HASIL DAN PEMBAHASAN ANALISIS KINERJA PD. BANK PERKREDITAN RAKYAT DI WILAYAH SOLO RAYA TAHUN 2006 2008

commit to user 30

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Sejarah Berdirinya BPR di Wilayah Solo Raya

Sesuai dengan GBHN bahwa salah satu tujuan Bangsa Indonesia adalah untuk mewujudkan kesejahteraan umum. Sedangkan yang dimaksud dengan kesejahteraan umum adalah meliputi kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia baik yang ada di pusat kota maupun yang ada di daerah-daerah atau desa. Kesejahteraan yang diharapkan adalah kesejahteraan adalam segala bidang. Pembangunan adalah upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam membangun ekonomi bangsa. Dan perbankan memegang peranan penting di dalam pembangunan, karena sesuai dengan fungsinya bank adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana kepada masyarakat. Salah satu bank yang memegang peranan tersebut adalah Bank Perkreditan Rakyat. Bank Perkreditan Rakyat menurut UU No 10 Tahun 1998 secara tegas disebutkan bahwa BPR adalah Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara komersial atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak membuka jasa dalam lalulintas pembayaran seperti menerima simpanan giro, melakukan usaha dalam Valas, serta melakukan penyertaan modal . commit to user 31 1. Sumber modal BPR Sumber dana atau modal Bank Perkreditan yang kepemilikannya milik Pemerintah Daerah Tingkat II adalah sebagai berikut : b. Modal Dasar Merupakan penyertaan modal pemerintah daerah tingkat II di mana PD.BPR tersebut berdiri. Besarnya modal disetor tergantung dari kebijaksanaan pemerintah Daerah setempat atas pesetujuan DPRD tingkat II. c. Pinjaman 1 Pinjaman dari Bank Untuk melaksanakan fungsinya sebagai lembaga intermediasi, perbankan tidak hanya menggantungkan modalnya kepada pemilik, tetapi juga menjalin kerjasama dengan Bank besar. 2 Pinjaman Dana Pihak Ketiga Pinjaman dana pihak ketiga merupakan pinjaman yang dimiliki oleh BPR yang bersumber dari lembaga non bank 3 Dana Pihak Ketiga Dana pihak ketiga terdiri dari tabungan dan deposito masyarakat, yang mengendap dalam jangka waktu tertentu, dengan imbalan atau jasa yang telah ditentukan sebelumnya. commit to user 32 2. Struktur Organisasi Tujuan BPR adalah untuk membantu mengelola keuangan bagi orang yang kelebihan, kemudian menyalurkannya kepada orang yang membutuhkan dana tersebut. Dengan kata lain BPR sebagai lembaga intermediasi mengemas produk tabungan menjadi kredit bagi orang yang membutuhkan modal. Sebagai lembaga intermediasi, PD BPR di Solo Raya, harus dikelola secara profesional agar dapat menghasilkan laba secara maksimal. Untuk mewujudkan pengelolaan BPR lebih profesional, sangat dibutuhkan bagian – bagian yang terorganisir dan terstruktur, sehingga tugas pemilik dan direksi yang dipercaya untuk mengelola perusahaan menjadi lebih sempurna dan efisien. Karena keberhasilan efisiensi kinerja sumber daya yang ada di dalamnya dapat digunakan sebagai tolok ukur keberhasilan pengelolaan management masing-masing perusahaan. Direksi sebagai pengelola unit produksi suatu kegiatan ekonomi, harus dapat mengelola sumber daya secara tepat guna untuk menghindari pemborosan – pemborosan yang hampir selalu terjadi dalam setiap proses produksi. Struktur organisasi PD.BPR di Solo Raya terlihat seperti gambar di bawah ini : commit to user 33 Gambar 4. STRUKTUR ORGANISASI Sumber : Badan Pembina BPR se Solo Raya, Perkembangan Operasional BPR di Solo Raya, 2007 Adapun tugas dan tanggung jawab masing-masing adalah sebagai berikut : a. Pemilik Pemilik PD. BPR di Solo Raya adalah Kepala Daerah Tingkat II setempat b. Dewan Pengawas Sesuai dengan Perda dari masing-masing daerah yang mengatur tentang keberadaan PD BPR, maka tugas pokok dari dewan Pengawas adalah ikut serta dalam pembuatan kebijakan yang diambil oleh direktur pimpinan serta mengawasi pelaksanaan kebijakan yang dibuat. Dewas sekaligus sebagai wakil pemilik di BPR. Direksi Pemilik Dewan Pengawas SPI Staf Kabag Umum Kabag Kredit Kabag Dana Kabag Kas Staf Staf Staf commit to user 34 c. Direktur Direktur bertugas memimpin pengelolaan BPR, dalam menjalankan peraturan, kebijakan agar sesuai dengan peraturan dan UU perbankan yang berlaku. Di Solo Raya, kedudukan direktur dijalankan oleh dua orang, yakni direktur Utama dan direktur. d. Satuan Pengawas Intern SPI mempunyai tugas melakukan edit dalam rangka pengamanan harta kekayaan PD.BPR dan menilai pelaksanaan system dan prosedur yang telah ditetapkan serta menilai tingkat efektifitas dan efisiensi di masing- masing tingkat organisasi. e. Bagian Umum Bagian umum bertugas menyelenggarakan hubungan kemasyarakatan dengan unit kerja maupun investasi intern serta mengelola kearsipan dan dokumentasi.Bagian Umum juga menyajikan laporan keuangan setiap hari, bulanan, ataupun setiap hari. f. Bagian Kredit Bagian kredit adalah bagian yang merumuskan kebijakan di bidang perkreditan dan mencari sasaran-sasarannya. g. Bagian Dana Bagian ini membantu direksi dalam merumuskan kebijakan penghimpunan dana bank , merumuskan rencana kerja dan anggran di bidang pemasaran commit to user 35 serta mencari sumber dana, mengatur penggunaan dana dan bertanggung jawab atas prasarana dan sarana di lingkungan dana. 3. Produk PD.BPR di Solo Raya a. Tabungan Merupakan dana simpanan masyarakat, yang tidak terikat oleh jangka waktu tertentu, sehingga pemilik dana setiap saat dapat mengambil uangnya. Pemberian jasa atau bunga tabungan diberikan setiap akhir bulan. Prosentase suku bunga didasarkan kepada kebijakan management bank bersangkutan. b. Deposito Jangka waktu deposito terbagi dalam beberapa bagian, di mana jangka waktu penyimpanan deposito juga akan berpengaruh terhadap besarnya suku bunga yang diberikan. Pemberian besarnya suku bunga tabungan dan deposito sangat bergantung kepada kebijaksanaan intern BPR yang bersangkutan, dengan tetap berpijak kepada penetapan suku bunga maksimal simpanan di BPR oleh Lembaga Penjaminan Simpanan LPS. Dan suku bunga yang berlaku antara PD. BPR yang satu dengan yang lain terutama di wilayah Solo Raya sangat bervariasi. Misalnya : 1. Deposito jangka waktu 1 bulan, bunga 7 thn 2. Deposito jangka waktu 3 bulan, bunga 9 thn 3. Deposito jangka waktu 6 bulan, bunga 10 thn 4. Deposito jangka waktu 12 bulan, bunga 10,5 thn commit to user 36 c. Kredit Sebagaimana yang telah dipaparkan di dalam bab II, bahwa bank sebagai lembaga intermediasi memiliki fungsi mengolah dana yang telah terkumpul dalam bentuk tabungan dan deposito, kemudian menyalurkan dana tersebut dalam kredit bagi orang yang membutuhkan dana. 4. Sumber Pendapatan Sumber pendapatan PD. BPR paling utama berasal dari bunga kredit yang diberikan. Sedangkan pendapatan digolongkan dalam dua bagian : a. Pendapatan operasional Yang dikategorikan pendapatan operasional adalah : bunga kredit, provisi dan administrasi kredit, biaya penutupan rekening tabungan, Bunga tabungan dari bank lain penempatan Antar Bank . b. Pendapatan non operasional Pendapatan yang bersumber dari luar operasional perbankan, misalnya : cash back asuransi, cash back notaris, dll.

