makalah sosiologi 002
HALAMAN PENGESAHAN
Makalah yang berjudul “Peranan Ekstrakulikuler dalam Mencegah Sikap Individualisme pada Siswa Sekolah Menengah Atas di SMA NEGERI 1 JEMBER” telah disahkan dan disetujui pada: Tanggal : 25 November 2015
Disetujui oleh :
Kepala Sekolah SMA NEGERI 1 JEMBER Drs. H. Aunur Rofiq, M.Pd NIP. 196212261989021001
Pembina Sri Hartini SPd NIP.
(2)
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, Serta sholawat dan salam semoga tercurahkan selalu kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW keluarga beserta para sahabat dan pengikutnya yang setia hingga akhir zaman.
Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Ibu Sri Hartini SPd selaku guru pembimbing mata pelajaran sosiologi. Dan juga terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu demi terselesainya makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak selalu kami harapkan, untuk kami jadikan bahan evalusi pembuatan makalah selanjutnya.
Dengan adanya makalah ini, maka pada akhirnya diharapkan dapat memberikan manfaat bagi teman-teman khususnya yang masih menjalani masa pendidikan atau perkuliahan.
Jember, November 2015
Penyusun
1
(3)
DAFTAR ISI
Kata
Penghantar……… ……….1
Daftar
isi……… ………...2
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
……… ……….….…..3
2. Rumusan
Masalah……… ………...3
3. Tujuan……… ………..…..4
4. Manfaat
……… ………...4
5. Hipotesis……… ………4
BAB II PENGUMPULAN DATA.
………6 BAB III
PEMBAHASAN……… ………..7
BAB IV
PENUTUP……… ………..11
(4)
2
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Individualisme adalah paham yg menganggap diri sendiri (kepribadian) lebih penting daripada orang lain. Sikap individualis sangat bertentangan dengan kehidupan sehari-hari karena pada hakekatnya kita adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri tanpa orang lain. Disadari atau tidak kita selalu butuh orang lain kapanpun dan dimanapun kita berada. Kita hidup ditengah-tengah masyarakat yang saling membutuhkan, tidak sepantasnya sikap individualis diterapkan didalamnya. Setidaknya kita sadar bahwa kita adalah makhluk sosial.
Begitu pula bagi siswa-siswi SMA 1 JEMBER sifat ini dianggap biasa. Hal ini dipengaruhi oleh keinginan seoang individu yang berambisi untuk menjadi yang terbaik dan dapat berprestasi tanpa melibatkan bantuan orang lain. Sehingga lambat laun sikap untuk mementingkan kepentingan bersama mulai pudar.
Contoh sikap individualisme yang ada di SMA 1 JEMBER adalah disebuah kelas terdapat siswa yang jika ditugaskan untuk berkerja kelompok, ia akan cenderung tidak mau berdiskusi atau menyumbangkan pendapatnya. Dia tidak mau datang untuk kerja kelompok dengan kelompoknya dan lebih suka mengerjakan semua pekerjaan kelompoknya sendiri. Hal ini juga banyak terjadi di kelas lain.
(5)
Dengan maraknya sikap Individualisme yang dapat merusak masa depan bangsa, hal ini melatar belakangi penulis untuk melakukan penelitian yang berjudul “Peranan Ekstrakulikuler dalam Mencegah Sikap Individualisme pada Siswa Sekolah Menengah Atas”.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah : 1. Apa yang dimaksud dengan Ekstrakurikuler? 2. Apa yang dimaksud dengan Individualisme?
3. Apa yang melatarbelakangi sikap individualisme tersebut?
4. Apa dampak yang akan terjadi jika sikap individualis terus berlanjut? 5. Bagaimana peranan ekstrakurikuler dalam mencegah sikap individualis?
3 1.3Tujuan Penelitian
Laporan Peranan Ekstrakulikuler dalam Mencegah Sikap Individualisme pada Siswa Sekolah Menengah Atas bertujan untuk:
1. Untuk memahami arti dari ekstrakurikuler 2. Untuk memahami arti dari Individualisme
3. Untuk mengetahui penyebab sikap individualis didalam lingkup siswa Sekolah Menengah Atas 4. Untuk mengetahui dampak yang terjadi dari sikap individualis.
