KEMAMPUAN MENYIMPULKAN ISI BERITA MELALUI KEGIATAN MENYIMAK SISWA KELAS X SMAN 1 NATAR LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Nelisa Putri Utami
ABSTRAK
KEMAMPUAN MENYIMPULKAN ISI BERITA MELALUI
KEGIATAN MENYIMAK SISWA KELAS X SMAN 1
NATAR LAMPUNG SELATAN
TAHUN PELAJARAN
2011/2012
Oleh
NELISA PUTRI UTAMI
Masalah yang dipaparkan dalam penelitian ini adalah kemampuan menyimpulkan
isi berita melalui kegiatan menyimak siswa kelas X SMA Negeri 1 Natar
Lampung Selatan tahun pelajaran 2011/2012. Berdasarkan masalah tersebut,
penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan menyimpulkan isi
berita melalui kegiatan menyimak siswa kelas X SMA Negeri 1 Natar Lampung
Selatan tahun pelajaran 2011/2012.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Populasi
dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Natar Lampung Selatan
tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 315 orang yang tersebar dalam 9 kelas.
Sampel diambil sebesar 15% dari jumlah populasi sehingga jumlah sampel 45
orang. Dalam penentuan sampel, peneliti menggunakan teknik
cluster random
sampling atau pengambilan sampel secara acak. Data kemampuan menyimpulkan
isi berita melalui kegiatan menyimak siswa didapat melalui tes tertulis dalam
(2)
Nelisa Putri Utami
bentuk pemberian tugas, yaitu siswa diberi tugas menyimak rekaman berita
kemudian mengidentifikasikan pokok-pokok informasi yang penting dengan
teknik menjawab pertanyaan menggunakan unsur 5W+1H, lalu dikembangkan
menjadi sebuah paragraf yang padu.
Berdasarkan analisis data, diketahui bahwa kemampuan menyimpulkan isi berita
melalui kegiatan menyimak siswa kelas X SMA Negeri 1 Natar Lampung Selatan
tahun pelajaran 2011/2012 tergolong cukup dengan rata-rata 68,31. Nilai rata-rata
masing-masing indikator meliputi penulisan isi simpulan tergolong
baik
dengan
nilai 79, 16, penggunaan ejaan tergolong cukup dengan nilai 66,48, kalimat efektif
tergolong
cukup
dengan nilai 61,15, dan paragraf tergolong
cukup
dengan nilai
63,05.
(3)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dimaksudkan untuk meningkatkan keterampilan dan
kemahiran berbahasa siswa. Keterampilan berbahasa dalam kurikulum di sekolah mencangkup
empat segi yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan
keterampilan menulis (Tarigan, 1985:1). Keempat keterampilan tersebut saling berkaitan. Salah
satu keterampilan berbahasa yang perlu diajarkan dan dilatihkan dalam dunia pendidikan adalah
keterampilan menyimak, di samping berbicara, membaca, dan menulis, sebab menyimak
merupakan keterampilan yang harus dimiliki semua siswa agar dapat memahami bahasa yang
digunakan orang lain secara lisan.
Menyimak merupakan proses mendengarkan, mengenal, dan menginterpretasi lambang-lambang
lisan atau ujaran. Dalam memahami isi pembicaraan atau makna setiap kata yang disajikan, kita
perlu memusatkan perhatian secara sungguh-sungguh sehingga pesan yang disampaikan tercerna
dengan baik (Depdiknas, 2003:144). Tanpa kemampuan menyimak dengan baik, dimungkinkan
terjadi kesalahpahaman dalam berkomunikasi yang dapat menyebabkan berbagai hambatan
dalam pelaksanaan tugas dan kegiatan sehari-hari. Komunikasi tidak akan dapat berlangsung
dengan lancar tanpa keterampilan menyimak. Kemampuan menyimak merupakan bagian yang
penting dan tidak dapat diabaikan dalam pengajaran bahasa. Salah satu kegiatan menyimak yang
perlu diajarkan dan dilatihkan adalah kegiatan menyimak berita.
(4)
Berita merupakan bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Berita sudah ada sejak manusia dapat
bertutur dan berkomunikasi. Saat ini, informasi menjadi salah satu kebutuhan penting hidup
manusia. Informasi telah menjadi faktor kunci keberhasilan hidup. Banyak orang tersingkir
dalam persaingan karena kalah cepat dalam mengakses suatu informasi baru (Suryanto, 2007:2).
Berita merupakan salah satu paparan yang berisi informasi. Sebagai paparan suatu informasi,
berita mengandung pokok-pokok informasi yang penting.
Dalam dunia jurnalistik, pokok-pokok itu dikenal dengan rumusan 5W+1H, yaitu singkatan dari
what, when, where, who, why, dan how. Maksudnya dalam berita disampaikan apa yang terjadi,
kapan terjadi, di mana terjadi, siapa yang mengalami, mengapa terjadi, dan bagaimana terjadinya
(Karimi, 2011:14). Saat mendengarkan suatu berita, kita pasti akan berusaha untuk memahami
informasi yang disampaikan. Hal itu dapat kita lakukan dengan cara mengidentifikasi
pokok-pokok informasi berita itu.Agar informasi yang disampaikan dapat diterima dan dipahami
dengan baik tanpa adanya kesalahpahaman, siswa harus menguasai keterampilan menyimak,
dalam hal ini menyimak berita. kegiatan penyimakan berita merupakan kegiatan menyimak
intensif yaitu kegiatan menyimak yang langsung diawasi atau dibimbing oleh guru, berdasarkan
petunjuk-petunjuk guru. Apa saja yang harus disimak semuanya berada di bawah komando guru.
Dengan menyimak berita, siswa dilatih secara intensif untuk mendengarkan sebuah berita secara
cermat, teliti, dan konsentrasi agar penyampaiaan isi berita yang didapatkan tepat dan akurat.
Pembelajaran Bahasa Indonesia yang tercantum dalam standar kompetensi mengacu pada
kurikulum yang diaplikasikan melalui silabus, terdapat standar kompetensi yang menjadi
panduan dalam pembelajaran bahasa. Adapun standar kompetensi yang relevan dengan
penelitian ini ialah standar kompetensi keterampilan mendengarkan. Sejak tahun 2006 standar
kompetensi keterampilan menyimak telah diubah menjadi keterampilan mendengarkan. Namun,
(5)
teori-teori yang menjadi acuan penulis dalam menyusun penelitian ini tetap menggunakan teori
keterampilan menyimak.
Salah satu materi pembelajaran Bahasa Indonesia yang tercantum dalam standar kompetensi
yaitu mendengarkan dan memahami siaran atau cerita yang disampaikan secara langsung atau
tidak langsung, dengan kompetensi dasar menanggapi siaran atau informasi dari media
elektronik (berita dan nonberita). Dalam kegiatan menyimak berita ini, siswa dipandu guru untuk
menyimak sebuah rekaman berita secara cermat dan teliti dengan memusatkan perhatian secara
sungguh-sungguh. Agar siswa dapat memahami informasi yang disampaikan, siswa akan
mengidentifikasikan informasi berita tersebut dengan menjawab beberapa pertanyaan
berdasarkan pokok-pokok informasi tersebut kemudian dikembangkan menjadi sebuah paragraf.
Perkembangan tingkat penguasaan kemampuan menyimak berita perlu dipantau dan diukur
melalui penyelenggaraan tes menyimak. Bahan tes menyimak yang diujikan berupa sebuah
rekaman berita.
Pemilihan SMA Negeri 1 Natar Lampung Selatan sebagai tempat penelitian dikarenakan SMA
Negeri 1 Natar Lampung Selatan merupakan salah satu Sekolah Standar Nasional (SSN), dan
merupakan salah satu sekolah favorit di Lampung Selatan, serta siswa kelas X SMA Negeri 1
Natar Lampung Selatan telah mendapatkan pembelajaran menyimak sebagaimana tertera pada
kurikulum yang berlaku. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis berminat mengadakan
penelitian tentang kemampuan menyimak berita siswa kelas X SMA Negeri 1 Natar Lampung
Selatan tahun pelajaran 2011/2012.
(6)
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “bagaimanakah kemampuan menyimpulkan isi
berita melalui kegiatan menyimak siswa kelas X SMA Negeri 1 Natar Lampung Selatan tahun
pelajaran 2011/2012?”
1.3
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan menyimpulkan isi berita melalui
kegiatan menyimak siswa kelas X SMA Negeri 1 Natar Lampung Selatan tahun pelajaran
2011/2012.
1.4
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu manfaat teoretis dan manfaat praktis.
1.
Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoretis, yaitu dapat menambah
referensipenelitian di bidang kebahasaan, khususnya menyimpulkan isi berita melalui
kegiatan menyimak sehingga penelitian ini dapat memberikan bantuan bagi para peneliti
dalam mengembangkan teori menyimpulkan isi berita.
2.
Manfaat Praktis
Secara praktis penelitian ini bermanfaat bagi peneliti, guru, dan siswa yakni sebagai berikut.
a.
Manfaat bagi peneliti, sebagai salah satu bahan acuan untuk memberi materi pelajaran
kepada siswa atau calon guru, khususnya tentang menyimak berita.
b.
Manfaat bagi guru, diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi kepada guru
bidang studi Bahasa Indonesia, khususnya di SMA Negeri 1 Natar Lampung Selatan
tentang kemampuan siswa dalam menyimak berita.
(7)
c.
Manfaat bagi siswa, penelitian ini diharapkan dapat menjadi motivasi agar siswa terus
berlatih dalam kegiatan menyimak, khususnya menyimak berita.
1.5
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut.
1.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Natar Lampung Selatan tahun
pelajaran 2011/2012.
2.
Objek penelitian ini adalah kemampuan siswa kelas X SMA Negeri 1 Natar Lampung
Selatan tahun pelajaran 2011/2012 dalam menyimpulkan isi berita melalui kegiatan
menyimak, yaitu siswa mengidentifikasikan berita tersebut berdasarkan pokok-pokok
informasi yang penting dengan rumusan 5W+1H dan dikembangkan menjadi sebuah
paragraf meliputi:
a.
isi simpulan (unsur 5W+1H);
b.
aspek kebahasaan yang meliputi penggunaan ejaan, keefektifan kalimat, dan paragraf.
c.