2. Analisis Data

Penelitian ini menghasilkan angka aktual dan angka target, di mana angka aktual adalah angka input-output yang dimiliki oleh PD.BPR di Solo Raya dari tahun 2006 – 2008, sedangkan angka target adalah angka yang disarankan oleh DEA, agar input-output tersebut menjadi efisien. commit to user 37 Data input-output yang diolah dengan DEA Data Envelopment Analysis ini adalah dalam jumlah jutaan rupiah. Pengolahan data ini adalah dengan system Constant returns to scale . Dalam DEA yang dimaksud dengan constant returns to scale adalah apabila unit kegiatan ekonomi menjadi frontier sudah efisien , yang diasumsikan bernilai efisiensi = 100 , sedangkan yang tidak efisien bernilai antara 0 hingga kurang dari 100 . Di dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan minimisasi input yang nanti dapat dilihat dari hasil olah data yang menunjukkan pada bagian masing-masing unit input masih memerlukan analisis lebih lanjut, sedangkan untuk masing-masing unit output semua sudah mencapai 100 , hal ini untuk memudahkan analisis. Hasil olah data terhadap PD.BPR di Solo Raya mulai tahun 2006 sampai dengan tahun 2008 adalah sebagai berikut :

1. Data Input Output

Tabel 4.1 Data Input Output PD.BPR di Solo Raya Periode 2006 – 2008 INTERMEDIASI INPUT OUTPUT Nama Bank Dana Pihak Ketiga Biaya Operasion al Biaya Opr lain Jml Tenaga Kerja Kredit Yg diberikan Pendapata n Oprs Pendpt op lain Bapas Kr.Anyar 68726757.7 17399837.7 1295775.7 85 124198945 22834058.3 130675.3 Bapas Klaten 51439106.7 9269484 741445 126 61851243.7 12227447.3 107880 Bapas Surakarta 11165416 2905466 87513.7 68 12812900.3 3235596 153355 Bapas Sukoharjo 18331827.7 7398795 774077 67.3 43539226.7 8610989 353633 Bapas Boyolali 45915111 13070000 503018 73 66198487.7 15404950 222979.3 BPR Djoko Tingkir 40916674.7 76552820.7 382079.3 35 51523431 9851956.7 227044.3 BPR Giri Suka dana 5413187.7 1191074.7 26750 41.3 5186945.7 1625806.3 12227 Sumber : Bank Indonesia,2006-2008, diolah commit to user 38 Tabel 4.1 merupakan data input output yang diambil secara rata-rata dari tahun 2006 sampai dengan 2008. Tabel di atas menunjukkan variabel-variabel input-output yang akan dianalisis di dalam penelitian ini.Dimana untuk masing- masing variabel baik input maupun output untuk masing masing bank yang akan diteliti menunjukkan angka yang sangat variatif. Akan tetapi data dalam tabel 4.1 di atas merupakan angka aktual yang belum dapat menunjukkan tingkat efisiensi unit produksi yang akan diteliti. Karena angka aktual adalah angka input-output yang dimiliki bank-bank pada tahun pengamatan Tahun 2006–2008. Tabel di atas menjadi dasar pengamatan lebih lanjut

1. Hasil Olah Data Keseluruhan

Hasil olah data keseluruhan disini merupakan hasil kinerja PD. BPR di Solo Raya dilihat dari tingkat efisiensi kinerjanya, yang diambil secara rata-rata pada tahun pengamatan, yakni tahun 2006 – 2008, yang akan disajikan dalam tabel 4.2. Dimana ketujuh PD. BPR di wilayah Soloraya sudah menunjukkan kinerja yang efisien, untuk pemilihan variabel Unit Kegiatan Analisis dalam obyek penelitian ini. Masing-masing BPR sudah menunjukkan angka 1 atau mencapai tingkat efisiensi sebesar 100 . Adapun hasilnya adalah sebagai berikut : commit to user 39 Tabel 4.2 Tingkat Efisiensi Tahap Intermediasi PD BPR Di Solo Raya Tahun 2006 – 2009 No Nama