PENGARUH FREE CASH FLOW, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN FINANCIAL LEVERAGE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

(1)

PENGARUH FREE CASH FLOW, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN FINANCIAL LEVERAGE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

INDONESIA (BEI) (Skripsi)

Oleh : Meli Ikoma

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(2)

(3)

(4)

PENGARUH FREE CASH FLOW, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN FINANCIAL LEVERAGE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

INDONESIA (BEI)

Oleh : Meli Ikoma

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA EKONOMI

Pada

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ...i

HALAMAN JUDUL ...iii

RIWAYAT HIDUP ...vi

MOTTO ...vii

PERSEMBAHAN ...viii

KATA PENGANTAR ...ix

DAFTAR ISI ...xi

DAFTAR TABEL...xiv

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 5

1.3. Pembatasan Masalah ... 6

1.4.Tujuan Penelitian ... 6

1.5. Manfaat Penelitian ... 7

II. LANDASAN TEORI 2.1. Manajemen Laba... 8

2.1.1. Alasan Manajemen Laba Dilakukan Oleh Seorang Manajer... 12

2.1.2. Model Empiris Manajeme... 13 2.1.3. Motivasi-motivasi yang mendorong manajer


(6)

untuk berperilaku oportunis... 14

2.2. Free Cash Flow... 17

2.2.1 Laporan Arus Kas... 18

2.3. Pertumbuhan Perusahaan (investment opportunity set)... 20

2.4. Financial Leverage... 23

III. METODE PENELITIAN 3.1.Jenis dan Sumber Data...25

3.2. Teknik Pemilihan Sampel...25

3.3. Metode Penelitian...25

3.4. Variabel-Variabel Penelitian...27

3.5.Alat Analisis...30

3.6.Definisi Uji Asumsi Klasik Regresi Linier Berganda... 30

IV. PEMBAHASAN 4.1. Statistik Deskriptif... 33

4.2. Uji Asumsi Klasik Untuk Regresi Berganda... 35

4.2.1. Uji Normalitas Data ...35

4.2.2. Pengujian Autokorelasi ...36

4.2.3. Pengujian Heteroskedastiisitas ...37

4.2.4. Pengujian Multikolinieritas...38

4.3. Analisis Regresi Linier Berganda...39

4.3.1. Analisis Pengaruh free cash flow, investment opportunity set dan financial laverage Terhadap Manajemen Laba...39


(7)

4.3.1.1. Uji Kelayakan...40 4.3.2. Pengaruh dan Kemampuan Variabel Independen dalam

Menjelaskan Variabel Dependen... .40 4.3.2.1. Pengujian Signifikansi Parameter Individual...41

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan ... 46 5.2. Saran ... 47

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. daftar nama perusahaan...26

Tabel 2. Statsitik Deskriptif...33

Tabel 3. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test...35

Tabel 4. Uji Autokorelasi ...36

Tabel 5. Model Summary Durbin-Watson...36

Tabel 6. Hasil Uji Heteroskedastisitas Model Regresi...37

Tabel 7. Hasil Uji Multikolinearitas Model Regresi...38

Tabel 8. Model Summary R Square...39

Tabel 9. ANOVA ( Analysis of Variance )...40

Tabel 10. Coefficients Dependent Variable (DA)...41

Tabel 11. Koefisien Pengaruh FCF, IOS dan LEV Terhadap Manajemen Laba...41


(9)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada yang Maha pengasih, Maha penyayang, sumber segala kebenaran dan sumber untuk seluruh ilmu pengetahuan yang cinta-NYA

tak terbatas bagi seluruh umatnya, Allah subhanahu wa Ta’ala, dan Shalawat serta

salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan dan tauladan kita Nabi besar Muhammad SAW sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi dengan judul “ PENGARUH FREE CASH FLOW, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN FINANCIAL LEVERAGE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI

BURSA EFEK INDONESIA (BEI)” adalah sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Lampung.

Dibalik terselesaikannya skripsi ini ada banyak orang yang telah memberikan bimbingan bantuan dan semangat serta saran kepada penulis. Dengan penuh ketulusan dan kerendahan hati dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr.H. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan FE Unila; 2. Bapak Dr.Einde Evana, S.E., M.Si., Akt., selaku Ketua Jurusan Akuntasi dan

pembimbing akademik;

3. Agrianti Komalasari, S.E., M.Si., Akt. Selaku Pembimbing Utama atas semangat, bantuan, bimbingan dan saran-saarannya hingga skripsi ini dapat terselesaikan;


(10)

4. Harsono Edwin Puspita, S.E., M.Si. Selaku Pembimbing kedua untuk bimbingan dan saran-sarannya kepada penulis;

5. Bapak Dr. Einde Evana, S.E., M.Si., Akt., selaku penguji skripsi dan pembahas seminar terimakasih atas kesediaannya untuk menguji penulis; 6. Bapak dan Ibu Staf Administrasi FE Unila;

7. Untuk suamiku M. Apri Dwi S. yang selalu setia menemaniku hingga skripsi ini dapat terselesaikan, penulis mengucapkan terimakasih banyak.

8. Untuk seluruh teman-teman D3 akuntansi angkatan 2004 dan Konversi tahun 2007 terima kasih untuk kebersamaannya selama ini.

Skripsi ini penulis sadari masih sangat jauh dari kesempurnaan sehingga jika terdapat kesalahan mohon dimaafkan dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan semoga Allah selalu senantiasa membimbing kita semua ke jalan yang lebih baik lagi. Amin

Bandar Lampung, 04 Mei 2013

Penulis


(11)

Motto

Tidak aku (Allah) ciptakan jin dan manusia kecuali hanya

untuk beribadah kepada ku (Allah).


(12)

(13)

(14)

PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISM

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Meli Ikoma NPM : 0441031130 Jurusan : Akuntansi

Menyatakan bahwa skripsi ini telah ditulis dengan sunggug-sungguh dan tidak merupakan penjiplakan hasil karya orang lain. Apabila dikemudian hari terbukti bahwa pernyataaan ini tidak benar maka saya sanggup menerima hukuman sanksi sesuai peraturan yang berlaku.

Bandar Lampung, 03 Mei 2013


(15)

Skripsi ini kupersembahkan untuk :

Seluruh keluarga ku yang terkasih.


(16)

(17)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Lampung Barat pada tanggal 06 Juli 1986 dari ayahanda yang bernama Hasan Basri dan ibunda Mursiyah, yaitu putri ke empat dari lima bersaudara.

Pendidikan formal penulis diawali di SD 01 Purawiwitan Sumber Jaya di Lampung Barat yang diselesaikan pada tahun 1998, kemudian dilanjutkan di SLTP N 03 Sumber Jaya pada tahun 1998 lalu pada saat kelas II yaitu pada tahun 1999 pindah ke SLTP N 12 Bandar Lampung dan selesai pada tahun 2001, kemudian melanjut ke MA Nurul Iman Sekincau di Lampung Barat dan lulus pada tahun 2004.

Pada tahun 2004 penulis diterima sebagai mahasiswa jurusan D3 Akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Lampung melalui jalur Non SPMB. Setelah diwisuda tahun 2007 penulis melanjutkan kembali mendaftar sebagai mahasiswa S1 Akuntansi Non Reguler Fakultas Ekonomi dan Bisnis melalui jalur Konversi di Universitas Lampung.


(18)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Manajemen laba menjadi permasalahan serius yang dihadapi oleh para praktisi, akademisi akuntansi dan keuangan selama beberapa dekade terakhir ini. Berbagai kasus aktivitas rekayasa manajerial ini terbukti telah mengakibatkan hancurnya tatanan ekonomi, etika dan moral. Praktisi dan akademisi mempertanyakan apakah manajemen laba dapat dikategorikan sebagai kecurangan (fraud) atau tidak, tetapi meski setiap pihak berusaha menggungkapkan alasan logis, sebenarnya ada satu benang merah di antara kedua pendapat ini, yaitu kedua belah pihak menyepakati bahwa manajemen laba adalah upaya untuk mengubah, menyembunyikan, dan menunda informasi keuangan, sehingga laporan keuangan tidak lagi mampu menjalankan fungsinya untuk menginformasikan apa yang sesungguhnya telah dilakukan dan dialami perusahaan selama satu periode. Publik menganggap apa yang diinformasikan dunia usaha hanya merupakan akal-akalan pelakunya untuk memaksimalkan keuntungan pribadi dan kelompok tertentu, tanpa memperhatikan kepentingan pihak lain.

Secara umum para praktisi, yaitu pelaku ekonomi, pemerintah, asosiasi profesi dan regulator lainnya, beragumen bahwa pada dasarnya manajemen laba merupakan perilaku oportunis seorang manajer untuk mempermainkan


(19)

angka-angka dalam laporan keuangan sesuai dengan tujuan pribadi yang ingin dicapainya. Perbuatan ini dianggap sebagai kecurangan karena secara sadar dilakukan manajer perusahaan agar stakeholder dan pemakai laporan keuangan lainnya yang ingin mengetahui kondisi ekonomi perusahaan tertipu karena memperoleh informasi palsu. Perbuatan ini dilakukan manajer dengan memanfaatkan kelemahan pihak lain yang tidak mempunyai sumber dan akses yang memadai untuk memperoleh informasi mengenai perusahaan sementara manajer menguasai informasi lebih banyak.

Menurut Sulistyanto (2008) manajemen laba merupakan dampak dari kebebasan seorang manajer untuk memilih dan menggunakan metode akuntansi tertentu ketika mencatat dan menyusun informasi dalam laporan keuangan. hal ini disebabkan ada beragam metode dan prosedur akuntansi yang diakui dan diterima dalam prinsip akuntansi berterima umum (generally accepted accounting principles).

Brigham dan Houston (2001); Jensen (1986) dalam Sugiri dan Abdullah (2003) menggungkapkan salah satu unsur penting dalam penilaian perusahaan adalah free cash flow (FCF) yang menggambarkan seberapa besar kas yang tersedia untuk dibagikan kepada investor. Menurut jensen (1986) dalam Sugiri dan Abdullah (2003) aliran kas yang lebih besar cendrung mengandung agency cost yang lebih besar pula. Asimetri informasi juga mempengaruhi kebijakan manajemen atas free cash flow yang dimiliki oleh perusahaan. Sementara itu, terdapat masalah keagenan pada perusahaan yang memiliki free cash flow tinggi dan pertumbuhan rendah. Perusahaan dengan pertumbuhan tinggi cendrung memiliki free cash flow


(20)

yang sedikit, sementara perusahaan dengan tingkat pertumbuhan rendah cendrung mempunyai free cash flow tinggi. Richardson (1998) dalam Sugiri dan Abdullah (2003) menggungkapkan bahwa aliran kas juga mempengaruhi manajemen laba.

Menurut AlNajjar dan Riahi Belkaoui (2001) dalam Sugiri dan Abdullah (2003) manajemen laba berkaitan dengan peluang tumbuh perusahaan. Barclay, Morellec dan Smith (2001); Jones dan Sharma (2001) dalam Sugiri dan Abdullah (2003) menyatakan set kesempatan investasi (IOS) adalah proksi yang dapat digunakan untuk melihat peluang tumbuh perusahaan (growth opportunities). Myers (1997) dalam Sugiri dan Abdullah (2003) menyatakan investment opportunities set merupakan keputusan investasi dalam bentuk kombinasi aktiva yang dimiliki (asset in place) dan growth option pada masa yang akan datang. Perusahaan dengan peluang tumbuh rendah akan mempunyai assets in place yang tinggi, sedangkan perusahaan dengan peluang tumbuh tinggi mempunyai assets in place yang rendah. Kallapur (1994) dalam jurnal Sugiri dan Abdullah (2003) menyatakan perusahaan dengan peluang pertumbuhan tinggi mengandung asimetri informasi yang tinggi di antara manajer dan pemegang saham. AlNajjar dan Riahi Belkaoui (2001) dalam Sugiri dan Abdullah (2003) menemukan bahwa perusahaan yang memiliki investment opportunities set tinggi akan cendrung memilih prosedur (akrual) akuntansi yang menurunkan laba yang dilaporkan. Richardson (1998) dalam jurnal Sugiri dan Abdullah (2003) menyatakan bahwa semakin besar asimetri informasi di antara manajer dan investor maka semakin besar kecendrungan perusahaan memenej akrual dan laba.