Tempat penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Natar Lampung Selatan tahun pelajaran
2011/2012.
(8)
(9)
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Kemampuan
Kemampuan merupakan kapasitas seorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam
suatu pekerjaan. Kemampuan adalah sebuah penilaian terkini atas apa yang dapat dilakukan
seseorang (wikipedia.org). Dari pengertian tersebut dapat diartikan bahwa kemampuan adalah
kapasitas dan kesanggupan seseorang untuk melakukan suatu tindakan.
2.2 Pengertian Menyimak
Dalam menyimak dituntut kegiatan mendengarkan dengan penuh perhatian, menyimak dapat
disebut suatu proses mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian,
pemahaman, dan penafsiran untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami
makna komunikasi yang tidak disampaikan oleh si pembicara (Depdiknas, 2003:144).
Sementara itu, menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan
dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh
informasi, menangkap isi, serta memahami komunikasi yang disampaikan oleh si pembicara
melalui ujaran atau bahasa lisan (Tarigan, 1985:19). Menyimak adalah proses besar
mendengarkan, mengenal, serta menginterpretasikan lambang-lambang lisan (Anderson
dalam Tarigan, 1985:19). Menyimak bermakna mendengarkan dengan penuh pemahaman dan
perhatian serta apresiasi (Russell dalam Tarigan, 1985:19).
Selanjutnya, menyimak adalah mendengarkan (memperhatikan) baik-baik apa yang diucapkan
atau dibaca orang (Depdiknas, 2007:1066). Menyimak merupakan sebuah keterampilan yang
(10)
kompleks yang memerlukan ketajaman perhatian, konsentrasi, sikap mental yang aktif, dan
kecerdasan dalam mengasimilasi serta menerapkan setiap gagasan (Hermawan, 2012:30).
Menyimak juga dapat diklasifikasikan sebagai sebuah seni bergaul atau keterampilan
berinteraksi sosial dan keterampilan dalam menyandi (Lesikar dalam Hermawan, 2012:30).
Menyimak merupakan sebuah proses pengalihan rangsangan secara konstan (Keltner dalam
Hermawan, 2012:32).
Dari beberapa pendapat di atas, penulis mengacu pada teori yang diungkapkan oleh Tarigan
karena jelas dan mudah dimengerti yang mengartikan menyimak adalah suatu proses kegiatan
mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta
interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami komunikasi yang
disampaikan oleh si pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.
1.2.1
Faktor –Faktor yang Memengaruhi Menyimak
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kegiatan penyimakan seseorang. Faktor-faktor
yang dapat menunjang kegiatan penyimakan seseorang dalam garis besarnya dikelompokkan
menjadi tiga, seperti yang dipaparkan sebagai berikut (Zamzanah, 2001:34).
1.
Faktor Fisik
Kondisi fisik seseorang penyimak mungkin merupakan faktor penting yang turut
menentukan keefektifannya dalam menyimak. Misalnya akibat lemas, lelah karena
kurang energi, karena tidak sarapan, atau gizinya di bawah normal. Hal ini juga bisa
menyebabkan kegiatan penyimak terganggu, mungkin dia menyimaknya menjadi
samar-samar, tidak jelas. Dengan kata lain, faktor fisik ini kaitannya dengan keadaaan tubuh
yang tidak sehat sehingga menggangu proses penyimakan seseorang. Jadi kesehatan dan
(11)
kesejahterahan fisik penyimak merupakan suatu modal dasar yang ikut menentukan
berhasil tidaknya suatu penyimakan seseeorang.
2.
Faktor Psikologis
Faktor psikologis dapat mempengaruhi penyimakan seseorang. Faktor ini kerapsekali
susah diatasi. Untuk mengatasi hal ini sering melibatkan sikap dan sifat pribadi yang
bijaksana dan sadar akan tujuan yang akan dicapai dalam menyimak. Gangguan psikis ini
ditandai hal-hal sebagai berikut.
a.
Prasangka dan kurangnya simpati terhadap pembicara.
b.
Keegoisan dan keasikan terhadap minat-minat pribadi serta masalah-masalah pribadi.
c.
Kepicikan, atau kekurang luasnya pengetahuan dan pandangan.
d.
Kebosanan atau ketidakperhatian sama sekali pada subjek.
e.
Sikap yang tidak layak terhadap sekolah/lembaga, guru, subjek, atau terhadap
pembicara.
Sebagian atau semua faktor tersebut dapat mempengaruhi penyimak ke arah yang
merugikan, yang tidak diinginkan oleh semua penyimak karena mempunyai akibat yang
jelek bagi sebagian atau seluruh kegiatan belajar para siswa.
3.
Faktor Pengalaman
Pengalaman seseorang dapat mempengaruhi penyimakannya. Kurangnya minat dalam
menyimak akibat dari kemiskinan pengalaman atau tak adanya sama sekali pengalaman
dalam bidang yang disimaknya itu. Sikap-sikap yang menentang, sikap-sikap yang ada
rasa permusuhan timbul dari pengalaman-pengalaman yang tak menyenangkan.
(12)
Pengalaman merupakan faktor penting karena memori seseorang ikut serta menentukan
cepat dan lambatnya informasi yang diterima.
1.2.2
Ciri-Ciri Menyimak yang Ideal
Penyimak yang baik adalah penyimak yang benar-benar mempersiapkan diri untuk
menyimak. Pengetahuan tentang ciri-ciri menyimak yang baik sangat berguna bagi mereka
yang sudah tergolong penyimak yang baik, apalagi mereka yang tergolong penyimak yang
kurang baik. Berikut ini ciri-ciri menyimak yang ideal menurut Zamzanah (2001:52).
1.
Konsentrasi
Penyimak yang baik adalah penyimak yang dapat memusatkan pikiran dan perhatiannya
kepada yang akan disimak. Bahkan, yang bersangkutan dapatmenghubungkan topik yang
akan disampaikan dengan apa yang telah diketahui mengenai itu.
2.
Motivasi
Penyimak yang baik memunyai alasan pribadi yang kuat, ada tujuan, ingin menambah
pengetahuan, mau belajar tentang sesuatu. Hal itu disajikan semacam pemacu, pendorong
dan penggerak bagi penyimak sehingga yang bersangkutan giat menyimak.
3.
Objektif
Penyimak yang baik ialah penyimak yang tidak berprasangka. Penyimak bukan melihat
kepada siapa yang mengatakan, tetapi kepada apa yang dikatakan.
4.
Menyeluruh
Penyimak yang baik harus menyimak sesuatu secara menyeluruh atau secara utuh,
lengkap. Penyimak tidak akan melakukan secara lompat-lompat atau penyimak tidak
menyimak yang disukainya saja.
(13)
5.
Selektif
Penyimak yang baik harus selektif dalam memilih bagian-bagian yang penting dari bahan
simakan. Tidak semua bahan ditelan mentah-mentah, tetapi dipilih-pilih untuk
menentukan dan memilih bagian yang bersifat inti.
6.
Sungguh-Sungguh
Penyimak yang baik tidak akan berpura-pura dalam menyimak pembicara. Penyimak
benar-benar menyimak isi pembicaraan, walaupun mungkin isi pembicaraan kurang
disenangi.
7.
Tidak Mudah Terganggu
Penyimak yang baik tidak mudah terganggu perhatiannya, walaupun ada gangguan
apapun bentuknya. Seandainya ada gangguan yang membelokkan perhatiannya,
penyimak harus cepat kembali kepada hal yang disimak.
8.
Kenal Arah Pembicaraan
Penyimak yang baik kenal arah pembicaraan. Pada menit-menit perama pembicaraan
berlangsung sudah dapat menduga ke mana arah pembicara berlangsung. Barangkali saja
dia pun sudah dapat menduga garis besar isi pembicaraan.
9.
Cepat Menyesuaikan Diri
Penyimak yang baik adalah penyimak yang tanggap terhadap situasi. Ia dengan cepat
menghayati dan menyesuaikan diri dengan irama pembicaraan, materi pembicaraan, dan
tuntutan lainnya.
(14)
Penyimak yang baik mencoba mengadakan kontak dengan pembicara, memberikan
dukungan kepada pembicara melalui ucapan-ucapan singkat seperti: ya, ya, benar, saya
setuju, saya sependapat, dan sebagainya. Selain melalui ucapan singkat dapat pula
disampaikan dengan gerak-gerik tubuh seperti anggukan, ancungan jempol dan
sebagainya.
1.2.3
Teknik Pembelajaran Menyimak
Mengingat betapa pentingnya keterampilan menyimak itu maka kita harus menggalakkan
pembelajarannya. Berbicara mengenai pembelajaran maka kita tidak terlepas dari guru. Di
tangan gurulah sebagian besar terletak keberhasilan pengajaran menyimak. Semakin menarik
dan bervariasi guru dalam mengajar semakin tinggi prestasi belajar siswa. berikut ini adalah
contoh-contoh pengajaran menyimak (Tarigan, 1986:52).
1.
Dengar-Ulang Ucap
Model ucapan yang akan diperdengarkan dipersiapkan secara cermat oleh guru. Isi model
ucapan dapat berupa fonem, kata, kalimat, ungkapan, kata-kata mutiara, semboyan, dan
puisi-puisi pendek. Model itu dapat dibacakan atau berupa rekaman. Model ini disimak
dan ditiru oleh siswa. Cara pelaksanaan sebagai berikut.
Guru
: (Mengucapkan atau memutar rekaman)
/a/, /i/, /u/, /e/, /o/
Siswa
: (Mengucapkan kembali)
/a/, /i/, /u/, /e/, /o/
(15)
Guru
: Prinsip
Siswa
: Prinsip
2.
Dengar-Tulis (Dikte)
Dengar-Tulis (dikte) mirip dengan Dengar-Ulang Ucap. Model ucapan yang digunakan
dalam Dengar-Ulang Ucap dapat digunakan dalam Dengar-Tulis. Dengar-Ulang Ucap
menuntut reaksi bersifat lisan, Dengar-Tulis menuntut reaksi bersifat tulisan. Cara
pelaksanaan sebagai berikut.
Guru
: (Mengucapkan atau memutar rekaman)
/a/, /i/, /u/, /e/, /o/
Siswa
: (Menuliskan)
/a/, /i/, /u/, /e/, /o/
Guru
: Bertanggung jawab
Siswa
: Bertanggung jawab
3.
