BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
1. Tinjauan Umum Tentang Undang – Undang No. 10 Tahun
1998 Tentang Perubahan Undang – Undang No. 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan.
UU No. 10 tahun 1998 merupakan perubahan dari UU No.
7 Tahun 1992 tentang Perbankan di Indonesia. Dalam UU No. 10 Tahun 1998 terdapat beberapa ketentuan yang merupakan perubahan
dari UU No. 7 Tahun 1992 mengenai hal–hal yang berkaitan dengan perbankan di Indonesia. Dalam UU No. 10 Tahun 1998 sebagaimana
telah dijelaskan bahwa terdapat perubahan–peruabahan ketentuan yang terdapat pada UU No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan di
Indonesia dan juga secara khususnya telah terjadi perubahan yang mendasar mengenai perubahan ketentuan yang berhubungan dengan
perbankan syariah. Dimana dalam UU No. 7 tahun 1992 bank syariah
diperkenalkan dengan istilah bank Islam atau bank dengan prinsip bagi hasil. Dalam UU No. 10 Tahun 1992 penyebutan bank Islam
berdasarkan prinsip bagi hasil tersebut di ubah menjadi bank berdasarkan prinsip syariah. Dalam UU No. 10 Tahun 1992, pada
dijelaskan mengenai prinsip syariah, yaitu pada Pasal 1 ayat 13, yaitu :
“Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara bank dengan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau
pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi
hasil
Mudharabah,
pembiayaan dengan prinsip penyertaan modal
musyarakah
, prinsip jual–beli barang dengan memperoleh keuntungan atau pembiayaan barang modal berdaasrkan prinsip sewa
murni tanpa pilihan
ijarah ,
atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang yang disewa dari pihak bank oleh pihak
lain
ijarah wa iqtina
” Dalam UU No. 10 tahun 1998, selain dari perubahan istilah
dari bank islam menjadi bank berdasarkan prinsip syariah dijelaskan pula mengenai ketentuan bahwa bank konvensional dapat melakukan
kegiatan berdasarkan prinsip syariah, yaitu sesuai dengan Pasal 1 ayat 3 , yaitu :
“ Bank umum adalah bank yang dapat melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang
dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran”. Sehingga berdasarkan hal di atas dapat disimpulkan bahwa
dengan diubahnya ketentuan dalam UU No. 7 tahun 1992 dalam UU No. 10 Tahun 1998 memberikan jalan atau peluang yang besar untuk
perkembangan perbankan syariah di Indonesia.
2. Tinjauan Umum Tentang Bank Syariah