(21)

Weill (2000) dalam Sugiri dan Abdullah (2003) mengungkapkan Leverage penting untuk dianalisis karena berkaitan dengan kinerja perusahaan. Wild, Bernstein dan Subramanyam (2001) dalam Sugiri dan Abdullah (2003) menyatakan Leverage financial menggambarkan hubungan antara total asset dengan modal saham biasa atau menunjukkan penggunaan hutang untuk meningkatkan laba. Sedangkan rasio leverage menunjukkan seberapa besar asset didanai dengan hutang, sehingga menunjukkan risiko bagi pemberi pinjaman. Studi empirik lain Meyrs (1997); Alnajjar dan Riahi Belkaoui (2001); Gaver dan Gaver (1993) dalam Sugiri dan Abdullah (2003) menunjukkan bahwa perusahaan bertumbuh memiliki hutang yang lebih rendah dibanding perusahaan ridak tumbuh. Richardson (1998) dalam Sugiri dan Abdullah (2003) juga menyatakan bahwa besaran leverage berpengaruh terhadap manajemen laba.

Manajeman laba telah diuji secara luas dalam literatur akuntansi karena dipandang berpengaruh terhadap kualitas laba dan kualitas pengambilan keputusan oleh pengguna laporan keuangan. Studi ini menguji kembali penelitian yang telah dilakukan oleh Sugiri dan Abdullah (2003) dan skripsi Antonius Kumala dan Rudhi Haryono (2004) yaitu pengaruh free cash flow (FCF), pertumbuhan perusahaan (investment opportunities set) dan leverage financial terhadap manajemen laba.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diterangkan di atas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :


(22)

“Apakah free cash flow, pertumbuhan perusahaan (investment opportunities set), dan financial leverage secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang

terdaftar di bursa efek Indonesia (BEI)?”

1.3. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini penulis akan memberi batasan masalah sebagai berikut : 1. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh free cash

flow yang diukur dengan cara mengurangi operating profit dengan perubahan dalam net operating assets, pertumbuhan perusahaan dengan memakai proxy market-to-book assets ratio (MBA), dan financial leverage yang diukur memakai rasio leverage yaitu dengan cara membagi total debt dengan total assets terhadap manajemen laba.

2. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan tahunan (annual report) periode 2004 – 2008 perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia (BEI).

3. Jenis data yang digunakan adalah data cross section yaitu penelitian dilakukan hanya terbatas pada periode tertentu dan meneliti lebih dari satu perusahaan.

1.4. Tujuan Penelitian.

Adapun tujuan diadakannya penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui apakah free cash flow, pertumbuhan perusahaan, dan financial laverage secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan


(23)

terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang go publik dan terdaftar pada bursa efek indonesia periode 2004 - 2008.

2. Untuk mengetahui apakah free cash flow mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap manajemen laba.

3. Untuk mengetahui apakah pertumbuhan perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap manajemen laba.

4. Untuk mengetahui apakah financial leverage mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap manajemen laba.

1.5. Manfaat Penelitian.

Manfaat penelitian ini adalah :

1. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi manajer perusahaan untuk mengambil keputusan yang bijaksana dalam manajemen laba.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa tambahan pengetahuan empiris kepada penulis mengenai indikator dalam praktik manajemen laba yaitu free cash flow, pertumbuhan perusahaan, dan financial leverage .

3. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa tambahan referensi empiris mengenai pengaruh free cash flow, pertumbuhan perusahaan, dan financial leverage terhadap manajemen laba.


(24)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Manajemen Laba.

Laporan keuangan adalah laporan yang bersifat sejarah, yang tidak lain merupakan laporan atas kejadian-kejadian yang telah lewat, maka terdapat keterbatasan dalam penggunaan, misalnya untuk maksud-maksud investasi, sebabnya adalah bahwa data-data yang disajikan oleh akuntansi semata-mata hanya didasarkan oleh cost (yang bersifat historis) dan bukan atas dasar nilainya. Akibatnya timbul jurang yang cukup besar antara hak kekayaan pemegang saham berupa aktiva bersih perusahaan yang dinyatakan dalam bunga pokok historis dengan harga saham-saham yang tercatat di bursa.

Manfaat laporan keuangan sangat penting terhadap posisi keuangan maupun perkembangan suatu perusahaan dimana pihak-pihak tersebut adalah:

1. Pemilik perusahaan: laporan keuangan diperlukan oleh pemilik perusahaan untuk menilai hasil-hasil yang telah dicapai, dan untuk menilai kemungkinan hasil-hasil yang akan dicapai dimasa yang akan datang sehingga bisa menaksir bagian keuntungan yang diterima dan perkembangan harga saham yang dimilikinya.

2. Manajer atau pimpinan perusahaan : dengan mengetahui posisi keuangan perusahaan yang baru lalu akan dapat menyusun rencana yang lebih baik,


(25)

memperbaiki sistem pengawasannya dan menentukan kebijakaan yang lebih tepat. Bagi manajemen yang penting adalah bahwa laba yang dicapai cukup tinggi, cara kerja efisien, aktiva aman dan terjaga baik, struktur perdalam sehat serta mempunyai perencanaan yang baik untuk masa yang akan datang baik dibidang keuangan maupun dibidang operasi.

3. Investor : para investor berkepentingan terhadap prospek keuntungan dimasa yang akan datang dan perkembangan perusahaan selanjutnya, untuk mengetahui jaminan investasinya dan untuk mengetahui kondisi kerja atau kondisi keuangan jangka pendek keuangan perusahaan tersebut sehingga dari laporan tersebut para investor dapat menentukan langkah-langkah yang harus ditempuh.