Dengar-Kerjakan
Model ucapan berisi kalimat-kalimat perintah. Siswa yang menyimak isi ucapan mereaksi
sesuai dengan instruksi. Reaksi biasanya dalam bentuk perbuatan.Cara pelaksanaan
sebagai berikut.
Guru
: Nyalakan lampu itu!
Siswa
: Menyalakan lampu
4.
Dengar-Terka
(16)
Guru menyusun deskripsi sesuatu benda tanpa menyebutkan nama bendanya. Deskripsi
dibicarakan atau diputar rekamannya kepada siswa. siswa menyimak teks lisan dengan
saksama, kemudian menerka isinya.Cara pelaksanaan sebagai berikut.
Guru
: Bentuk benda itu macam-macam ada yang bulat seperti kelereng, pipih bulat
lingkaran, seperti kerucut kecil, dsb. Warnanya mengarah coklat tua, merah
muda, putih warna susu, dan sebagainya. Rasanya manis, kadang manis
bercampur asam buah-buahan seperti jeruk, duren, dsb. Benda itu sangat
disenangi anak-anak.
Siswa
: Gula-gula
5.
Memperluas Kalimat
Guru menyebutkan sebuah kalimat. Siswa mengucapkan kembali kalimat tersebut.
Kembali guru mengulangi mengucapkan kalimat tadi, kemudian guru mengucapkan kata
atau kelompok kata lain. Siswa melengkapi kalimat tadi dengan kelompok kata yang
disebutkan terakhir oleh guru. Hasilnya adalah kalimat yang diperluas.Cara pelaksanaan
sebagai berikut.
Guru
: Ibu memasak.
Siswa
: Ibu memasak.
Guru
: Ibu memasak nasi.
Siswa
: Ibu memasak nasi.
Guru
: Ibu memasak nasi di dapur.
Siswa
: Ibu memasak nasi di dapur.
Guru
: Ibu memasak nasi di dapur tadi malam.
Siswa
: Ibu memasak nasi di dapur tadi malam.
(17)
Guru
: Ibu memasak nasi di dapur tadi malam sewaktu hujan lebat.
Siswa
: Ibu memasak nasi di dapur tadi malam sewaktu hujan lebat.
6.
Menemukan Benda
Guru mengumpulkan sebuah benda. Benda-benda tersebut sebaiknya sudah pernah
dikenal oleh para siswanya. Benda-benda itu dimasukkan ke dalam sebuah kotak terbuka.
Kemudian guru menyebutkan nama sesuatu benda. Siswa mencari benda yang baru
diucapkan guru. Bila bendanya sudah ditemukan, kemudian ditunjukkan kepada
guru.Cara pelaksanaan sebagai berikut.
Guru
: Kapur tulis.
Siswa : Mencari kapur tulis dalam kotak, lalu ditunjukkan pada guru.
7.
Siman Bilang
Seorang siswa berperan sebagai Siman dan maju ke depan kelas. Setiap Siman bilang
“...” siswa lainnya menurutinya. Tetapi bila Siman hanya mengucapkan “...” siswa lain
tidak boleh mengikutinya. Kecermataan menyimak ucapan Siman menentukan pemberian
reaksi yang tepat atau salah. Siswa yang salah mendapat hukuman.Cara pelaksanaan
sebagai berikut.
Siman bilang
: “Angkat kakimu!”
Siswa lain
: Mengangkat kaki.
Siman bilang
: “Berdiri!”
Siswa lain
: Berdiri
8.
Bisik Berantai
(18)
Guru membisikkan suatu kalimat kepada siswa yang paling depan atau pertama. Siswa
tersebut menyampaikan kalimat tadi dengan cara membisikkan ke telinga siswa
berikutnya. Demikian seterusnya sampai siswa terakhir. Siswa terakhir
mengucapkankalimat tadi dengan suara nyaring, atau boleh juga siswa terakhir
menuliskan kata tersebut di papan tulis. Guru mencocokkan kalimat yang ditulis siswa
dengan kalimat yang dibisikkannya.Cara pelaksanaan sebagai berikut.
Guru
: Hari ini Pak Ali berkujung ke sekolah kita.
Siswa
: A. Hari ini Pak Ali berkujung ke sekolah kita.
B. Hari ini Pak Ali berkujung ke sekolah kita.
C. Hari ini Pak Ali berkujung ke sekolah kita.
Z. Hari ini Pak Ali berkujung ke sekolah kita.
Guru
: Memeriksa ucapan siswa terakhir.
9.
Menyelesaikan Cerita
Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok. Guru memanggil anggota kelompok pertama,
misalnya kelompok satu maju ke depan kelas. Salah satu anggota disuruh bercerita, judul
bebas atau bisa juga ditentukan oleh guru. Setelah baru seperempat bagian bercerita, ia
dipersilakan guru untuk duduk. Cerita tersebut dilanjutkan oleh anggota yang lainnya,
begitu seterusnya hingga cerita itu berakhir.Cara pelaksanaan sebagai berikut.
Kelas boleh juga tidak dikelompokkan. Semua siswa harus siap dipanggil untuk bercerita.
Sementara yang belum tampil ke depan kelas harus menyimak benar-benar jalannya
cerita, karena ada kemungkinan siswa tersebut akan melanjutkan cerita yang sedang
berlangsung.
(19)
Guru
: Sekarang kita akan menyusun suatu cerita. Judulnya masih rahasia. Cerita
ini akan disusun oleh empat orang siswa. anak-anak harus bersiap bercerita
dan menyimak cerita. Dimulai dari Adi, maju ke depan!
Adi
: Apa yang harus saya ceritakan, Pak?
Guru
: Bebas, apa saja boleh.
Adi
: Pagi ini saya datang terlambat karena jam beker yang biasa membangunkan
tidak berdering. Rupanya saya lupa memutarnya tadi malam. Cepat-cepat
saya pergi mandi. Sialnya, badan sudah basah. Sabun mandi tidak ada.
Guru
: Bagus, Adi silakan duduk. Cerita akan dilanjutkan oleh Ani.
Ani
: Cepat-cepat aku berpakaian. Tetapi sayang semua pakaian kotor, sehingga
aku memakai pakaian bebas kemarin.
Guru
: Bagus, Ani boleh duduk. Rudy lanjutkan cerita!
Rudy
: Kebingungan maju ke depan kelas, tidak tahu apa yang harus diceritakan
karena dari tadi tidak menyimak.
Guru
: Ini suatu peringatan bagi orang yang melalaikan tugas. Rudy duduk
kembali! Penggantinya Indra.
Indra
: Aku sarapan. Nasi hangus pula. Lalu cepat-cepat aku pergi ke kantor.
Ternyata kendaraan selalu penuh. Dapat kendaraan yang kosong, bannya
kempes pula di tengah jalan. Turun dari kendaraan aku disambut oleh hujan
lebat. Badan basah kuyup, terlambat tiba di kantor. Kepala Bagian memarahi
aku lagi.
Guru
: Bagus, bagus sekali Indra. Sekarang bagian akhir cerita cukup dalam satu
kalimat, katakanlah sebagai simpulan. Coba Imam maju ke depan.
(20)
Imam
: Memang nasibku sungguh-sungguh sial hari ini.
Guru
: Bagus. Dengan demikian lengkaplah cerita kita. Sekarang siapa yang dapat
menceritakan kembali isi cerita tersebut.
10.
Identifikasi Kata Kunci
Setiap kalimat, paragraf ataupun wacana selalu memiliki sejumlah kata yang dapat
mengungkapkan isi keseluruhan kalimat, paragraf atau wacana. Kata-kata yang dapat
mewakili isi keseluruhan itu disebut kata kunci atau
key word
.
Menyimak isi kalimat yang panjang atau paragraf dan wacana yang pendek-pendek tidak
perlu menangkap semua kata-katanya. Cukup diingat beberapa kata kunci yang
merupakan inti pembicaraan. Melalui perakitan kata kunci menjadi kalimat-kalimat utuh
kita sampai pada isi singkat bahan simakan.Cara pelaksanaan sebagai berikut.
Guru
: Dengarkan baik-baik! Cari kata kunci kalimat berikut. Manusia, baik yang
primitif maupun yang modern, selalu cenderung hidup berkelompok.
Siswa
: Menyimak. Menentukan kata kunci.
manusia-hidup-berkelompok
Manusia hidup berkelompok.
Guru
: Bagus. Sekaran dengarkan saya bacakan kalimat lain. Pesawat Garuda F. 28
Cimanuk habis terbakar dalam hujan lebat setelah melandas di lapangan
terbang Branti.
Siswa
: Menyimak dengan teliti.
garuda-terbakar-Branti
Garuda terbakar di Branti.
(21)
11.
Identifikasi Kalimat Topik
Setiap paragraf mengandung minimal dua unsur. Pertama ialah kalimat topik, kedua ialah
kalimat pengembang. Posisi kalimat topik mungkin di bagian depan, di bagian akhir
paragraf, bahkan ada juga yang berada di tengah.
Memahami paragraf ataupun wacana yang dilisankan berarti mencari dan memahami
kalimat topik setiap paragraf. Wacana dibangun oleh sejumlah paragraf. Bila kita dapat
mengidentifikasi kalimat topik setiap paragraf yang membangun wacana tersebut maka
pemahaman wacana akan terwujud.Cara pelaksanaan sebagai berikut.
Guru
: Dengarkan baik-baik rekaman paragraf berikut! Kemudian sebutkan
kalimat topiknya.
Menstop dengan dada dan kaki dapat ia lakukan secara sempurna.
Tembakan kaki kanan dan kaki kiri tepat arahnya. Sundulan kepalanya
sering memperdayakan kiper lawan. Bola seolah-olah menurut
kehendaknya. Larinya bagaikan kaki kijang. Lawan sukar mengambil bola
dari kakinya. Operan bolanya tepat dan terarah. Amin benar-benar pemain
bola jempolan.
Siswa
: Menyimak dengan lebih cermat. Akhirnya mereka dapat menentukan
bahwa kalimat topiknya yaitu
Amin benar-benar pemain bola jempolan
.
Guru
: Luar biasa, tepat sekali.
12.
Menyingkat /Merangkum
Menyimak bahan simakan yang agak panjang dapat dilakukan dengan berbagai cara.