5. Untuk mengetahui peranan ekstrakurikuler dalam mencegah sikap individualis. 1.4 Manfaat Praktis Hasil Penelitian
Dengan terselesainya Laporan yang berjudul “Peranan Ekstrakulikuler dalam Mencegah Sikap Individualisme pada Siswa Sekolah Menengah Atas di SMA NEGERI 1 JEMBER” dapat diambil banyak manfaat. diantaranya:
Bagi Siswa
1. Memberikan wawasan kepada siswa ten 2. tang pencegahan sikap individualisme
(6)
Memberi gambaran bahwa sikap individualisme dapat memberikan dampak buruk terhadap masa depan bangsa
Bagi Penulis
1. Mendapatkan wawasan lebih luas dan dalam tentang manfaat ekstrakulikuler dalam lingkup sekolah SMA khususnya SMA 1 Jember untuk mencegah sikap
individualisme
2. Mengurangi sikap individulisme dan lebih sering bersosialisasi didalam hidup masyarakat
1.5 Hipotesis kerja
Didalam meneliti laporan ini peneliti menggunakan hipotesis kerja. Karena dengan melihat dua variabel yang terdapat di dalam judul yaitu peranan ekstrakurikuler dan Individualisme. Peneliti menyimpulkan bahwa ada hubungan antara peranan ekstarkurikuler dengan pencegahan sikap individualisme yang terjadi pada siswa-siswi Sekolah Menengah Atas.
4 1.5.2 Variabel
1. Ekstrakurikuler 2. Sikap Individualisme
a. Metode penelitian i. Jenis Penelitian
Bahwa dalam kegiatan meneliti permasalahan ini peneliti menggunakan jenis penelitian eksploratif. Karena di dalam penelitian ini menjabarkan tentang sebab- akibat adanya peranan ekstrakurikuler yang dapat mengurangi sikap individualisme.
ii. Teknik Pengumpulan Data
Dengan pengumpulan data yang didasarkan oleh laporan penelitian dengan jenis eksploratf. Peneliti beranggapan bahwa laporan yang berjudul “Peranan Ekstrakulikuler dalam
(7)
Mencegah Sikap Individualisme pada Siswa Sekolah Menengah Atas di SMA NEGERI 1 JEMBER” menggunakan teknik pengumpulan data dengan wawancara.
iii. Teknik Analisis Data
Dalam mengelola data untuk laporan yang berjudul “Peranan Ekstrakulikuler dalam Mencegah Sikap Individualisme pada Siswa Sekolah Menengah Atas di SMA NEGERI 1 JEMBER” peneliti menggunakan teknik analisi data berupa tehnik kuantitatif.
iv. Unit Analisis
Bahwa dalam kegiatan meneliti dengan teknik wawancara, penulis menentukan sasaran penelitian yaitu siswa. Sasaran penelitian yaitu siswa akan diambil sampel dari siswa-siswi SMA 1 Jember khususnya siswa kelas XI dengan perwakilan 1 anak dalam setiap kelasnya. Sehingga Responden data penelitian kali ini berjumlah 9.
5
BAB 2
PENGUMPULAN DATA
2.1 Sasaran Penelitian
Bahwa dalam kegiatan meneliti dengan teknik wawancara, penulis menentukan sasaran penelitian yaitu siswa. Sasaran penelitian yaitu siswa akan diambil sampel dari siswa-siswi SMA 1 Jember khususnya siswa kelas XI dengan perwakilan 1 anak dalam setiap kelasnya. Sehingga Responden data penelitian kali ini berjumlah 9.
2.2 Teknik Pengumpulan Data
Dengan pengumpulan data yang didasarkan oleh laporan penelitian dengan jenis eksploratf. Peneliti beranggapan bahwa laporan yang berjudul “Peranan Ekstrakulikuler dalam Mencegah Sikap Individualisme pada Siswa Sekolah Menengah Atas di SMA NEGERI 1 JEMBER” menggunakan teknik pengumpulan data dengan wawancara.
(8)
2.2 Instrumen Data
Bahwa dalam kegiatan meneliti, penulis menggunakan tehnik wawancara. Instrumen dalam wawancara berupa pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
1. Apa yang anda ketahui mengenai sikap Individualisme?
2. Bagaimanakah contoh nyata sikap individalisme di lingkungan sekolah? 3. Menurut anda hal apa yang melatarbelakangi sikap individualisme tersebut? 4. Jika salah satu teman anda individulisme, apakah hal itu berdampak bagi anda? 5. Apa dampaknya bagi anda?
6. Lalu apa dampak yang akan terjadi jika sikap individualis terus berlanjut? 7. Ekstrakurikuler apa yang anda ikuti?
8. Apakah ekstrakurikuler yang anda ikuti dapat mencegah sikap individualisme? 9. Lalu bagaimanakah peranan ekstrakurikuler dalam mencegah sikap individualis?
6
BAB 3
PEMBAHASAN
SMAN 1 Jember atau dikenal dengan SMASA adalah Sekolah Menengah Atas terbaik di Kebupaten Jember dan bahkan Karesidenan Besuki. SMAN 1 Jember terletak di Jalan Letjen Panjaitan no. 55 Sumbersari, Jember. SMAN 1 Jember dipimpin oleh kepala sekolah yang sangat bijaksana bernama Bapak Anur Rofiq.
Tak heran jika siswa disini selain memiliki kecerdasan yang tinggi namun juga sangat disiplin dan berakhlak mulia. Tak hanya prestasi akademik yang meneonjol, segudang
(9)
prestasi non akedemik pun diraih, hal ini tidak terlepas dari peranan ekstrakurikuler dan juga fasilitas yang mendukung.
Dari pengertiannya sendiri Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilaksanakan disekolah untuk menunjang program pengajaran. Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan tambahan yang dilaksankan diluar jam sekolah dengan tujuan agar kegiatan tambahan tersebut dapat membantu siswa untuk memahami, menghayati, dan mengerti dengan memperhatikan tuntunan untuk menghormati orang lain dalam hubungan bermasyarakat.
SMAN 1 Jember memiliki banyak ekstrakurikuler, baik bidang akademik maupun non-akademik, diantaranya yaitu: KIR (Karya Ilmiah Remaja), Paskibra, PMR (Palang Merah Remaja), Pasisma (agama Islam), Code Master (ekskul komputer), BIAS (ekskul jurnalistik), Padsara (paduan suara), Q-SA (ekskul teater), KATARA (ekskul tari), Bridge (kartu), Pramuka, Merpati Putih, Taekwondo, Karate, Sepak Bola, Basket, Voli.
Siswa-siswi SMAN 1 Jember adalah siswa pilihan yang terjaring melalui test maupun penyerahan sertifikat. Tak heran jika SMASA tak haus akan prestasi, ditambah dengan fasilitas yang menunjang. Hal ini menyebabkan atmosfer dalam SMAN 1 Jember menuntut siswanya untu belajar dan terus belajar.
7
Dampaknya tak sedikit siswa yang memiliki sikap individualisme. Individualis merupakan satu filsafah yang mempunyai pandangan moral, politik atau sosial yang menekankan kemerdekaan manusia serta kepentingan bertanggung jawab dan kebebasan sendiri.
Seorang individualis akan melanjutkan percapaian dan kehendak pribadi. Mereka menentang campur tangan dari pihak luar seperti masyarakat, negara dan segala badan atau komunitas yang lain. Oleh karena itu, individualis menentang segala pendapat yang meletakkan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi. Sikap ini juga kurang senang pada segala standard moral yang dikenakan ke atas seseorang karena peraturan-peraturan
(10)
itu menghalang kebebasan seseorang. Manusia sebagai makhluk sosial yang sekaligus juga makhluk individual, maka terdapat perbedaan antara individu yang satu dengan yang lainnya (Wolberg, 1967).
Hal yang menyebabkan siswa memiliki sikap individualis adalah:
1. Siswa yang cenderung individualis tidak terbiasa dengan hal-hal yang ramai atau melibatkan banyak orang dalam bergaul.
2. Siswa yang individualis dan kaku sering merasa bahwa dirinya tidak dibutuhkan oleh orang lain dan selalu mendapat respon yang berbeda dari lingkungannya sehingga ia lebih nyaman untuk mengasingkan diri.
3. Siswa individualis terkadang muncul akibat krisis kepercayaan kepada oranglain, sehingga selalu merasa apa yang dia lakukan selalu benar dan apa yang dilakukan oranglain dianggap salah.
4. Kebanyakkan orang individualis masih belum sadar tentang tidak pentingnya sikap individual dan juga belum sadar bahwa mereka hidup ditengah-tengah masyarakat dan tidak lain mereka adalah sebagai makhluk social yang selalu membutuhkan orang lain kapanpun dan dimanapun mereka berada.
8 Selain itu hal yang paling mendasar penyebab dari sikap individualisme adalah didikan keluarga untuk bekerja sendiri. Terkadang keluarga mendidik putra-putrinya agar beranggapan bahwa semua prestasi yang telah dia apa adalah hasil kerja kerasnya sendiri, tanpa bantuan dari orang lain dan semua hasilnya akan dinikmati sendiri.
Cirri-ciri siswa yang cenderung individulis, antara lain:
1. Mengerjakan sendiri tugas yang seharusnya dikerjakan secara berkelompok 2. Tidak mau berdiskusi saat berkelompok dan cenderung tidak hadir atau bahkan
(11)
3. Di saat istirahat cenderung berdiam diri di tempat yang menurutnya nyaman 4. Recognition Seeker (pencari muka), berusaha berbagai cara untuk menarik
perhatian orang, sering dengan cara membual, bertindak dengan cara yang tidak biasa, berjuang untuk tidak di tempatkan pada posisi rendah.
5. Help Seeker, berusaha untuk menarik simpati dari anggota kelompok yang lain atau dari seluruh kelompok dengan mengungkapkan rasa tidak aman dan ketidaktahuan.
6. Dominator, berusaha menegaskan otoritas atau superotoritasnya ketika mengendalikan kelompok atau anggota-anggota tertentu. Dominasi ini dapat berupa kata-kata menjilat.
Jika sikap individual dalam diri siswa terus berkelanjutan maka muncullah bentuk-bentuk permasalahan social , antara lain:
1) Prasangka Sosial yang bersifat negative
Prasangka ini timbul karena adanya perbedaan, dimana perbedaan ini menimbulkan perasaan paling hebat antara satu individu dengan individu yang lain. Individu atau kelompok yang meliputi prasangka negatif memiliki sikap serta pandangan yang tidak obyektif dan wajar, hal ini tentu saja merupakan perkembangan kepribadian. Jika hal ini terus berlanjut akan ada perpecahan antara diantara kelompok social didalam sekolah.
9 2) Jarak Sosial (social distance)
Jika antara individu yang satu dengan yang lain semakin bertentangan bahkan saling membenci maka akan menimbulkan semakin jauhnya jarak sosial diantara mereka. Hal ini juga menyebabkan adanya pembentukan geng atau kelompok social yang sederajat dengan kepribadian dan juga statusnya.
3) Egoistis
Individu akan menjadi lebih egois apabila sikap individualisnya masih sangat kental atau masih melekat pada diri seseorang. Sikap ini sangat bahaya karena ia
(12)
menganggap diriya tidak membutuhkan siapa-siapa lagi dan mengerjakan segala sesuatu sediri.
Ekstrakurikuler memiliki peranan penting dalam mencegah sikap individualis. Karena disetiap ekstrakurikler pasti memiliki visi dan misi utuk mewujudkan tujuan itu bersama. Dalam mewujudkan tujaunnya tersebut pasti akan membutuhkan kerjasama semua anggota. Hal ini dapat berdampak pada siswa yang cenderung individualis. Siswa akan dituntut berkerjasama dalam menyelesaikan masalah maupun mencapai tujuan dari ekstra tersebut.
