e. Kasus tentang Yayasan
2. Bahan Hukum Sekunder
Bahan hukum sekunder yaitu bahan hukum yang erat hubungannya dengan bahan hukum primer sehingga dapat membantu memahami dan
menganalisis bahan hukum primer, misalnya buku-buku, literatur, dokumen resmi, atau karya ilmiah yang berkaitan dengan penelitian ini. Bahan hukum
sekunder yang digunakan dalam penulisan hukum ini terdiri dari buku-buku referensi, jurnal-jurnal hukum yang terkait, dan internet yang mengulas
mengenai Yayasan.
E. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum
Teknik pengumpulan bahan hukum dimaksudkan untuk memperoleh bahan hukum dalam penelitian. Teknik pengumpulan bahan hukum yang mendukung dan
berkaitan dengan pemaparan penulisan hukum ini adalah dengan studi kepustakaan Library Research. Studi kepustakaan dilakukan dengan cara membaca, menelaah,
mencatat, membuat ulasan-ulasan bahan pustaka yang ada kaitannya.
F. Teknik Analisis Bahan Hukum
Teknik analisis bahan hukum dalam penelitian ini menggunakan analisis kualitatif, artinya menguraikan data yang diolah secara rinci kedalam bentuk
kalimat-kalimat deskritif. Berdasarkan hasil analisis ditarik kesimpulan secara deduktif, yaitu cara berpikir yang didasarkan pada fakta-fakta yang bersifat umum
untuk kemudian ditarik suatu kesimpulan bersifat khusus.
G. Teknik Penafsiran Hukum
Hasil analisa bahan hukum dalam penelitian ini akan diinterpretasikan menggunakan metode interpretasi sistematis dan interpretasi gramatikal.
111
Pemilihan interpretasi sistematis ditujukan untuk menetukan struktur hukum dalam penelitian ini, interpretasi sistematis systematische interpretatie, dogmatische
interpretatie adalah menafsirkan dengan memperhatikan naskah-naskah hukum lain, jika ditafsirkan adalah pasal-pasal suatu undang-undang, ketentuan yang sama
apalagi satu asas dalam peraturan lainnya juga harus dijadikan acuan. Misalkan, yang akan ditafsirkan adalah sebuah norma yang ada dalam Undang-Undang, maka
peraturan yang sama dan mempunyai asas yang sama, pantas untuk diperhatikan.
Dalam penafsiran ini mencari ketentuan-ketentuan yang ada didalamnya yang saling berhubungan untuk menentukan makna selanjutnya, dalam hal ini mengenai
ketentuan perlakuan pembuatan Akta mengenai Yayasan yang didirikan sebelum Undang-Undang Yayasan, yang dihubungkan dengan akibat hukum apabila
pembuatan Akta yang berhubungan dengan Yayasan tidak dibuat sesusai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, selanjutnya interpretasi gramatikal
what does it linguitically mean yaitu metode penafsiran hukum pada makna teks yang di dalam kaidah hukum dinyatakan. Penafsiran dengan cara demikian bertitik
tolak pada makna menurut pemakaian bahasa sehari-hari atau makna teknis-yuridis yang lazim atau dianggap sudah baku.
111
Jimly Asshiddiqie, Teori Aliran Penafsiran Hukum Tata Negara, Ind. Hill.Co. hlm: 17-18, Jakarta, 1997, hlm.
78
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian