Pada kenyataannya yang terjadi di tengah-tengah masyarakat penyebab poligami lebih luas dan beragam, sebagaimana contoh kasus di Pengadilan
Agama Wonogiri. Seorang suami dikabulkan untuk poligami, padahal istri masih dapat
melaksanakan kewajibannya dengan baik, tidak mendapat cacat atau penyakit dan isteri dapat melahirkan keturunan. Menurut asas yang dianut Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan permohonan poligami tersebut harus ditolak, sedangkan apabila ditolak dampaknya akan lebih buruk
lagi yaitu pertama akan melanggenggkan perzinahan kumpul kebo antara suami dengan calon istrinnya, yang kedua bayi yang akan dilahirkan tidak
memiliki ayah yang sah secara hukum. Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian
tentang :“PERTIMBANGAN HAKIM DALAM PEMBERIAN IJIN POLIGAMI MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974
TENTANG PERKAWINAN DAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 9 TAHUN
1975 TENTANG
PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG
PERKAWINAN DI PENGADILAN AGAMA WONOGIRI STUDI KASUS PERKARA NOMOR 515 Pdt.G 2000 PA.Wng”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut :
“Bagaimanakah pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Agama Wonogiri dalam mengabulkan permohonan ijin poligami sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-Undang
Perkawinan?”
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam melakukan penelitian ini adalah :
1. Tujuan Obyektif
Untuk mengetahui apakah yang menjadi pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Agama Wonogiri dalam mengabulkan permohonan ijin
poligami telah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975
tentang Pelaksanaan Undang-Undang Perkawinan.
2. Tujuan Subyektif
a. Untuk memperolah data yang lengkap dan akurat beserta informasi yang jelas sebagai bahan dalam penyusunan penulisan hukum untuk
melengkapi persyaratan akademis guna meraih gelar kesarjanaan di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.
b. Untuk menambah pengetahuan penulis mengenai hukum dan masyarakat pada khususnya mengenai pertimbangan Majelis Hakim
Pengadilan Agama Wonogiri dalam mengabulkan permohonan ijin poligami menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan dan Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Perkawinan Studi Kasus Perkara Nomor
515 Pdt.G 2000 PA.Wng. c. Memperdalam pemahaman penulis di bidang ilmu hukum, khususnya
hukum dan masyarakat pada Pengadilan Agama.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis
a. Hasil pemikiran ini mampu menyumbangkan pemikiran bagi
pengembangan ilmu hukum pada umumnya dan hukum dan masyarakat pada khususnya.
b. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan pengetahuan
dan pikiran tentang pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Agama Wonogiri dalam mengabulkan permohonan ijin poligami menurut
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan
Undang-Undang Perkawinan Studi Kasus Perkara Nomor 515 Pdt.G 2000 PA.Wng.
c. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian-
penelitian sejenis.
2. Manfaat Praktis
a. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi
pihak-pihak yang terkait serta dapat memberikan jawaban terhadap permasalahan yang akan diteliti.
b. Memberikan jawaban praktis mengenai pertimbangan Majelis Hakim
Pengadilan Agama Wonogiri dalam mengabulkan permohonan ijin poligami menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan dan Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Perkawinan.
c. Untuk meningkatkan penalaran dan pola pikir dinamis guna
mengembangkan ilmu yang diperoleh selama penulis menjalani studi di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.
E. Metode Penelitian