4. Para kreditur dan banker : mereka adalah orang luar dari perusahaan, sehingga mereka dalam mengadakan analisa keuangan terbatas datanya, yaitu atas dasar laporan keuangan yang dipublikasikan oleh perusahaan tersebut. Hasil yang diperoleh semata-mata untuk kepentingan dirinya sendiri atau pihak diluar perusahaan.

5. Pemerintah : melalui laporan keuangan pemerintah dapat menilai kemampuan perusahaan kewajiban-kewajibannya jangka pendek, struktur modal perusahaan, distribusi daripada aktivanya, keefektifan penggunaan aktiva, hasil usaha atau pendapatan yang telah dicapai, beban-beban tetap yang harus dibayar serta nilai-nilai buku tiap lembar saham yang bersangkutan.

Sebelum menganalisa dan menafsirkan suatu laporan keuangan, seorang penganalisa harus mempunyai pengertian yang mendalam tentang bentuk-bentuk maupun prinsip-prinsip penyusunan laporan keuangan serta masalah yang


(26)

mungkin timbul dalam penyusunan laporan keuangan tersebut. Permasalahan yang timbul adalah asimetri informasi yaitu masalah keagenan antara manajer dan pemilik yang berkaitan dengan manajemen laba,hal ini dikarenakan seorang manajer lebih mengetahui keadaan yang sebenarnya mengenai laporan keuangan dibandingkan dengan pemiliknya sendiri.

Sulistyanto (2008) menyatakan beberapa pendapat para ahli mengenai manajemen laba dibawah ini :

1. Earning management is the process of taking deliberate steps within the constrains of generally accepted accounting principles to bring about desire level of reported earning. (manajemen laba merupakan proses untuk mengambil langkah tertentu yang disengaja dalam batas-batas prinsip akuntansi berterima umum untuk menghasilkan tingkat yang diinginkan dari laba yang dilaporkan), Davidson, Stickney dan Well.

2. Earnings management is a purpose intervention in the external financial reporting process, with the intent of obtaining some private gain a opposed to say, merely faciliting the neutraloperation of the process. (Manajemen laba adalah campur tangan dalam proses penyusunan pelaporan keuangan eksternal, dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan pribadi (pihak yang tidak setuju mengatakan bahwa hal ini hanyalah upaya untuk memfasilitasi operasi yang tidak memihak dari sebuah operasi), Schipper.

3. Earnings management occurs when manager uses judgment in financial reporting and in structuring transactions to alter financial reports to either mislead some stakeholders about underlying economies performance of the company or to influence contractual outcomes that depend on the reported


(27)

accounting numbers. (Manajemen laba muncul ketika manajer menggunakan keputusan tertentu dalam pelaporan keuangan dan mengubah laporan keuangan untuk menyesatkan stakeholder yang ingin mengetahui kinerja ekonomi yang diperoleh perusahaan atau untuk mempengaruhi hasil kontrak yang menggunakan angka-angka akuntansi yang dilaporkan itu), Healy dan Wahlen.

Walaupun menggunakan terminology yang berbeda, definisi-definisi itu mempunyai benang merah yang menghubungkan satu definisi dengan definisi yang lainnya, yaitu menyepakati bahwa manajemen merupakan aktivitas

manajerial untuk “mempengaruhi” dan mengintervensi laporan keuangan

(Sulistyanto : 2008).

2.1.1. Alasan Manajemen Laba Dilakukan Oleh Seorang Manajer.

Menurut Sulistyanto (2008) ada dua persepektif penting yang dapat dipergunakan untuk menjelaskan mengapa manajemen laba dilakukan oleh seorang manajer yaitu :

1. Perspektif informasi.

Merupakan pandangan yang menyatakan bahwa manajemen laba merupakan kebijakan manajerial untuk mengungkapkan harapan pribadi manajer tentang arus kas perusahaan di masa depan.

2. Perspektif oportunis.

Merupakan pandangan yang menyatakan bahwa manajemen laba merupakan perilaku oportunis manajer untuk mengelabui investor dan memaksimalkan


(28)

kesejahteraannya karena menguasai informasi lebih banyak dibanding pihak lain.

2.2. Free Cash Flow.

Sulistyanto (2008) menyatakan bahwa,

Kas adalah aktiva lancar yang paling mudah dan sering disalahgunakan, sesuai dengan sifatnya yang mudah untuk dipakai atau dibelanjakan.

Brigham dan Houston (2001); Jensen (1986) dalam Sugiri dan Abdullah (2003) mengungkapkan salah satu unsur penting dalam penilaian perusahaan adalah free cash flow (FCF), yang menggambarkan seberapa besar kas yang tersedia untuk dibagikan kepada investor.

Free cash flow bagi perusahaan merupakan gambaran dari arus kas yang tersedia untuk perusahaan dalam suatu periode akuntansi, setelah dikurangi dengan biaya operasional dan pengeluaran lainnya. Arus kas ini merefleksikan tingkat pengembalian bagi penanam modal, baik itu dalam bentuk hutang atau ekuitas. free cash flow dapat digunakan untuk membayar hutang, pembelian kembali saham, pembayaran dividen atau disimpan untuk kesempatan pertumbuhan perusahaan masa mendatang.

2.3. Pertumbuhan Perusahaan (investment opportunity set).

AlNajjar dan Riahi Belkaoui (2001) dalam Sugiri dan Abdullah (2003) berpendapat bahwa manajemen laba berkaitan dengan growth opportunity. Barclay, Morellec dan Smith (2001); Jones dan Sharma (2001) dalam Sugiri dan


(29)

Abdullah (2003) mengungkapkan investment opportunity set(IOS) adalah proksi yang dapat digunakan untuk melihat pelung tumbuh perusahaan (growth opportunity). Myers (1997) dalam Sugiri dan Abdullah (2003) berpendapat investment opportunity set merupakan keputusan investasi dalam bentuk kombinasi aktiva yang dimiliki (asset in place) dan growth option pada masa yang akan datang. Kallapur (1994) dalam Sugiri dan Abdullah (2003) menyatakan perusahaan dengan peluang tumbuh rendah akan mempunyai assets in place yang tinggi, sedangkan persahaan dengan peluang tumbuh tinggi mempunyai assets in place yang rendah. Perusahaan dengan peluang pertumbuhan tinggi mengandung asimetri informasi yang tinggi di antara manajer dan pemegang saham. Richardson (1998) dalam Sugiri dan Abdullah (2003) menyatakan bahwa semakin besar asimetri informasi di antara manajer dan investor maka semakin besar kecendrungan perusahaan memenej akrual dan laba.

