Komunikasi antara guru dan siswa dalam mengurangi tingkat kenakalan siswa di SMAN 74 Jakarta

KOMUNIKASI ANTARA GURU DAN SISWA
DALAM MENGURANGI TINGKAT KENAKALAN SISWA
DI SMA-N 74 JAKARTA

Skripsi

Oleh:
Hari Styioko
NIM: 205051000461

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011

ABSTRAK
Nama : Hari Styioko
Nim : 205051000461
Komunikasi Antar Pribadi Guru dan Siswa Dalam Mengurangi
Tingkat Kenakalan Siswa di SMA-N 74 Jakarta

Kenakalan siswa meliputi semua perilaku yang menyimpang dari normanorma sosial yang dilakukan siswa. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya
sendiri. Berbagai macam kenakalan siswa yang ditunjukkan akhir-akhir ini seperti
perkelahian secara perorangan atau kelompok, mabuk-mabukkan, pemerasan dan
lain-lain. Oleh karena itu peran seorang Guru BK sangat diperlukan disetiap
sekolah, baik sekolah negeri maupun swasta. Pentingnya komunikasi yang
dibangun oleh guru terhadap siswanya akan mempengaruhi dampak dan
mengurangi tingkat kenakalan siswa disekolah tersebut.
Itulah sebabnya penulis tertarik meneliti tentang komunikasi yang terjalin
antara Guru BK dan siswa, seberapa efektifkah komunikasi antar pribadi yang
dilakukan guru dengan siswa, motivasi apa yang diberikan dan manfaat
bimbingan konseling sehingga dapat mengurangi tingkat kenakalan siswa.
Metode penelitian yang penulis gunakan adalah deskriptif kualitatif.
Metode penelitian ini menggunakan perspektif (pemahaman, interpretasi
penafsiran, dan eksplorasi) dilaksanakan menggunakan tehnik dokumentasi,
observasi, dan wawancara.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah komunikasi antar pribadi antara guru
dan siswa berjalan efektif. Karena setiap permasalahan yang terjadi pada siswa
disekolah tersebut dapat diselesaikan denga baik. Selain itu komunikasi dengan
orang tua siswa pun terjalin dengan baik. Siswa bisa bekerja sama dengan orang
lain memahami perbedaan, menerima kekurangan orang lain dan tidak selalu

menyalahkan orang lain. Pemberian motivasi dalam belajar secara perlahan
merubah siswa dalam menerima materi belajar dari sekolah. Manfaat yang
diterima siswa pun dari bimbingan konseling berbeda-beda baik secara langsung
maupun tidak langsung.

i

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulillah, adalah kata yang terucap dari lisan penulis. Puji dan syukur
atas segala nikmat hidup yang telah Allah SWT berikan, sehingga penulis bisa
menyelesaikan tanggung jawab akademis yaitu penulisan skripsi yang sederhana
ini. Dengan judul “Komunikasi Antara Guru dan Siswa Dalam Mengurangi
Tingkat Kenakalan Siswa di SMA-N 74 Jakarta”.
Salawat serta salam tidak lupa dihaturkan penulis kepada baginda
Rasulullah Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabatnya. Tidak lupa do’a
terhadap kaum muslimin-muslimat yang telah wafat di jalan magfirah Allah SWT.
Terima kasih kepada semua yang telah memberikan dukungan moril
maupun materil, baik pada saat aktif kuliah maupun pada saat mengerjakan

skripsi. Begitu banyak ucapan terima kasih yang ingin penulis sampaikan, karena
tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, skripsi ini tidak akan selesai. Ucapan
trima kasih yang begitu besar dihaturkan kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDKOM) Dr. H.
Arief Subhan, M.A, Pudek I Drs. Wahidin Saputra, M.A, Pudek II Drs. H.
Mahmud jalal, M.A, dan Pudek III Drs. Study Rizal LK, M.A, yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengaplikasikan ilmu yang
telah diperoleh dalam bentuk karya tulis semoga Allah SWT memberikan
balasan yang setimpal.

ii

2. Ketua Program Non Regular Dra. Asriati Jamil, M.Hum, yang sekaligus
merangkap sebagai dosen pembimbing angkatan dan pembimbing skripsi
yang selalu sabar dalam melakukan bimbingan serta selalu menyempatkan
waktunya untuk mengoreksi skripsi.
3. Dra. Musfirah Nurlaily, M.A, selaku sekretaris Program Non Regular yang
selalu memberikan motivasi kepada saya.
4. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, yang telah
banyak memberikan ilmu pengetahuannya pada saat penulis aktif kuliah

maupun pada saat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
5. Petugas perpustakaan yang aktif sehingga membantu penulis dalam
mencari data dan referensi dalam pembuatan skripsi.
6. Bapak Tugimin (Alm), semoga Bapak bisa merasakan kebahagian di alam
akhirat atas apa yang telah aku capai saat ini. Terima kasih Ibu buat do’a
mu yang tidak pernah berhenti untuk selalu mendo’akan anak-anakmu.
Kakakku tersayang.
7. Sahabat-sahabat KPI 2005, kapan kita ke kota kembang lagi ?
8. KKS 2008, Desa Pamijahan and Goes to Anyer.

iii

DAFTAR ISI

ABSTRAK………………………………………………………………………...i
KATA PENGANTAR……………………………………………………………ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………......iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.............................................................1
B. Batasan dan Rumusan Masalah………………………………..7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian………………………………..7
D. Tinjauan Pustaka………………………………………………8
E. Metodologi Penelitian…………………………………………8
F. Sistematika Penulisan………………………………………...10

BAB II

LANDASAN TEORI
A. Komunikasi Antar Pribadi……………………………………12
1. Komunikasi Antar Pribadi……………………………12
2. Bentuk Komunikasi Antar Pribadi…………………...20
3. Efektifitas Komunikasi Antar Pribadi………………..22
4. Teori Penetrasi Sosial………………………………...24
B. Kenakalan Siswa……………………………………………..26

BAB III

GAMBARAN UMUM SMA-N 74 JAKARTA

A. Profil SMA-N 74 Jakarta…………………………………….30
1. Sejarah SMA-N 74 Jakarta…………………………..30
2. Visi dan Misi………………………………………....34

iv

3. Struktur Organisasi Sekolah………………………….35
4. Nama Guru dan Tugas Mengajar…………………….37
B. Kegiatan Akademik………………………………………….37
C. Profil Guru BK SMA-N 74 Jakarta………………………….42
BAB IV

HASIL ANALISIS DATA LAPANGAN
A. Bentuk Komunikasi Antara Guru dan Siswa………………...44
B. Efektifitas Antara Guru dan Siswa…………………………..45

BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………..54

B. Saran…………………………………………………………57

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..58
LAMPIRAN

v

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Komunikasi merupakan sarana paling utama dalam kehidupan
manusia, yang berarti tak ada seorang pun yang dapat menarik diri dari proses
ini baik dalam fungsinya sebagai individu maupun makhluk sosial.
Komunikasi itu sendiri ada dimana-mana seperti dirumah, sekolah, kantor,
rumah sakit, dan disemua tempat yang melakukan sosialisasi. Artinya hampir
seluruh kegiatan manusia selalu tersentuh komunikasi. Banyak pakar menilai
bahwa komunikasi adalah suatu kebutuhan yang sangat fundamental bagi
seseorang dalam hidup bermasyarakat.1
Menurut Onong Uchjana Effendi istilah komunikasi berasal dari

perkataan inggris yaitu Communication yang bersumber dari bahasa latin
Communication yang berarti pemberitahuan atau pertukaran pikiran makna
asli dari Communicatio adalah communis yang artinya adalah sama atau
kesamaan arti.2
Salah satu tujuan komunikasi adalah menggerakkan orang lain untuk
melakukan sesuatu. Sesuatu itu dapat bermacam-macam, mungkin bisa berupa
kegiatan. Melalui komunikasi orang dapat merencanakan masa depannya,
membentuk kelompok dan lain-lain. Dengan komunikasi manusia dapat
menyampaikan informasi, opini, dan pendapatnya.
1

Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta : PT. Rajagrafindo Utama, 2007)

2

Onong Uchjana Effendi, Spektur Komunikasi, (Bandung : Bandar Maju, 1992) h.4

h.1

1


2

Komunikasi itu sendiri bisa terjadi secara langsung dan tidak langsung.
Komunikasi langsung dapat dilakukan secara langsung berbicara dengan
lawan bicara kita. Komuikasi ini, sangat efektif untuk mengetahui tanggapan
lawan bicara kita. Kemudian selain itu, ada komunikasi tidak lansung.
Biasanya, orang berkomunikasi lewat email, surat menyurat, dan SMS.
Komunikasi ini adalah komunikasi secara tidak langsung. Komunikasi tidak
langsung memang efisien, tapi lebih dianjurkan untuk melakukan komunikasi
secara lansung (face to face), karena jika komunikasi itu dilakukan secara
langsung, maka kedua belah pihak lebih memahami informasi yang diberikan,
selain itu lebih mengenal karakteristik lawan bicara kita, sehingga resiko salah
paham dapat diminimalisir.
Pada sisi lain komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan
dari sumber kepada penerima melalui saluran atau media dengan tujuan agar
terjadi perubahan terhadap diri orang yang menerima pesan tersebut.
Komunikasi sebagai suatu proses tersendiri atas komponen-komponen yakni
komunikator, pesan, saluran, komunikan dan efek atau pengaruh. Selain
komponen tersebut, komponen lain yang turut menentukan berhasil tidaknya

suatu komunikasi yaitu tanggapan balik lingkungan dan gangguan yang saling
terkait satu dengan yang lainnya.
Namun pada kenyataannya, dari berbagai macam komunikasi.
Komunikasi Antar Pribadi adalah komunikasi yang sangat berpengaruh dalam
kehidupan sehari-hari. Karena komunikasi antar pribadi adalah komunikasi
yang berlangsung dalam situasi tatap muka antara dua orang atau lebih, baik

3

secara terorganisasi maupun pada kerumunan orang.3 Bentuk khusus dari
komunikasi antar pribadi ini adalah komunikasi yang melibatkan hanya dua
orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap
reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal ataupun nonverbal.
Komunikasi antar pribadi berlangsung antar dua individu, karenanya
pemahaman

komunikasi

dan


hubungan

antar

pribadi

menempatkan

pemahaman mengenai komunikasi dalam proses psikologis. Setiap individu
dalam tindakan komunikasi memiliki pemahaman dan makna pribadi terhadap
setiap hubungan dimana dia terlibat didalamnya.
Dalam sudut pandang psikologis Komunikasi antar pribadi merupakan
kegiatan yang melibatkan dua orang atau lebih yang memiliki tingkat
kesamaan tertentu, katakanlah laki-laki dan perempuan. Mereka secara
individual dan serempak memperluas diri pribadi masing-masing ke dalam
tindakan komunikasi melalui pemikiran, perasaan, keyakinan, atau dengan
kata lain melalui proses psikologi mereka.
Hal terpenting dari aspek psikologi dalam komunikasi adalah asumsi
bahwa diri pribadi individu terletak dalam diri individu dan tidak mungkin
diamati secara langsung. Artinya dalam komunikasi antar pribadi pengamatan
terhadap seseorang dilakukan melalui perilakunya dengan mendasarkan pada
persepsi si pengamat. Dengan demikian aspek psikologi mancakup
pengamatan pada dua dimensi, yaitu internal dan eksternal. Fungsi psikologi
dari komunikasi adalah untuk menginterpretasikan tanda-tanda melalui
3

http://www.lusa.web.id / Komunikasi-antar-Pribadi-interpersonal-Communication/ Tgl.
26 oktober 2009

4

tindakan atau perilaku yang dapat diamati. Proses interpretasi ini setiap
individu berbeda. Karena setiap individu memiliki kepribadian yang berbeda,
yang terbentuk karena pengalaman yang berbeda pula.
Komunikasi antar pribadi sangat potensial untuk menjalankan fungsi
instrumental sebagai alat untuk mempengaruhi atau membujuk orang lain.
Karena kita dapat menggunakan kelima alat indera kita untuk mempertinggi
daya bujuk pesan yang kita komunikasikan kepada komunikan kita. Sebagai
komunikasi yang paling lengkap dan paling sempurna, komunikasi antar
pribadi berperan penting hingga kapanpun, selama manusia mempunyai
emosi.
Fungsi komunikasi antar pribadi tidak sebatas pertukaran informasi
atau pesan saja, tetapi merupakan kegiatan individu dan kelompok mengenai
tukar-menukar data, fakta dan ide-ide agar komunikasi dapat berlangsung
secara efektif dan informasi yang disampaikan oleh komunikator dapat
diterima dengan baik, maka komunikator perlu menyampaikan pola
komunikasi yang baik pula. 4
Pentingnya komunikasi antar pribadi dalam kehidupan manusia tidak
dapat dipungkiri, begitu juga halnya dalam suatu lembaga organisasi. Yang
mana organisasi merupakan suatu wadah, sekumpulan orang yang mempunyai
kepentingan dan tujuan yang sama, dimana dalam aktifitasnya membutuhkan
pembagian kerja untuk mencapai tujuan organisasi, tentunya dibutuhkan
komunikasi yang baik bagi anggotanya.
4

h.7

Asnawir dan Basyirudin Usman, Media Pembelajaran (Jakarta : Ciputat Press, 2002)

5

Salah satu organisasi yang dimaksud ialah menggunakan sarana atau
tempat yang ada dan dikenal oleh masyarakat luas yaitu Sekolah. Sekolah
merupakan lembaga organisasi yang bertujuan meningkatkan pengetahuan
mengenai etika, moral, serta kedisiplinan. Peningkatan pengetahuan disini
tidak lepas dari prestasi belajar seseorang dalam hal ini adalah siswa tidak
hanya itu saja, prestasi belajar siswa harus disertai dengan etika dan moral
yang baik, yang akhirnya dapat menumbuhkan sikap kedisiplinan. Dalam
upaya pencapaian tujuan pendidikan disekolah tersebut, maka peranan
kredibilitas yang dimiliki oleh seorang guru dalam mendidik siswa dalam
proses belajar mengajar sangatlah penting untuk meingkatkan kualitas siswa
dalam prestasi belajar dan prestasi etika, moral, sikap, dan tingkah laku.
Sekolah memerlukan guru yang memiliki kompetisi mengajar dan
mendidik, yang inovatif, yang kreatif, yang cukup waktu untuk menekuni
tugas profesionalnya, yang dapat menjaga wibawanya dimata para siswanya.
Jadi guru merupakan faktor kunci keberhasilan pelaksanaan pendidikan dan
pengajaran, artinya segala kebijakan rencana inovasi gagasan pendidikan yang
ditetapkan untuk mewujudkan cita-cita pendidikan nasional, yang pada
akhirnya mutu pelaksanaan terletak ditangan guru. Adapun dalam belajar
mengajar proses penyampaian pesan sumbernya bisa dari murid, guru, dan
lain sebagainya. Media pendidikan adalah salurannya, dan penerimanya
adalah murid.5