Salah satu di antara cara tersebut ialah melalui penyingkatan. Menyingakat atau
(22)
merangkum berarti merangkum bahan yang panjang menjadi sedikit mungkin. Namun
yang sedikit itu dapat mewakili atau menjelaskan yang panjang. Caranya sebagai berikut.
Guru
: Dengarkan baik-baik rekaman berikut! Rekaman hanya sekali diputar.
Kemudian rangkumkan isinya dalam beberapa kalimat.
Manfaat Bawang Putih
Bawang putih memang tak sedap baunya. Tetapi jangan ragu-ragu khasiatnya. Selain
melezatkan makanan, bawang putih sejak lama diketahui amat bermanfaat untuk
kesehatan karena bisa dijadikan sebagi obat.
Bawang putih mentah telah terbukti bisa menyembuhkan infeksi di tenggorokan, perut,
dan kulit. Kuranglebih bisa disamakan dengan antibiotik karena mengandung sulfur. Di
samping itu, bawang putih juga berkhasiat menurunkan kolesteroldan mengurangi
produksi lemak dalam tubuh. Bahkan juga dikunyah mentah-mentah dapat menurunkan
tekanan darah bagi mereka yang menderita tekanan darah tinggi.
Sebab itu pula dua pabrik obat di AS, tengah berlomba membuat obat-obatan dengan
bahan baku bawang putih. Terlebih setelah tahu bahwa bawang putih juga dapat bekerja
baik melawan jamur infeksi, penyakit yang kerap menyerang kaki gatal-gatal pada kulit.
Siswa
: menyimak dengan penuh perhatian. Hasil rangkuman mereka yaitu
Biar
aromanya kurang sedap, bawang putih berkhasiat banyak. Bawang putih
dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Sejumlah obat dapat diproduksi
dengan bahan baku bawang putih
.
13.
Parafrase
Suatu cara yang biasa digunakan orang dalam memahami isi puisi ialah dengan cara
mengutarakan isi puisi dengan kata-kata sendiri dalam bentuk prosa. Puisi yang sudah
direkam atau dibacakan oleh guru diperdengarkan kepada siswa, mereka menyimak
isinya dan mengutarakannya kembali dalam bentuk prosa.Cara pelaksanaan sebagai
berikut.
(23)
Guru
: Dengarkan baik-baik pembacaan puisi berikut ini. Simak isinya lalu
ceritakan dengan kata-katamu sendiri.
Refleksi Seorang Pejuang Tua
Tentara rakyat telah melucuti kebatilan
Setelah mereka menyimakkan deru sejarah
Dalam regu perkasa mulailah melangkah
Karena perjuangan pada hari-hari ini
Adalah perjuangan dari kalbu yang murni
Belum pernah kesatuan terasa begitu eratnya
Kecuali duapuluh tahun yang lalu
Mahasiswa telah meninggalkan ruang kuliahnya
Pelajar muda berlarian ke jalan-jalan raya
Prajurit keadilan bangkitlah menegak kebenaran
Mereka kembali menyeru-nyeru
Nama kau, kemerdekaan
Seperti duapuluh tahun yang lalu
Spiral sejarah telah mengantarkan kita
Pada titik ini
Tak ada seorang pu tiran
Sanggup di tengah jalan mengangkat tangan
Dan berseru! Berhenti!
Tidak ada. Dan kalaupun ada
Tidak bisa
Karena perjuangan pada hari-hari ini
Adalah perjuangan hati nurani
Belum pernah kesatuan terasa begitu eratnya
Kecuali duapuluh tahun yang lalu
(Taufik Ismail)
Siswa
: Siswa menyimak dengan sungguh-sungguh. Namun mereka belum
menangkap gambaran isinya. Mereka meminta putar ulang rekamannya sekali
lagi. Kemudian siswa menyimak dengan lebih cermat. Isinya adalah sebagai
berikut:
Sejarah berulang. Semangat persatuan
(24)
Tentara, pelajar, siswa, dan
Rakyat bersatu padu memerangi kebatilan
Dan kelaziman. Dengan pekik “Merdeka”
Prajurit keasilan menegakkan kebenaran
Tidak ada orang yang dapat menghalangi
Perjuangan suci itu. Perjuangan hari ini
Adalah perjuangan hati nurani
Semangat persatuan dan kesatuan menjiwai
Perjuangan, seperti perjuangan merebut
Kemerdekaan tahun 1945
14.
Menjawab Pertanyaan
Cara lain untuk mengajarkan cara menyimak yang efektif ialah melalui latihan menjawab
pertanyaan apa, siapa, mengapa, di mana, mana, dan bilamana yang diajukan kepada
bahan simakan.
Untuk memantapkan pemahaman melaksanakan cara ini maka latihan diadakan bertahap,
satu demi satu dan terakhir semuanya sekaligus. Cara pelaksanaan sebagai berikut.
Guru
: Dengarkan baik-baik rekaman berikut ini!
Siapakah yang berbicara?
Guru SD Asal Jatim Ditugaskan di Irian Jaya
Sejumlah 634 guru sekolah dasar (SD) asal Jawa Timur akhir tahun akan disebar bertugas
di pedalaman Irian Jaya. Dari jumlah tersebut 161 di antaranya kini sudah tiba di
Jayapura dan langsung mengikuti latihan prajabatan sebagai calon pegawai negeri.
Pimpinan proyek pengadaan guru Irja Drs. H. Sudirhana mengatakan kepada Kompas,
upaya Pemda mendatangkan tenaga guru dari luar daerah khususnya dari Jatim
(25)
dimaksudkan untuk menanggulangi kekurangan tenaga guru di pedalaman Irja. Program
ini telah dimulai tahun lalu dengan pengadaan tenaga guru dari Jatim juga sebanyak 96
orang.
Siswa
: Menyimak dengan tekun. Kemudian jawabannya yaitu
yang berbicara
adalah Drs. H. Sulaiman
Dari beberapa uraian tentang teknik pembelajaran menyimak, maka teknik yang akan
digunakan dalam penelitian ini adalah teknik menjawab pertanyaan. Penulis memilih teknik
ini dikarenakan dengan menjawab pertanyaan berdasarkan rumusan 5W+1H, siswa akan lebih
mudah dan cepat untuk memahami informasi apa yang disampaikan kemudian dituangkan
dalam sebuah paragraf yang padu.
1.2.4
Hal-Hal yang Ada dalam Isi Simpulan Berita
Dalam membuat paragraf teks berita, kata-kata yang digunakan disesuaikan dengan kosakata
yang memiliki sejumlah arti yang berlaku umum, selain itu penggunaan bahasa juga harus
memperhatikan tanda baca. Pemilihan kata yang tepat dan pemakaian kalimat yang efektif
dapat membantu penjelasan kepada pembaca mengenai gagasan yang disampaikan.
1.
Isi Simpulan
Isi simpulan harus sesuai dengan isi yang terdapat pada rekaman berita yang akan
disajikan. Dalam membuat simpulan, penulis menggunakan bahasanya sendiri,
informasi-informari penting yang ada dalam berita dituangkan dalam sebuah bentuk paragraf
dengan memperhatikan unsur-unsur berita 5W+1H, yaitu
what
(apa yang terjadi),
who
(siapa yang terlibat dalam kejadian),
why
(mengapa kejadian itu timbul),
where
(di mana
tempat kejadian itu timbul),
when
(kapan terjadinya),
how
(bagaimana kejadiannya). Jika
(26)
isi simpulan belum sesuai dengan unsur-unsur berita maka penulis belum bisa dikatakan
berhasil atau mampu membuat simpulan.
2.
Penggunaan Ejaan
Penggunaan ejaan dalam membuat paragraf haruslah sesuai dengan kaidah yang berlaku.
Ejaan adalah penulisan huruf, penulisan kata, dan pemakaian tanda baca (Arifin dan Tasai,
2008:164). Ejaan adalah kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat)
dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca (Depdiknas, 2007:285). Ejaan
merupakan seperangkat aturan penulisan, sebaiknya setiap tulisan ilmiah tunduk pada
aturan-aturan tersebut (Fuad dkk., 2005:21).
Penggunaan tanda baca maupun huruf kapital adalah hal yang harus diperhatikan. Untuk
memadukan penggunaan ejaan yang benar Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia sudah mengeluarkan sebuah buku yang berjudul Pedoman Umum Ejaan
yang Disempurnakan. Buku tersebut diharapkan dapat membantu masyarakat Indonesia
untuk dapat menggunakan ejaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam ragam tulis.
3.
Keefektifan Kalimat
Kalimat efektif merupakan jenis kalimat yang dapat memberikan efek tertentu yakni
kejelasan informasi dalam komunikasi. Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat
mengungkapkan gagasan pemakaianya secara tepat dan dapat dipahami oleh
pendengar/pembaca secara tepat pula. Kalau gagasan yang disampaikan sudah tepat,
pendengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut degan mudah, jelas, dan lengkap
seperti apa yang dimaksud oleh penulis (Suyanto, 2011:48). Agar kalimat yang dibuat dapat
mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat, unsur kalimat-kalimat yang digunakan
(27)
harus lengkap dan eksplisit. Artinya, unsur-unsur kalimat seharusnya ada yang tidak boleh
dihilangkan. Sebaliknya, unsur-unsur yang seharusnya tidak ada tidak perlu dimunculkan.
Kelengkapan dan keeksplisitan semacam itu dapat diukur berdasarkan keperluan komunikasi
dan kesesuaiannya dengan kaidah (Mustakim dalam Suyanto, 2011:48).
Kalimat yang efektif memiliki kemampuan atau tenaga untuk menimbulkan kembali
gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca identik dengan apa yang dipikirkan
pembicara atau penulis. Disamping itu kalimat yang efektif selalu tetap berusaha agar
gagasan pokok selalu mendapat tekanan atau penonjolan dalam pikiran pembaca atau
pendengar. Adapun syarat-syarat kalimat efektif yaitu: kesatuan gagasan, koherensi yang
kompak, penekanan, variasi, paralelisme, dan penalaran atau logika (Keraf, 2001:36).
a.
Kesatuan Gagasan
Setiap kalimat yang baik harus jelas memperlihatkan kesatuan gagasan, mengandung satu
ide pokok. Kesatuan gagasan janganlah pula diartikan bahwa hanya terdapat suatu ide
tunggal. Bisa terjadi bahwa kesatuan gagasan itu terbentuk dari dua gagasan pokok atau
lebih. Secara praktis sebuah kesatuan gagasan diwakili oleh subjek, predikat, dan objek.