Bank Efisiensi 1 Bapas Kr.Anyar 100 2 Bapas Klaten 100 3 Bapas Surakarta 100 4 Bapas Sukoharjo 100 5 Bapas Boyolali 100 6 BPR Djoko Tingkir 100 7 BPR Giri Suka dana 100 Sumber : Bank Indonesia,2006-2008, diolah Tabel 4.2, menunjukkan bahwa pada tahap intermediasi semua PD. BPR di Solo Raya pada tahun 2006 – 2008 nilai efisiensinya sudah mencapai 100 . Nilai efisiensi yang terlihat pada tabel 4.2 didasarkan pada nilai aktual masing- masing variabel unit produksi yang diteliti, yang diambil angka rata-rata selama tiga tahun berturut-turut, yakni dari tahun 2006 sampai dengan 2008. Tabel 4.2 menunjukkan bahwa semua PD. BPR di Solo Raya pada tahun 2006 – 2008 telah sanggup mencapai tingkat efisieni yang optimal yaitu sebesar 100 pada tahap intermediasi. Jadi sudah tidak ada lagi pemborosan dalam penggunaan input-inputnya atau dapat dikatakan juga bahwa pemanfaatan semua inputnya sudah efisien dan juga sudah mampu memanfaatkan secara optimal 100 kemampuan berproduksi yang dimiliki untuk mencapai tingkat output yang efisien efisiensi = 100 . Dapat dikatakan bahwa pada tahap intermediasi pada tahun 2006 – 2008, pihak pengambil kebijakan atau pihak managemen sudah efisien dalam mengelola input output yang commit to user 40 dimilikinya. Karena PD. BPR di Solo Raya secara keseluruhan telah mampu mengelola output inputnya secara efisien, disarankan untuk mempertahankan tingkat efisiensinya yang sudah mencapai 100 . Adapun cara yang ditempuh adalah dengan cara, dalam penggunaan input-inputnya harus sesuai dengan angka target atau lebih baik lagi kalau input-input yang dipergunakan lebih kecil dari angka target. Kemampuan potensial berproduksi dapat ditingkatkan lagi atau dengan kata lain output yang diproduksi ditingkatkan sehingga lebih besar dari angka target.

2. Hasil Olah Data Per BPR

a. PD. BPR Klaten Untuk mengetahui tingkat efisiensi tahap intermediasi PD. Bapas Klaten adalah sebagai berikut : Tabel 4.3 Tingkat Efiiensi Tahap Intermediasi PD. Bank Pasar Klaten Tahun 2006 - 2008 Sumber : Bank Indonesia,2006-2008, diolah Tahun 2006 No Variabel Tingkat Efisiensi To Gain Tahun 2007 Tahun 2008 1 I Dana Pihak Ketiga 97.10 2.90 100 100 2 I Biaya Operasional 97.10 2.90 100 100 3 I Biaya Operasional Lainnya 93.90 6.10 100 100 4 I Jml Tenaga Kerja 35.60 64.40 100 100 5 O Kredit yang diberikan 83.80 19.30 100 100 6 O Pendapatan Operasional 100 0.0 100 100 7 O Pendapatan Non Operasional Lainnya 63.20 58.30 100 100 commit to user 41 Tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa PD. Bank Pasar Klaten telah menujukkan rata-rata kinerjanya pada tahap intermediasi, sudah efisen untuk tahun 2007 dan 2008, sedangkan pada tahun 2006 managemen PD. Bank Pasar Klaten belum efisiensi kinerjanya. Di mana nilai efisiensinya hanya mencapai 97,06 . Akan tetapi pada tahun berikutnya nilai efisiensinya pada tahap intermediasi sudah mencapai 100 . Pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa pada tahun 2006. PD Bank Pasar Klaten belum mampu mengelola input outputnya pada tahap intermediasi secara efisien, nilai efisiensinya adalah 97,06 . Hal ini berarti, bahwa PD. Bank Perkreditan milik Pemerintah Daerah Klaten, masih melakukan pemborosan pada setiap variabel input maupun outputnya. Pada tahap intermediasi ini PD. Bapas Klaten pada tahun 2006 masih melakukan pemborosan pada setiap inputnya, di mana dari tabel 4.3 untuk dana pihak ketiga masih melakukan pemborosan sebesar 2,90 , biaya operasional pemborosan sebesar 2,90 , biaya non operasional pemborosan sebesar 6,10 , serta tenaga kerja sebesar 64,40 . Dengan hasil pengolahan data tahun 2006 dengan analisis DEA, pada tahap intermediasi ternyata dengan jumlah tenaga kerja yang mencapai angka aktual sebesar 122, sedangkan angka targetnya hanya sebesar 43,4 , tenaga kerjanya belum mampu mengelola inputnya seminimal mungkin untuk dapat mencapai nilai efisiensi outputnya sebesar 100 . commit to user 42 Pada tahun 2006 PD. Bapas Klaten harus melakukan minimisasi input, misalnya dengan menghemat biaya – biaya baik itu untuk biaya operasional aataupun non operasional, serta memaksimalkan peran tenaga kerjanya agar dapat mengelola faktor-faktor produksinya agar dapat mencapai output yang maksimal. Seperti digambarkan pada tabel berikut ini : Tabel 4.4 Tingkat Efisiensi Tahap Intermediasi PD. Bank Pasar Klaten Tahun 2006 No VARIABEL BANK RUJUKAN 24,301,811,000 714,365,800 1 Input Dana Pihak Ketiga 97.1 7,320,632,000 215,194,200 2 Input Biaya operasional 93.9 623,197,000 37,728,700 3 Input Biaya Operasional Lainnya 93.9 122 79 4 Input Jumlah tenaga Kerja 35.6 37,950,996,000 7,318,453,500 5 Output Kredit Yang diberikan 83.8 9,120,269,000 9,120,269,000 6 Output Pendapatan Operasional 100.0 104,815,000 57,133,000 7 Output Pendapatan Operasional Lainnya 63.2 PD.Bank Karanganyar, PD Bank Pasar Surakarta Sumber : Bank Indonesia,2006, diolah commit to user 43 Di mana pada tabel 4.4 di atas jelas terlihat hasil analisis data, yang menunjukkan tingkat efisiensi kinerja pada tahapan intermediasi PD. Bapas Klaten pada tahun 2006, yang cara membacanya misalnya pada variabel inputnya PD Bapas. Klaten seperti Dana Pihak Ketiga, pihak bank belum dapat mengelola secara efisien, dimana pada dana pihak ketiga pihak bank masih melakukan pemborosan sekitar 714.365.800. Sama halnya dengan variabel input lainnya seperti biaya operasional, biaya operasional lainnya, serta jumlah tenaga kerja, pada tahap intermediasi Bapas Klaten masih harus melakukan efisiensi agar nilai efisiensinya 100 atau sama dengan 1, dengan jalan merujuk pada PD. Bapas Karanganyar serta PD. Surakarta yang nilai efisiensinya sudah mencapai 100 . Sedangkan untuk variabel outputnya seperti kredit yang diberikan, dan pendapatan non operasionalnya, pihak bank belum mengelola secara maksimal dimana angka efisiensinya masih kurang dari 1 atau 100 . Pihak Bank masih harus menyesuaikan angka aktualnya sesuai dengan angka target dalam dalam tahun pengamatan ini. Dan untuk pendapatan operasional tingkat efisiensi nya telah mencapai 100 . Pada tahun 2007 – 2008 PD. Bapas Klaten sudah menunjukkan kinerja yang bagus, di mana bank telah mampu mengelola secara efisien, Dimana nilai efisiensinya adalah 100 atau sama dengan 1. commit to user 44 Walaupun dalam perkembangannya Bank telah mampu mengelola input outnya secara efisien, untuk selanjutnya diharapkan dengan input yang ada mampu menghasilkan output yang lebih maksimal. b. PD.Bank Pasar Karanganyar Tabel 4.5 Tingkat Efiiensi Tahap Intermediasi PD. Bank Pasar Karanganyar Tahun 2006 - 2008 Efisiensi No Variabel 2006 2007 2008 1 Dana Pihak Ketiga 100 100 100 2 Biaya Operasional 100 100 100 3 Biaya Operasional