Sequence I Sequence II

commit to user 11 mereka dan sudah seharusnya diperhatikan sebagaimana halnya mereka yang non disabilitas. Karena itulah, diperlukan partisipasi aktif dari Pemerintah, masyarakat serta para difabel sendiri untuk mewujudkan masyarakat yang inklusi dan lingkungan yang aksesibel.

f. Ringkasan Film

Film Dokumenter “ Aksesibilitas Tak Terbatas “terbagi dalam enam sekuen.

1. Sequence I

Pada sequence ini akan menjelasakan tentang konsep disabilitas dan pentingnya aksesibilitas bagi peningkatan kualitas hidup difabel secara umum di Indonesia. Film ini dibuka dengan aktivitas penyandang disabilitas di Kota Solo dan penjelasan dari bapak Sunarman Aktifis Difabel sekaligus Direktur Pusat Pengembangan Rehabilitasi Bersumber Daya Masyarakat mengenai konsep aksesibiltas dan karakteristik difabel di Indonesia . Istilah difabel itu memang lebih mudah untuk masuk ke identifikasi kebutuhan-kebutuhan yang berbeda yang selama ini orang belum pikirkan, ketika kita mengenal istilah difabel atau different able people atau kemampuan yang berbeda itu orang melihat apanya yang berbeda? lalu konsekuensinya apa? makanya muncullah kata-kata atau muncullah satu terminologi aksesibilitas yang dimaknai bahwa aksesibilitas itu satu kemudahan bagi teman-teman yang memiliki kemampuan berbeda untuk bisa melakukan aktivitasnya secara mandiri, aman, dan nyaman. Wawancara Sunarman, Aktifis Difabel PPRBM Surakarta, 2 Juni 2014 Gambar 1 : Aktifitas Difabel di Kota Solo Sumber: Dokumen Pribadi commit to user 12 Gambar 2 : Sunarman Sumber: Dokumen Pribadi

2. Sequence II

Pada sequence ini akan berisikan tentang penjelasan Pak Sunarman mengenai sejarah awal mula perjuangan dan awal mula munculnya konsep pemenuhan terhadap hak-hak difabel di Kota Solo, termasuk sejarah mengenai Dr. Soeharso yang menjadi inspirasi para pejuang difabel saat ini untuk memperjuangkan hak-hak mereka. Gambar 3: Memorabilia Prof. Dr. Soeharso Sumber: Dokumen Pribadi Konsep tentang pemenuhan dan pelayanan kepada difabel itu sudah dimulai tahun 1954, pada jaman Pak Harso. Konsepnya Pak Harso pada waktu itu cukup luar biasa karena konsep beliau adalah rehabilitasi total dan diakhiri dengan delabelisasi, dan kalau difabel sudah direhabilitasi total maka sebetulnya tidak ada lagi istilah, pada waktu itu, cacat. Kalau orang cacat itu sudah direhabilitasi total maka harus diakhiri dengan delabelisasi, tidak ada lagi kata cacat. Karena mereka dalam konsep P ak Harso itu, sudah kembali menjadi manusia. Maka beliau mengatakan Sebetulnya di dunia ini tidak ada yang namanya manusia cacat, yang ada hanyalah, manusia. Wawancara Sunarman, Aktifis Difabel PPRMB Surakarta, 2 Juni 2014 commit to user 13 Gambar 4: Aktifitas di BBRSBD Prif. Dr. Soeharso Sumber: Dokumen Pribadi

3. Sequence III