Lapangan

Observasi lapangan dilakukan untuk mengetahui kegiatan para tenaga dalam pengelolaan makanan, penataan dan penyimpanan bahan makanan, dan penyajian makanan.


(34)

commit to user

2. Wawancara

`Untuk melengkapi data yang diperoleh dari hasil observasi, maka penulis melakukan wawancara dengan tenaga kerja kantin dan pembimbing.

E. Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperoleh dan dikumpulkan dalam penelitian ini bersumber dari :

1. Observasi

Mengadakan observasi secara langsung dan wawancara dengan tenaga kerja kantin serta pembimbing

2. Dokumen Perusahaan

Data yang diperoleh dari data-data yang terdapat pada dokumen dan catatan-catatan perusahaan yang berhubungan dengan upaya pencegahan keracunan.

3. Studi Kepustakaan

Data yang diperoleh dari buku-buku dan referensi yang berhubungan dengan topik penelitian.

F. Analisis Data

Data yang diperoleh akan dianalisis dengan membandingkan data tersebut dengan peraturan perundang-undangan dan literatur yang relevan. Adapun peraturan perundang-undangan yang digunakan adalah Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 pasal 3, Peraturan Menteri Perburuhan No. 7


(35)

commit to user

Tahun 1964, Keputusan Mentri Kesehatan RI No.715/MENKES/SK/V/2003, Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per-05/MEN/1996, ISO 14001 elemen

4.4.7, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

028/MENKES/PER/I/2011 Pasal 21, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 028/MENKES/PER/I/2011 pasal 11 ayat 1, Permenakertrans No. Per- 01/MEN/1979, Permenakertrans No. 03/MEN/1982 Pasal 2 (g),

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


(36)

commit to user BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Kesiapsiagaan dan tanggap darurat adalah suatu jaminan keadaan siap siaga berupa kesatuan orang beserta keahlian dan sarananya, yang mampu mencegah dan menanggulangi keadaan darurat serta mengembalikan atau memulihkan suasana tidak normal menjadi normal kembali. PT. Denso Indonesia Sunter Plant telah membuat suatu prosedur kesiapsiagaan dan tanggap darurat yang tujuannya sebagai acuan dalam mencegah potensi bahaya keadaan darurat dan menanggulangi kondisi darurat serta dampak lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja yang ditimbulkan.

Untuk menjamin asupan gizi pekerja PT. Denso Indonesia Sunter Plant mendirikan kantin yang luasnya sekitar 600m2 yang terdiri dari 2 lantai. Kantin dikelola sendiri oleh pihak perusahaan dengan mempekerjakan koki dan tenaga kerja untuk memasak pembantu koki dan di pantau dari GA/GO.

Penyediaan menu yang disajiakn disusun oleh koki dan persetujuan PA/GO menu disusun secara bervareasi dan terdiri dari Nasi, Lauk 1 dan 2, sayur 1 dan 2, buah, air putih. Namun selama ini belum dihitung untuk keperluan kalori bagi pekerja dan pengaturan diet serta belum ada ahli gizi. Disamping itu setiap satu tahun sekali dilakukan audit untuk meneliti kebersihan dan kesehatan dalam membuat makanan. Standar kalori untuk laki-laki yang kerja ringan adalah 2400 kalori, kerja sedang adalah 2600 kalori dan


(37)

commit to user

untuk kerja berat 3400 kalori. Dalam fakta yang sebenarnya perusahaan tidak membedakan penyediaan menu makanan menurut jenis kelamin maupun jenis pekerjaannya. Semua tenaga kerja mendapat nilai gizi dan kalori yang sama.

1. Prosedur

PT. Denso Indonesia Sunter Plant telah membuat suatu prosedur kesiapsiagaan dan tanggap darurat yang didalamnya terdapat tentang keracunan. Isi prosedur tersebut adalah :

a. Identifikasi Potensi Keadaan Darurat dan Pencegahannya

Komite SHE dibantu oleh manajer tertinggi (Manager Representatif) terkait mengidentifikasi dan menginventarisir lokasi kegiatan dan sarana kerja yang berpotensi menimbulkan keadaan darurat untuk menghindari timbulnya keadaan darurat serta mengurangi dampaknya bila keadaan darurat tersebut terjadi.

b. Identifikasi Sarana dan Prasarana Pencegahan Keadaan Darurat

Komite SHE (Safety Health and Environment) membuat proposal untuk realisasi sarana pencegahan agar potensi keadaan darurat tersebut tidak mungkin terjadi dan bila terjadi dapat diatasi semaksimal mungkin dengan dampak seminimal mungkin.

c. Cara Pengamanan Area Yang Berpotensi Menimbulkan Keadaan

Darurat

Area-area yang berpotensi menimbulkan keadaan darurat baik didalam maupun diluar pabrik harus dilengkapi dengan sarana-sarana penanggulangannya.


