PELAFALAN SINGKATAN BAHASA INGGRIS KE DALAM BAHASA INDONESIA OLEH
ANAK AGUNG PUTRI SRI PROGRAM STUDI D4 PARIWISATA
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh pengetahuan tentang pelafalan singkatan unsur serapan ke dalam bahasa Indonesia yang telah dibakukan. Untuk mencapai tujuan itu penulis menggunakan teori
sosiolinguistik terapan. Konsep ini di antaranya mengacu pada pembahasan yang dibicarakan oleh Yus Badudu mengenai pelafalan bahasa Indonesia baku. Pengumpulan data menggunakan metode pengamatan
dalam pelaksanaannya dibantu dengan teknik pencatatan. Populasi adalah semua singkatan dalam bahasa Indonesia. Sampel tertulis diambil dari Kamus Lengkap Inggris - Indonesia dan Indonesia - Inggris,
Sedangkan yang lisan diperoleh dari penutur bahasa Indonesia yang dianggap sebagai pemberi teladan, radio, dan televisi.
Selanjutnya pada waktu menganalisis data penulis menggunakan metode deskriptif, penyajian kaidah dilakukan dengan menggunakan metode informal yaitu dengan perumusan kata-kata biasa. Dari
analisis deskriptif diperoleh kesimpulan, bahwa pelafalan singkatan bahasa Inggris yang disesuaikan ke dalam bahasa Indonesia dan singkatan pelafalan bahasa Inggris tetap dilafalkan ke dalam bahasa Inggris.
PELAFALAN SINGKATAN BAHASA INGGRIS KE DALAM BAHASA INDONESIA I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Bahasa Indonesia adalah bahasa negara dan bahasa nasional dalam perkembangannya tidak menutup dari dari pengaruh luar, kemudian disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Perkembangan
bahasa Indonesia bI itu haruslah mempunyai arah yang jelas sehingga tidak merugikan bangsa Indonesia. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan melalui Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa
mencanangkan politik bahasa nasional yang bertujuan untuk membina dan mengembangkan bI. Politik bahasa nasional memberi arah yang jelas tentang perkembangan bahasa Indonesia baik dalam
kedudukannya sebagai bahasa nasional maupun sebagai bahasa negara. Arah perkembangannya sesuai dengan aspirasi Sumpah Pemuda tahun 1928 dan Undang-Undang Dasar 1945 Bab XV, Pasal 36.
Bahasa Indonesia dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional berfungsi sebagai 1. Lambang
kebanggaan kebangsaan, 2. Lambang identitas nasional, 3. Alat yang memungkinkan penyatuan berbagai masyarakat yang berbeda latar belakang sosial budaya budaya dan bahasanya, dan 4. Alat perhubungan
antarbudaya di daerah satu dengan daerah lainnya Halim, 1980:23.
Selain berkedudukan sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia juga berkedudukan sebagai bahasa negara sesuai dengan ketentuan yang tertera di dalam Undang-Undang Dasar 1945, Bab XV Pasal
36. Dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi antara lain; 1. Bahasa resmi negara, 2. Bahasa pengantar di dalam dunia pendidikan, 3. Alat perhubungan pada tingkat nasional untuk
kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembngunan nasional serta kepentingan pemerintah, dan 4. Alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi Halim, 1980:24.
Dalam hubungan sebagai bahasa negara, bI adalah satu-satunya alat yang memungkinkan bangsa Indonesia membina serta mengembangkan kebudayaan nasional. Kebudayaan nasional yang dimaksudkan
adalah kebudayaan nasional yang memiliki ciri-ciri identitas sendiri yang membedakannya dengan kebudayaan daerah, karena sifat khas suatu kebudayaan memang hanya bisa dimanifestasikan dalam
beberapa unsur kebudayaan yang terbatas, dalam bahasanya, kesenian, dan adat istiadatnya. Sulit menonjolkan sifat khas yang memberi identitas dalam unsur-unsur kebudayaan, sistem teknologi karena
teknologi bersifat universal, juga dalam ekonomi, ilmu pengetahuan, dan agama. Bahasa Indonesia yang telah dinyatakan sebagai bahasa nasional dan negara terus tumbuh dan
berkembang. Perkembangan itu sesuai dengan tingkat kemajuan masyarakat Indonesia menuju masyarakat yang modern. Dalam sejarah perkembangannya itulah bI memperoleh sumbangan- sumbangan positif baik
dari bahasa daerah yang hidup di Indonesia maupun dari bahasa-bahasa asing. Kosa kata bahasa asing memegang peranan penting dalam pengembangan bI. Hal ini karena fungsi bahasa asing bahasa Inggris
sangat besar dalam pergaulan antarbangsa. Bahasa Indonesia tidak bisa melepaskan diri dari pengaruh bahasa daerah maupun bahasa asing bahasa Inggris, akibat adanya kontak bahasa menimbulkan berbagai
peristiwa bahasa. Peristiwa bahasa itu dapat berupa saling memungut dalam berbagai aspek kebahasaan, misalnya; dalam bentuk fonologi lafal, morfologi, dan kalimat disesuaikan dengan bahasa pemungut
penerima. Pembahasan tentang lafal bI yang baku standar telah banyak dibicarakan di antaranya ; Adhitama
1978, Hakim 1978, 1986, Latif 1971 Moeliono 1986, Badudu 1979, 1985, dan Sulaga 1988. Walaupun cukup banyak pembicaraan tentang lafal bI, tetapi sampai saat ini tidak dijumpai bukti adanya
produk perundangan peraturan pemerintah atau keputusan menteri yang menetapkan lafal baku bI. Selain alasan itu, penelitian pelafalan singkatan bI perlu dilakukan mengingat banyak singkatan kata yang kita
serap dari bahasa daerah maupun bahasa asing khususnya bahasa Inggris, dalam pemakaian selanjutnya disesuikan dengan lafal bahasa Indonesia baku.
1.2 Masalah