Deskripsi Sampel HASIL PENELITIAN

commit to user 43

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas III SMU N 1 Sukoharjo pada tahun ajaran 20092010. Penelitian ini menggunakan metode pretest dan posttest. Pretest dilakukan dengan tujuan merestriksi sampel serta mengetahui derajat kecemasan dan depresi sampel sebelum diberikan perlakuan. Untuk merestriksi sampel digunakan dua kuosioner yaitu, LMMPI Lie Minnesota Multiphasic Personality Inventory dan IPSP Instrumen Penilaian Stresor Psikososial. Pada awal penelitian didapatkan total sampel sebanyak 162 siswa, dari jumlah sampel tersebut diketahui 20 siswa tidak mengikuti SNMPTN dan 15 siswa tidak melakukan pengisian data secara lengkap. Oleh karena itu total sampel yang memenuhi syarat mengikuti pretest adalah 127 siswa. Hasil pretest menunjukkan sebanyak 15 siswa tidak memenuhi syarat untuk menjadi sampel karena 9 siswa tidak lolos tes kebohongan LLMPI dan 6 siswa memiliki skor IPSP lebih dari nilai cut off point rata-rata. Jadi, setelah melalui proses restriksi berdasarkan kriteria eksklusi dan inklusi didapatkan total sampel yang memenuhi syarat menjadi sampel penelitian berjumlah 112 siswa. commit to user 44 Tabel 1. Distribusi sampel berdasarkan perlakuan No Kelompok Jumlah Persentase 1 2 Bimbingan Belajar Kontrol Total 57 55 112 50,8 49,2 100 Sumber : Data Primer, 2010 Dari Tabel 1 diketahui bahwa kelompok bimbingan belajar memiliki jumlah sampel yang lebih banyak daripada kelompok kontrol walaupun perbedaannya tidak signifikan. Sampel kelompok bimbingan belajar yaitu sebanyak 57 siswa 50,8, sedangkan kelompok kontrol berjumlah 55 siswa 49,2. Tabel 2. Distribusi sampel berdasarkan jenis kelamin No Kelompok Jenis Kelamin Total Persentase Total L P L P 1 2 Bimbingan Belajar Kontrol 19 26 38 29 57 55 33,3 47,2 66,7 52,8 100 100 Sumber : Data Primer, 2010 Tabel di atas menunjukkan bahwa jenis kelamin perempuan pada kedua kelompok memiliki persentase yang lebih besar dibandingkan dengan laki- laki. Kelompok bimbingan belajar memiliki jumlah sampel perempuan sebanyak 38 siswa 66,7 dari 57 siswa. Pada kelompok kontrol sampel commit to user 45 perempuan berjumlah 29 siswa 52,8 dari total keseluruhan sampel kelompok kontrol sebanyak 55 siswa. Tabel 3. Rerata skor TMAS The Taylor Manifest Anxiety Scale No Kelompok Rerata skor TMAS mean ± SD Rerata selisih skor TMAS pretest dan postest Pretest Postest 1. Bimbingan belajar 19,88 ± 4,285 20,81 ± 3,319 0,93 ± 3,099 2. Kontrol 21,62 ± 5,144 24,82 ± 5,092 3,22 ± 2,917 Sumber : Data Primer, 2010 Berdasarkan Tabel 3 di atas, diketahui. baik pada pretest maupun posttest, diketahui bahwa rerata skor TMAS pada kelompok kontrol lebih tinggi daripada kelompok bimbingan belajar. Pada pretest diketahui rerata skor TMAS kelompok bimbingan belajar sebesar 19,88 ± 4,285 dan pada kelompok kontrol sebesar 21,62 ± 5,144. Sedangkan pada posttest diketahui rerata skor TMAS pada kelompok bimbingan belajar sebesar 20,81 ± 3,319 dan pada kelompok kontrol sebesar 24,82 ± 5,092. Dibandingkan dengan kelompok bimbingan belajar, kelompok kontrol juga memiliki rerata selisih skor TMAS pretest dan posttest yang lebih tinggi, yaitu 3,22 ± 2,917. commit to user 46 Tabel 4. Rerata skor BDI Beck Depression Index No Kelompok Rerata skor BDI mean ± SD Rerata selisih skor BDI pretest dan postest Pretest Postest 1. Bimbingan belajar 4,81 ± 3,637 6,40 ± 3,751 1,58 ± 2,000 2. Kontrol 5,55 ± 5,280 8,96 ± 6,083 3,31 ± 3,985 Sumber : Data Primer, 2010 Dari Tabel 4 tersebut, diketahui baik pada pretest maupun posttest, rerata skor BDI pada kelompok kontrol lebih tinggi daripada kelompok bimbingan belajar. Pada pretest diketahui rerata skor BDI pada kelompok bimbingan belajar sebesar 4,81± 3,637 dan kelompok kontrol sebesar 5,55± 5,280. Sedangkan pada posttest diketahui rerata skor BDI pada kelompok bimbingan