(38)

commit to user

d. Sistem Komunikasi Tanggap Darurat

Komite Safety Health and Environment bersama-sama dengan melibatkan manajer di masing-masing departemen, menetapkan sistem komunikasi tanggap darurat baik secara internal maupun eksternal.

e. Tim Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat

Tim kesiapsiagaan dan tanggap darurat PT. Denso Indonesia Sunter Plant disahkan oleh BOD (Board Of Directors) atas usulan dan saran Manajemen Respresentative SHE, dengan usulan sebagai berikut :

1) BOD (Board Of Directors)

2) Pusat komando yang terdiri dari ketua, wakil ketua, senior advisor, staff humas dan staff umum

3) Koordinator TKTD

4) Satuan tugas keamanan

5) Satuan tugas pemadam

6) Satuan tugas P3K

7) Satuan tugas evakuasi

8) Satuan tugas inspeksi

9) Satuan tugas pemulihan f. Pelatihan dan Pengujian

Semua anggota TKTD sesuai dengan tanggung jawab masing-masing satuan tugas, harus dilatih dalam menangani keadaan darurat yang berupa kebakaran, ledakan, banjir, pencemaran dan keracunan.


(39)

commit to user

g. Penanggulangan Darurat Banjir dan Pemulihannya

Bila keadaan darurat terjadi diluar jam kerja produksi, penanggulangan pertama dilakukan oleh petugas security dibantu oleh petugas departemen lain yang sedang berdinas. Petugas security harus menghubungi koordinator TKTD, Manajer Departemen dan Anggota Dewan Direksi (Board Of Directors) lainnya untuk melaksanakan perintah penanggulangan

h. Uji Coba Dan Evaluasi

Melakukan uji coba prosedur kesiapsiagaan dan tanggap darurat dilakukan minimal satu tahun sekali dan diikuti oleh semua karyawan. Setelah melakukan uji coba TKTD, tim kesiapsiagaan dan tanggap darurat dan komite SHE melakukan evaluasi terhadap hasil latihan yang telah dilakukan, dan membuat laporan dari hasil latihan tersebut.

2. Pembentukan Tim Penanggulangan Keadaan Darurat Keracunan

PT. Denso Indonesia Sunter Plant untuk menghadapi keadaan darurat keracunan belum membentuk satgas untuk penanggulangan keracunan, tetapi jika terjadi keracunan atau keadaan darurat PT. Denso Indonesia Sunter Plant telah membentuk tim kesiapsiagaan dan tanggap daruratdengan susunan sebagai berikut :


(40)

commit to user

Board Of Directors merupakan pemegang kekuasaan tertinggi di PT. Denso Indonesia Sunter Plant. Dalam menghadapi keadaan darurat keracunan, Board Of Directors bertanggung jawab untuk mengendalikan keadaan-keadaan secara keseluruhan. Sedangkan tugas-tugas Board Of Directors pada saat terjadi keadaan darurat keracunan adalah memantau seluruh kegiatan penanggulangan keadaan darurat keracunan dan memastikan seluruh tim bekerja secara maksimal. Selanjutnya memberikan keputusan terakhir mengenai cara penanggulangan terhadap keadan darurat keracunan.

b. Pusat Komando

Pusat komando terdiri dari ketua, wakil ketua, senior advisor, staff humas, staff umum. Pusat komando memiliki tanggung jawab sebagai berikut :

1) Sebagai komite yang memberikan usulan dan saran kepada Board

Of Directors tentang sistem pelaksanaan atau kegiatan TKTD baik pada saat terjadi keadaan darurat maupun pada saat tidak terjadi keadaan darurat.

2) Mengadakan pelatihan yang berhubungan dengan keadaan darurat kepada TKTD yang ada, sehingga mampu mencegah atau menanggulangi suatu keadaan darurat.

3) Meyakinkan bahwa TKTD beserta sarana dan prasarananya yang siap dan mampu menanggulangi keadaan darurat yang terjadi


(41)

commit to user

4) Membina kesiapsiagaan peralatan dan personil dalam rangka keadaan darurat.

Tugas dari pusat komando pada saat dan setelah terjadi keadaan darurat adalah sebagai berikut :

1) Memberikan saran kepada koordinator TKTD agar dapat

menanggulangi keadaan darurat secara maksimal.

2) Menginvestigasikan dan mendokumentasikan laporan keadaan

darurat yang terjadi.

3) Melaporkan secara tertulis kepada Board Of Directors

c. Koordinator TKTD

Bila terjadi keadaan darurat koordinator TKTD

menginformasikan keadaan darurat ini kepada Board Of Directors untuk selanjutnya meminta saran dan pertimbangannya dan juga menghubungi manajer maintenance atau utility untuk siap siaga terhadap panel-panel listriknya. Tanggung jawab dari koordinator TKTD adalah bertanggung jawab langsung kepada Board Of Directors untuk meyakinkan bahwa personil TKTD yang ditunjuk selalu diperbarui dan memiliki kemampuan sebagai satuan tugas TKTD. Sedangkan tugas dari koordinator TKTD adalah sebagai berikut :

1) Mengkoordinir seluruh satuan tugas TKTD, sehingga mampu

menanggulangi keadaan darurat yang terjadi sesuai dengan tugas masing-masing.


