Pengaruh pemberdayaan kader dengan meningkatkan keterampilan kader
8 Hasil penelitian ini diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Armiyati dan
Soesanto 2014 tentang pemberdayaan kader posbindu lansia sebagai upaya peningkatan kualitas hidup lansia di desa, hasil penelitiannya menyebutkan bahwa
meningkatnya jumlah kader posbindu lansia yang aktif, tersedianya media promosi kesehatan bagi lansia berupa leaflet dan lembar balik, peningkatan pengetahuan kader
posbindu lansia tentang pencegahan dan penanganan masalah kesehatan pada lansia dengan hipertensi, DM, hiperuresimia dan anemia yang ditandai dengan peningkatan
nilai post test dibandingkan dengan nilai pre test, meningkatnya ketrampilan kader kader posbindu lansia dalam melakukan deteksi dini melalui pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan laboratorium sederhana, tersedianya peralatan yang dapat mendukung pengolahan tanaman obat keluarga herbal dalam rangka meningkatkan kualitas hidup
lansia, kader mampu memproduksi bahan herbal berupa sirup, serbuk, ekstrak, dan minyak atsiri.
Kelompok perlakuan yang mendapat tindakan pemberdayaan dan mampu memahami materi yang disampaikan oleh peneliti, maka mereka akan membandingkan
materi pemberdayaan kader dengan kondisi mereka selama ini, tampaknya selama ini pengetahuan dan keterampilan mereka sudah baik berkaitan dengan pelayanan Posbindu
terutama tentang pengukuran tekanan darah yang dilakukan oleh Kader Posbindu. Berbeda halnya pada pengetahuan kelompok kontrol, dimana pemberdayaan
yang diberikan dilakukan setelah post test, menjadikan responden tidak banyak mendapat informasi tentang pelayanan Posbindu terutama dalam hal pengukuran tekanan
darah secara baik, meskipun antara pre test dan post test diberikan jeda waktu selama 45 menit.
Lockwood 2009 menyatakan pemilihan metode penyuluhan atau pemberdayaan harus disesuaikan dengan karakteristik sasaran, dimana pada penelitian ini responden
terbanyak adalah kader Posbindu atau Posyandu dengan usia terbanyak 25-54 tahun dan tingkat pendidikan mayoritas SMA dan PT sehingga mereka lebih suka diajak berbicara,
berdiskusi untuk mengeluarkan pendapatnya berdasarkan pengalaman yang dimiliki. Responden lebih suka dilibatkan secara aktif dalam proses belajar tersebut sehingga
mereka bisa leluasa untuk bertanya karena materi pemberdayaan berkaitan dengan pelayanan Posbindu yang harus dilakukan oleh kader.
9