belajar sebesar 6,40 ± 3,751 dan pada kelompok kontrol sebesar 8,96 ± 6,083. Kelompok kontrol juga memiliki rerata selisih skor BDI pretest dan posttest yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok bimbingan belajar, yaitu 3,31 ± 3,985. B. Analisis Statistika Data penelitian yang telah diperoleh kemudian dianalisis dengan uji t- independent yang merupakan uji parametrik Uji ini digunakan bila skor kedua kelompok tidak berhubungan satu sama lain. Adapun syarat uji t- independent adalah data berskala numerik, terdistribusi secara normal, dan variansi kedua kelompok dapat sama atau berbeda untuk 2 kelompok. Untuk commit to user 47 mengetahui bahwa data terdistribusi normal atau tidak, maka dilakukan uji normalitas. Uji normalitas yang dilakukan pada masing-masing sebaran data dapat dilakukan dengan cara deskriptif ataupun analitik. Cara analitik memiliki tingkat objektivitas dan sensitivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan deskriptif sehingga dalam penelitian ini dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov karena sampel yang digunakan 50, sedangkan untuk mengetahui variansi kedua kelompok dapat dilakukan uji homogenitas Levene’s Test. Hasil uji homogenitas dengan Levene’s Test menunjukkan terdapat perbedaan varians rerata skor TMAS pretest dan posttest antara kelompok bimbingan belajar dan kontrol p 0,05 . Sedangkan pada rerata selisih skor BDI pretest dan posttest antara kelompok bimbingan belajar dan kontrol tidak terdapat perbedaan varians p 0,05. Karena data yang akan diolah terdiri atas 2 kelompok, maka normalitas data bukan merupakan suatu syarat yang mutlak dilakukannya uji parametrik. Sebaran data dikatakan normal bila nilai p 0,05. Pada penelitian ini, distribusi data untuk skor rerata selisih skor TMAS dan rerata selisih skor BDI tidak normal. Oleh karena itu, data harus dinormalkan terlebih dahulu melalui proses transformasi. Setelah ditransformasi sebaran data tetap tidak normal. Hal tersebut menunjukkan bahwa penelitian ini tidak dapat menggunakan uji commit to user 48 parametrik t-independent melainkan menggunakan uji alternatifnya yaitu uji non-parametrik Mann-Whitney Tabel 5. Hasil Uji Mann-Whitney Data Rerata Selisih Skor TMAS Pre dan Postest Sumber : Data Primer, 2010 Berdasarkan hasil uji Mann-Whitney diperoleh nilai p = 0,001 p 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan rerata selisih skor derajat kecemasan sebelum dan sesudah intervensi yang sangat bermakna antara kelompok perlakuan bimbingan belajar dengan kelompok kontrol. Gambar 1. Boxplot Rerata Selisih Skor TMAS Pre dan Postest Kelompok Rerata selisih skor TMAS pretest dan posttest mean ± SD Analisis Mann- Whitney Bimbingan Belajar 0,93 ± 3,099 p = 0,001 Kontrol 3,22 ± 2,917 commit to user 49 Gambar di atas menunjukkan adanya perbedaan rerata selisih skor TMAS pre dan posttest antara kelompok kontrol non bimbel dengan kelompok perlakuan bimbel Tabel 6. Hasil Uji Mann-Whitney Data Rerata Selisih Skor BDI Pre dan Postest Sumber : Data Primer, 2010 Tabel 6 di atas menunjukkan dari hasil uji Mann-Whitney diperoleh nilai p = 0,191 p 0,05. Jadi, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan rerata selisih skor derajat depresi sebelum dan sesudah intervensi yang bermakna antara kelompok dengan perlakuan bimbingan belajar dengan kelompok kontrol. Gambar 2. Boxplot Rerata Selisih Skor BDI Pre dan Postest Kelompok Rerata selisih skor BDI pretest dan posttest mean ± SD Analisis Mann- Whitney Bimbingan belajar 1,58 ± 2,000 p = 0,191 Kontrol 3,31 ± 3,985 commit to user 50 Secara deskriptif data selisih skor BDI pre dan posttest juga ditunjukkan oleh Gambar 2. Gambar tersebut menunjukkan tidak adanya perbedaan rerata selisih skor BDI pre dan posttest antara kelompok kontrol non bimbel dengan kelompok perlakuan bimbel. commit to user 51