(42)

commit to user

2) Membantu mengumpulkan data yang diminta oleh komite SHE

mengenai keadaan darurat yang terjadi.

d. Satuan Tugas keamanan

Satuan tugas keamanan bila terjadi keadaan darurat langsung mengamankan karyawan, barang, dan dokumen ke lokasi yang aman. Tanggung jawab dari satuan tugas keamanan adalah bertanggung jawab kepada koordinator TKTD untuk melakukan penanggulangan dan melokalisir keadaan yang disebabkan oleh kebakaran. Sedangkan tugas dari satuan tugas keamanan adalah sebagai berikut :

1) Menjaga agar orang-orang yang tidak berkepentingan tidak masuk

kelokasi

2) Mengamankan lokasi penampungan korban

3) Mengamankan lokasi penempatan penyelamatan dokumen dan

barang berharga.

e. Satuan Tugas Evakuasi

Bertanggung jawab langsung kepada koordinator TKTD untuk menanggulangi dan melokalisir keadaan darurat yang diakibatkan oleh kebakaran, peledakan, pencemaran, banjir dan keracunan. Untuk tugas-tugasnya pada saat terjadi kejadian adalah sebagai berikut :


(43)

commit to user

2) Menerima laporan keadaan dari masing-masing line, kemudian kepala regu memeriksa tempat kejadian tersebut dan melaporkan kepada koordinator TKTD

3) Bersiap-siap memberikan peringatan atau informasi kepada seluruh karyawan diarea masing-masing

4) Apabila ada perintah persiapan evakuasi, kepala regu memberikan instruksi kepada anggota untuk meminta mereka menunggu dijalur evakuasi

5) Memimpin karyawan ketempat yang aman dan teratur pada saat evakuasi

f. Satuan Tugas P3K

Satuan tugas P3K bertanggung jawab kepada koordinator TKTD untuk memberikan P3K tehadap korban ditempat kejadian dan mempersiapkan pertolongan lebih lanjut bila diperlukan. Untuk tugas-tugasnya adalah sebagai berikut :

1) Mencari dan melaporkan kepada coordinator TKTD apakah ada yang luka atau tidak

2) Jika diberikan P3K sesuai petunjuk atasan

3) Menyiapkan kendaraan untuk membawa korban kerumah sakit

terdekat


(44)

commit to user

Satuan tugas inspeksi bertanggung jawab kepada koordinator TKTD untuk melakukan inspeksi atau pengecekan terhadap fasilitas utility pabrik dan mempunyai tugas-tugas seperti dibawah ini :

1) Mematikan Valve LPG yang ada

2) Melindungi barang-barang yang mudah terbakar

3) Pengecekan setelah penanggulangan kejadian dan melaporkan

kerusakan yang terjadi kepada koordinator area

4) Mematikan listrik

h. Satuan Tugas pemulihan

Tanggung jawab satuan tugas pemulihan adalah bertanggung jawab kepada koordinator TKTD untuk mengembalikan kondisi setelah kejadian menjadi normal kembali dan memenuhi standar. Sedangkan tugas-tugasnya adalah sebagai berikut :

1) Membersihkan lokasi kejadian

2) Menginvetarisasikan peralatan yang rusak

3) Merehabilitasikan dan memfungsikan kembali peralatan atau

fasilitas yang rusak

4) Melakukan investigasi

5) Mengevaluasi dan memantau dampak dan memberi saran

rekomendasi perbaikan.


(45)

commit to user

Pada tanggal 25 Maret 2011 PT. Denso Indonesia Sunter Plant telah melakukan simulasi keadaan darurat keracunan, adapun RunDown simulasi TKTD keracunan adalah sebagai berikut :

a. Sebelum simulasi, pada pukul 10.00 dan 12.45 WIB dilakukan

informasi paging sebelum TKTD menggunakan paging

information/telepon oleh receptionist sebanyak 2 kali.

b. Lima belas menit kemudian seluruh satgas dan panitia berkumpul di auditorium untuk mempersiapkan perlengkapan dan peralatan simulasi (checklist)

c. Saat simulasi keracunan makanan dimulai, para korban dan satgas sudah bersiap-siap dengan peralatan dan tugasnya masing-masing. pada pukul 15.15-15.18 WIB setelah makan siang dikantin, pada saat selesai istirahat 10 menit kedua, 5 anggota di line 6 mengeluh pusing dan mual-mual yang kemudian anggota tersebut langsung dilarikan leader ke klinik menggunakan kursi roda dan peralatan masing-masing satgas untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

d. Dikarenakan perawat tidak sanggup melayani semua korban akhirnya perawat meminta bantuan ke manager terkait menghubungi koordinator TKTD yang tengah berada di posko security dengan menggunakan telepon untuk meminta bantuan satgas P3K dan manager terkait langsung menginformasikan kejadian tersebut ke koordinator TKTD di posko security dan meminta bantuan satgas P3K untuk dating ke klinik menolong korban yang keracunan makanan