Lainnya 100 100 100 4 Jumlah Tenaga Kerja 100 100 100 5 Kredit yang diberikan 100 100 100 6 Pendapatan Operasional 100 100 100 7 Pendapatan Non Operasional Lainnya 100 100 100 Sumber : Bank Indonesia,2006-2008, diolah Tabel 4.5 menunjukkan bahwa pada tahun 2006 sampai dengan tahun 2008 PD. Bank Pasar Karanganyar telah berhasil di dalam mengelola input outputnya secara efisien, dimana tingkat efisiensi untuk variable input dan output sudah mencapai 100 . Pada tahun pengamatan tersebut, bank sudah tidak melakukan pemborosan pada unit inputnya, dan telah berhasil dalam menghasilkan output dengan hasil yang telah sesuai dengan angka target. Walaupun kenyataannya, kinerja bank dilihat dari efisiensinya telah berhasil, akan tetapi dalam perkembangannya dari tahun ketahun bank harus tetap mempertahankan efisiensi kinerjanya dengan cara tidak commit to user 45 melakukan pemborosan lebih besar lagi pada unit inputnya agar output yang dicapai menjadi lebih maksimal. Selain itu PD. Bank Pasar Karanganyar harus juga memperhatikan faktor –faktor di luar input output. c. PD. Bank Pasar Surakarta Tabel 4.6 Tingkat Efiiensi Tahap Intermediasi PD. Bank Pasar Surakarta Tahun 2006 - 2008 Efisiensi No Variabel 2006 2007 2008 1 Dana Pihak Ketiga 100 100 100 2 Biaya Operasional 100 100 100 3 Biaya Operasional Lainnya 100 100 100 4 Jml Tenaga Kerja 100 100 100 5 Kredit yang diberikan 100 100 100 6 Pendapatan Operasional 100 100 100 7 Pendapatan Non Operasional Lainnya 100 100 100 Sumber : Bank Indonesia,2006-2008, diolah Kinerja PD. Bank Pasar Surakarta dilihat dari tingkat efisiensinya ditunjukkan dalam table 4.6 di atas. PD. Bank Pasar Surakarta menurut tabel di atas telah berhasil dalam mengelola input outputnya pada tahun 2006 – 2008, di mana tingkat efisiensinya telah mencapai nilai 100 untuk setiap unit input maupun outputnya. Pada tahun pengamatan dalam penelitian ini, PD. Bapas Surakarta sudah tidak melakukan pemborosan dalam mengelola inputnya, sehingga nilai outputnya menjadi maksimal. commit to user 46 Untuk mempertahankan agar tingkat efisiensinya pada tahap intermediasi nilainya tetap 100 , maka pihak pengelola bank selain lebih menekan angka pemborosan dalam mengelola inputnya, pengaruh dari luar juga harus menjadi titik perhatian, agar output yang dihasilkan menjadi lebih maksimal. d. PD. Bank Pasar Sukoharjo Tabel 4.7 Tingkat Efiiensi Tahap Intermediasi PD. Bank Pasar Sukoharjo Tahun 2006 - 2008 Efisiensi No Variabel 2006 2007 2008 1 Dana Pihak Ketiga 100 100 100 2 Biaya Operasional 100 100 100 3 Biaya Operasional Lainnya 100 100 100 4 Jml Tenaga Kerja 100 100 100 5 Kredit yang diberikan 100 100 100 6 Pendapatan Operasional 100 100 100 7 Pendapatan Non Operasional Lainnya 100 100 100 Sumber : Bank Indonesia,2006-2008, diolah Tabel 4.7 menunjukkan bahwa PD. Bank Pasar Sukoharjo sudah berhasil dalam mengelola input outputnya dengan baik, dimana nilai efisiensinya telah mencapai 100 , artinya bank dalam mengelola input outputnya, angka actual pada tahun pengamatan penelitian ini, telah sesuai dengan angka yang ditargetkan. Untuk mendapatkan nilai output yang lebih maksimal bank harus tetap menekan input atau meminimasi input. Sebaliknya apabila ada commit to user 47 kenaikan pada nilai inputnya, yang harus dilakukan bank adalah maksimisasi output, agar nilai efisiensi yang