Selain itu Ekstrakurikuler juga memiliki prinsip-prinsip secara umum. Dengan berpedoman pada maksud dan tujuan kegiatan ekstrakurikuler disekolah maka dapat dikemukakan prinsip-prinsip kegiatan ekstrakurikuler. prinsip kegiatan ekstrakurikuler adalah sebagai berikut:
A. Kerjasama dalam team adalah fundamental.
B. Perbuatan untuk mengerjakan suatu kegiatan dalam ekstra sendiri hendaknya dibatasi.
C. Proses lebih penting dari pada hasil.
Sikap individual itu juga dapat di ubah atau di bentuk apabila: 1. Terdapat hubungan timbal-balik yang antara individu.
2. Adanya komunikasi (yaitu hubungan langsung) dari satu pihak.
10
BAB 4
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Individualis menentang segala pendapat yang meletakkan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi. Sikap ini juga kurang senang pada segala standard moral yang dikenakan ke atas seseorang karena peraturan-peraturan itu menghalang kebebasan seseorang. Manusia sebagai makhluk sosial yang sekaligus juga makhluk individual, maka terdapat perbedaan antara individu yang satu dengan yang lainnya (Wolberg, 1967).
(13)
Ekstrakurikuler memiliki peranan penting dalam mencegah sikap individualis. Karena siswa akan dituntut berkerjasama dalam menyelesaikan masalah maupun mencapai tujuan dari ekstra tersebut. Dan juga menerapkan prinsip ekstrakurikuler yang mengedepan kerjasama diatas sikapkeegoisan.
4.2 SARAN
Salah satu faktor yang utama dalam mengatasi masalah individualis ini adalah diri sendiri atau pribadi suatu individu. Ingat bahwa orang-orang yang banyak memberi kontribusi adalah orang yang individualis. Kita sebagai manusia yang hidup ditengah tengah masyarakat memupuk sikap individualis, karena ditengah-tengah masyarakat itulah kita hidup, tumbuh, dan berinteraksi.
Sedangkan faktor lingkungan dan masyarakat adalah hanya merupakan faktor pendukung, jika pribadi individu sadar akan pentingnya orang lain dan sadar akan hakekatnya sebagai makhluk sosial maka dengan mudah sikap individualis ini akan hilang dari individu tersebut.
(1)
2.2 Instrumen Data
Bahwa dalam kegiatan meneliti, penulis menggunakan tehnik wawancara. Instrumen dalam wawancara berupa pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
1. Apa yang anda ketahui mengenai sikap Individualisme?
2. Bagaimanakah contoh nyata sikap individalisme di lingkungan sekolah? 3. Menurut anda hal apa yang melatarbelakangi sikap individualisme tersebut? 4. Jika salah satu teman anda individulisme, apakah hal itu berdampak bagi anda? 5. Apa dampaknya bagi anda?
6. Lalu apa dampak yang akan terjadi jika sikap individualis terus berlanjut? 7. Ekstrakurikuler apa yang anda ikuti?
8. Apakah ekstrakurikuler yang anda ikuti dapat mencegah sikap individualisme? 9. Lalu bagaimanakah peranan ekstrakurikuler dalam mencegah sikap individualis?
6
BAB 3
PEMBAHASAN
SMAN 1 Jember atau dikenal dengan SMASA adalah Sekolah Menengah Atas terbaik di Kebupaten Jember dan bahkan Karesidenan Besuki. SMAN 1 Jember terletak di Jalan Letjen Panjaitan no. 55 Sumbersari, Jember. SMAN 1 Jember dipimpin oleh kepala sekolah yang sangat bijaksana bernama Bapak Anur Rofiq.
Tak heran jika siswa disini selain memiliki kecerdasan yang tinggi namun juga sangat disiplin dan berakhlak mulia. Tak hanya prestasi akademik yang meneonjol, segudang
(2)
prestasi non akedemik pun diraih, hal ini tidak terlepas dari peranan ekstrakurikuler dan juga fasilitas yang mendukung.
Dari pengertiannya sendiri Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilaksanakan disekolah untuk menunjang program pengajaran. Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan tambahan yang dilaksankan diluar jam sekolah dengan tujuan agar kegiatan tambahan tersebut dapat membantu siswa untuk memahami, menghayati, dan mengerti dengan memperhatikan tuntunan untuk menghormati orang lain dalam hubungan bermasyarakat.