(46)

commit to user

e. Koordinator TKTD kemudian melaporkan kejadian tersebut ke Pusat Komando untuk dilakukan investigasi lebih lanjut dan melakukan paging informasi ada keracunan makanan diakntin dan meminta kepada semua satgas P3K agar segera bergerak ke klinik untuk menolong korban keracunan makanan

f. Setelah mendapatkan instruksi dari Pusat Komando, koordinator langsung menghubungi ketua satgas P3K agar segera bergerak ke klinik kemudian satgas mengevakuasi 1 korban keracunan makanan ke Ambulance dengan menggunakan tandu P3K dan kursi roda untuk mengevakuasi korban ke rumah sakit dan untuk satgas yang lain menenangkan korban lain yang tidak parah di klinik. Beberapa saat kemudian tim dari general office, SHE, dan satgas inspeksi melakukan analisa keracunan makanan dengan mengambil sampel makanan.

g. Pada pukul 15.40-15.44 WIB seluruh satgas TKTD berkumpul di Assembly Point untuk melaporkan kegiatan masing-masing satgas. Satgas P3K melaporkan penanganan korban yang keracunan makanan sudah dilakukan dengan baik

h. Simulasi evakuasi keracunan makanan di PT. Denso Indonesia Sunter

Plant telah selesai dan seluruh panitia berkumpul di Auditorium untuk evaluasi simulasi TKTD

4. Sarana dan Fasilitas


(47)

commit to user

Klinik perusahanan PT. Denso Indonesia berdiri awal tahun 2006. Sebelum berdiri kilinik ini PT. Denso Indonesia hanya menyediakan sebuah ruang istirahat yang berisi obat-obatan generik yang biasa dijual di warung-warung. Mulai awal tahun 2006 klinik berdiri ruang tesebut sudah memiliki 2 tempat tidur pemeriksaan, alat- alat medis, dan ruang khusus yaitu ruang pumping yaitu ruang sebagai tempat bagi karyawan yang menyusui bayinya untuk memompa asi dan menyimpannya di Freeser kemudian jika pulang asi dibawa pulang agar bayi tetap mendapat asi esklusif selama karyawan bekerja

Klinik juga dilengkapi dengan washtaffel, dispenser,

perlengkapan pumping misal alat pompa dan botol, peralatan medis seperti oksigen, thermometer, stetoskop, tensi meter, senter khusus, alat bedah ringan, tandu, poster kesehatan dan poster K3. Klinik buka jam 7.30-16.30 WIB dan jam 16.30- 21.00 WIB.

b. Tenaga medis

PT. Denso Indonesia telah menunjuk Dr. Nur Amalia sebagai dokter perusahaan. Dokter tidak selalu berada di klinik melainkan hanya pada hari senin, rabu dan jum’at setiap pukul 10.00 - 12.00 WIB namun ada seorang perawat diklinik beberapa sudah memiliki surat penunjukan dan bersertifikat Hiperkes. Jumlah perawat diklinik 6 orang yang bertugas bergantian dengan sistem jaga 2 shift sesuai jam buka klinik.


(48)

commit to user

Sebagai upaya mempermudaah jalannya pertolongan pertama

pada tenaga yang mengalami kecelakaan perusahaan telah

menyediakan 34 kotak P3K hampir disemua devisi. Kotak P3K berisikan perlengkapan P3K yaitu:

1) Revanol : 1 botol

2) Betadin : 60 cc

3) Kasa gulung 5 cm : 10 Pcs

4) Kasa gulung 10 cm : 5 Pcs

5) Balsem gosok : 1 Pcs

6) Handsaplas : 5 Pcs

7) Micropore plaster : 1 Pcs

8) Kapas steril : 30 gr

9) Bioplacenton : 1 Pcs ( Area tertentu)

10)Gunting kecil : 1 Pcs

Pengecekan kotak P3K dilakukan setiap 1 bulan sekali namun jika sebelum waktu pengecekan ada peralatan P3K yang sudah habis bisa langsung memintanya ke klinik.

d. Tandu P3K

PT. Denso Indonesia Sunter Plant menyadiakan 2 buah tandu sebagai upaya untuk memudahkan pengangkatan pasien yang sakit maupun korban kecelakaan dari tempat kerja menuju klinik maupun dari klinik untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.


(49)

commit to user

PT. Denso Indonesia Sunter Plant telah menyediakan 1 buah mobil ambulans untuk mengangkut pasien rujukan dari klinik menuju rumah sakit rujukan.

f. Rumah Sakit Rujukan

Klinik perusahaan sangat terbatas peralatan medis maupun obat-obatan yang tersedia. Maka jika ada penyakit atau ganguan kesehatan yang di derita pekerja perlu tindakan penangan lebih lanjut maka pihak rumah sakit akan merujuk karyawan yang bersangkutan ke rumah sakit terdekat dan jika keadaan membaik karyawan ingin dirujuk kerumah sakit yang lebih dekat tempat tinggal diijinkan dan semua biaya pengobatan dan perawatan ditanggung oleh perusahaan sampai karyawan yang bersangkutan benar-benar sembuh.