Kesatuan yang diwakili oleh subjek, predikat, dan objek itu dapat berbentuk kesatuan
tunggal, kesatuan gabungan, kesatuan pilihan, dan kesatuan yang mengandung pertentangan.
b.
Koherensi yang Baik dan Kompak
Yang dimaksud dengan koherensi atau kepaduan yang baik dan kompak adalah hubungan
timbal balik yang baik dan jelas antara unsur-unsur (kata atau kelompok kata) yang
membentuk kalimat itu. Kesalahan yang seringkali juga merusakkan koherensi adalah
(28)
menempatkan kata depan, kata penghubung yang tidak sesuai atau tidak pada tempatnya,
penempatan keterangan aspek yang tidak sesuai dan sebagainya.
c.
Penekanan
Penekanan dalam kalimat adalah upaya pemberian aksentuasi, pementingan atau pemusatan
perhatian pada salah satu unsur atau bagian kalimat, agar unsur yang diberi
penegasan/penekanan itu lebih mendapat perhatian dari pendengar atau pembaca (Ida Bagus
dalam Suyanto, 2011:54)
Inti pikiran yang terkandung dalam tiap kalimat (gagasan utama) harus dibedakan dari
sebuah kata yang dipentingkan. Kata yang dipentingkan harus mendapat tekanan dari
unsur-unsur lain, biasanya diletakkan di awal kalimat.
d.
Variasi
Pemakaian bentuk yang sama secara berlebihan akan menghambarkan selera pendengar atau
pembaca. Sebab itu ada upaya lain yang bekerja berlawanan dengan repetisi yaitu variasi.
Variasi tidak lain daripada menganeka-ragamkan bentuk-bentuk bahasa agar tetap
terpelihara minat dan perhatian orang.
e.
Paralelisme
Kalimat efektif harus memiliki paralelisme atau kesejajaran bentuk yang dapat memberikan
kejelasan dalam unsur gramatikal dengan mempertahankan bagian-bagian yang sederajat
dalam konstruksi sama.
(29)
Kalimat efektif tidak hanya memperhatikan struktur gramatikal tetapi juga segi penalaran
atau logika. Ini berarti kalimat-kalimat yang ditulis harus dapat dipertanggungjawabkan dari
segi akal sehat. Tulisan yang jelas dan benar struktur gramatikalnya, namun penyatuannya
menimbulkan hal yang tidak bisa diterima akal.
4.
Paragraf
Paragraf adalah seperangkat kalimat yang tersusun logis-sistematis yang merupakan satu
kesatuan ekspresi pikiran yang relevan dan mendukung pikiran pokok yang tersirat dalam
keseluruhan karangan (Suyanto, 2011:67).Kepaduan berarti keserasian hubungan antargagasan
dalam paragraf dalam sebuah karangan atau keserasian hubungan antarkalimat dalam karangan
tersebut. Keserasian itu menjadikan alur gagasan yang terungkap dalam karangan tersebut
menjadi jelas. Sebagai suatu bentuk pengungkapan gagasan, sebuah paragraf juga harus
memperlihatkan kepaduan hubungan antarkalimat yang terjalin di dalamnya. Karena itu,
kepaduan paragraf dapat diketahui dari susunan kalimat yang logis, sistematis, dan mudah
dipahami. Urutan yang logis akan terlihat dalam susunan kalimat-kalimat dalam paragraf itu.
2.3 Pengertian Berita
Berita dalam bahasa Indonesia mendekati istilah
news
dalam bahasa Inggris berasal dari
new
(baru) dengan konotasi kepada hal-hal yang baru. Dalam hal ini segala yang baru merupakan
informasi bagi semua orang yang memerlukannya. Dengan kata lain, semua hal yang baru
merupakan bahan informasi yang dapat disampaikan kepada orang lain dalam bentuk berita
(
news
). Berita adalah laporan atau pemberitahuan tentang segala peristiwa aktual yang
menarik perhatian orang banyak (Suhandang, 2010:102). Berita sebagai segala sesuatu yang
(30)
hangat dan menarik perhatian sejumlah pembaca, dan berita yang terbaik ialah berita yang
paling menarik perhatian bagi jumlah pembaca yang paling besar (Wonohito dalam
Suhandang, 2010:103).
Sementara itu, berita adalah laporan tentang sesuatu yang menarik perhatian orang (Gil,
1983:11). Berita sebagai informasi hangat yang disajikan kepada umum mengenai apa yang
sedang terjadi (Charnley dalam Gil, 1983:10). Berita adalah kejadian yang diulang dengan
menggunakan kata-kata (Chaer, 2010: 11). Berita adalah kejadian atau peristiwa yang
dinyatakan kembali dengan kata-kata supaya orang yang tidak hadir di tempat kejadian dapat
mengetahui kejadian atau peristiwa itu (Sundari, 1983:26). Selanjutnya, berita adalah (1)
cerita atau keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat, (2) laporan, (3)
pemberitahuan, pengumuman (Depdiknas, 2007:140).
Dari beberapa pendapat di atas, penulis mengacu pada teori yang diungkapkan oleh
Suhandang karena jelas dan mudah dimengerti yang mengartikan berita adalah laporan atau
pemberitahuan tentang segala peristiwa aktual yang menarik perhatian orang banyak.
2.3.1 Jenis-Jenis Berita
Berita-berita yang dimuat pada setiap surat kabar lazim dibedakan atas tiga jenis berita yaitu
berita langsung (
straight news
), berita ringan (
soft news
), dan berita kisah atau fitur (
features
)
(Chaer, 2010:15).
1.
Berita Langsung (
Straight News
)
Berita langsung adalah berita yang disusun untuk menyampaikan kejadian-kejadian atau
peristiwa-peristiwa yang secepatnya harus diketahui oleh pembaca atau anggota
(31)
masyarakat. Prinsip penulisannya adalah seperti piramid terbalik. Maksudnya,
unsur-unsur yang penting dituliskan pada bagian pembukaan atau teras berita, lalu
bagian-bagian yang kurang penting diuraikan di bawahnya. Karena tujuan penulisan berita
langsung ini adalah menyampaikan berita secara cepat, supaya segera diketahui. Unsur
penting pada sebuah berita langsung (
straight news
) adalah adanya unsur keaktualan.
Artinya, berita itu masih hangat karena baru terjadi.
2.
Berita Ringan (
Soft News
)
Kalau berita langsung mensyaratkan adanya unsur penting dan keaktualan, maka berita
ringan (
soft news
) tidak memerlukan kedua unsur itu, tetapi mementingkan unsur
manusia dari peristiwa itu. Jadi, kalau sebuah peristiwa sudah dituliskan sebagai berita
langsung, maka masih dapat dituliskan kembali sebagai berita ringan asal saja
memasukkan unsur-unsur manusiawi itu di dalamnya. Yang utama atau ditonjolkan
bukan unsur penting dari peristiwa itu, melainkan unsur yang menarik dan menyentuh
perasaan pembaca. Maka bisa dikatakan berita ringan dapat tahan lama karena tidak
terikat pada keaktualan. Namun, berita ini dapat memberikan atau menimbulkan rasa
haru, rasa gembira, rasa sedih dan sebagainya.
3.
Berita Kisah (
Feature
)
Berita kisah atau
fitur
(
feature
) adalah tulisan yang dapat menyentuh perasaaan ataupun
menambah pengetahuan. Berita kisah ini tidak terikat akan aktualitas. Karena nilai
utamanya adalah pada unsur manusiawinya, jadi, berita kisah ini dapat ditulis dari
peristiwa-peristiwa dari masa lalu yang sudah lama terjadi. Misalnya, kejadian
manusiawinya Tuanku Imam Bonjol, Sultan Hasanudin, ataupun Jendral Gatot Subroto.
(32)
Begitu pun kalau misalnya peristiwa yang terjadi pada masa kini, tidaklah dipersoalkan
masa kekiniannya, atau waktunya. Jadi, berita kisah ini dapat menyangkut manusia yang
sudah almarhum, yang sudah tidak ada, maupun yang masih hidup. Begitu juga berita ini
dapat mengenai mahluk lain yang bukan manusia maupun yang berupa benda, yang dapat
menggugah perasaan atau emosi manusia.
Namun demikian, kehidupan sehari-harinya masyarakat umum tidak mengenal jenis-jenis
berita dimaksud. Mereka lebih mengenal berita dari segi pembidangan masalah yang
diberitakannya, wilayah terjadinya peristiwa yang diberitakannya, atau waktu disajikannya
berita itu (Suhandang, 2010:144).
1.
Dari Segi Pembidangan Masalah yang Diberitakannya
Berita dipilah-pilah berdasarkan masalah yang selalu dihadapi masyarakat sehari-hari.
Dalam hal ini kita mengenal berita dalam ragam :
berita politik, berita ekonomi, berita
sosial budaya, dan berita pertahanan keamanan
. Berita politik bisa kita jumpai dengan
judul-judul seperti : “Jurang Israel PLO Masih Dalam”, “Mahasiswa Anti Politisi Busuk”,
dan sebagainya. Sedangkan berita ekonomi sering kita jumpai seperti berita tentang pasokan
kayu dari Indonesia ke Jepang, ekonomi Indonesia dalam tahun 2004 bergerak dalam
“Lumpur”, pembentukan pasar modal syariah, dan sebagainya.
Adapun berita sosial budaya bisa kita dapati dalam ragam berita tentang bencana alam,
masalah perumahan, pagelaran kesenian, penyelenggaraan pesta olahraaga, perayaan hari
besar keagamaan, pembangunan lembaga-lembaga pendidikan, dan sebagainya.
Berita pertahanan dan keamanan tentunya banyak kita jumpai dalam berita berita tentang
kejahatan, peperangan, pemberontakan, kemiliteran, dan ketertiban umum.
(33)
2.
Berdasarkan Wilayah Terjadinya Peristiwa yang Diberitakannya
Para abdi pers menyajikannya dalam ragam berita:
daerah
atau
lokal, nasional, regional
,
dan
internasional
.
3.
