Konsep Diri Positif Konsep Diri

j. Mampu menikmati dirinya secara utuh dalam berbagai kegiatan yang meliputi pekerjaan, permainan, ungkapan diri yang kreatif, persahabatan, atau sekedar mengisi waktu. k. Peka pada kebutuhan orang lain, pada kebiasaan sosial yang telah diterima, dan terutama sekali pada gagasan bahwa ia tidak bisa bersenang-senang dengan mengorbankan orang lain. Kesimpulan ciri-ciri konsep diri positif mengacu pada teori yang diungkapkan oleh Brooks dan Emmert dalam Rakhmat, antara lain adanya keyakinan akan kemampuannya mengatasi masalah, merasa setara dengan orang lain, menerima pujian tanpa rasa malu, sadar bahwa tidak semua perasaan, keinginan, dan perilaku bisa disetujui masyarakat, dan mampu mengungkapkan kepribadian yang tidak disenanginya dan berusaha memperbaikinya. Ciri-ciri tersebut diambil dari pendapat Brooks dan Emmert dalam Rakhmat 1986 karena penyampaiannya ringkas namun mampu memberi gambaran konsep diri positif secara jelas dan aplikatif.

C. Mahasiswa Papua Di Salatiga

Mahasiswa rata-rata berusia 18 tahun sampai 21 tahun sehingga dapat digolongkan dalam tahap remaja akhir. Dalam tahap remaja akhir, terjadi proses penyempurnaan pertumbuhan fisik dan perkembangan aspek-aspek psikis yang telah dimulai sejak masa-masa sebelumnya. Ciri-ciri khas masa remaja akhir menurut Mappiare 1982 adalah sebagai berikut: 1. Stabilitas mulai timbul dan meningkat Stabilitas mengandung pengertian bahwa mereka relatif tetap atau mantap dan tidak mudah berubah pendirian akibat adanya rayuan atau propaganda.Akibat positif dari keadaan ini adalah remaja akhir lebih “ well adjusted ”, lebih dapat mengadakan penyesuaian-penyesuaian dalam banyak aspek kehidupannya dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya. 2. Citra diri dan sikap pandangan yang lebih realistis Remaja akhir mulai menilai dirinya sebagaimana adanya, menghargai miliknya, keluarganya, orang-orang lain seperti keadaan sesungguhnya.Akibat positif dari keadaan remaja akhir seperti itu adalah timbulnya perasaan puas, menjauhkan mereka dari rasa kecewa.Perasaan puas itu merupakan prasyarat penting mencapai kebahagiaan bagi remaja. 3. Menghadapi masalahnya secara lebih matang Kematangan itu ditunjukkan dengan usaha pemecahan masalah-masalah yang dihadapi;baik dengan cara sendiri-sendiri maupun dengan diskusi-diskusi dengan teman-temansebaya mereka. Langkah-langkah pemecahan masalah itu mengarahkan remaja akhir pada tingkah laku yang lebih “ well adjusted ”, lebih dapat menyesuaikan diri dalam banyaksituasi lingkungan dan situasi perasaan-perasaan sendiri. Individu yang berada pada tahap masa remaja akhir diharapkan telah memenuhi ketiga ciri di atas.Tak terkecuali mahasiswa Papua yang sedang berada pada tahap tersebut.Mahasiswa Papua diharapkan memiliki stabilitas, pribadi yang mantap dan tidak mudah berubah-ubah pendiriannya. Selain itu juga mahasiswa Papua diharapkan telah mampu menilai dirinya secara realistis atau sebagaimana adanya dan mampu menerima keadaan dirinya sehingga ia merasa tidak berkecil hati dan memiliki kepercayaan diri. Mahasiswa Papua juga diharapkan mampu menghadapi dan memecahkan masalahnya dengan caranya sendiri sehingga membantunya ketika menghadapi masalah dalam proses penyesuaian sosialnya. Remaja dihadapkan pada tugas-tugas perkembangan yang harus dilalui sebagai persiapan memasuki tugas perkembangan tahap berikutnya. Havighurst dalam Fuhrmann, 1986 menyebutkan tugas-tugas perkembangan individu pada fase remaja antara lain sebagai berikut: 1. Membentuk hubungan baru dan lebih dewasa dengan teman sebaya dari kedua jenis kelamin. 2. Mencapai peran sosial secara maskulin atau feminin sesuai jenis kelaminnya. 3. Menerima kondisi fisik dan menggunakannya secara efektif. 4. Membentuk keinginan dan tingkah laku bertanggung jawab secara sosial. Mappiare 1982 mengungkapkan bahwa perkembangan sosial remaja akhir saling berhubungan dengan perkembangan pribadi dan moralnya.Pandangan remaja terhadap masyarakat dan kehidupan bersama dalam masyarakat, banyak dipengaruhi oleh kuat atau tidaknya pribadi, citra diri dan rasa percaya diri.Remaja yang memiliki penilaian diri kurang dan hal itu tidak diterimanya, maka remaja akhir ini sering memproyeksikan penolakkan diri itu pada keadaan atau tatanan masyarakatnya. Dalam Mappiare 1982, hal-hal penting dalam perkembangan pribadi, sosial, dan moral remaja akhir yang perlu mendapat perhatian adalah: 1. Masa remaja akhir merupakan masa yang kritis bagi pembentukan kepribadiannya. Kritis disebabkan karena sikap, kebiasaan, dan pola perlakuan sedang dimapankan, dan ada atau tidak adanya kemapanan itu menjadi penentu apakah remaja yang bersangkutan dapat menjadi dewasa dalam artian memiliki keutuhan atau tidak. 2. Penerimaan dan penghargaan secara baik orang-orang sekitar terhadap diri remaja, mendasari adanya pribadi yang sehat, citra diri positif dan adanya rasa percaya diri remaja. Demikian pula, pribadi sehat, citra diri positif dan rasa percaya diri yang mantap bagi remaja menimbulkan pandangan persepsi positif terhadap masyarakatnya sehingga remaja lebih berpartisipasi dalam kehidupan sosial 3. Kemampuan mengenal diri sendiri disertai dengan adanya usaha memperoleh citra diri yang stabil, mencegah timbulnya tingkah laku yang over kompensasi ataupun proyeksi, sekaligus dapat menanamkan moral positif dalam diri remaja akhir. Mahasiswa adalah salah satu golongan dari lapisan dewasa dan masa remaja, yang oleh sesuatu hal memperoleh kesempatan untuk lebih menyelami lapangan hidupnya melalui perguruan tinggi.Untuk menjadi mahasiswa harus melalui berbagai penyaringan yang bertingkat-tingkat sejak dari sekolah dasar, sekolah menengah, dan waktu memasuki perguruan tinggi itu sendiri.Mereka memiliki kemampuan yang cukup dalam bidang- bidang pengetahuan yang dipelajarinya. Dalam perkembangan kepribadiannya, masih memerlukan penambahan isi, baik secara ilmiah sebagai pengetahuan yang akan dimilikinya maupun sebagai bimbingan dalam persiapan menyempurnakan perkembangan pribadinya. Dalam kehidupan kemahasiswaan terdapat persoalan- persoalan yang meminta kemasakan untuk menyesuaikan diri Meichati, 1983.Dapat disimpulkan mahasiswa adalah salah satu golongan dari lapisan masa remaja yang memperoleh kesempatan untuk menyelami lapangan hidupnya melalui perguruan tinggi. Mahasiswa Papua merupakan mahasiswa dengan latar belakang budaya Papua. Masyarakat Papua pada umumnya merupakan masyarakat yang terikat oleh kultur budaya