BAB V PEMBAHASAN

Dokumen yang terkait

STUDI DESKRIPTIF TENTANG TINGKAT KECEMASAN DAN GAYA BELAJAR PADA SISWA SMU KELAS III DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL

2 10 2

TINGKAT KECEMASAN SISWA SMU DALAM MENGHADAPI UMPTN

0 2 11

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA SISWA KELAS X YANG MENGIKUTI DENGAN YANG TIDAK MENGIKUTI Perbedaan Tingkat Kecemasan Antara Siswa Kelas X Yang Mengikuti Dengan Yang Tidak Mengikuti Bimbingan Belajar Dalam Menghadapi Ujian Semester Di SMA N 1 Gubug.

0 1 14

PENDAHULUAN Perbedaan Tingkat Kecemasan Antara Siswa Kelas X Yang Mengikuti Dengan Yang Tidak Mengikuti Bimbingan Belajar Dalam Menghadapi Ujian Semester Di SMA N 1 Gubug.

0 2 5

BIMBINGAN KESULITAN BELAJAR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS III MADRASAH IBTIDAIYAH BIMBINGAN KESULITAN BELAJAR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS III MADRASAH IBTIDAIYAH MUHAMMADIYAH TRANGSAN GATAK SUKOHARJO TAHUN PEMBELAJARAN 2010 / 2011

0 0 14

PENGARUH BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP KECEMASAN SISWA DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL.

0 0 9

PENGARUH KECEMASAN MENGHADAPI TES MATEMATIKA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DITINJAU DARI MOTIVASI Pengaruh Kecemasan Menghadapi Tes Matematika Terhadap Prestasi Belajar Siswa Ditinjau Dari Motivasi Berprestasi (Pada Siswa Kelas Viii Smp N 1 Rembang Tah

0 1 15

PENGARUH KECEMASAN MENGHADAPI TES MATEMATIKA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DITINJAU DARI MOTIVASI Pengaruh Kecemasan Menghadapi Tes Matematika Terhadap Prestasi Belajar Siswa Ditinjau Dari Motivasi Berprestasi (Pada Siswa Kelas Viii Smp N 1 Rembang Tah

0 1 14

PERBEDAAN DERAJAT KECEMASAN DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL ANTARA SISWA KELAS IX YANG INGIN MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE SMA DAN SMK DI SMP N 1 PEDAN KLATEN.

0 0 11

PENGARUH CARA BELAJAR DAN MOTTVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS II SMU N COLOMADU KARANGANYAR.

0 0 3