Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

commit to user 11

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut definisi World Health Organization WHO, remaja adalah mereka yang berusia antara 10 hingga 19 tahun. Remaja adalah suatu masa dimana individu mengalami perubahan perkembangan psikologik yang ditandai dengan percepatan perkembangan kognitif dan konsolidasi pembentukan kepribadian Kaplan dan Sadock, 2005. Setiap periode perkembangan mempunyai masalah sendiri-sendiri. Namun masalah remaja sering menjadi sulit oleh karena kurangnya pengalaman dalam mengatasi masalah dan perasaan mandiri dalam mengatasi masalah. Pada masa remaja inilah, siswa kelas III SMU dihadapkan pada salah satu masalah yaitu SNMPTN Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri. SNMPTN merupakan seleksi yang dilaksanakan secara bersama oleh beberapa Perguruan Tinggi Negeri dalam satu sistem yang terpadu dengan menggunakan soal yang sama atau setara dan diselenggarakan secara serentak. Tidak jarang dalam menghadapi SNMPTN siswa dapat mengalami kecemasan bahkan depresi. Hal ini dapat disebabkan oleh keterbatasan peluang untuk mendapatkan kursi di perguruan tinggi negeri sedangkan ambisi untuk berhasil di SNMPTN sangat tinggi. Dari laporan yang dikeluarkan oleh Koordinator Perhimpunan SNMPTN, commit to user 12 pada tahun 2009 terjadi penurunan daya tampung SNMPTN hampir 20 persen dari 10.672 kursi menjadi 8.406 kursi. Padahal menurut data dari panitia SNMPTN, jumlah peserta SNMPTN tahun 2008 mencapai angka 98.426 orang Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, 2009 Setiap menjelang pelaksanaan SNMPTN, para siswa dilanda stres yang luar biasa. Tidak hanya karena peningkatan aktivitas belajar, tetapi yang paling berat adalah beban psikologis mengenai ambisi untuk meraih cita-cita. Kekhawatiran ini nampaknya tidak hanya terjadi pada siswa, tetapi juga terjadi pada orang tua siswa. Salah satu bentuk respon dari kekhawatiran tersebut adalah dengan mengikutsertakan anak dalam program bimbingan belajar. Dengan mengikuti bimbingan belajar, terkesan bahwa mereka menjadi siap dan mantap dalam menghadapi SNMPTN. Bagi kalangan siswa yang berkecukupan, hal ini bukan menjadi suatu masalah, tetapi bagi siswa dari kalangan yang kurang mampu, kenyataan tersebut akan menimbulkan kecemasan, bila mereka tidak ikut bimbingan belajar, mereka akan merasa berat untuk menghadapi persaingan di SNMPTN. Kecemasan dalam menghadapi SNMPTN dapat berdampak besar bagi psikologis siswa, siswa yang tidak mampu mengatasi kecemasanya dengan baik akan jatuh ke dalam keadaan cemas patologis bahkan depresi. Hal tersebut ditunjang dengan keadaan psikologis pada usia remaja, yang merupakan transisi menuju dewasa sehingga rentan terhadap kejadian depresi Reinherz dkk., 2003. commit to user 13 Maramis 2005 menyebutkan bahwa kecemasan pada tingkat tertentu dianggap normal, tetapi apabila terjadi terus menerus terjadi kecemasan dimana fungsi homeostasis gagal mengadaptasi maka akan terjadi cemas yang patologis. Kecemasan dan depresi merupakan dua hal yang saling tumpang tindih dan memiliki angka kejadian secara bersamaan yang cukup tinggi Durand dan Barlow, 2006; Beekman dkk., 2000. Individu yang mengalami depresi, terutama jika depresinya mencapai tingkat gangguan, juga akan mengalami kecemasan. Tetapi tidak semua orang yang menderita gangguan kecemasan juga mengalami depresi Durand dan Barlow, 2006 Penelitian mengenai kecemasan dan depresi ini dilakukan di SMUN 1 Sukaharjo karena pada sekolah tersebut belum pernah diadakan penelitian yang serupa, sehingga diharapkan hasil data yang didapatkan dari penelitian bermanfaat serta dapat menjadi referensi informasi dan pengetahuan. Selanjutnya penulis akan memaparkan mengenai faktor-faktor penyebab kecemasan dan depresi serta kecemasan dan depresi yang terjadi pada siswa kelas III SMU dalam menghadapi SNMPTN antara yang mengikuti dan tidak mengikuti bimbingan belajar.

B. Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

STUDI DESKRIPTIF TENTANG TINGKAT KECEMASAN DAN GAYA BELAJAR PADA SISWA SMU KELAS III DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL

2 10 2

TINGKAT KECEMASAN SISWA SMU DALAM MENGHADAPI UMPTN

0 2 11

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA SISWA KELAS X YANG MENGIKUTI DENGAN YANG TIDAK MENGIKUTI Perbedaan Tingkat Kecemasan Antara Siswa Kelas X Yang Mengikuti Dengan Yang Tidak Mengikuti Bimbingan Belajar Dalam Menghadapi Ujian Semester Di SMA N 1 Gubug.

0 1 14

PENDAHULUAN Perbedaan Tingkat Kecemasan Antara Siswa Kelas X Yang Mengikuti Dengan Yang Tidak Mengikuti Bimbingan Belajar Dalam Menghadapi Ujian Semester Di SMA N 1 Gubug.

0 2 5

BIMBINGAN KESULITAN BELAJAR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS III MADRASAH IBTIDAIYAH BIMBINGAN KESULITAN BELAJAR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS III MADRASAH IBTIDAIYAH MUHAMMADIYAH TRANGSAN GATAK SUKOHARJO TAHUN PEMBELAJARAN 2010 / 2011

0 0 14

PENGARUH BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP KECEMASAN SISWA DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL.

0 0 9

PENGARUH KECEMASAN MENGHADAPI TES MATEMATIKA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DITINJAU DARI MOTIVASI Pengaruh Kecemasan Menghadapi Tes Matematika Terhadap Prestasi Belajar Siswa Ditinjau Dari Motivasi Berprestasi (Pada Siswa Kelas Viii Smp N 1 Rembang Tah

0 1 15

PENGARUH KECEMASAN MENGHADAPI TES MATEMATIKA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DITINJAU DARI MOTIVASI Pengaruh Kecemasan Menghadapi Tes Matematika Terhadap Prestasi Belajar Siswa Ditinjau Dari Motivasi Berprestasi (Pada Siswa Kelas Viii Smp N 1 Rembang Tah

0 1 14

PERBEDAAN DERAJAT KECEMASAN DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL ANTARA SISWA KELAS IX YANG INGIN MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE SMA DAN SMK DI SMP N 1 PEDAN KLATEN.

0 0 11

PENGARUH CARA BELAJAR DAN MOTTVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS II SMU N COLOMADU KARANGANYAR.

0 0 3