5. Aktifitas Tim Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat

a. Pelatihan dan Uji Coba Tim Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat Anggota Tim Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat harus dilatih tentang bagaimana menangani situasi-situasi yang berada seperti tumpahan bahan kimia, kebakaran, cidera, gempa bumi dan masalah-masalah cuaca yang ekstrim (Kuhre, 1996)

Pelatihan Tim Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat secara umum diadakan setiap satu tahun sekali. Kegiatan tersebut diikuti oleh semua anggota Tim Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat, maksud dan tujuan dari uji coba ini adalah :


(50)

commit to user

1) Latihan rutin bagi Tim Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat dalam mengatasi terjadinya keadaan gawat darurat.

2) Untuk mengimplementasikan prosedur “Kesiapsiagaan dan

Tanggap Darurat” yang ada diperusahaan terkait dengan implementasi ISO 14001 dan SMK3

b. Kesiagaan Tim Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat

Tim Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat harus siap setidak-tidaknya selama jam kerja operasional dari fasilitas tersebut. Untuk kegiatan operasional yang berlangsung terus menerus, berarti Tim Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat harus berada ditempat kerja selama 24 jam sehari, 7 hari seminggu (Kuhre, 1996)

Untuk menghadapi keadaan darurat yang datangnya tidak terduga maka anggota Tim Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat harus siap siaga setiap diperlukan. Di PT. Denso Indonesia Sunter Plant untuk Tim Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat setiap hari dibagi menjadi tiap sift, yaitu sift pagi dan malam.

B. Pembahasan

PT. Denso Indonesia Sunter Plant telah membentuk tim kesiapsiagaan dan tanggap darurat. Hal ini merupakan wujud keperdulian perusahaan dalam upaya perlindungan karyawan dan lingkungan. Hal ini telah sesuai dengan Undang-undang No. 1 Tahun 1970 pasal 3 tentang syarat-syarat keselamatan kerja untuk mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran serta


(51)

commit to user

memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian lain yang berbahaya seperti banjir, ledakan, keracunan, kebocoran gas dan huru-hara.

Penyediaan makanan yang ada di PT. Denso Indonesia telah sesuai dengan Peraturan Menteri Perburuhan No. 7 Tahun 1964 tentang syarat Kesehatan, Kebersihan dan Penerangan dalam Tempat Kerja pasal 8 ayat 4 yang menyebutkan “makanan yang disediakan untuk buruh harus menurut menu yang memenuhi syarat-syarat kesehatan. Untuk menjamin higienitas

makanan berdasarkan pada Keputusan Mentri Kesehatan RI

No.715/MENKES/SK/V/2003 :

1. Persyaratan Keselamatan dan Kesehatan Karyawan

a. Karyawan perusahaan jasa catering harus terbebas dari penyakit Thypus, kolera, TBC serta penyakit menular lainnya.

b. Karyawan Perusahaan Catering harus menjalani pemeriksaan

kesehatan secara berkala (termasuk pemeriksaan paru dengan sinar rontgen) yang dinyatakan dengan Surat Keterangan Dokter.

c. Karyawan perusahaan catering harus mendapatkan pendidikan tentang

kebersihan, kesehatan, dan penanggulangan keracunan makanan.

d. Karyawan perusahaan catering khususnya yang bertugas di dapur, diharuskan memakai tutup kepala, kuku jari tangan pendek dan bersih, mencuci tangan sebelum bekerja dan memakai alas kaki yang tidak mudah tergelincir.


(52)

commit to user

a. Bahan makanan yang digunakan harus tersedia dalam keadaan sehat, bebas dari bakteri dan bahan-bahan beracun.

b. Air yang digunakan untuk makan dan minum harus memenuhi standar

aie minum yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang dan harus diperiksa secara berkala.

c. Penyimpanan makanan tidak boleh tercampur antara makanan yang siap untuk dimakan dengan bahan makanan mentah.

d. Penyimpanan makanan jadi harus terlindung dari debu, bahan kimia berbahaya, serangga dan hewan.

3. Persyaratan Kesehatan Pengelola Makanan

a. Penanggung jawab perusahaan katering harus memelihara bangunan dan fasilitas/alat-alat dengan baik, untuk menghindari kemungkinan terjadinya pencemaran terhadap makanan.

b. Tersedia minimal satu buah lemari es (kulkas) untuk penyimpanan makanan/bahan yang cepat busuk.

c. Tersedia gudang tempat penyimpanan makanan kering, makanan

terolah dan bahan yang mudah membusuk.

d. Tersedia pembuangan asap dapur yang dilengkapi dengan penangkap asap, alat pembuang asap dan cerobong asap.

e. Tersedia dengan cukup tempat-tampat sampah tertutup diletakkan sedekat mungkin dengan sumber produksi sampah namun dapat taerhindar dari kemungkinan tercemarnya makanan oleh sampah.


(53)

commit to user

Petugas bebas penyakit TBC, Kolera, Tifus dan tidak sedang menderita penyakit infeksi pada kulit, tenggorokan, telinga, mata dan hidung. Petugas mencuci tangan sebelum bekerja dan menggunakan APD yang sesuai hanya saja masih ada petugas yang tidak memakai tutup kepala dan berkuku panjang.