Berdasarkan Waktu Pemberitaannya (Biasanya Dilakukan oleh Media Elektronik)
Kita mengenal berita dalam ragam:
berita pagi, liputan siang, berita sore,
dan
berita malam.
Bahkan ada lagi yang disebut
berita akhir
.
2.3.2 Unsur-Unsur Berita
Unsur-unsur berita adalah hal-hal mendasar yang harus ada dalam sebuah berita. Adapun
unsur-unsur berita dikenal dengan 5W+1H, yaitu
what, when, where, who, why,
dan
how
(Karimi, 2011:14). Semua berita itu harus mengungkap unsur 5W dan 1H. Setiap berita harus
mengandung keenam unsur itu dengan fakta-faktanya (Chaer, 2010:17).
1.
What
(Apa yang Terjadi)
Unsur
what
berkenaan dengan fakta-fakta yang berkaitan dengan hal-hal yang dilakukan
oleh pelaku ataupun korban dari kejadian itu. Hal yang dilakukan dapat berupa penyebab
kejadian, tetapi dapat pula berupa akibat kejadiaan. Nilai
what
itu ditentukan oleh
kelayakan berita itu. Umpamanya, peristiwa tanah longsor yang menelan banyak korban
di Sukabumi, Jawa Barat, merupakan unsur
what
dalam berita itu.
2.
Who
(Siapa yang Terlibat dalam Kejadian)
Unsur
who
berkenaan dengan fakta-fakta yang berkaitan dengan orang atau pelaku yang
terlibat dalam kejadian itu. Orang yang diberitakan harus bisa diidentifikasi namanya,
umurnya, pekerjaannya, dan berbagai keterangan yang terkumpul mengenai orang itu.
(34)
Semakin banyak fakta atau keterangan yang terkumpul mengenai orang semakin
lengkaplah berita yang disampaikan.
3.
Why
(Mengapa Kejadian Itu Timbul)
Unsur
why
berkenaan dengan fakta-fakta mengenai latar belakang dari suatu tindakan
ataupun suatu kejadian yang telah diketahui unsur
what
-nya adalah peristiwa tanah
longsor yang menelan banyak korban, maka unsur
why
-nya adalah hal-hal yang
menyebabkan tejadinya tanah longsor itu, seperti pengundulan hutan, dan sebagainya.
4.
Where
(Di Mana Tempat Kejadian Itu Timbul)
Unsur
where
berkenaan dengan tempat peristiwa terjadi. Nama tempat harus dapat
diidentifikasi dengan jelas. Ciri-ciri tempat kejadian merupakan hal yang penting untuk
diberitakan.
5.
When
(Kapan Terjadinya)
Unsur
when
berkenaan dengan waktu kejadian. Waktu mungkin ada yang sudah terjadi,
tetapi mungkin juga yang sedang terjadi, ataupun yang akan terjadi. Waktu merupakan
fakta dalam berita.
6.
How
(Bagaimana Kejadiannya)
Unsur
how
berkenaan dengan proses kejadian yang diberitakan. Misalnya, bagaimana
terjadinya suatu peristiwa, bagaimana pelaku melakukan perbuatannya, atau bagaimana
korban mengalami nasibnya.
2.3.3 Langkah-Langkah Menyimak Berita
Untuk mendapatkan informasi tentang peristiwa-peristiwa aktual, kita dapat melakukan berbagai
aktivitas, salah satunya adalah dengan mendengarkan berita yang disiarkan melalui media radio
(35)
maupun televisi. Untuk dapat memperoleh informsi yang lengkap mengenai berita tersebut, kita
dituntut untuk menjadi penyimak berita yang baik. Agar dapat menjadi penyimak berita yang
baik, kita perlu banyak berlatih dengan mengikuti langkah-langkah berikut.
1. Menyimak Berita
Simaklah dengan seksama berita yang akan diperdengarkan kepada Anda. Kenalilah
pokok-pokok beritanya dengan berpedoman pada unsur-unsur berita yang dikenal dengan rumusan
5W+1H, yaitu singkatan dari
what, when, where, who, why, dan how.
2. Menjawab Pertanyaan tentang Kelengkapan Berita
Setelah menyimak berita tadi, Anda dituntut agar dapat mengidentifikasi pokok-pokok berita
yang ada simak dengan teknik menjawab pertanyaan menggunakan unsur 5W+1H yaitu apa yang
terjadi, kapan terjadi, di mana terjadi, siapa yang mengalami, mengapa terjadi, dan bagaimana
terjadinya (Karimi, 2011:14).
3. Menuliskan Pokok-Pokok Berita
Setelah berhasil mengidentifikasikan pokok-pokok informasi berita itu, silakan Anda mencatat
pokok-pokok berita yang Anda simak. Tujuannya agar mempermudah kita dalam
mengembangkan pokok-pokok berita dan penyampaian isi berita yang didapatkan tepat dan
akurat.
(36)
Setelah memahami pokok-pokok berita, silakan Anda mengembangkan pokok-pokok berita
tersebut menjadi sebuah paragraf yang padu. Perhatikan isi simpulan, ketepatan penggunaan
ejaan, keefektifan kalimat, dan paragraf.
5. Bertanya Jawab tentang Isi Berita
Silakan Anda membuat beberapa empat pertanyaan yang bersangkut paut dengan isi berita.
Selanjutnya, pertanyaan akan dijawab oleh peserta pelatihan yang lain. (kegiatan ini dapat
dilakukan secara kelompok atau individual)
1.4
Pengertian Kemampuan Menyimpulkan Isi Berita melalui Kegiatan Menyimak
Kemampuan merupakan kapasitas seorang individu untuk melakukan beragam tugas
dalam suatu pekerjaan. Kemampuan adalah sebuah penilaian terkini atas apa yang dapat
dilakukan seseorang (wikipedia.org). Dari pengertian tersebut dapat diartikan bahwa
kemampuan adalah kapasitas dan kesanggupan seseorang untuk melakukan suatu
tindakan.
Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan kemampuan menyimpulkan isi berita
melalui kegiatan menyimak adalahkesanggupan atau kecakapan siswa dalam proses
kegiatan mendengarkan berita dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta
interpretasi untuk memperoleh informasi yang dituangkan dalam bentuk paragraf dengan
rumusan 5W+1H dengan memperhatikan isi simpulan, penggunaan ejaan, keefektifan
kalimat, dan paragraf sehingga isi simpulan yang dihasilkan jelas, runtun, dan mudah
dipahami.
(37)
(38)
BAB III
METODE PENELITIAN
1.1
Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif
adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi, situasi, peristiwa,
kegiatan, dan lain-lain. Penelitian deskriptif ini merupakan penelitian yang benar-benar hanya
memaparkan apa yang terdapat atau terjadi dalam sebuah kancah, lapangan, atau wilayah
tertentu. Data yang terkumpul diklasifikasikan atau dikelompok-kelompokkan menurut jenis,
sifat, atau kondisinya. Sesudah datanya lengkap, kemudian dibuat kesimpulan (Arikunto,
2010:3). Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan menyimpulkan isi berita
melalui kegiatan menyimak siswa kelas X SMA Negeri 1 Natar Lampung Selatan tahun
pelajaran 2011/2012.
1.2
Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2010:173). Sementara itu, populasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2010:117). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa
kelas X SMA Negeri 1 Natar Lampung Selatan tahun pelajaran 2011/2012. Populasi tersebut
berjumlah 315 siswa yang tersebar ke dalam sembilan kelas, yaitu kelas X-1 berjumlah 35
orang, kelas X-2 berjumlah 35 orang, kelas X-3 berjumlah 35 orang, kelas X-4 berjumlah 35
orang, kelas X-5 berjumlah 35 orang, kelas X-6 berjumlah 35 orang, kelas X-7 berjumlah 35
orang, kelas X-8 berjumlah 35 orang, dan kelas X-9 berjumlah 35 orang.
(39)
Tabel 3.1 Populasi Penelitian
No.
Kelas
Jumlah
Siswa
1.
X-1
35
2.
X-2
35
3.
X-3
35
4.
X-4
35
5.
X-5
35
6.
X-6
35
7.
X-7
35
8.
X-8
35
9.
X-9
35
Jumlah
315
(Siswa kelas X SMAN 1 Natar Lamsel)
1.3
Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2010:174). Sementara itu,
sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut
(Sugiyono, 2010:118). Mengingat jumlah dari populasi yang kurang dari 500 (populasi kecil),
maka sampel diambil sebesar 15% dari jumlah populasi. Dalam pengambilan sampel, peneliti
menggunakan teknik
cluster random samplingatau pengambilan secara acak. Pada kertas
kecil-kecil, kita tuliskan nama-nama subjek sebanyak jumlah populasi yaitu 315 orang, satu nomor
untuk setiap kertas kemudian kertas digulung. Selanjutnya kita mengambil kertas tersebut
sebanyak sampel yang telah ditentukan. Sampel diambil sebesar 15% dari jumlah siswa setiap
kelas sehingga sampelnya berjumlah kurang lebih 45 siswa. Berikut ini tabel perhitungan sampel
dari jumlah siswa.
Tabel 3.2 Sampel Penelitian
No
Kelas
Jumlah
siswa
15% dari jumlah
siswa
Sampel yang
ditetapkan
1.
X-1
35
5,25
5
(40)
3.
X-3
35
5,25
5
4.
X-4
35
5,25
5
5.
X-5
35
5,25
5
6.
X-6
35
5,25
5
7.
X-7
35
5,25
5
8.
X-8
35
5,25
5
9.
X-9
35
5,25
5
Jumlah
315
45
1.4
Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah teknik tes. Jenis tes
yang digunakan yaitu tes tertulis dalam bentuk pemberian tugas, yaitu siswa diberi tugas untuk
menyimak sebuah rekaman berita kemudian siswa mengidentifikasikan pokok-pokok informasi
yang penting dengan teknik menjawab pertanyaan dengan menggunakan unsur 5W+1H, lalu
dikembangkan menjadi sebuah paragraf yang padu.
Berita yang disajikan terdiri atas 4 buah rekaman berita yaitu berita tentang kecelakaan kereta
api, berita tentang lomba animasi, berita tentang bencana alam, dan berita tentang kecelakaan
mobil. Keempat berita tersebut merupakan informasi hangat yang sering kita jumpai dalam
kehidupan sehari-hari dan mengandung unsur-unsur berita yang akan memudahkan siswa dalam
membuat paragraf.