SMAN 1 Jember memiliki banyak ekstrakurikuler, baik bidang akademik maupun non-akademik, diantaranya yaitu: KIR (Karya Ilmiah Remaja), Paskibra, PMR (Palang Merah Remaja), Pasisma (agama Islam), Code Master (ekskul komputer), BIAS (ekskul jurnalistik), Padsara (paduan suara), Q-SA (ekskul teater), KATARA (ekskul tari), Bridge (kartu), Pramuka, Merpati Putih, Taekwondo, Karate, Sepak Bola, Basket, Voli.
Siswa-siswi SMAN 1 Jember adalah siswa pilihan yang terjaring melalui test maupun penyerahan sertifikat. Tak heran jika SMASA tak haus akan prestasi, ditambah dengan fasilitas yang menunjang. Hal ini menyebabkan atmosfer dalam SMAN 1 Jember menuntut siswanya untu belajar dan terus belajar.
7
Dampaknya tak sedikit siswa yang memiliki sikap individualisme. Individualis merupakan satu filsafah yang mempunyai pandangan moral, politik atau sosial yang menekankan kemerdekaan manusia serta kepentingan bertanggung jawab dan kebebasan sendiri.
Seorang individualis akan melanjutkan percapaian dan kehendak pribadi. Mereka menentang campur tangan dari pihak luar seperti masyarakat, negara dan segala badan atau komunitas yang lain. Oleh karena itu, individualis menentang segala pendapat yang meletakkan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi. Sikap ini juga kurang senang pada segala standard moral yang dikenakan ke atas seseorang karena peraturan-peraturan
(3)
itu menghalang kebebasan seseorang. Manusia sebagai makhluk sosial yang sekaligus juga makhluk individual, maka terdapat perbedaan antara individu yang satu dengan yang lainnya (Wolberg, 1967).
Hal yang menyebabkan siswa memiliki sikap individualis adalah:
1. Siswa yang cenderung individualis tidak terbiasa dengan hal-hal yang ramai atau melibatkan banyak orang dalam bergaul.
2. Siswa yang individualis dan kaku sering merasa bahwa dirinya tidak dibutuhkan oleh orang lain dan selalu mendapat respon yang berbeda dari lingkungannya sehingga ia lebih nyaman untuk mengasingkan diri.
3. Siswa individualis terkadang muncul akibat krisis kepercayaan kepada oranglain, sehingga selalu merasa apa yang dia lakukan selalu benar dan apa yang dilakukan oranglain dianggap salah.
4. Kebanyakkan orang individualis masih belum sadar tentang tidak pentingnya sikap individual dan juga belum sadar bahwa mereka hidup ditengah-tengah masyarakat dan tidak lain mereka adalah sebagai makhluk social yang selalu membutuhkan orang lain kapanpun dan dimanapun mereka berada.
8 Selain itu hal yang paling mendasar penyebab dari sikap individualisme adalah didikan keluarga untuk bekerja sendiri. Terkadang keluarga mendidik putra-putrinya agar beranggapan bahwa semua prestasi yang telah dia apa adalah hasil kerja kerasnya sendiri, tanpa bantuan dari orang lain dan semua hasilnya akan dinikmati sendiri.
Cirri-ciri siswa yang cenderung individulis, antara lain:
1. Mengerjakan sendiri tugas yang seharusnya dikerjakan secara berkelompok 2. Tidak mau berdiskusi saat berkelompok dan cenderung tidak hadir atau bahkan
(4)
3. Di saat istirahat cenderung berdiam diri di tempat yang menurutnya nyaman 4. Recognition Seeker (pencari muka), berusaha berbagai cara untuk menarik
perhatian orang, sering dengan cara membual, bertindak dengan cara yang tidak biasa, berjuang untuk tidak di tempatkan pada posisi rendah.
5. Help Seeker, berusaha untuk menarik simpati dari anggota kelompok yang lain atau dari seluruh kelompok dengan mengungkapkan rasa tidak aman dan ketidaktahuan.
6. Dominator, berusaha menegaskan otoritas atau superotoritasnya ketika mengendalikan kelompok atau anggota-anggota tertentu. Dominasi ini dapat berupa kata-kata menjilat.