Bahan makanan dibeli dalam keadaan baik dari tempat resmi (berijin) dan bahan makanan kaleng terdaftar di Depnakes RI. Bahan makanan dibersihkan, bebas bakteri, dan bahan beracun. Sedangkan kualitas air sudah diuji dilaboratorium. Untuk penyimpanan bahan makanan belum terpisah antara bahan mentah dan jadi, kering dan basah.

Hal ini berarti PT. Denso Indonesia Sunter Plant telah sesuai dengan Keputusan Mentri Kesehatan RI No.715/MENKES/SK/V/2003, meski ada beberapa hal yang masih belum sesuai seperti petugas masih ada yang tidak memakai tutup kepala, berkuku panjang, penyimpanan makanan yang masih tercampur-campur, dan belum ada ruang khusus untuk menyimpan bahan mentah.

Dalam upaya menanggulangi keadaan darurat hal yang telah dilakukan PT. Denso Indonesia Sunter Plant adalah :

1. Prosedur

Upaya yang dilakukan oleh PT. Denso Indonesia Sunter Plant untuk mengendalikan dan menanggulangi keadaan darurat yaitu telah membuat suatu prosedur yang salah satu isinya tentang penanggulangan keracunan. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.


(54)

Per-commit to user

05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada lampiran I yang didalamnya telah diatur antara lain mengenai prosedur menanggapi keadaan darurat atau bencana. Hal ini juga berhubungan dengan ISO 14001 elemen 4.4.7. yang menyebutkan bahwa organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur untuk mengidentifikasi potensi situasi keadaan darurat dan kecelakaan, yang dapat menimbulkan dampak lingkungan serta bagaimana organisasi akan menanggapinya.

2. Pembentukan Tim Penanggulangan Keadaan Darurat Keracunan

PT. Denso Indonesia Sunter Plant telah membentuk Tim Kesiapsiagaan Tanggap Darurat untuk mendukung kelancaran prosedur mengenai pengendalian tanggap darurat.

Menurut Sahab (1997) perlu dibentuk tim menanggulangi kondisi darurat. Di PT. Denso Indonesia Sunter Plant telah membentuk tim kesiapsiagaan dan tanggap darurat yang terdiri dari satgas Evakuasi, satgas Pemadam, satgas Keamanan, satgas Pemulihan, satgas P3K dan satgas Inspeksi.

3. Simulasi Terjadinya Keracunan

Di PT. Denso Indonesia Sunter Plant kejadian keracunan belum pernah terjadi baik pada saat penyedian makanan menggunakan jasa ketering maupun sekarang yang menyediakan makanan sendiri menggunakan seorang koki. Tapi perusahaan telah membentuk tim kesiapsiagaan dan tanggap darurat untuk penanggulangan keadaan darurat


(55)

commit to user

keracunan dengan tujuan agar apabila suatu saat terjadi hal tidak terduga seperti keracunan dapat segera diatasi setidaknya dapat memberikan pertolongan pertama sebelum dibawa ke rumah sakit.

4. Sarana dan fasilitas

a. Klinik

PT. Denso Indonesia Sunter Plant sudah mendirikan klinik Hal tersebut sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 028/MENKES/PER/I/2011 Pasal 21 yaitu untuk mendirikan dan menyelenggarakan klinik harus mendapat izin dari pemerintah daerah kabupaten/kota setelah mendapatkan rekomendasi dari dinas kesehatan kabupaten/kota setempat.

Klinik dilengkapi alat- alat medis seperti oksigen, thermometer, stetoskop, tensi meter, senter khusus, alat bedah ringan. tempat penyimpanan obat,washtofel. Hal tersebut sesuai dengan Peraturan

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

028/MENKES/PER/I/2011 pasal 11 ayat 1 yaitu Klinik harus dilengkapi dengan peralatan medis dan nonmedis yang memadai sesuai dengan jenis pelayanan yang diberikan.

b. Tenaga Medis

PT. Denso Indonesia Sunter Plant memiliki dokter perusahaan yang memiliki sertifikasi Hiperkes dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta tenaga medis perawat yang telah mendapatkan pelatihan Hiperkes dan Keselamatandan Kesehatan Kerja. Hal ini telah sesuai


(56)

commit to user

dengan Permenakertrans No. Per- 01/MEN/1979 tentang Kewajiban Latihan Hygiene Perusahaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Bagi dokter perusahaan maupun tenaga medis.

c. Kotak P3K, Tandu dan Sarana Transportasi

Perlengkapan P3K yang disediakan adalah kotak P3K yang berisi obat-obatan untuk P3K, Tandu dan Ambulans semua itu sesuai dengan Permenakertrans No. 03/MEN/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja Pasal 2 (g) tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan.

d. Rumah Sakit Rujukan

PT. Denso Indonesia Sunter Plant sudah menerapkan sistem rujukan dengan bekerja sama dengan rumah sakit maupun labortorium klinik lain hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 028/MENKES/PER/I/2011 Pasal 25 poin e yaitu dalam memberikan pelayanan, klinik berkewajiban melaksanakan sistem rujukan.

