Cara Pengumpulan Data METODOLOGI PENELITIAN

Gambar 17. Alat Penelitian. A. Tiga Serangkai Sonde, Pinset, Kaca Mulut, B. Kamera, C. Tripod, D. Kursi, E. Meteran, F. Jangka, G. Pulpen Snowman, H. Pulpen, I. Plastik Transparan, J. Penggaris Besi, K. Kalkulator, L. Kain Putih

3.7.2 Bahan

Bahan yang digunakan adalah hasil pencetakan foto dengan ukuran 3R

3.8 Cara Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan melalui tiga tahapan yaitu penyebaran kuesioner dan pemeriksaan langsung, pengambilan foto dan pencetakan foto, serta pengukuran pada masing masing foto. 1. Penyebaran Kuesioner dan Pemeriksaan Langsung Kuesioner diberikan kepada mahasiswa India-Malaysia FKG USU angkatan 2009-2014 untuk menyeleksi sampel yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan. Pemeriksaan klinis untuk melihat relasi molar Klas I Angle dengan overbite dan overjet normal 2-4mm dan melihat keadaan bibir kompeten atau tidak. Mahasiswa yang memenuhi kriteria dapat mengisi lembaran persetujuan informed consent dan mengatur jadwal untuk pengambilan foto Klinik Ortodonsia FKG USU. 2. Pengambilan dan Pencetakan Foto Foto yang diambil adalah foto frontal dari sampel yang telah memenuhi kriteria sebelumnya. Adapun langkah-langkah pengambilan foto, yaitu: a. Pengambilan foto dilakukan dengan latar belakang kain berwarna putih dengan lebar 1,2 m dan tinggi 1,5 m pada dinding, kemudian pada jarak 0,75 m di depan kain diletakkan sebuah kursi sebagai tempat duduk subjek penelitian dan pada jarak 1,5 m diletakkan tripod sebagai penyangga kamera. Kamera dalam posisi tegak dan tinggi diatur sesuai dengan tinggi kepala pasien. b. Subjek diminta untuk melepaskan kaca mata, syal dan benda lain yang mengganggu wajah dan sekitarnya. Rambut subjek harus berada di belakang telinga. c. Subjek penelitian diinstruksikan untuk duduk dikursi dengan posisi badan yang tegak dan posisi kepala dalam keadaan Natural Head Position NHP dengan meminta subjek menatap lurus kearah lensa kamera dan mengatur wajah dalam ekspresi serius dengan bibir tertutup. d. Operator memastikan garis khayal interpupil pasien dalam posisi sejajar dan garis tengah wajah pasien tegak lurus dengan lantai. e. Foto harus mencakup bagian seluruh kepala, leher dan sekitarnya. f. Apabila kriteria pada poin b, c, d dan e telah tepat maka tombol capture dapat ditekan. Pengambilan foto dilakukan dengan kamera Canon IXUS 115 HS. g. Bagian sekeliling foto yang tidak diperlukan dapat dipotong dan foto dicetak pada kertas foto ukuran 3R. 3. Pengukuran Foto Frontal Wajah Adapun langkah-langkah pengukuran foto frontal wajah adalah sebagai berikut: a. Pada hasil foto frontal wajah yang telah dicetak pada ukuran 3R, ditentukan titik patokan, yaitu titik nasion N’, menton Me’ dan zygomaticum Zy kanan dan kiri. b. Setelah keempat titik ditentukan, ditarik garis dengan menggunakan pensil sehingga menghasilkan jarak dari nasion ke menton dan zygomaticum kanan ke kiri. Setelah tercipta 2 garis, panjang garis diukur dengan menggunakan jangka dan disesuaikan dengan penggaris. c. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan rumus yang telah dijelaskan sebelumnya dan hasil disesuaikan dengan nilai indeks pria atau wanita. d. Sebelum melakukan pengukuran seluruh hasil foto, operator melakukan uji operator terlebih dahulu yaitu peneliti mengukur 5 foto frontal wajah sebanyak 2 kali dalam rentang waktu 24 jam. Jika hasil perhitungan pertama dan kedua tidak terdapat perbedaan bermakna maka peneliti dapat melakukan pengukuran pada seluruh hasil foto. e. Dalam satu hari, pengukuran hanya dilakukan sebanyak 10 foto untuk menghindari kelelahan mata peneliti sehingga hasil lebih akurat. f. Hasil pengukuran kemudian dicatat dan dianalisis.

3.9 Pengolahan Data