Jika sikap individual dalam diri siswa terus berkelanjutan maka muncullah bentuk-bentuk permasalahan social , antara lain:
1) Prasangka Sosial yang bersifat negative
Prasangka ini timbul karena adanya perbedaan, dimana perbedaan ini menimbulkan perasaan paling hebat antara satu individu dengan individu yang lain. Individu atau kelompok yang meliputi prasangka negatif memiliki sikap serta pandangan yang tidak obyektif dan wajar, hal ini tentu saja merupakan perkembangan kepribadian. Jika hal ini terus berlanjut akan ada perpecahan antara diantara kelompok social didalam sekolah.
9 2) Jarak Sosial (social distance)
Jika antara individu yang satu dengan yang lain semakin bertentangan bahkan saling membenci maka akan menimbulkan semakin jauhnya jarak sosial diantara mereka. Hal ini juga menyebabkan adanya pembentukan geng atau kelompok social yang sederajat dengan kepribadian dan juga statusnya.
3) Egoistis
Individu akan menjadi lebih egois apabila sikap individualisnya masih sangat kental atau masih melekat pada diri seseorang. Sikap ini sangat bahaya karena ia
(5)
menganggap diriya tidak membutuhkan siapa-siapa lagi dan mengerjakan segala sesuatu sediri.
Ekstrakurikuler memiliki peranan penting dalam mencegah sikap individualis. Karena disetiap ekstrakurikler pasti memiliki visi dan misi utuk mewujudkan tujuan itu bersama. Dalam mewujudkan tujaunnya tersebut pasti akan membutuhkan kerjasama semua anggota. Hal ini dapat berdampak pada siswa yang cenderung individualis. Siswa akan dituntut berkerjasama dalam menyelesaikan masalah maupun mencapai tujuan dari ekstra tersebut.
Selain itu Ekstrakurikuler juga memiliki prinsip-prinsip secara umum. Dengan berpedoman pada maksud dan tujuan kegiatan ekstrakurikuler disekolah maka dapat dikemukakan prinsip-prinsip kegiatan ekstrakurikuler. prinsip kegiatan ekstrakurikuler adalah sebagai berikut:
A. Kerjasama dalam team adalah fundamental.
B. Perbuatan untuk mengerjakan suatu kegiatan dalam ekstra sendiri hendaknya dibatasi.
C. Proses lebih penting dari pada hasil.
Sikap individual itu juga dapat di ubah atau di bentuk apabila: 1. Terdapat hubungan timbal-balik yang antara individu.
2. Adanya komunikasi (yaitu hubungan langsung) dari satu pihak.
10
BAB 4
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Individualis menentang segala pendapat yang meletakkan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi. Sikap ini juga kurang senang pada segala standard moral yang dikenakan ke atas seseorang karena peraturan-peraturan itu menghalang kebebasan seseorang. Manusia sebagai makhluk sosial yang sekaligus juga makhluk individual, maka terdapat perbedaan antara individu yang satu dengan yang lainnya (Wolberg, 1967).
(6)
Ekstrakurikuler memiliki peranan penting dalam mencegah sikap individualis. Karena siswa akan dituntut berkerjasama dalam menyelesaikan masalah maupun mencapai tujuan dari ekstra tersebut. Dan juga menerapkan prinsip ekstrakurikuler yang mengedepan kerjasama diatas sikapkeegoisan.
4.2 SARAN
Salah satu faktor yang utama dalam mengatasi masalah individualis ini adalah diri sendiri atau pribadi suatu individu. Ingat bahwa orang-orang yang banyak memberi kontribusi adalah orang yang individualis. Kita sebagai manusia yang hidup ditengah tengah masyarakat memupuk sikap individualis, karena ditengah-tengah masyarakat itulah kita hidup, tumbuh, dan berinteraksi.
Sedangkan faktor lingkungan dan masyarakat adalah hanya merupakan faktor pendukung, jika pribadi individu sadar akan pentingnya orang lain dan sadar akan hakekatnya sebagai makhluk sosial maka dengan mudah sikap individualis ini akan hilang dari individu tersebut.