5. Aktivitas Tim Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat

a. Pelatihan dan Uji Coba Tim Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat Pelatihan Tim Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat secara umum diadakan setiap satu tahun sekali. Kegiatan tersebut diikuti oleh semua anggota Tim Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat.


(57)

commit to user

Di PT. Denso Indonesia (Sunter Plant) untuk Tim Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat setiap hari dibagi menjadi tiap sift, yaitu sift pagi dan malam. Jumlah anggota Tim Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat 129 orang, dalam melaksanakan tugasnya Tim Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat tidak bekerja sendiri, Tim Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat dibantu seksi utility. Sehingga bila terjadi keadaan darurat sewaktu-waktu Tim Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat sudah siap dan dapat bekerja sesuai dengan tugasnya masing-masing


(58)

commit to user BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Pembuatan suatu prosedur untuk mengendalikan dan menanggulangi keadaan darurat telah sesuai dengan :

1. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja pasal 3.

2. Peraturan Menteri Perburuhan No. 7 Tahun 1964 tentang syarat

Kesehatan, Kebersihan dan Penerangan dalam Tempat Kerja pasal 8 ayat 4

3. Keputusan Mentri Kesehatan RI No.715/MENKES/SK/V/2003

4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per-05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

5. ISO 14001 elemen 4.4.7.

6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

028/MENKES/PER/I/2011 Pasal 21

7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

028/MENKES/PER/I/2011 pasal 11 ayat 1

8. Permenakertrans No. Per- 01/MEN/1979 tentang Kewajiban Latihan

Hygiene Perusahaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Bagi dokter perusahaan maupun tenaga medis.

9. Permenakertrans No. 03/MEN/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja Pasal 2 (g) tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan.


(59)

commit to user

10.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

028/MENKES/PER/I/2011 Pasal 25 poin e

B. Saran

1. Meskipun ada perawat, diharapkan dokter setiap hari ada diklinik karena keadaan darurat dapat terjadi kapan saja jadi apabila ada keadaan darurat seperti keracunan atau yang lainnya dapat ditangani dengan cepat karena pada jam kerja hanya ada satu perawat saja dan juga dapat langsung ditangani oleh dokter.

2. Melengkapi peralatan P3K

3. Dibuatkan ruangan dan rak khusus untuk penyimpanan bahan mentah baik

basah maupun kering di tempat yang terpisah dengan dapur pengolahaan. 4. Dibuatkan juga rak khusus untuk peralatan masak sehingga peralatan yang

sudah dicuci tidak tercampur atau terkontaminasi dengan peralatan yang kotor dan pengadaan water heater untuk mencuci peralatan masak dan makanan.

5. Sebaiknya rutin diadakan monitoring mengenai APD petugas kantin dan penyimpanan makanan.


(1)

commit to user

05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan

Kerja pada lampiran I yang didalamnya telah diatur antara lain mengenai

prosedur menanggapi keadaan darurat atau bencana. Hal ini juga

berhubungan dengan ISO 14001 elemen 4.4.7. yang menyebutkan bahwa

organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur untuk

mengidentifikasi potensi situasi keadaan darurat dan kecelakaan, yang

dapat menimbulkan dampak lingkungan serta bagaimana organisasi akan

menanggapinya.

2.

Pembentukan Tim Penanggulangan Keadaan Darurat Keracunan

PT. Denso Indonesia Sunter Plant telah membentuk Tim

Kesiapsiagaan Tanggap Darurat untuk mendukung kelancaran prosedur

mengenai pengendalian tanggap darurat.

Menurut Sahab (1997) perlu dibentuk tim menanggulangi kondisi

darurat. Di PT. Denso Indonesia Sunter Plant telah membentuk tim

kesiapsiagaan dan tanggap darurat yang terdiri dari satgas Evakuasi, satgas

Pemadam, satgas Keamanan, satgas Pemulihan, satgas P3K dan satgas

Inspeksi.

3.

Simulasi Terjadinya Keracunan

Di PT. Denso Indonesia Sunter Plant kejadian keracunan belum

pernah terjadi baik pada saat penyedian makanan menggunakan jasa

ketering maupun sekarang yang menyediakan makanan sendiri

menggunakan seorang koki. Tapi perusahaan telah membentuk tim

kesiapsiagaan dan tanggap darurat untuk penanggulangan keadaan darurat


(2)

keracunan dengan tujuan agar apabila suatu saat terjadi hal tidak terduga

seperti keracunan dapat segera diatasi setidaknya dapat memberikan

pertolongan pertama sebelum dibawa ke rumah sakit.

4.

Sarana dan fasilitas

a.

Klinik

PT. Denso Indonesia Sunter Plant sudah mendirikan klinik Hal

tersebut sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 028/MENKES/PER/I/2011 Pasal 21 yaitu untuk mendirikan

dan menyelenggarakan klinik harus mendapat izin dari pemerintah

daerah kabupaten/kota setelah mendapatkan rekomendasi dari dinas

kesehatan kabupaten/kota setempat.

Klinik dilengkapi alat- alat medis seperti oksigen, thermometer,

stetoskop, tensi meter, senter khusus, alat bedah ringan. tempat

penyimpanan obat,washtofel. Hal tersebut sesuai dengan Peraturan

Menteri

Kesehatan

Republik

Indonesia

Nomor

028/MENKES/PER/I/2011 pasal 11 ayat 1 yaitu Klinik harus

dilengkapi dengan peralatan medis dan nonmedis yang memadai sesuai

dengan jenis pelayanan yang diberikan.

b.

Tenaga Medis

PT. Denso Indonesia Sunter Plant memiliki dokter perusahaan

yang memiliki sertifikasi Hiperkes dan Keselamatan dan Kesehatan

Kerja serta tenaga medis perawat yang telah mendapatkan pelatihan


(3)

commit to user

dengan Permenakertrans No. Per- 01/MEN/1979 tentang Kewajiban

Latihan Hygiene Perusahaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Bagi

dokter perusahaan maupun tenaga medis.

c.

Kotak P3K, Tandu dan Sarana Transportasi

Perlengkapan P3K yang disediakan adalah kotak P3K yang

berisi obat-obatan untuk P3K, Tandu dan Ambulans semua itu sesuai

dengan Permenakertrans No. 03/MEN/1982 tentang Pelayanan

Kesehatan Kerja Pasal 2 (g) tentang Pertolongan Pertama Pada

Kecelakaan.

d.

Rumah Sakit Rujukan

PT. Denso Indonesia Sunter Plant sudah menerapkan sistem

rujukan dengan bekerja sama dengan rumah sakit maupun labortorium

klinik lain hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor 028/MENKES/PER/I/2011 Pasal 25 poin e yaitu

dalam memberikan pelayanan, klinik berkewajiban melaksanakan

sistem rujukan.

5.

Aktivitas Tim Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat

a.

Pelatihan dan Uji Coba Tim Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat

Pelatihan Tim Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat secara

umum diadakan setiap satu tahun sekali. Kegiatan tersebut diikuti oleh

semua anggota Tim Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat.


(4)

Di PT. Denso Indonesia (Sunter Plant) untuk Tim

Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat setiap hari dibagi menjadi tiap

sift, yaitu sift pagi dan malam. Jumlah anggota Tim Kesiapsiagaan dan

Tanggap Darurat 129 orang, dalam melaksanakan tugasnya Tim

Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat tidak bekerja sendiri, Tim

Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat dibantu seksi utility. Sehingga

bila terjadi keadaan darurat sewaktu-waktu Tim Kesiapsiagaan dan

Tanggap Darurat sudah siap dan dapat bekerja sesuai dengan tugasnya

masing-masing


(5)

commit to user

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A.

Simpulan

Pembuatan suatu prosedur untuk mengendalikan dan menanggulangi

keadaan darurat telah sesuai dengan :

1.

Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja pasal 3.

2.

Peraturan Menteri Perburuhan No. 7 Tahun 1964 tentang syarat

Kesehatan, Kebersihan dan Penerangan dalam Tempat Kerja pasal 8 ayat 4

3.

Keputusan Mentri Kesehatan RI No.715/MENKES/SK/V/2003

4.

Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per-05/MEN/1996 tentang Sistem

Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

5.

ISO 14001 elemen 4.4.7.

6.

Peraturan

Menteri

Kesehatan

Republik

Indonesia

Nomor

028/MENKES/PER/I/2011 Pasal 21

7.

Peraturan

Menteri

Kesehatan

Republik

Indonesia

Nomor

028/MENKES/PER/I/2011 pasal 11 ayat 1

8.

Permenakertrans No. Per- 01/MEN/1979 tentang Kewajiban Latihan

Hygiene Perusahaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Bagi dokter

perusahaan maupun tenaga medis.

9.

Permenakertrans No. 03/MEN/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja

Pasal 2 (g) tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan.


(6)

10. Peraturan

Menteri

Kesehatan

Republik

Indonesia

Nomor

028/MENKES/PER/I/2011 Pasal 25 poin e

B.

Saran

1.

Meskipun ada perawat, diharapkan dokter setiap hari ada diklinik karena

keadaan darurat dapat terjadi kapan saja jadi apabila ada keadaan darurat

seperti keracunan atau yang lainnya dapat ditangani dengan cepat karena

pada jam kerja hanya ada satu perawat saja dan juga dapat langsung

ditangani oleh dokter.

2.

Melengkapi peralatan P3K

3.

Dibuatkan ruangan dan rak khusus untuk penyimpanan bahan mentah baik

basah maupun kering di tempat yang terpisah dengan dapur pengolahaan.

4.

Dibuatkan juga rak khusus untuk peralatan masak sehingga peralatan yang

sudah dicuci tidak tercampur atau terkontaminasi dengan peralatan yang

kotor dan pengadaan water heater untuk mencuci peralatan masak dan

makanan.

5.

Sebaiknya rutin diadakan monitoring mengenai APD petugas kantin dan

penyimpanan makanan.