5

H.M. Alisufsabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta : UIN Jakarta, 2005), h.11

6

Pelajar atau siswa adalah seseorang yang sedang menginjak usia
remaja, yang merupakan masa transisi dari kanak-kanak ke dewasa. Siswa
menengah umum ini rata-rata berusia 15 sampai 18 tahun. Pada usia inilah
akan timbul berbagai macam gejolak jiwa, keragu-raguan yang dapat
menimbulkan kesulitan-kesulitan dalam dirinya. Kesulitan-kesulitan yang
datang tentu akan menyebabkan rasa ketidakpuasan siswa yang dapat
mengganggu konsentrasi belajar. Permasalahan ini membuat tugas sebagai
pengajar menjadi lebih berat, karena guru harus menghadapi berbagai
perbedaan sifat dan sikap secara individual.
Dengan komunikasi antar pribadi secara persuasif dan efektif antara
guru

kepada

siswanya

diharapkan

akan

membantu

memotivasi,

menggerakkan, serta mendorong siswa untuk lebih giat belajar, karena dengan
komunikasi antar pribadi yang berjalan dengan baik, maka akan membuat
siswa lebih komunikatif dan mau bekerja sama untuk lebih giat sehingga
rencana dan tujuan dari sekolah akan tercapai yaitu menciptakan siswa yang
bermutu.
Adapun syarat utama terjadinya komunikasi adalah adanya interaksi
antara komunikator dengan komunikan. Karena komunikasi adalah proses
penyampaian pesan atau pemindahan informasi dari komunikator kepada
komunikan untuk mencapai suatu tujuan yang digunakan oleh komunikator.
Untuk itu penulis menuangkan dalam bentuk penelitian yang berjudul
“KOMUNIKASI ANTARA GURU DAN SISWA DALAM MENGURANGI
TINGKAT KENAKALAN SISWA DI SMA-N 74 JAKARTA”

7

B. Batasan dan Rumusan Masalah
Memperhatikan luasnya masalah yang diuraikan, maka penulis
membatasi pada komunikasi antar pribadi yang terjadi antara Guru BP dengan
Siswa kelas XI dalam mengurangi tingkat kenakalan siswa di SMA-N 74
Jakarta Selatan.
Adapun rumusan masalah yang diteliti yaitu:
1. Bagaimana bentuk komunikasi antar pribadi antara guru dan siswa dalam
mengurangi tingakat kenakalan siswa di SMA-N 74 Jakarta?
2. Bagaimana efektifitas komunikasi antar pribadi dalam mengurangi tingkat
kenakalan siswa di SMA-N 74 Jakarta ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian.
1. Tujuan Penelitian
a. Mengetahui efektifitas komunikasi antar pribadi dalam mengurangi
tingkat kenakalan siswa di SMA 74.
b. Motivasi apa saja yang diberikan untuk mengurangi tingkat kenakalan
Siswa.
c. Apa manfaat setelah melakukan binbingan konseling
2. Manfaat Penelitian.
a. Sebagai usaha untuk memperdalam pengetahuan mengenai hal-hal
yang berhubungan dengan peningkatan profesi sebagai bidang garapan
penulis dan merupakan bahan acuan serta perbandingan bagi studi
dalam usaha mengembangkan keilmuan yang sesuai bidangnya.

8

b. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi dan
dokumentasi ilmiah, dan dalam rangka meningkatkan sebuah andil
khusus para pengajar dalam memberikan pendidikan. Maka skripsi ini
diharapkan mampu memberikan evaluasi terhadap seluruh aktivitas
pendidikan tentang hal mana yang harus dapat dipertahankan atau
dapat diperbaiki sehingga keberadaan pengajar di SMA-N 74 dapat
lebih meningkat lagi dengan baik dan sempurna.

D. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka ini hasil membaca buku, internet, skripsi penelitian
mahasiswi Rosalina tahun 2009 dengan judul “Pola Komuikasi Guru dan
Murid pada lembaga Bimbingan Belajar Bintang Pelajar”.

E. Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif, yaitu
metode yang sangat bergantung kepada perspektif yang digunakan serta
permasalahan

yang

diteliti

dalam

rangka

melakukan

deskripsi

(penggambaran), verstehen (pemahaman dan pemakanaan), interpretasi
(penafsiran), pengembangan dan eksplorasi.6
1. Tempat Penelitian
SMA-N 74 yang terletak di Jl. Dharma Putra XI Kebayoran Lama,
Jakarta Selatan
6

Prayogo Imam Suryo, Metodologi Penelitian Sosial Agama, (Bandung; PT Remaja
Rosdakarya, 2001) h.101-102

9

2. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian adalah orang yang dapat memberikan informasi,
yaitu orang yang berkaitan langsung dengan Pendidikan di sekolah. Dan
Objek penelitiannya adalah bentuk dan efektifitas komunikasi antar
pribadi guru dalam mengurangi tingkat kenakalan siswa.
3. Pengumpulan Data Penelitian
a. Observasi
Observasi yaitu pengamatan dan pencatatan dengan sistematis
terhadap fenomena-fenomena yang diteliti. Dalam hal ini penulis
secara langsung mengamati terhadap objeknya dengan dibantu
seperangkat alat seperti tape recorder, buku catatan, dan lain-lain yang
semua itu dilakukan dengan datang langsung ke SMA-N 74.
b. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.
Percakapan ini dilakukan oleh dua belah pihak, yaitu pewawancara
(interview) yang mengajukan pertanyaan dan yang terwawancara
(interviewel) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.
c. Dokumentasi
Dalam

melakukan

wawancara

pada

orang-orang

yang

bersangkutan (nara sumber) peneliti langsung mengumpulkan datadata untuk dijadikan dokumen.

10

d. Tehnik Analisis Data
Dari data yang dikumpulkan, kemudian dianalisis dan
diinterpetasikan. Adapun metode yang dipakai dalam menganalisis
data dengan menggunakan metode analisis deskriptif, maksudnya cara
melaporkan data dengan menerangkan dan memberikan gambaran
mengenai data yang telah terkumpul secara apa adanya dan kemudian
data tersebut disimpulkan.

F. Sistematika Penulisan
Dalam rangka penyelesaian skripsi ini penulis membuat sistematika
untuk mempermudah pembahasan antara lain :
Bab I

PENDAHULUAN
Bab pertama ini akan menjelaskan mengenai latar belakang
masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian, sistematika
penulisan.

Bab II

LANDASAN TEORI TENTANG
Bab kedua ini akan menjelaskan mengenai pengertian
komunikasi antar pribadi, proses komunikasi antar pribadi,
efektifitas komunikasi antar pribadi, penetrasi sosial, serta
kenakalan siswa.

11

Bab III

GAMBARAN UMUM SMA-N 74 JAKARTA
Bab ketiga ini akan menjelaskan tentang sejarah dan
perkembangan,

visi

dan

misi,

struktur

organisasi,

kepengurusan, program kerja, serta sarana dan prasarana SMAN 74 Jakarta
Bab IV

HASIL PENELITIAN
Bab keempat ini menjelaskan tentang efektifitas komunikasi
antar pribadi guru dan siswa. Motivasi siswa dalam belajar
serta manfaat bimbingan konseling.