Market-to-book assets ratio.

Berdasarkan Smith dan Watts (1992) dalam Sugiri dan Abdullah (2003), MBA ratio menggambarkan campuran assets in place dan investment opportunity perusahaan, karena nilai buku assets adalah proksi untuk assets in place dan nilai pasar dari assets adalah proksi untuk assets in place dan investment opportunity. Motivasi yang digunakan dalam MBA ratio adalah bahwa nilai pasar dari asset sama dengan nilai sekarang dari perkiraan aliran kas masa depan perusahaan. Perusahaan membuat perkiraan kas masa depan yang tinggi dari setiap unit performa asset yang ada (proksi dari nilai buku menggantikan nilai asset) lebih baik dari pada perusahaan membuat perkiraan kas masa depan yang lebih rendah.


(30)

Keuntungannya adalah MBA ratio menggunakan pengukuran tentang kontribusi sebuah asset yang tidak berwujud untuk nilai perusahaan sehingga penilaiannya terhadap perusahaan menjadi tepat. Kerugiannya meskipun MBA ratio menggunakan informasi tentang market value of debt seperti book value of debt dan book value of equity akan tetapi informasi ini selalu sulit didapatkan sehingga membuat perhitungan MBA ratio menjadi tidak tepat.

2.4. Financial Leverage.

Dalam menjalankan aktivitasnya perusahaan memerlukan dana yang cukup agar operasional perusahaan dapat berjalan dengan lancar. Perusahaan yang kekurangan dana akan mencari dana untuk menutupi kekurangannya akan dana tersebut. Dana tersebut bisa diperoleh dengan cara memasukan modal baru dari pemilik perusahaan atau dengan cara melakukan pinjaman ke pihak di luar perusahaan. Apabila perusahaan melakukan pinjaman kepada pihak di luar perusahaan maka akan timbul utang sebagai konsekuensi dari pinjamannya tersebut dan berarti perusahaan telah melakukan financial leverage. Semakin besar utang maka financial leverage-nya juga akan semakin besar. Berarti resiko yang dihadapi perusahaan akan semakin besar karena utangnya tersebut.

Menurut Wild, Bernstien dan Subramanyam (2001) dalam Sugiri dan Abdullah (2003) financial laverage menggambarkan hubungan antara total assets dengan modal saham biasa atau menunjukkan penggunaan utang untuk meningkatkan laba, sedangkan rasio leverage menunjukkan seberapa besar asset didanai dengan utang sehingga manunjukkan risiko bagi pemberi pinjaman leverage penting


(31)

untuk dianalisis karena berkaitan dengan kinerja perusahaan, Well (2008) dalam Sugiri dan Abdullah (2003).


(32)

BAB III

METODE PENELITIAN

1.1 Jenis dan Sumber Data.

Jenis penelitian adalah historical research yaitu kegiatan penyelidikan, pemahaman dan penjelasan keadaan yang telah lalu. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang bersifat sekunder, berupa dokumentasi atau kutipan langsung yang berasal dari berbagai sumber, yaitu yang berasal dari Pusat referensi pasar modal (PRPM).

3.2 Teknik Pemilihan Sampel.

Sampel penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik cross sectional pada data perusahaan yang terdaftar bursa efek Indonesia (BEI). Populasinya adalah perusahaan manufaktur dengan jumlah sampelnya sebanyak 62 perusahaan dengan karakteristik sebagai berikut :

1. Semua perusahaan manufaktur yang terdatar di BEI

2. Menerbitkan laporan keuangan tahun 2004, 2005, 2006, 2007, dan 2008. 3. Mempunyai nilai ekuitas (shareholder equity) yang positif.


(33)

3.3. Metode Penelitian.

1. Penelitian pustaka (Library Research).

Penelitian pustaka dilakukan dengan cara mencari dan mempelajari literatur-literatur yang erat kaitannya dengan masalah yang dibahas. 2. Dokumentasi.

Yaitu dengan cara mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan penelitian khusunya dengan lembaga yang terkait yaitu bursa efek Indonesia.

3.4. Variabel-Variabel Penelitian.

1. Variabel Dependen.

Variabel independen penelitian ini adalah manajemen laba. Peasnell, Pope dan young (2000) dalam Sugiri dan Abdullah (2003) menyatakan manajemen laba merupakan besaran discretionary accruals (DA) sebagai hasil dari kebijakan manajemen yang memilih perlakuan accruals tertentu. model yang digunakan untuk mengukur discretionary accruals adalah model jones modifikasian, yang diestimasi dengan menggunakan regresi OLS cross-sectional berikut :

WC¡ = ωо + ωıΔREV¡ + i¡

WC¡ = accrual modal kerja untuk perusahaan i, yang merupakan perubahan dalam aktiva lancar non-kas dikurangi perubahan

dalam utang lancar.

ΔREV¡ = perubahan dalam revenue untuk perusahaan i.

ωо dan ωı = koefisien regresi. i¡ = residual regresi.

Persamaan diatas kemudian dikembangkan dengan menggunakan pendekatan Dechow, Sloan dan Sweeney (1995) dalam Sugiri dan Abdullah (2003), yakni


(34)

dengan definisi abnormal accruals modal kerja (working capital accruals disingkat dengan WCACC) periode ke-t sebagai berikut :

ε¡t = WCACC¡t / TA¡t­ı - a (1 / TA¡t­ı) - b [(ΔREV¡ - ΔREC¡) / TA¡t­ı]

2. Variabel Independen.

a. Free Cash Flow.

Brigham dan Houston (2001); Jensen (1986) dalam Sugiri dan Abdullah (2003) mengungkapkan salah satu unsur penting dalam penilaian perusahaan adalah free cash flow (FCF), yang menggambarkan seberapa besar kas yang tersedia untuk dibagikan kepada investor.