Berdasarkan instrumen tes kemampuan yang telah ditentukan, ada beberapa aspek yang akan
dinilai dari hasil menyimpulkan isi berita yang telah dibuat oleh siswa yaituisi simpulan,
ketepatan penggunaan ejaan, keefektifan kalimat, dan paragraf.
(41)
Hal-hal yang dinilai dalam penelitian ini ada empat kategori penilaian yaitu isi simpulan,
ketepatan penggunaan ejaan, keefektifan kalimat, dan paragraf.
Indikator uji kemampuan menyimpulkan isi berita melalui kegiatan menyimak ini merupakan
gabungan dari beberapa pendapat, yaitu Gorys Keraf, dan Nurgiantoro yang disesuaikan dengan
KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Indikator uji kemampuan menyimpulkan isi
berita melalui kegiatan menyimak sebagai berikut.
Tabel 3.3 Indikator Uji Kemampuan Menyimpulkan Isi Berita melalui Kegiatan Menyimak
No
Indikator
Deskriptor Penilaian
Skor Skor Maksimal
1.
Isi Simpulan
Isi tuliskan megandung unsur
5W+1H, yaitu what (apa yang
terjadi), who (siapa yang
terlibat dalam kejadian), why
(mengapa kejadian itu timbul),
where (di mana tempat
kejadian itu timbul), when
(kapan terjadinya), how
(bagaimana kejadiannya).
6
6
Jika salah satu unsur 5W+1H
tidak dituliskan.
5
Jika dua unsur 5W+1H tidak
dituliskan.
4
Jika tiga unsur 5W+1H tidak
dituliskan.
3
Jika empat unsur 5W+1H tidak
dituliskan.
2
Jika lima unsur 5W+1H tidak
(42)
2
Ejaan
Ejaan diterapkan dengan tepat
dalam penggunaan huruf
kapital, penulisan kata, dan
pemakaian tanda baca.
3
3
Ejaan sebagian besar
diterapkan cukup karena di
dalam penggunaan huruf
kapital, penulisan kata, dan
pemakaian tanda baca terdapat
beberapa kesalahan.
2
Hampir semua penerapan ejaan
tidak tepat.
1
3
Kalimat Efektif Kalimat dituliskan dengan
kesatuan gagasan, koherensi
yang baik dan kompak,
penekanan, variasi,
paralelisme, dan penalaran.
6
6
Jika terdapat satu pengurangan
kriteria dari kalimat efektif
yang tidak dituliskan.
5
Jika terdapat dua pengurangan
kriteria dari kalimat efektif
yang tidak dituliskan.
4
Jika terdapat tiga pengurangan
kriteria dari kalimat efektif
yang tidak dituliskan.
3
Jika terdapat empat
pengurangan kriteria dari
kalimat efektif yang tidak
dituliskan.
(43)
Jika terdapat lima pengurangan
kriteria dari kalimat efektif
yang tidak dituliskan.
1
4
Paragraf
Kepaduan antarkalimat dalam
paragraf tersusun secara logis,
sistematis, dan bahasa yang
mudah dipahami.
3
3
Jika terdapat salah satu kriteria
dari paragraf yang tidak
dituliskan.
2
Jika terdapat dua kriteria dari
paragraf yang tidak dituliskan.
1
Total Skor
18
Data yang diperoleh dari hasil menyimpulkan isi berita melalui kegiatan menyimak dalam
bentuk paragraf ini akan dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut.
1.
Mengoreksi hasil tes menyimpulkan isi beritamelalui kegiatan menyimak pada sampel.
2.
Memberi skor per siswa sesuai dengan indikator penilaian dan bobot penilaian kemampuan
menyimpulkan isi berita melalui kegiatan menyimak. Skor pengoreksian yang dilakukan oleh
peneliti.
X = jumlah skor yang diperoleh x 100%
jumlah skor maksimal
(44)
Tabel 3.4 Tolok Ukur Penilaian
Persentase Tingkat
Kemampuan
Keterangan
85% - 100%
Baik Sekali
75% - 84%
Baik
60% - 74%
Cukup
40% - 59%
Kurang
0% - 39%
Kurang Sekali
(45)
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian di SMA Negeri 1 Natar Lampung Selatan tahun pelajaran
2011/2012dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut.
1)
Kemampuan siswa kelas X SMA Negeri 1 Natar Lampung Selatantahun pelajaran
2011/2012dalam menyimpulkan isi berita melalui kegiatan menyimak tergolong dalam
kategori cukup. Hal ini dapat diihat dari nilai rata-rata kemampuan siswa secara keseluruhan,
yaitu 68,31.
2)
Kemampuan menyimpulkan isi berita melalui kegiatan menyimak ditinjau dari indikator isi
simpulan pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Natar Lampung Selatantahun pelajaran
2011/2012 tergolong dalam kategori baik dengan niali rata-rata 79,16.
3)
Kemampuan menyimpulkan isi berita melalui kegiatan menyimak ditinjau dari indikator
penggunaan ejaan pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Natar Lampung Selatantahun pelajaran
2011/2012 tergolong dalam kategori cukup dengan nilai rata-rata 66,48.
4)
Kemampuan menyimpulkan isi berita melalui kegiatan menyimak ditinjau dari indikator
kalimat efektif pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Natar Lampung Selatantahun pelajaran
2011/2012 tergolong dalam kategori cukup dengan niali rata-rata 61,15.
5)
Kemampuan menyimpulkan isi berita melalui kegiatan menyimak ditinjau dari indikator
paragraf pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Natar Lampung Selatantahun pelajaran
2011/2012 tergolong dalam kategori cukup dengan niali rata-rata 63,05.
(46)
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis menyampaikan beberapa saran, sebagai
berikut.
1)
Hasil kemampuan ini membuktikan bahwa rata-rata kemampuan siswa dalam
menyimpulkan isi berita melalui kegiatan menyimak, terutama dalam indikator kalimat
efektif paling rendah bila dibandingkan dengan indikator yang lain. Oleh sebab itu, penulis
menyarankan kepada siswa untuk mempelajari lebih giat pokok bahasan tentang tata cara
menyimpulkan isi berita melaui kegiatan menyimak yang baik terutama dalam penulisan isi
simpulan, penggunaan ejaan, penggunaan kalimat efektif, dan paragraf.
2)
Kepada guru Bahasa Indonesia SMA Negeri 1 Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran
2011/2012diharapkan lebih memperhatikan mutu pelajaran dengan lebih memfokuskan
pembelajaran mengenai menyimak berita, terutama dalam indikator isi simpulan,
penggunaan ejaan, penggunaan kalimat efektif, dan paragraf karena berdasarkan hasil
penelitian kemampuan siswa menyimpulkan isi berita melalui kegiatan menyimakdalam
indikator penggunaan ejaan, penggunaan kalimat efektif, dan paragraf masih tergolong
cukup.
(47)
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
HALAMAN JUDUL ... ii
PENGESAHAN ... iii
RIWAYAT HIDUP ... iv
MOTO ... v
PERSEMBAHAN ... vi
SANWACANA ... vii
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GRAFIK ... xii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah ... 1
1.2
Rumusan Masalah ... 4
1.3
Tujuan Penelitian ... 4
1.4
Manfaat Penelitian ... 4
1.5
Ruang Lingkup Penelitian ... 5
BAB II. LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Kemampuan ... 7
2.2 Pengertian Menyimak ... 7
2.2.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Menyimak ... 8
2.2.2 Ciri-Ciri Menyimak Ideal ... 10
2.2.3 Teknik Pembelajaran Menyimak ... 13
2.2.4 Hal-Hal yang Ada dalam Isi Simpulan Berita ... 24
2.3 Pengertian Berita ... 29
2.3.1 Jenis-Jenis Berita ... 30
2.3.2
Unsur-Unsur Berita ... 33
2.3.3 Langkah-Langkah Menyimak Berita ... 35
2.4 Pengertian Kemampuan Menyimpulkan Isi Berita melalui Kegiatan
Menyimak ... 36
BAB III. METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian ... 38
(48)
3.3 Sampel ... 39
3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 40
3.5 Teknik Analisis Data ... 41
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitan ... 45
4.1.1 Kemampuan Menyimpulkan Isi Berita Melalui Kegiatan
Menyimak untuk Seluruh Indikator ... 47
4.1.2 Data Skor Kemampuan Menyimpulkan Isi Berita Melalui
Kegiatan Menyimak ... 48
4.1.2.1 Kemampuan Menyimpulkan Isi Berita Melalui
Kegiatan Menyimak untuk Indikator Isi Simpulan ... 48
4.1.2.2 Kemampuan Menyimpulkan Isi Berita Melalui
Kegiatan Menyimak untuk Indikator Penggunaan
Ejaan... 50
4.1.2.3 Kemampuan Menyimpulkan Isi Berita Melalui
Kegiatan Menyimak untuk Indikator Kalimat Efektif .... 51
4.1.2.4 Kemampuan Menyimpulkan Isi Berita Melalui
Kegiatan Menyimak untuk Indikator Paragraf ... 53
4.2 Bahasan Penelitian ... 54
4.2.1 Kemampuan Menyimpulkan Isi Berita Melalui Kegiatan
Menyimak dalam Indikator Isi Simpulan ... 55
4.2.2 Kemampuan Menyimpulkan Isi Berita Melalui Kegiatan
Menyimak dalam Indikator Penggunaan Ejaan ... 58
4.2.3 Kemampuan Menyimpulkan Isi Berita Melalui Kegiatan
Menyimak dalam Indikator Kalimat Efektif ... 67
4.2.4 Kemampuan Menyimpulkan Isi Berita Melalui Kegiatan
Menyimak dalam Indikator Paragraf ... 70
4.2.5 Kemampuan Menyimpulkan Isi Berita Melalui Kegiatan
Menyimak Siswa Kelas X SMAN 1 Natar Lampung Selatan
Tahun Pelajaran 2011/2012 Berdasarkan Indikator Tertinggi
dan Terendah ... 71
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ... 72
5.2 Saran ... 73
DAFTAR PUSTAKA ... 74
(49)
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel
3.1 Populasi Penelitian ... 39
3.2 Sampel Penelitian ... 40
3.3 Indikator Uji Kemampuan Menyimpulkan Isi Berita melalui
Kegiatan Menyimak ... 41
3.4 Tolok Ukur Penelitian ... 44
4.1 Persentase Kemampuan Menyimpulkan Isi Berita Melalui Kegiatan
Menyimak Siswa Kelas X SMAN 1 Natar Lampung Selatan Tahun
Pelajaran 2011/2012 ... 46
4.2 Kemampuan Menyimpulkan Isi Berita Melalui Kegiatan Menyimak
untuk Seluruh Indikator ... 47
4.3 Kemampuan Menyimpulkan Isi Berita Melalui Kegiatan Menyimak
untuk Indikator Isi Simpulan ... 49
4.4 Kemampuan Menyimpulkan Isi Berita Melalui Kegiatan Menyimak
untuk Indikator Penggunaan Ejaan ... 50
4.5 Kemampuan Menyimpulkan Isi Berita Melalui Kegiatan Menyimak
untuk Indikator Kalimat Efektif ... 52
4.6 Kemampuan Menyimpulkan Isi Berita Melalui Kegiatan Menyimak
untuk Indikator Paragraf ... 53
(50)
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik
4.1 Grafik Persentase Kemampuan Menyimpulkan Isi Berita Melalui
Kegiatan Menyimak Siswa Kelas X SMAN 1 Natar Lampung Selatan
Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 46
4.2 Grafik Kemampuan Menyimpulkan Isi Berita Melalui Kegiatan
Menyimak untuk Indikator Isi Simpulan ... 50
4.3 Grafik Kemampuan Menyimpulkan Isi Berita Melalui Kegiatan
Menyimak untuk Indikator Penggunaan Ejaan ... 51
4.4 Grafik Kemampuan Menyimpulkan Isi Berita Melalui Kegiatan
Menyimak untuk Indikator Kalimat Efektif ... 53
4.5 Grafik Kemampuan Menyimpulkan Isi Berita Melalui Kegiatan
(51)
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal dan Tasai. 2008.