Bab V

PENUTUP
Bab kelima ini menjelaskan tentang kesimpulan dari hasil
penelitian serta saran-saran dari hasil penelitian

.

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Komunikasi Antar Pribadi
1. Komunikasi Antar Pribadi
Pada hakikatnya setiap manusia suka berkomunikasi dengan
manusia lain, karena manusia merupakan makhluk sosial yang dalam
kehidupannya selalu ditandai dengan pergaulan antar manusia. Pergaulan
manusia merupakan salah satu bentuk peristiwa komunikasi dalam
masyarakat. Diantara manusia yang saling bergaul, ada yang saling
membagi informasi dan ada pula yang membagi gagasan dan sikap.
Pergaulan ini lebih sering dalam bentuk komunikasi antar pribadi.
Komunikasi barasal dari kata Communication yang berpangkal dari
perkataan latin yaitu Communis yang artinya membuat kebersamaan atau
membangun kebersaman. Astrid Susanto mengemukakan, perkataan
komunikasi berasal dari kata Communicare yang dalam bahasa latin
mempunyai arti berpartisipasi atau memberitahukan, menyampaikan
pesan, informasi, gagasan dan pendapat yang dilakukan oleh seseorang
kepada orang lain dengan mengharapkan feedback.7
Selain itu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih
sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. 8 Berdasarkan beberapa
pengertian
7
8

diatas,

dapat

disimpulkan

bahwa

komunikasi

adalah

Phil Astrid Susanto, Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung : Bina Cipta, 1980) h. 29
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h.585

12

13

penyampaian informasi dan pengertian dari seseorang kepada orang lain
untuk mencapai tujuan tertentu. Komunikasi adalah proses penyampaian
suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu atau
mengubah sikap, pendapat atau perilaku, baik secara langsung lisan
maupun tidak langsung melalui media.9
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa seseorang dapat
dikatakan bahwa seseorang yang berkomunikasi berarti mengucapkan agar
orang lain ikut berpartisipasi atau merubah seseorang dengan tujuan dan
harapan agar dari isi pesan yang disampaikan. Jadi orang yang
berkomunikasi mereka harus memiliki kesamaan makna atau arti pada
lambang-lambang yang digunakan untuk berkomunikasi dan harus saling
mengetahui masalah yang dikomunikasikan.
Dalam Komunikasi terdapat unsur-unsur, yaitu :
a. Komunikator
Komunikator yaitu orang yang menyampaikan pesan pada komunikan,
yang memiliki sebagai Encoding, yaitu orang yang mengolah pesanpesan atau informasi kepada orang lain. Komunikator dapat juga
berupa individu yang sedang berbicara, menulis, sekelompok orang,
organisasi komunikasi seperti, surat kabar, radio, film, dan lain
sebagainya.10

9

Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004)

h.5
10

A. W. Widjaja, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat. H.12

14

Syarat-syarat komunikator :
1) Memiliki kemampuan berkomunikasi
2) Memiliki kemampuan yang luas
3) Memiliki kredibilitas yang tinggi
4) Memiliki daya tarik
5) Mengenal dirinya sendiri
6) Memiliki kekuatan
b. Pesan
Adapun yang dimaksud dengan pesan dalam proses komunikasi adalah
suatu informasi yang akan dikirim kepada si penerima pesan.11
c. Komunikan
Komunikan atau penerima pesan adalah orang yang menjadi sasaran
dari kegiatan komunikasi. 12 Komunikan atau penerima pesan dapat
menjadi pribadi atau orang banyak.
d. Media
Media yaitu saluran yang dipakai atau dipergunakan untuk
menyampaikan pesan dari sumber kepada penerima.
e. Efek
Efek merupakan hasil akhir dari proses komunikasi. Efek disini dapat
berupa sikap atau tingkah laku komunikan, apakah sesuai atau tidak
dengan yang diinginkan oleh komunikator.

11
12

Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi (Jakarta : Bumi Aksara, 1995) h.12
YS. Gunadi, Himpunan istilah Komunikasi (Jakarta : Gramedia, 1998), h.7

15

Komunikasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam
kehidupan sehari-hari. Komunikasi merupakan medium penting bagi
pembentukan atau pengembangan pribadi untuk kontak sosial, yang berarti
dengan adanya komunikasi seseorang tumbuh dan belajar. Melalui
komunikasi juga, seseorang bisa menemukan pribadi kita dan orang lain,
bersahabat, bermusuhan, mencintai atau mengasihi orang lain, dan
sebagainya. Komunikasi adalah suatu proses, suatu kegiatan berlangsung
kontinu.13
Komunikasi tidak lain merupakan interaksi simbolik. Manusia
dalam berkomunikasi lebih pada memanipulasi lambang-lambang dari
berbagai benda. Semakin tinggi tingkat peradaban manusia semakin maju
orientasi masyarakatnya terhadap lambang-lambang. Secara sederhana
komunikasi dapat dirumuskan sebagai proses pengoperan isi pesan berupa
lambang-lambang dari komunikator kepada komunikan.
Berangkat dari definisi tersebut, komunikasi berarti sama-sama
membagi ide-ide. Apabila seseorang berbicara dan temannya tidak
mendengarkan dia, maka disini tidak ada pembagian dan tidak ada
komunikasi. Apabila orang pertama menulis dalam bahasa Perancis dan
orang kedua tidak dapat membaca Perancis, maka tidak ada pembagian
dan tidak ada komunikasi. Pada dasarnya komunikasi tidak hanya berupa
memberitahukan dan mendengarkan saja. Komunikasi harus mengandung
pembagian ide, pikiran, fakta, atau pendapat.

13

Tommy Suprapto, Pengantar Teori Komunikasi, h.5

16

Menurut Dedy Mulyana komunikasi berarti sama, Communico,
Communication, atau Communicare yang berarti membuat sama (to make
common). Istilah pertama adalah istilah yang paling sering disebut sebagai
asal-usul komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata latin lainnya
yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna,
suatu pesan dianut secara sama.14 Secara umum Komunikasi antar pribadi
dapat diartikan sebagai suatu proses pertukaran makna antara orang-orang
yang saling berkomunikasi. Karena terjadi secara tatap muka (face to face)
antara dua individu. Selain itu, pengertian komunikasi antar pribadi adalah
komunikasi yang berlangsung antara dua orang, dimana terjadi kontak
langsung dalam bentuk percakapan.
Komunikasi antar pribadi juga dapat diartikan sebagai suatu proses
pertukaran makna antar orang-orang yang saling berkomunikasi. Dalam
proses pertukaran tersebut selalu mengalirkan pesan, dan pesan-pesan
komunikasi tidak selalu menggunakan kata-kata verbal semata-mata.
Kadang-kadang menggunakan lambang-lambang pesan yang disebut
pesan-pesan non verbal. Jenis komunikasi ini dianggap paling efektif
untuk mengubah sikap, pendapat atau perilaku manusia.
Dari pengertian diatas bisa ditarik kesimpulan bahwa komunikasi
antar pribadi adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka,
yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara

14

2002) h.41

Dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, ( Bandung : Remaja Rosdakarya,

