BAB III GAMBARAN DATA TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN
PENGELOLAAN PERMOHONAN KEBERATAN PAJAK PENGHASILAN
A. Ketentuan Umum Tentang Tata Cara Pelaksanaan Pengelolaan
Permohonan Keberatan Pajak Penghasilan Orang Pribadi
1. Dasar hukum Tata Cara Pelaksanaan Pengelolaan Permohonan Keberatan
Pajak Penghasilan
Yang menjadi dasar hukum permohonan keberatan pajak pengahasilan adalah :
a. Pasal 25 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum
dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir kali menjadi Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009.
b. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 194PMK.032007 yang diubah
menjadi 9PMK.032013 tentang Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian Keberatan.
c. Surat Edaran Nomor 11PJ2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Penyelesaian Keberatan Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, dan atau Pajak Penjualan Barang Mewah.
d. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Hak dan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan.
B. Pengertian Keberatan
Keberatan adalah Pernyataan ketidaksetujuaankekurangpuasan Wajib Pajak atas suatu ketetapan pajak yang dikenakan kepadanya atas suatu
pemotonganpemungutan oleh pihak ke tiga dalam pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-perundangan perpajakan.www.Keberatan pajak.com
C. Prosedur Pengajuan Keberatan
Wajib Pajak dapat mengajukan keberatan atas suatu: 1.
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, kecuali Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar berdasarkan Pasal 13A Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009;
2. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan;
3. Surat Ketetapan Pajak Nihil;
4. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar; atau
5. Pemotongan atau pemungutan pajak oleh pihak ketiga berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan. Keberatan diajukan kepada Direktur Jenderal Pajak melalui Kepala KPP
dengan surat keberatan.Surat keberatan wajib memenuhi syarat: 1.
Diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia; 2.
Mengemukakan jumlah pajak yang terutang atau jumlah pajak yang dipotong atau dipungut atau jumlah rugi menurut penghitungan Wajib Pajak dengan
disertai alasan-alasan yang menjadi dasar penghitungan dan dilampirkan
dengan fotokopi surat ketetapan pajak, bukti pemungutan, atau bukti pemotongan;
3. 1 satu surat keberatan diajukan hanya untuk 1 satu Surat Ketetapan Pajak
atau untuk 1 satu pemotongan atau pemungutan pajak; 4.
Melunasi pajak yang masih harus dibayar paling sedikit sejumlah yang telah disetujui Wajib Pajak dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan dan disertai
fotokopi bukti pelunasannya persyaratan ini hanya berlaku untuk pengajuan keberatan atas suatu Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar atau Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan yang berkaitan dengan Surat Pemberitahuan untuk Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak
2008 dan seterusnya; 5.
Diajukan paling lama 3 tiga bulan sejak tanggal dikirim surat ketetapan pajak atau sejak tanggal pemotongan atau pemungutan pajak oleh pihak
ketiga, kecuali Wajib Pajak dapat menunjukkan bahwa jangka waktu tersebut tidak dapat dipenuhi karena keadaan di luar kekuasaan Wajib Pajak force
majeur ; dan
6. Ditandatangani oleh Wajib Pajak, dan dalam hal surat keberatan
ditandatangani oleh bukan Wajib Pajak, surat keberatan tersebut wajib dilampiri dengan Surat Kuasa Khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32
UU KUP.
D. Penyampaian Surat Keberatan