Cermat Berbahasa Indonesia
. Jakarta: Akademika
Pressindo
Arikunto, Suharsimi. 2010.
Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Chaer, Abdul. 2010.
Bahasa Jurnalistik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Depdiknas. 2001.
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah .
Bandung:
CV Yrama Widya.
Depdiknas. 2003.
Buku Praktis Bahasa Indonesia.
Jakarta: Pusat Bahasa.
Depdiknas. 2007.
Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka.
Fuad, Muhammad dkk. 2005.
Penggunaan Bahasa Indonesia Laras Ilmiah
.
Bandarlampung: Universitas Lampung.
Gil, Generoso J dkk. 1983.
Wartawan Asia.
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Hermawan, Herry. 2012.
Menyimak Keterampilan Berkomunikasi yang
Terabaikan.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Karimi, Ahmad Faizin. 2011.
Pendidikan Jurnalistik Panduan Manajemen
Media Massa Sekolah.
Surabaya: Pustaka Agung Harapan.
Keraf, Gorys. 2001.
Komposisi.
Flores NTT: Nusa Indah.
Nurgiyantoro, Burhan. 2011.
Penilaian Pembelajaran Bahasa Indonesia
Berbasis Kompetensi.
Yogyakarta: FPBS IKIP.
Sugiyono. 2010.
Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
(52)
Suhandang, Kustadi. 2010.
Pengantar Jurnalistik Seputar Organisasi, Produk,
dan Kode Etik.
Bandung: Nuansa.
Sundari, Siti Sri. 1983.
Ingin Jadi Wartawan.
Jakarta: Balai Pustaka.
Suryanto, Alex dan Agus Haryana. 2007.
Panduan Belajar Bahasa dan Sastra
Indonesia untuk SMA dan MA kelas X.
Tanggerang: Esis.
Suyanto, Edi. 2011.
Membina, Memelihara, dan Menggunakan Bahasa
Indonesia secara Benar.
Yogyakarta: Ardana Media.
Tarigan, Henry Guntur. 1985.
Menyimak sebagai Suatu Keterampilan
Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
Tarigan, Henry Guntur. 1986.
Menyimak sebagai Suatu Keterampilan
Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
Tarigan, Djago dan Henry Guntur Tarigan. 1986.
Teknik Pengajaran
Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
Universitas Lampung. 2007.
Format Penulisan Karya Ilmiah
. Bandarlampung:
Universitas Lampung.
Zamzanah, Sarjinah. 2001.
Keterampilan Menyimak.
Bandarlampung: Univesitas
(53)
i
Judul Skripsi
: Kemampuan Menyimpulkan Isi Berita Melalui
Kegiatan Menyimak Siswa Kelas X SMAN 1
Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran
2011/2012
Nama Mahasiswa
: Nelisa Putri Utami
No. Pokok Mahasiswa
: 0813041007
Jurusan
: Pendidikan Bahasa dan Seni
Program Studi
: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah
Fakultas
: Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI
1. Komisi Pembimbing
Dr. Mulyanto Widodo, M.Pd.
Eka Sofia Agustina, S.Pd., M.Pd.
NIP 196202031988111001
NIP 197808092008012001
2. Ketua Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Seni
Drs. Imam Rejana, M.Si.
NIP 194804211978031004
(54)
ii
MENGESAHKAN
1.
Tim Penguji
Ketua
: Dr. Mulyanto Widodo, M.Pd.
...
Sekretaris
: Eka Sofia Agustina, S.Pd., M.Pd.
...
Penguji
Bukan Pembimbing
: Dra. Ni Nyoman Wetty S., M.Pd.
...
2.
Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si.
NIP 196003151985031003
(1)
DAFTAR GRAFIK
Halaman Grafik
4.1 Grafik Persentase Kemampuan Menyimpulkan Isi Berita Melalui Kegiatan Menyimak Siswa Kelas X SMAN 1 Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 46 4.2 Grafik Kemampuan Menyimpulkan Isi Berita Melalui Kegiatan
Menyimak untuk Indikator Isi Simpulan ... 50 4.3 Grafik Kemampuan Menyimpulkan Isi Berita Melalui Kegiatan
Menyimak untuk Indikator Penggunaan Ejaan ... 51 4.4 Grafik Kemampuan Menyimpulkan Isi Berita Melalui Kegiatan
Menyimak untuk Indikator Kalimat Efektif ... 53 4.5 Grafik Kemampuan Menyimpulkan Isi Berita Melalui Kegiatan
(2)
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal dan Tasai. 2008. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Akademika Pressindo
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Chaer, Abdul. 2010. Bahasa Jurnalistik. Jakarta: Rineka Cipta.
Depdiknas. 2001. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah . Bandung: CV Yrama Widya.
Depdiknas. 2003. Buku Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa. Depdiknas. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Fuad, Muhammad dkk. 2005. Penggunaan Bahasa Indonesia Laras Ilmiah.
Bandarlampung: Universitas Lampung.
Gil, Generoso J dkk. 1983. Wartawan Asia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Hermawan, Herry. 2012. Menyimak Keterampilan Berkomunikasi yang
Terabaikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Karimi, Ahmad Faizin. 2011. Pendidikan Jurnalistik Panduan Manajemen Media Massa Sekolah. Surabaya: Pustaka Agung Harapan.
Keraf, Gorys. 2001. Komposisi. Flores NTT: Nusa Indah.
Nurgiyantoro, Burhan. 2011. Penilaian Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Kompetensi. Yogyakarta: FPBS IKIP.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
(3)
Suhandang, Kustadi. 2010. Pengantar Jurnalistik Seputar Organisasi, Produk, dan Kode Etik. Bandung: Nuansa.
Sundari, Siti Sri. 1983. Ingin Jadi Wartawan. Jakarta: Balai Pustaka.
Suryanto, Alex dan Agus Haryana. 2007. Panduan Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA dan MA kelas X. Tanggerang: Esis.
Suyanto, Edi. 2011. Membina, Memelihara, dan Menggunakan Bahasa Indonesia secara Benar. Yogyakarta: Ardana Media.
Tarigan, Henry Guntur. 1985. Menyimak sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Tarigan, Henry Guntur. 1986. Menyimak sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Tarigan, Djago dan Henry Guntur Tarigan. 1986. Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Universitas Lampung. 2007. Format Penulisan Karya Ilmiah. Bandarlampung: Universitas Lampung.
Zamzanah, Sarjinah. 2001. Keterampilan Menyimak. Bandarlampung: Univesitas Lampung.
(4)
i
Judul Skripsi : Kemampuan Menyimpulkan Isi Berita Melalui Kegiatan Menyimak Siswa Kelas X SMAN 1 Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012
Nama Mahasiswa : Nelisa Putri Utami No. Pokok Mahasiswa : 0813041007
Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Seni
Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing
Dr. Mulyanto Widodo, M.Pd. Eka Sofia Agustina, S.Pd., M.Pd. NIP 196202031988111001 NIP 197808092008012001
2. Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
Drs. Imam Rejana, M.Si. NIP 194804211978031004
(5)
ii
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Dr. Mulyanto Widodo, M.Pd. ...
Sekretaris : Eka Sofia Agustina, S.Pd., M.Pd. ...
Penguji
Bukan Pembimbing : Dra. Ni Nyoman Wetty S., M.Pd. ...
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 196003151985031003
(6)
SURAT PERNYATAAN
Sebagai civitas akademik Universitas Lampung, saya yang bertanda tangan di bawah ini:
NPM : 0813041007
nama : Nelisa Putri Utami
judul skripsi : Kemampuan Menimpulkan Isi Berita Melalui
Kegiatan Menyimak Siswa Kelas X SMAN 1 Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012
program studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah
fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dengan ini menyatakan bahwa:
1. karya tulis ini bukan saduran/terjemahan, murni gagasan, rumusan dan pelaksanaan penelitian/implementasi saya sendiri, tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan pembimbing akademik dan narasumber di organisasi tempat riset;
2. dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka;
3. saya menyerahkan hak milik atas karya tulis ini kepada Universitas Lampung, dan oleh
karenanya Universitas Lampung berhak melakukan pengelolaan atas karya tulis ini sesuai dengan norma hukum dan etika yang berlaku; dan
4. pernyataan ini saya buat dengan sesumgguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena karya tulis ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di Universitas Lampung.
Bandarlampung, Oktober 2012 Yang membuat pernyataan,
Nelisa Putri Utami 0813041007