Menurut Golongan Menurut Sifat

22 4. Syarat Finansial Bahwa pajak merupakan sumber penerimaan negara yang digunakan sebagian untuk menutup pengluaran negara.

G. PENGELOMPOKAN PAJAK

Ilyas 2004 mengungkapkan bahwa terdapat berbagai jenis pajak yang dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu menurut golongannya, meneurut sifat, dan menurut lembaga pemungutnya.

1. Menurut Golongan

Menurut golongan, pajak dikelompokkan menjadi dua yaitu pajak langsung dan pajak tidak langsung. a. Pajak Langsung, pajak langsung adalah pajak yang harus dipikul atau ditanggung sendiri oleh wajib pajak dan tidal bisa dilimpahkan atau dibebankan kepada orang lain atau pihal lain. Pajak harus menjadi beban sendiri wajib pajak yang bersangkutan. Contoh: Pajak Penghasilan PPh Pajak Penghasilan dibayar atau ditanggung oleh pihak-pihak tertentu yang memperoleh penghasilan tersebut; b. Pajak Tidak Langsung, pajak tidak langsung merupakan pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain atau pihak ketiga. Pajak tidak langsung terjadi jika terdapat suatu kegiatan, peristiwa, perbuatan yang menyebabkan terutangnya pajak, misal terjadi penyerahan barang atau jasa. Contoh: Pajak Pertambahan Nilai PPN. 23 Untuk menentukan apakah suatu pajak langsung atau pajak tidak langsung dalam arti ekonomis, dilakukan dengan melihat ketiga unsur yang terdapat dalam kewajiban pemenuhan perpajakannya. Ketiga unsur tersebut meliputi: 1 Penanggung jawab pajak merupakan orang yang secara formal yuridis harus melunasi pajak; 2 Penanggung pajak adalah orang yang dalam faktanya memikul dulu beban pajaknya; 3 Pemikul pajak ialah orang yang menurut maksud pembuat undang-undang harus dibebani pajak. Jika ketiga unsur tersebut ditemukan pada seseorang, maka pajaknya disebut pajak langsung. Sebaliknya jika unsur tersebut terpisah atau terdapat pada lebih dari satu orang, maka pajaknya disebut pajak tidak langsung.

2. Menurut Sifat

Menurut sifatnya, pajak dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu:. a Pajak Subjektif, pajak subjektif yaitu pajak yang pengenaannya memperhatikan pada keadaan pribadi wajib pajak atau pengenaan pajak yang memperhatikan keadaan subjeknya. Contoh: Pajak Penghasilan; b. Pajak Objektif, pajak objektif merupakan pajak yang pengenaannya memperhatikan pada objeknya, baik berupa benda, keadaan, perbuatan, atau peristiwa yang mengakibatkan timbulnya kewajiban membayar pajak, tanpa memperhatikan keadaan pribadi subjek pajak Wajib pajak maupun tempat tinggal. Contoh: Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Atas Penjualan Barang Mewah. 24

3. Menurut Lembaga Pemungut