Aryani menganalisis pelanggaran prinsip kesantunan yang dikemukakan Brown dan Levinson sedangkan penelitian ini menggunakan teori maksim kerjasama
yang dikemukakan oleh Grice serta menggunakan teori tindak tutur Searle yang memfokuskan pada tindak ilokusi untuk mengetahui makna dari implikatur
percakapan yang terjadi.
2.2 Konsep
Konsep merupakan kata kunci yang digunakan dalam suatu penelitian. Adapun konsep-konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
2.2.1 Implikatur Percakapan
Implikatur merupakan hal yang perlu diperhatikan agar percakapan dapat berlangsung dengan lancar. Implikatur yang terdapat dalam suatu ujaran yang
terealisasikan dalam sebuah percakapan disebut dengan implikatur percakapan. Implikatur digunakan untuk menerangkan tuturan yang mungkin diartikan,
disarankan, atau dimaksudkan oleh penutur. Implikatur percakapan digunakan untuk menerang
kan makna implisit dibalik “sesuatu yang diucapkan atau dituliskan” sebagai “sesuatu yang dimplikasikan”, dengan kata lain implikatur
merupakan maksud atau ungkapan-ungkapan hati yang tersembunyi Grice, 1975:43.
Percakapan berlangsung berkat adanya kesepakatan bersama. Seseorang menyampaikan maksudnya secara tidak langsung agar memberi kesan sopan.
Untuk memperhitungkan saran atau maksud penutur sebagai hal yang berbeda
dari pernyataan secara harfiah menggunakan implikatur Brown dan Yule, 1983:1. Makna atau pesan yang tersirat dalam ungkapan lisan dan atau wacana
tulis disebut dengan makna tersirat implied meaning atau implikatur.
Interpretasi maksud seseorang pada konteks tertentu dan bagaimana konteks memengaruhi maksud ujaran dibutuhkan dalam studi pragmatik. Cara
penutur mengatur hal yang dikatakannya dengan melihat pada lawan bicara, waktu, tempat dan ruang lingkupnya.
2.2.2 Maksim
Maksim merupakan prinsip yang harus ditaati oleh peserta tuturan dalam berinteraksi, baik secara tekstual maupun interpersonal dalam upaya melancarkan
jalannya proses komunikasi. Terdapat kaidah kebahasaan di dalam interaksi lingual pada maksim, kaidah-kaidah yang mengatur tindakannya, penggunaan
bahasanya, dan interpretasi-interpretasinya terhadap tindakan dan ucapan lawan tuturnya.
Maksim juga disebut sebagai bentuk pragmatik berdasarkan prinsip kerja sama dan prinsip kesopanan.
Maksim-maksim tersebut menganjurkan agar kita mengungkapkan keyakinan-keyakinan dengan sopan dan menghindari ujaran yang
tidak sopan Leech, 1983.
2.2.3 Tindak Tutur