commit to user
4. Pengukuran Faktor Lingkungan Abiotik
Pada masing-masing titik sampling dilakukan pengukuran beberapa parameter lingkungan, yaitu:
a. Suhu Tanah
Pengukuran suhu tanah menggunakan termometer tanah yang ditancapkan ke dalam tanah sedalam ± 20 cm kemudian ditunggu selama 1 menit. Pengukuran
dilakukan pada pukul 09.00-11.00 WIB. b.
Suhu Udara Pengukuran suhu udara menggunakan higrometer-termometer udara. Jarak
pengukuran 50 cm di atas permukaan tanah kemudian ditunggu selama 1 menit dan dicatat suhu udaranya. Pengukuran dilakukan pada pukul 09.00-
11.00 WIB. c.
Keasaman Tanah pH Keasaman tanah diukur dengan menggunakan alat pengukur pH tester. Alat
tersebut ditancapkan dalam tanah sedalam 20 cm kemudian ditunggu selama 1 menit. Selanjutnya pH yang tertera di catat. Pengukuran dilakukan pada pukul
09.00-11.00 WIB. d.
Kadar Air Tanah Tanah diambil dari 5 titik sampling pada masing-masing stasiun sebanyak 50
g tanah per titik sampling dan kemudian dicampur sesuai dengan stasiun penelitiannya. Pengambilan sampel dilakukan pada pukul 09.00-11.00 WIB.
Kadar air tanah dihitung dengan memasukkan dua puluh gram tanah berat basah dimasukan ke dalam oven pada suhu 105 °C selama dua jam, kemudian
commit to user
tanah dikeluarkan dan ditimbang berat keringnya. Berat basah dikurangi berat kering lalu dibagi berat basah dikalikan 100 merupakan nilai persentase dari
kadar air tanah Suin, 1997. e.
Intensitas Cahaya Intensitas cahaya matahari diukur dengan lux meter. Lux meter diletakkan di
atas tanah kemudian ditunggu 1 menit sampai konstan dan dicatat intensitas cahaya mataharinya. Pengukuran dilakukan pada pukul 09.00-11.00 WIB.
f. Kelembaban Udara Relatif
Kelembaban udara diukur dengan menggunakan higrometer-termometer yang digantung setinggi ± 50 cm dari permukaan tanah kemudian ditunggu selama
1 menit dan dicatat kelembaban udaranya. Pengukuran dilakukan pada pukul 09.00-11.00 WIB.
g. Bahan Organik Tanah
Pengukuran bahan organik tanah dilakukan dengan metode Walkley dan Black. Sampel tanah kering sebanyak 1 g dimasukkan ke dalam labu takar 50
ml. Kemudian ditambahkan 10 ml H
2
SO
4
pekat dan K
2
Cr
2
O
7
1N untuk pemisahan bahan organik. Didiamkan selama 30 menit hingga dingin.
Setelah itu ditambahkan 50 ml H
3
PO
4
pekat untuk spesifikasi bahan organik dan diencerkan dengan akuades hingga tanda labu takar kemudian digoyang-
goyang hingga homogen, lalu diendapkan. Bagian yang jernih diambil sebanyak 5 ml dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer 50 ml kemudian
ditambahkan 15 ml akuades. Ditambahkan 2 tetes indikator DPA Diphenyl Alanin sebagai penunjuk adanya bahan organik. Kemudian ditritasi dengan
commit to user
FeSO
4
0,5 N hingga terjadi perubahan warna kehijauan-biru. Sebagai pembanding dibuat juga larutan blanko.
b – a x N FeSO
4
x 3 x 10 x 10077 C. Organik =
100100 + ka x sampel mg x 100
Bahan organik = C organik x 10058, b merupakan volume larutan blanko tanpa tanah, a merupakan larutan baku dengan tanah, ka merupakan kadar
air Afandie, 1987.
D. Teknik Pengumpulan Data