17

langsung, dimana lambang-lambang pesan secara efektif digunakan,
terutama lambang-lambang bahasa.
Pada komunikasi antar pribadi pribadi kita harus memperhatikan
lawan bicara kita, apakah yang bersangkutan tertarik atau tidak pada pesan
yang disampaikan. Untuk itu setiap komunikator harus dapat membaca
situasi serta kondisi orang yang diajak berbicara agar pembicaraan itu
dapat menghasilkan sebagaimana yang diharapkan. Proses penyampaian
pesan

tersebut

dilakukan

untuk

memberikan

pengertian

atau

mempengaruhi sikap dan tindakan orang. Dalam komunikasi antar pribadi
memiliki beberapa definisi seperti :
a. Definisi berdasarkan komponen ( Bochner 1978)
Komunikasi antar pribadi dengan mengamati komponen-komponen
utamanya adalah penyampaian pesan oleh satu orang kepada orang
lain atau seseorang menyampaikan pesan atau informasi kepada
sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya dan dengan
memberikan peluang untuk umpan balik.
b. Definisi berdasarkan hubungan diadik ( Campellia 1987 )
Komunikasi antar pribadi sebagai komunikasi yang berlangsung
diantara dua orang yang mempunyai hubungan yang mantap dan jelas.
Seperti suami istri, anak dengan ayah atau ibu, antar kakak beradik dan
lain sebagainya.

18

c. Definisi berdasarkan pengembangan ( Miller 1990 )
Komunikasi antar pribadi dilihat sebagai akhir dari perkembangan
komunikasi tak pribadi (impersonal) pada suatu ekstrem menjadi
komunikasi pribadi atau intim pada ekstrem lain. Maksudnya
hubungan yang mula-mulanya baru kenal kemudian memperdalam
mengetahui perilaku dan tingkah laku.
Bila diperhatikan secara seksama memang ketiga definisi itu ada
perbedaannya, seperti penekanan pada definisi pertama pada komponenkomponen utamanya, artinya komponen dari komunikasi, yaitu pesan atau
informasi. Definisi kedua yang menjadi penekanannya pada hubungan
yang mantap dan jelas. Pada definisi ketiga penekanannya pada
komunikasi tidak pribadi menjadi pribadi.
Walaupun tampaknya ada perbedaan antara satu definisi dengan
definisi lainnya, namun pada hakekatnya mempunyai pengertian yang
sama, yaitu sebagai proses penyampaian atau penyebaran maksud, gagasan
pendapat dari suatu kejadian kepada orang lain untuk mempengaruhi
pendapat dan sikap.
Asumsi dasar komunikasi antar pribadi adalah bahwa setiap orang
yang berkomunikasi akan membuat prediksi pada data psikologis tentang
efek atau perilaku komunikasinya, yaitu bagaimana pihak yang menerima
pesan memberikan reaksinya. Setiap berkomunikasi dengan orang lain kita
secara tidak langsung membuat prediksi tentang efek dan perilaku
komunikasinya. Menurut Miller ada tiga tingkatan yang digunakan dalam
melakukan prediksi, yaitu :

19

a. Analisis tingkat kultular
Sebelumnya kita harus menyamakan pemahaman dulu tentang kultur
atau budaya. Budaya adalah akal budi manusia, yang pada analisis ini
individu tersebut berusaha menyamakan persepsi pada karya akal budi
manusia yang terikat dalam bahasa, kebiasaan, norma sosial yang
berlaku dimasyarakat.
b. Analisis tingkat sosiologis
Pada analisis ini lebih kepada generalissasi rangsangan berdasarkan
kerangka pengalaman dan kerangka intelektual yang dihubungkan
antara karakteristik objek pengamatan kepada kelompok sosial
tertentu. Maksudnya, pada tahapan ini individu melakukan prediksi
berdasarkan

generalisasi

masyarakat

secara

umum

terhadap

karakteristik objek pengamatan. Kecirian yang diikuti pemberian label
menjadi jawaban dari penilaian sementara individu tersebut.
c. Analisis tingkat psikologis
Analasis ini menjelaskan bahwa apabila prediksi atau prakira yang
dibuat komunikator terhadap reaksi komunikan sebagai akibat
menerima suatu pesan didasarkan atas analisis pengalaman individual
yang unik dari komunikan, maka dapat dikatakan komunikator
melakukan prediksi pada tataran psikologis. Karena tiap individu
memiliki watak dan kepribadian yang tak sama dengan orang lain, jadi
analisis ini merupakan hasil tempaan dan terbentuk berdasarkan
pengalaman dimasa lalu.

20

Atas dasar uraian diatas, maka dapat dibedakan antara komunikasi
antar pribadi dengan komunikasi non antar pribadi. Apabila prediksi
mengenai hasil komunkasi didasarkan pada analisis tingkat atau tataran
psikologis, maka pihak-pihak yang berkomunikasi terlibat dalam
komunikasi antar pribadi, begitu pula sebaliknya. Dari beberapa uraian
diatas berdasarkan ciri dan perbedaan komunikasi antar pribadi dan non
antar pribadi maka penulis berusaha mencirikan komunikasi antar pribadi
sebagai berikut :
a. Prediksi pada tataran psikologis
b. Terjadi pada ruang lingkup individu yang sempit (sedikit orang)
c. Norma yang berlangsung cenderung relational
d. Arus pesan dua arah
e. Komunikasi antar pribadi verbal dan non verbal
f. Komunikasi antar pribadi saling mempengaruhi dan mengubah15

2. Bentuk Komunikasi Antar Pribadi
Kegiatan komunikasi merupakan hal yang sangat mendasar dalam
kehidupan manusia hal ini dapat terlihat dengan jelas terutama pada proses
sosialisasi yang dilakukan oleh manusia-manusia tersebut. Sebagai
makhluk sosial, interaksi yang dilakukan menusia dengan manusia hanya
dapat dilakukan melalui kegiatan komunikasi. Adapun bentuk komunikasi
antar pribadi adalah:

15

http://kosmik.web.id/ilmu-komunikasi/komunikasi-antar-pribadi/ Tgl 12 Mei 2010

21

a. Komunikasi Verbal.
Komuikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan simbolsimbol atau kata-kata, baik yang dinyatakan secara oral atau lisan maupun
secara tulisan. Komunikasi lisan dapat didefinisikan sebagai suatu proses
dimana seorang pembicara berinteraksi secara lisan dengan pendengar
untuk mempengaruhi tingkah laku penerima. Komukasi tulisan apabila
keputusan yang akan disampaikan oleh pimpinan itu disandikan simbolsimbol yang dituliskan pada kertas atau pada tempat lain yang bisa dibaca,
kemudian dikirimkan kepada orang yang dimaksudkan.
Untuk kepentingan komunikasi verbal, bahasa dipandang sebagai
suatu wahana penggunanan tanda-tanda atau simbol-simbol untuk
menjelaskan

suatu

konsep

tertentu.

simbolisasi

verbal

dan

dipandang

Bahasa

memiliki

sebagai

upaya

keyakinan
manusia

mendayagunakan informasi yang bersumber dari persepsi manusia untuk
berkomunikasi secara santun dengan orang lain.
b. Komunikasi Non Verbal
Komunikasi non verbal adalah penciptaan dan pertukaran pesan
dengan

tidak

menggunakan

kata-kata

seperti

komunikasi

yang

menggunakan gerakan tubuh, sikap tubuh, vocal yang bukan kata-kata,
kontak mata, ekspresi muka, dan sentuhan.

22

Komunikasi non verbal adalah komunikasi dengan menggunakan
mimik dan bahasa isyarat. Bahasa isyarat bermacam-macam, bahasa
isyarat dapat menimbulkan salah tafsir, terutama kalau berbeda latar
belakang budayanya.

3. Efektifitas Komunikasi Antar Pribadi
Komunikasi antar pribadi dapat dikatakan efektif jika suatu pesan
tidak mengalami penyimpangan. Seseorang yang dalam menyampaikan
komunikasi yang efektif dapat mengirim pesan kepada orang lain dengan
sedikit sekali terjadi salah pengertian. Banyak faktor yang menyebabkan
terjadinya penyimpangan komunikasi seperti latar belakang, motivasi atau
gaya bicara dari komunikator. Selain itu seorang komunikan juga memiliki
saringan-saringan psikologinya yang dilalui pesan sebelum penafsirannya
yang terakhir. Penyimpangan juga terjadi selama proses perlambangan
atau proses penguraian isi lambang itu. Dalam efektivitas komunikasi
antar pribadi terjadi lima karakteristik yaitu:
a. Keterbukaan, artinya membuka diri pada orang lain, bereaksi pada
orang lain dengan spontan tanpa dalih perasaan dan pikiran yang kita
miliki.
b. Empati, kemampuan menempatkan diri pada pada peranan dan posisi

orang lain.
c. Perilaku Suportif, ditandai dengan sifat deskriptif, spontanitas, dan

profesionalisme.

23

d. Perilaku positif, adalah ekspresi sikap-sikap positif terhadap diri

sendiri, orang lain, dan situasi.
e. Kesamaan, meliputi kesamaan dalam bidang pengalaman dan

kesamaan dalam hal mengirim dan menerima pesan.16
Kriteria paling penting bagi keefektifitasan komunikasi antar
pribadi adalah pengaruh yang disampaikan oleh seorang komunikator
kepada seorang komunikan. Yang dimaksud dengan pengaruh bukan
berarti pengendalian, tetapi seorang komunikator mencapai hasil yang
dimaksudkan. Jika komunikator berharap mendapatkan jawaban yang
empatis dan dia memperoleh hal itu sebagai hasil dari interaksinya, maka
dia telah berhasil mempengaruhi orang lain. Karenanya, efek adalah salah
satu elemen komunikasi yang penting untuk mengetahui berhasil atau
tidaknya komunikasi yang diinginkan.17
Adapun salah satu tujuan komunikasi antara perorangan adalah
membangun hubungan keparcayan antara sumber dan sasaran komunikasi.
Suatu komunikasi yang efektif sangat membantu membangun kepercayaan
dan hubungan antar pribadi yang lebih baik antara komunikator dan
komunikan. Adapun faktor yang menambah pengaruh dalam membangun
kepercayaan adalah kredibilitas komunikator. Misalnya jika suatu pesan
komunikasi dikirim oleh seorang teman mungkin komunikasi itu tidak
dianggap serius, tetapi pesan yang sama akan diterima dengan lebih serius
jika datang dari tingkat yang lebih tinggi.
16

http://danankseta.blog.uns.ac.id/2010/06/01/komunikasi-antar-pribadi/ Tgl 21 Mei

2010
17

Dani Vardiansyah, Pengantar Ilmu Komunikasi. h.110-111

24

4. Teori Penetrasi sosial
Teori adalah sebuah set konsep atau konstruk yang berhubungan
satu dengan yang lainnya, suatu set dari preposisi yang mengandung suatu
pandangan sistematis dari fenomena atau gejala.18 Peranan teori yang
paling penting dalam penelitian adalah mambantu peneliti dalam membuat
Summary tentang informasi sebelumnya dan memandu penelitian
selanjutnya sehingga penelitian yang dilakukan memberikan hasil yang
diharapkan. Jadi teori merupakan rumusan sistematis yang menyatakan
hubungan. Sebab akibat antara dua variabel atau lebih yang merangkum
penemuan-penemuan khas dari banyak studi dan dapat menjadi pedoman
untuk suatu penjelasan atau prediksi teori lain.
Ada beberapa teori mengenai komunikasi antar pribadi yang
dikemukakan oleh pakar komunikasi. Salah satunya adalah “Teori
Penetrasi Sosial” yang dikemukakan oleh Irwin Altman dan Dalmas A.
Taylor pada tahun 1973, yaitu proses dimana orang saling mengenal satu
dengan lainnya.19
Teori penetrasi sosial sangat sesuai apabila kita ingin melakukan
pendekatan dengan orang lain dan melakukan suatu hubungan, karena
model ini manggambarkan perkembangan hubungan sebagai suatu proses
dimana hubungan sebagai suatu proses dimana hubungan adalah suatu
yang terus berlangsung dan berubah.

18
19

Moh. Nasir, Metode Pnelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1998, h.22
S. Djuarsa Sendjaja, Phd, Dkk, Teori Komunikasi, Universitas Terbuka, 1998, H. 80

25

Teori penetrasi sosial mempunyai tingkatan-tingkatan dalam
prosesnya, yaitu :
a. Strategi yang paling utama (orientation) tentang interaksi. Pada tahap
ini hanya sedikit evaluasi yang dibahas dan jarang sekali terjadinya
konflik, yang ada hanyalah rasa ingin tahu yang besar terhadap
lawannya.
b. Langkah

berikutnya

(explocation

offictive

exchange).

Aspek

kepribadian yang dijaga sebelumnya sejak awal sekarang dinyatakan
lebih mendalam dan sedikit menekankan pada peringatan-peringatan.
Hubungan pada tingkat ini umumnya lebih bersahabat dan santai,
bergerak kearah yang lebih tinggi dimana keakraban dimulai.
c. Persahabatan yang dekat dan hubungan yang romantis berkarakteristik
pada tingkat berikut (affective exchange) tentang interaksi sosial.
Disini keterlibatan interaksi bebas tanpa hambatan dan sederhana.
Tingkat ini juga merupakan masa transisi untuk tingkat yang lebih
tinggi kemungkinan terjalin perubahan keakraban.
d. Tingkat yang terakhir ini (stabel exchange) perkembangan hubungan
yang sedang tumbuh yaitu dicirikan dalam keterbukaan yang
berkelanjutan, demikian pula antar semua lapiskan kepribadian,
komunikasi antar individu menjadi efisien dan masing-masing.20

20

Michael, E. Rudolf and Gerald R. Miller, Interpersonal Process, New burg, New
Direction in Communication Research, Sage publication, 1987

26

B. Kenakalan Siswa
Siswa atau pelajar merupakan generasi penerus bangsa yang
diharapkan dapat menggantikan generasi-generasi terdahulu dengan kualitas
kinerja dan mental yang lebih baik. Untuk mencapai harapan itu anak-anak
memerlukan sarana pendidikan dan pelatihan, karena dengan pendidikan dan
pelatihan sangat berguna bagi masa depannya karena pendidikan adalah suatu
proses yang dilakukan untuk menyiapkan generasi muda untuk menjalankan
kehidupan dan memenuhi tujuan hidupnya secara efektif dan efisien.21 Namun
pada kenyataanya banyak data dan informasi tentang tingkat kenakalan siswa
yang mengarah pada tindak kekerasan dan melanggar hukum.
Masalah pendidikan keluarga, pendidikan di sekolah, dan pendidikan
dalam masyarakat merupakan refleksi masalah-masalah sosial dalam
masyarakat. Kenakalan siswa merupakan kumpulan dari berbagai perilaku
siswa yang tidak dapat diterima secara sosial hingga terjadi tindak kriminal.
Masyarakat merupakan eksteren yang juga berpengaruh terhadap siswa.
Pengaruh itu terjadi karena keberadaan siswa dalam masyarakat yang
mencakup kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa, teman bergaul dan
bentuk kehidupan masyarakat disekitarnya. Pendidikan yang baik bukanlah
pendidikan yang ketat, seperti kebiasaan anak tidur atau latihan sopan santun,
yang harus dibiasakan dari sejak kecil. Tapi lebih daripada itu sikap orang tua

21

Azumardi Azra, Pendidikan Islam dan Modernisasi Menuju millennium baru (Jakarta;
Logo. 1999) h.2

27

dan cara orang tua menghadapi hidup pada umumnya dan cara
memperlakukan anak.22
Dalam kurun waktu kurang dari dasawarsa terakhir, kenakalan siswa
semakin menunjukkan trend yang amat memprihatinkan. Kenakalan siswa
yang diberitakan dalam berbagi forum dan media dianggap semakin
membahayakan. Kenakalan siswa dapat diartikan sebagai suatu outcome dari
suatu proses yang menunjukkan penyimpangan tingkah laku atau pelanggaran
terhadap norma-norma yang ada.
Kenakalan siswa dapat ditimbulkan oleh beberapa hal yang
mempengaruhinya seperti diantaranya:
1. Krisis identitas
Perubahan biologis dan sosiologis diri remaja memungkinkan
terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan dan
konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran,
kenakalan siswa terjadi karena siswa gagal mencapai integrasi kedua.
2. Kontrol diri yang lemah
Siswa yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku
yang dapat diterima dengan tidak dapat diterima akan terseret pada
perilaku “nakal”. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan
dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri
untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.

22

Andi Hakim Nasution, et al, Membina Keluarga Bahagia, h.105

28

3. Keluarga
Perceraian orang tua, tidak adanya komunikasi antar anggota
keluarga, atau perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku
negatif pada siswa. Pendidikan yang salah dikeluargapun, seperti terlalu
memanjakan anak, tidak memberikan pendidikan agama atau penolakan
terhadap eksistensi anak, bisa menjadi penyebab kenakalan siswa.
4. Teman yang kurang baik
Pengaruh teman sering diumpamakan sebagai segumpal daging
busuk, yang apabila dibungkus daun, maka daun itupun akan berbau
busuk. Perumpamaan ini merupakan sedemikian besarnya pengaruh
pergaulan dalam membentuk watak dan kepribadian seseorang. Jangan
biarkan anak bergaul dengan teman-teman yang tidak benar.
5. Penggunaan waktu luang
Kegiatan siswa sering hanya berkisar pada kegiatan sekolah dan
seputar usaha menyelesaikan usaha dirumah, selain itu mereka bebas tidak
ada kegiatan. Apabila waktu luang tanpa kegiatan ini terlalu banyak, maka
akan timbul gagasan untuk mengisi waktu luangnya dengan berbagai
bentuk kegiatan. Apabila bentuk kegiatan itu positif, hal ini tidak akan
menimbulkan masalah. Namun, jika ia melakukan kegiatan negatif maka
lingkungan akan terganggu.
Berbagai macam faktor yang berpengaruh pada kenakalan siswa,
yaitu faktor keluarga seperti kedekatan hubungan orang tua dengan anak,
gaya pengasuhan orang tua, pola disiplin orang tua, serta pola komunikasi

29

dalam keluarga. Keluarga merupakan kelompok sosial yang pertama
dalam kehidupan manusia, tempat ia belajar dan menyatakan diri sebagai
manusia sosial dalam hubungan interaksinya dengan kelompoknya.23
Selain itu ada juga ada faktor lain diluar keluarga seperti hubungan dengan
kelompok bermain, ketersediaan berbagai sarana tempat-tempat hiburan,
televisi, internet.
Harapan pelajar sebagai penerus bangsa yang menentukan kualitas
negara dimasa yang akan datang sepertinya bertolak belakang dengan
kenyataan yang ada. Perilaku nakal dikalangan pelajar saat ini cenderung
mancapai titik kritis.

23

W. A. Gerungan, Psikologi Soisal, (Bandung : Refika Aditama, 2004) h.195

BAB III
SMA-N 74 JAKARTA

A. Profil SMA-N 74
1. Sejarah SMA Negeri 74 Jakarta
SMA 74 adalah SMA Negeri yang termasuk dalam Rayon 08
Jakarta Selatan. SMA Negeri 74 ini berlokasi di jalan Dharma Putra XI
Komplek Kostrad Tanah Kusir Kebayoran Lama Selatan, Kecamatan
Kebayoran Lama Jakarta Selatan. Mengingat lokasi SMA 74 berada di
Komplek Kostrad, maka secara teknis berada pada lingkungan yang
tenang dan aman untuk proses belajar mengajar.
SMA 74 berdiri pada tahun 1983 sesuai dengan surat keputusan
Mendikbud No. 0473/O/1983 Tanggal 9 Nopember 1983. Pendirian SMA
74 diawali ketika Kakanwil Depdikbud DKI Jakarta tahun pelajaran 1984
membuka beberapa sekolah baru (SMA) di beberapa lokasi di DKI
Jakarta, termasuk SMA baru yang didirikan di Komplek Kostrad Tanah
Kusir. Setelah belajar beberapa bulan barulah SMA baru Tanah Kusir ini
memperoleh nomor urut sekolah negeri, yaitu SMA Negeri 74 Jakarta
dengan Kepala Sekolah Ny. YUB Hadi Soetjipto.
Berkat kegigihan Kepala Sekolah, dengan bermodal kelas kosong
dan 4 (empat) rombongan belajar kelas 1, dimulailah proses belajar
mengajar. Gedung kosong tanpa meja, kursi dan prasarana akhirnya dapat
terisi berkat swadaya orang tua siswa dan sumbangan dari SMA 70.

30

31

Adapun guru-gurunya berdatangan dari beberapa SMA di DKI, seperti
SMA 3, 70, 29, 51, 23, SMP 13 dan Ibu Hadi Soetjipto sendiri dari SMA 8
KJ, dan karyawannya belum ada yang pegawai negeri.
Adapun Kepala Sekolah yang pernah tugas dan aktif di SMA 74
adalah
a. Ny. YUB. Hadi Soetjipto

1983 - 1991

b. Drs. H. Arifin Rusmana

1991 - 1994

c. Ny. Sri Hartini

1994 - 1997

d. H. Syamsudin HS

1997 - 2002

e. Dra. Hj.Ida Hasidah, MSc,MM

2002 - 2005

f. Drs. Abdul Jalali. M,Pd

2005 – 2010

g. Drs. H. Arphan Lubis

2010- Sekarang

a. Identitas Sekolah
1) Nama Sekolah

: SMA Negeri 74 Jakarta

2) Alamat Sekolah
Provinsi

: Daerah Khusus Ibukota Jakarta

Kabupaten/Kota

: Jakarta Selatan

Kecamatan

: Kebayoran Lama

Kelurahan

: Kebatoran Lama Selatan

Jalan

: Dharma Putra XI Kebayoran Lama Jakarta
Selatan

Kode Pos

: 12240

32

Telepon/Faks

: (021) 7260377

Fax. (021) 72794965

Website/Email

: sma74jkt.sch.id / smu74jkt@yahoo.com

b. Fasilitas
Fasilitas sekolah merupakan faktor yang teramat penting dalam
menunjang proses belajar mengajar dalam rangka pemberian bekal
kepada siswa. Diharapkan dengan dukungan fasilitas yang cukup siswa
mampu mengaplikasikan ilmunya dengan baik.
Sebagai salah satu SMA yang diproyeksikan menjadi Sekolah
mandiri, SMA Negeri 74 Jakarta didukung oleh fasilitas yang cukup
memadai yang terdiri dari:
1) Memiliki gedung belajar mengajar yang representatif.
2) Memiliki 1 (satu) Laboratorium Multimedia Pentium 4 sebanyak
40 unit.
3) Memiliki 1 (satu) Laboratorium Komputer Pentium 4 sebanyak 24
unit dan Core2Duo sebanyak 16 unit.
4) Memiliki masing-masing 1 (satu) Laboratorium Bahasa, Biologi,
Fisika, dan Kimia.
5) Seluruh kelas 10 telah terpasang LCD Projector dan seperangkat
Komputer disetiap kelas.
6) Seluruh kelas 12 telah terpasang LCD Projector.
7) Perpustakaan

menyediakan

berbagai

macam

buku

untuk

mendukung proses belajar mengajar. Memiliki 2 (dua) lapangan
olahraga.

33

8) Memiliki “Internet Hotspot Area”
9) Masjid yang cukup luas.
10) Memiliki 1 (satu) buah mobil sekolah.
c. Daftar Sarana dan Prasarana
SMA Negeri 74 Jakarta di bangun diatas tanah seluas 6375 M2
dengan gedung utama barlantai dua dan seluruh bangunannya seluas
926,28 M2. Lahan yang tidak digunakan untuk bangunan dipakai
untuk sarana lapangan olahraga, parkir, dan upacara bendera. Adapun
sarana dan prasarana SMA 74 Jakarta lebih rinci adalah sebagai
berikut:
No.
1.
2.

3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.

Jenis Ruangan
Kelas/Teori
Laboratorium
a. Laboratorium Fisika
b. Laboratorium Biologi
c. Laboratorium Kimia
d. Laboratorium IPS
e. Laboratorium Komputer
f. Laboratorium Bahasa
Perpustakaan
Ruang Kepala Sekolah
Ruang Guru
Ruang Tata Usaha
Ruang Audio Visual
Ruang Bimbingan & Konseling
Ruang Multimedia
Ruang Koperasi
Ruang OSIS
Ruang UKS/PMR
Kantin
Ruang Ganti Pakaian
WC Guru
WC Siswa Putri
WC Siswa Putra
Masjid

Jumlah
21
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
7
1
4
9
7
1

Luas (M2)
72
72
72
72
72
72
144
108
96
48
144
80
46
50
72
12
18
12
21
9
24
40
40
144

34

2. Visi dan Misi
Sebagai gambaran keadaan yang ingin dicapai, sesuatu yang akan
menjadi tujuan SMA 74 Jakarta, maka SMA Negeri 74 Jakarta memiliki
Visi dan Misi sebagai berikut:
VISI
Unggul dalam prestasi berdasarkan kultur imtak, iptek dan 7 K
MISI
a. Menciptakan

suasana

Sekolah

yang

Aman,

Nyaman,

dan

Menyenangkan.
b. Membangun suasana kekeluargaan.
c. Menjadi teladan bagi lingkungan dalam bersikap, berperilaku sebagai
masyarakat, pelajar yang cinta damai.
d. Menegakkan disiplin persuasif edukatif.
e. Menningkatkan

kinerja

profesionalisme

dengan

menggali

dan

memanfaatkan segenap potensi sumber daya yang ada.
f. Membina sikap mental dan membangkitkan jiwa kompetitif ingin maju
serta kritis terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
g. Menjadikan Sekolah sebagai pusat seni budaya dan olahraga dengan
menggali potensi bakat, minat, dan kreativitas melalui kegiatan
ekstrakurikuler.
h. Menumbuhkembangkan

jiwa sadar hukum, sikap hormat, dan

kepatuhan.
i.

Mampu mengaktualisasikan nilai-nilai kebersamaan.

35

3. Struktur Organisasi Sekolah

1. Kepala Sekolah

: Drs. H. Arphan Lubis

2. Wakil Kepala Sekolah
a. Humas dan Kesiswaan

: W. Handoyo, S.Pd

b. Sarana

: Drs. H. Dhabas Rakhmat M.Pd

c. Kurikulum

: Basuki, S.Pd

36

3. Staf
a. Kurikulum

: Lailani, S.Pd
Dra Tati Rahayu
Kasmadi, S.Pd

b. Kesiswaan

: Dra. Hj. Sri Untari
Abdul manan, S.Pd
Sigit Nuryadin,S.Pd

c. Sarana

: Dra. R. Eri Rahmayanis

4. Pembina
a. Pembina Rohis

: Dra. Hj. Gusnely dan M. Makhrus,

S.Ag.
b. Pembina Keputrian

: Hj. Sarmaini Saragih, S.Pd

c. Pembina Seni Budaya

: Rinoldy Sidiki, S.Pd

d. Pembina Olah raga
dan Kesehatan

: Rakhman, S.Pd

e. Pembina Paskibra
PMR
f. Pembina KIR

: Innaka, S.Pd
: Debbi Tjakradirana, S.Pd

5. Staf Khusus

: Drs. Warno Ekariyanto

6. Koordinator BK

: Dra. Wahyu Murdiana

7. Koordinator Lab. Bahasa

: Hj. Farida Hanum

Dokumen yang terkait

Pelaksanaan Bimbingan Konseling Dalam Mengatasi Kenakalan Siswa Di MAN Jakarta

1 12 105

Hubungan antara komunikasi orang tua dan siswa dengan prestasi belajar siswa : studi penelitian pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Pamulang

0 5 94

Komunikasi Antarpribadi Guru Bimbingan Penyuluhan Dengan Siswa Dalam Mengurangi Tingkat Kenakalan Remaja Di Smk Bunda Kandung Jakarta

0 21 119

Peranan Guru dalam Menanggulangi Kenakalan Siswa Di SMP Dwi Putra Ciputat

1 11 121

Peran komunikasi guru dan siswa dalam meningkatkan prestasi belajar siswa SMP Islam Baidhaul Ahkam Tangerang

0 9 72

PENGARUH TERPAAN BERITA DI MEDIA MASSAMENGENAI KONFLIK ANTARA SISWA SMAN 6 JAKARTA PENGARUH TERPAAN BERITA DI MEDIA MASSA MENGENAI KONFLIK ANTARA SISWA SMAN 6 JAKARTA DAN SEJUMLAHWARTAWAN TERHADAP SIKAP GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA YOGYAKARTA.

0 2 18

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA Peran Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) Dalam Menanggulangi Kenakalan Siswa Di SMK Muhammadiyah Kartasura.

0 1 15

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA Peran Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) Dalam Menanggulangi Kenakalan Siswa Di SMK Muhammadiyah Kartasura.

0 2 16

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA SMAN 26 BANDUNG DALAM PERMAINAN HOKI.

0 2 45

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KOMUNIKASI DALAM PEMBELAJARAN DAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA ( Studi Korelasi Antara Intensitas Komunikasi Dalam Pembelajaran Dan Motivasi Berprestasi Siswa Dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII

0 0 18