Free cash flow diukur dengan rumus berikut :

FCF OperatingIncome - change in net operating assets Net operating assets Operating assets - operating liabilities

Operating assets Total assets - financial assets Operating liabilities Total liabilities - financial liabilities b. Pertumbuhan Perusahaan.

Market-to-book assets ratio adalah proksi investment opportunities set (IOS) yang paling informatif. Proksi ini secara signifikan berhubungan dengan nilai growth opportunity suatu perusahaan dan juga memiliki kandungan informasi (information content) paling tinggi dibanding proksi investment opportunities set (IOS) yang lain (market-to-book equity dan earning price ratio), Pertumbuhan perusahaan diukur dengan rumus berikut :

MBA = (assets – total common equity + shares outstanding * share closing prices) Assets


(35)

c. Financial Leverage

Financial leverage diukur dengan menggunakan leverage ratio. Laverage rasio menyangkut jaminan yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar utang bila pada suatu saat perusahaan dilikuidasi atau dibubarkan. Pengertian lain adalah laverage rasio menunjukkan seberapa jauh investasi yang dilakukan perusahaan didanai oleh pihak luar atau kreditur.

Leverage ratio (Lev) = Total Debt Total Asset 3.5. Alat Analisis.

Hubungan antara manajemen laba dengan free cash flow, pertumbuhan perusahaan, dan leverage ratio diuji persamaan regresi yang merupakan pengembangan dari regresi yang digunakan oleh Jones dan Sharma (2001) yaitu :

DA¡t = bо + b ıIOS¡t + b2Lev¡t + b3FCF¡t + e¡t

DA¡t = manajemen laba atau discretionary accruals untuk perusahaan ¡ pada periode ke-t

Bо = konstanta

b ı b2 b3 = koefisien regresi

IOS = pertumbuhan perusahaan Lev = leverage ratio

FCF = free cash flow e¡t = error term

3.6. Definisi Uji Asumsi Klasik Regresi Linier Berganda.

Metode analisis yang digunakan adalah regresi berganda yang bertujuan untuk mencari adanya hubungan antara variabel dependen dengan satu atau lebih variabel independen. Pengujian asumsi klasik perlu dilakukan sebelum suatu model regresi linier digunakan. Tujuan pengujian asumsi ini adalah agar asumsi-asumsi yang mendasari model regresi linier dapat terpenuhi sehingga dapat


(36)

menghasilkan penduga yang tidak bias (sahih). Pengujian ini terdiri dari uji normalitas, autokorelasi, heteroskedastisitas, dan multikolinearitas.

3.4.1 Uji Normalitas.

Bertujuan untuk menguji keberadaan distribusi normal dalam sebuah model regresi. Pengujian normalitas data ini menggunakan normal probably plot, yaitu grafik yang menunjukkan sebaran data. Apabila grafik menunjukkan penyebaran data yang berada di sekitar garis diagonal maka model regresi tersebut telah memenuhi asumsi normalitas.

3.4.2 Pengujian Multikolinieritas.

Multikolinieritas merupakan adanya hubungan yang sempurna antara beberapa variabel bebas atau semua variabel bebas dalam model regresi. Adanya Multikolinieritas menyebabkan standar error cendrung semakin besar dan meningkatkan tingkat korelasi antar variabel, dan standar error menjadi sangat sensitive terhadap perubahan data. Suatu model rehresi linier berganda tidak terdapat Multikolinieritas apabila Variance Inflation Factor (VIF) kurang dari 10.

3.4.3 Pengujian Autokorelasi.

Salah satu penyimpangan asumsi penting dalam multiple Regression adalah adanya autokorelasi, yaitu korelasi(hubungan) yang terjadi diantara anggota-anggota dan serangkaian pengamatan yang tersusun dalam rangkaian tertentu. Autokorelasi ini merupakan suatu peristiwa yang sering dijumpai pada sebagian variabel-veriabel ekonomi.


(37)

Untuk mengetahui apakah terjadi atau tidaknya autokorelasi dalam suatu model regresi digunakan uji Durbin Watson (uji DW) dengan ketentuan:

1. Nilai DW terletak di antara du dan 4-dl, maka autokorelasi sama dengan nol dan dapat diartikan tidak ada autokorelasi.

Du < DW < 4-du

2. Nilai DW terletak dibawah lower boud(dl), maka akan mempunyai koefisien lebih besar dari nol dan memiliki autokorelasi positif.

3. Nilai DW > (4-dl), maka koefisien korelasi kurang dari nol, sehingga memiliki autokorelasi negatif.

4. Nilai DW terletak di antara batas atas (du) dan batas bawah (dl) atau terletak antara (4-du) dan (4-dl) sehingga hasilnya tidak dapat disimpulkan.

3.4.4 Pengujian Heteroskedastiisitas.

Heteroskedastiisitas terjadi karena perubahan situasi yang tidak tergambarkan dalam spesifikasi model regresi. Pemeriksaan terhadap gejala Heteroskedastiisitas adalah dengan melihat pola diagram pencar.

Dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Jika diagram pencar yang ada membentuk pola-pola tertentu yang teratur maka regresi mengalami gangguan Heteroskedastiisitas.

2. Jika diagram pencar tidak membentuk pola atau acak maka regresi tidak mengalami gangguan Heteroskedastiisitas.


(38)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan.

Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai pengaruh free cash flow, pertumbuhan perusahaan yang diproksi oleh investment opportunities set dan financial laverage terhadap manajemen laba maka kesimpulan yang dapat diambil adalah :

a) Pengujian hipotesis pertama menunjukan terdapat pengaruh yang signifikan antara free cash flow, investment opportunities set dan financial laverage terhadap manajemen laba sebesar 0,817 atau 81,7 % untuk Tahun 2004 sampai dengan 2008

b) free cash flow berpengaruh secara negatif terhadap manajemen laba yaitu setiap terjadi kenaikan free cash flow 1 poin, maka akan terjadi penurunan terhadap manajemen laba sebesar 0,0000001639 poin, dengan asumsi variabel bebas lainnya adalah konstan atau semakin tinggi free cash flow suatu perusahaaan, semakin rendah kecendrungan manajemen untuk melakukan aktivitas manajemen laba.

c) investment opportunity set menunjukkan pengaruh yang positif terhadap manajemen laba yaitu sebesar 0,0000001348 poin yang artinya manajemen


(39)

laba pada perusahaan dengan peluang pertumbuhan tinggi lebih besar daripada perusahaan dengan peluang tumbuh rendah.

d) financial leverage menunjukkan pengaruh secara negatif terhadap akrual diskresioner atau manajemen laba yaitu setiap terjadi kenaikan 1 poin, maka akan terjadi penurunan terhadap manajemen laba sebesar 0,069 poin, dengan asumsi variabel bebas lainnya adalah konstan atau semakin tinggi leverage suatu perusahaaan, semakin rendah kecendrungan manajemen untuk melakukan manajemen laba.

1.2 Saran.

Berdasarkan simpulan di atas, saran yang dapat dikemukakan dari penelitian ini yaitu:

1. Pemilik perusahaan lebih memperkuat dan membuat peraturan-peraturan serta mengadakan proses internal audit bagi manajer untuk mengurangi aktivitas manajemen laba yang hanya memberi keuntungan pihak tertentu.

2. Bagi perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia pada khususnya dan bagi perusahaan-perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia pada umumnya, diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan mengenai pentingnya free cash flow, pertumbuhan perusahaan, dan financial laverage dalam memberikan pengaruhnya terhadap manajemen laba.

3. Bagi investor saham diharapkan penelitian ini dapat dijadikan referensi mengenai faktor-faktor yang dimungkinkan mampu mempengaruhi struktur manajemen laba.


(40)

(41)

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno. 1996. Auditing, Pemeriksaan akuntan. Jilid Satu. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Antonius kumala dan Rudhi haryono Skripsi. Pengaruh Free Cash Flow, Set Kesempatan Investasi, dan Financial Leverage Terhadap Manajemen Laba. Fakultas ekonomi. Universitas Kristen petra. Surabaya (2004). Baridwan, Zaki. 1992. Intermediate Accounting. BPFE. Yogyakarta.

Breakley, Richard A. Myers, Stewart C & Marcus, Alan J. 2007. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan perusahaan Jilid 1. Penerbit Erlangga. Jakarta. Brigham, Eugene f. Houston, joel F. Manajemen Keuangan Edisi 8 Jilid 1. 2001.

Penerbit Erlangga. Jakarta.

Dajan, Anto. 1996. Pengantar Metode Statistik Jilid II. Penerbit PT Pustaka LP3ES Indonesia. Jakarta.

Harahap, Sofyan Safri. 2001. Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan. Raja Gafindo Persada. Jakarta.

Handoko, T Hani. 1984. Manajemen Edisi 2. Penerbit BPFE.Yogyakarta. Halim, Abdul. 2005. Analisis Investasi. Penerbit Salemba Empat.

Haikal, Salahuddin. 2003. Key Management Edisi 3. Penerbit Erlangga. Jakarta. Sulistyanto, Sri. 2008. Manajemen Laba Teori dan Model Empiris. Penerbit PT.

Grasindo, Anggota Ikapi, Jakarta.

Samsul, Mohamad. 2006. Pasar Modal dan Manajemen. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Suadi, Arief. 1994. Akuntansi Keuangan Menengah. Universitas Gadjah Mada. Penerbit STIE YKPN. Yogyakarta.

Sugiri, S & Abdullah, S (2003). Jurnal Akuntansi. Pengaruh Free Cash Flow, Set Kesempatan Investasi, dan Leverage Financial Terhadap Manajemen Laba. Yogyakarta: Kajian Bisnis STIE Widya Wiwaha.


(42)

Sudjana. 2005. Metode Statistika Edisi 6. PT Tarsito, Bandung.

Wild, J Jhon. Subramanyam, K, R & Halsey, F. 2005. Analisis Laporan Keuangan. Edisi 8 Jilid 1. Penerbit Salemba Empat.

Wild, J Jhon. Subramanyam, K, R & Halsey, F. 2005. Analisis Laporan Keuangan. Edisi 8 Jilid 2. Penerbit Salemba Empat.

Walpope, E Ronald. 1995. Pengantar Statistika Edisi 3. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.


(1)

Untuk mengetahui apakah terjadi atau tidaknya autokorelasi dalam suatu model regresi digunakan uji Durbin Watson (uji DW) dengan ketentuan:

1. Nilai DW terletak di antara du dan 4-dl, maka autokorelasi sama dengan nol dan dapat diartikan tidak ada autokorelasi.

Du < DW < 4-du

2. Nilai DW terletak dibawah lower boud(dl), maka akan mempunyai koefisien lebih besar dari nol dan memiliki autokorelasi positif.

3. Nilai DW > (4-dl), maka koefisien korelasi kurang dari nol, sehingga memiliki autokorelasi negatif.

4. Nilai DW terletak di antara batas atas (du) dan batas bawah (dl) atau terletak antara (4-du) dan (4-dl) sehingga hasilnya tidak dapat disimpulkan.

3.4.4 Pengujian Heteroskedastiisitas.

Heteroskedastiisitas terjadi karena perubahan situasi yang tidak tergambarkan dalam spesifikasi model regresi. Pemeriksaan terhadap gejala Heteroskedastiisitas adalah dengan melihat pola diagram pencar.

Dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Jika diagram pencar yang ada membentuk pola-pola tertentu yang teratur maka regresi mengalami gangguan Heteroskedastiisitas.

2. Jika diagram pencar tidak membentuk pola atau acak maka regresi tidak mengalami gangguan Heteroskedastiisitas.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan.

Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai pengaruh free cash flow, pertumbuhan perusahaan yang diproksi oleh investment opportunities set dan financial laverage terhadap manajemen laba maka kesimpulan yang dapat diambil adalah :

a) Pengujian hipotesis pertama menunjukan terdapat pengaruh yang signifikan antara free cash flow, investment opportunities set dan financial laverage terhadap manajemen laba sebesar 0,817 atau 81,7 % untuk Tahun 2004 sampai dengan 2008

b) free cash flow berpengaruh secara negatif terhadap manajemen laba yaitu setiap terjadi kenaikan free cash flow 1 poin, maka akan terjadi penurunan terhadap manajemen laba sebesar 0,0000001639 poin, dengan asumsi variabel bebas lainnya adalah konstan atau semakin tinggi free cash flow suatu perusahaaan, semakin rendah kecendrungan manajemen untuk melakukan aktivitas manajemen laba.

c) investment opportunity set menunjukkan pengaruh yang positif terhadap manajemen laba yaitu sebesar 0,0000001348 poin yang artinya manajemen


(3)

laba pada perusahaan dengan peluang pertumbuhan tinggi lebih besar daripada perusahaan dengan peluang tumbuh rendah.

d) financial leverage menunjukkan pengaruh secara negatif terhadap akrual diskresioner atau manajemen laba yaitu setiap terjadi kenaikan 1 poin, maka akan terjadi penurunan terhadap manajemen laba sebesar 0,069 poin, dengan asumsi variabel bebas lainnya adalah konstan atau semakin tinggi leverage suatu perusahaaan, semakin rendah kecendrungan manajemen untuk melakukan manajemen laba.

1.2 Saran.

Berdasarkan simpulan di atas, saran yang dapat dikemukakan dari penelitian ini yaitu:

1. Pemilik perusahaan lebih memperkuat dan membuat peraturan-peraturan serta mengadakan proses internal audit bagi manajer untuk mengurangi aktivitas manajemen laba yang hanya memberi keuntungan pihak tertentu.

2. Bagi perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia pada khususnya dan bagi perusahaan-perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia pada umumnya, diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan mengenai pentingnya free cash flow, pertumbuhan perusahaan, dan financial laverage dalam memberikan pengaruhnya terhadap manajemen laba.

3. Bagi investor saham diharapkan penelitian ini dapat dijadikan referensi mengenai faktor-faktor yang dimungkinkan mampu mempengaruhi struktur manajemen laba.


(4)

(5)

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno. 1996. Auditing, Pemeriksaan akuntan. Jilid Satu. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Antonius kumala dan Rudhi haryono Skripsi. Pengaruh Free Cash Flow, Set Kesempatan Investasi, dan Financial Leverage Terhadap Manajemen Laba. Fakultas ekonomi. Universitas Kristen petra. Surabaya (2004). Baridwan, Zaki. 1992. Intermediate Accounting. BPFE. Yogyakarta.

Breakley, Richard A. Myers, Stewart C & Marcus, Alan J. 2007. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan perusahaan Jilid 1. Penerbit Erlangga. Jakarta. Brigham, Eugene f. Houston, joel F. Manajemen Keuangan Edisi 8 Jilid 1. 2001.

Penerbit Erlangga. Jakarta.

Dajan, Anto. 1996. Pengantar Metode Statistik Jilid II. Penerbit PT Pustaka LP3ES Indonesia. Jakarta.

Harahap, Sofyan Safri. 2001. Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan. Raja Gafindo Persada. Jakarta.

Handoko, T Hani. 1984. Manajemen Edisi 2. Penerbit BPFE.Yogyakarta. Halim, Abdul. 2005. Analisis Investasi. Penerbit Salemba Empat.

Haikal, Salahuddin. 2003. Key Management Edisi 3. Penerbit Erlangga. Jakarta. Sulistyanto, Sri. 2008. Manajemen Laba Teori dan Model Empiris. Penerbit PT.

Grasindo, Anggota Ikapi, Jakarta.

Samsul, Mohamad. 2006. Pasar Modal dan Manajemen. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Suadi, Arief. 1994. Akuntansi Keuangan Menengah. Universitas Gadjah Mada. Penerbit STIE YKPN. Yogyakarta.

Sugiri, S & Abdullah, S (2003). Jurnal Akuntansi. Pengaruh Free Cash Flow, Set Kesempatan Investasi, dan Leverage Financial Terhadap Manajemen Laba. Yogyakarta: Kajian Bisnis STIE Widya Wiwaha.


(6)

Sudjana. 2005. Metode Statistika Edisi 6. PT Tarsito, Bandung.

Wild, J Jhon. Subramanyam, K, R & Halsey, F. 2005. Analisis Laporan Keuangan. Edisi 8 Jilid 1. Penerbit Salemba Empat.

Wild, J Jhon. Subramanyam, K, R & Halsey, F. 2005. Analisis Laporan Keuangan. Edisi 8 Jilid 2. Penerbit Salemba Empat.

Walpope, E Ronald. 1995. Pengantar Statistika Edisi 3. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Financial Leverage Dan Free Cash Flow terhadap Kebijakan Deviden Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Busra Efek Indonesia

4 52 85

PENGARUH FREE CASH FLOW, LEVERAGE, DAN CORPORATE GOVERNACE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA

1 18 7

PENGARUH FREE CASH FLOW, LEVERAGE, LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, DAN UKURAN PERUSAHAAN Pengaruh Free Cash Flow, Leverage, Likuiditas, Profitabilitas, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di

2 12 17

PENGARUH FREE CASH FLOW, LEVERAGE, LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, DAN UKURAN PERUSAHAAN Pengaruh Free Cash Flow, Leverage, Likuiditas, Profitabilitas, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di

0 1 18

PENDAHULUAN Pengaruh Free Cash Flow, Leverage, Likuiditas, Profitabilitas, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2015).

0 2 10

PENGARUH FREE CASH FLOW, KOMITE AUDIT, DAN LEVERAGE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN LQ-45 YANG TERDAFTAR DI BEI.

0 4 27

PENGARUH DIVERSIFIKASI OPERASI, FREE CASH FLOW, DAN DEBT RATIO TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

0 2 27

PENGARUH FREE CASH FLOW DAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

1 6 24

PENGARUH FREE CASH FLOW, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN UTANG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 150

SKRIPSI PENGARUH FINANCIAL LEVERAGE DAN FREE CASH FLOW TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 1 11