dicapai tetap 100 . e. PD. Bank Pasar Boyolali Tabel 4.8 Tingkat Efiiensi Tahap Intermediasi PD. Bank Pasar Boyolali Tahun 2006 - 2008 Efisiensi No Variabel 2006 2007 2008 1 Dana Pihak Ketiga 100 100 100 2 Biaya Operasional 100 100 100 3 Biaya Operasional Lainnya 100 100 100 4 Jml Tenaga Kerja 100 100 100 5 Kredit yang diberikan 100 100 100 6 Pendapatan Operasional 100 100 100 7 Pendapatan Non Operasional Lainnya 100 100 100 Sumber : Bank Indonesia,2006-2008, diolah Tabel 4.8 menunjukkan kinerja PD. Bank Pasar Boyolali dilihat dari tingkat efisiensinya sudah menunjukkan kinerja yang bagus atau efisien, karena berdasarkan penelitian pada tahun pengamatan yakni tahun 2006 – 2008 tingkat efisiensinya mencapai 100 . Artinya bank sudah tidak melakukan pemborosan dalam mengelola input-inputnya atau angka aktualnya sudah sesuai dengan angka target di dalam pengolahan data- datanya, sehingga dalam tabel 4.8 ditunjukkan tingkat efisiensinya adalah 100 . Demikian pula dengan output yang dicapai juga menunjukkan nilai 100 . commit to user 48 f. PD. BPR Djoko Tingkir Tabel 4.9 Tingkat Efiiensi Tahap Intermediasi PD. BPR Djoko Tingkir Tahun 2006 - 2008 Efisiensi No Variabel 2006 2007 2008 1 Dana Pihak Ketiga 100 100 100 2 Biaya Operasional 100 100 100 3 Biaya Operasional Lainnya 100 100 100 4 Jml Tenaga Kerja 100 100 100 5 Kredit yang diberikan 100 100 100 6 Pendapatan Operasional 100 100 100 7 Pendapatan Non Operasional Lainnya 100 100 100 Sumber : Bank Indonesia,2006-2008, diolah Tabel 4.8 menunjukkan kinerja PD. BPR Djoko Tingkir Sragen dilihat dari tingkat efisiensinya sudah menunjukkan kinerja yang bagus atau efisien, karena berdasarkan penelitian pada tahun pengamatan yakni tahun 2006 – 2008 tingkat efisiensinya mencapai 100 . Artinya bank sudah tidak melakukan pemborosan dalam mengelola input-inputnya atau angka aktualnya sudah sesuai dengan angk target di dalam pengolahan data-datanya, sehingga dalam tabel 4.8 ditunjukkan tingkat efisiensinya adalah 100 . Demikian pula dengan output yang dicapai juga menunjukkan nilai 100 . commit to user 49 g. PD. BPR Giri Sukadana Hasil penelitian di PD. BPR Giri Sukadadana adalah sebagai berikut : Tabel 4.10 Tingkat Efiiensi Tahap Intermediasi PD. BPR Giri Sukadana Tahun 2006 - 2008 Efisiensi No Variabel 2006 2007 2008 1 Dana Pihak Ketiga 100 100 100 2 Biaya Operasional 100 100 100 3 Biaya Operasional Lainnya 100 100 100 4 Jml Tenaga Kerja 100 100 100 5 Kredit yang diberikan 100 100 100 6 Pendapatan Operasional 100 100 100 7 Pendapatan Non Operasional Lainnya 100 100 100 Sumber : Bank Indonesia,2006-2008, diolah Berdasarkan hasil olah data untuk PD BPR Giri Sukadana dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2008 sudah menunjukkan efisiensi 100 untuk tahap intermediasi, seperti yang telah disajikan dalam tabel 4.10. Dari tabel 4.10 tersebut di atas dapat dilihat hasil pengamatan pengelolaan input output PD BPR Giri Sukadana tahun 2006- 2008 pada tahap intermediasi, tingkat efisiensinya sudah mencapai 100 . Hal ini dapat dikatakan bahwa PD.BPR Giri Sukadana sudah berhasil di dalam mengelola factor-faktor produksinya yang kemudian disebut sebagai variabel input outputnya secara maksimal, yakni dengan meminimalkan input untuk mencapai output yang maksimal. commit to user 50

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN