PEMBAHASAN Alih Kode Bahasa Sunda Ke Bahasa Indonesia Di Desa Petapahan Jaya Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar

20

BAB VI PEMBAHASAN

4.1 Jenis-Jenis Alih Kode Bahasa Sunda ke bahasa Indonesia Di Desa Petapahan Jaya Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar Alih kode bahasa Sunda ke bahasa Indonesia yang terjadi di Desa Petapahan Jaya, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar terdapat dua jenis, yaitu alih kode internal dan alih kode metaforis. Alih kode internal merupakan alih kode yang terjadi antarbahasa sendiri, yaitu bahasa Sunda ke bahasa Indonesia, sedangkan alih kode metaforis adalah alih kode yang terjadi jika ada pergantian topik pembicaraan. Data 3 Setting and Scene Di depan rumah bi Dewi pada tanggal 14 Juni 2015, pukul 14:00 WIB. Participants Dewi Tomini. Berasal dari Karawang, Jawa Barat. Nunung. Berasal dari Garut, Jawa Barat. Ends Pembahasan mengenai hapalan surat untuk MTQ MDA. Act Squence Percakapan sehari-hari. Key Sedikit kesal karena anaknya menggantikan Siska untuk menghapal surat al-quran. Intrumentalities Bahasa lisan. Norm Of Interaction and Terjadi norma interaksi antara penutur 21 interpretation dan lawan tutur. Genre Percakapan menggunakan kalimat informal. Peristiwa Tutur Bi Nunung : Si Ribka teh miluan MTQ MDA bi? Glos Cermat : Si Ribka PART ikutan MTQ MDA bi? Glos Lancar : Si Ribka Ikutan MTQ MDA bi? Bi Dewi : Aya urang limaan dari die, si Pipit si Patir, si Saras, si Alpa. Ari teu mangkat kumaha, si Siska dadakan wae ngomongna. Atuh si Ribka sapepeuting ngapal ayat-ayat teh, aya 15 surat manehna, tadi na mah 20. Glos Cermat : Ada orang limaan PREP sini, si Pipit, si Patir, si Saras,si Alpa. Kalau tidak pergi bagaimana, si Siska mendadak aja ngomongnya. Ya, si Ribka semalaman ngapal ayat-ayat PART, ada 15 surat 3TG tadinya PART 20 Glos Lancar: Ada lima orang dari sini, si Pipit, si Patir, si Saras, si Alpa. Kalau tidak pergi bagaimana, si Siska ngomongnya mendadak. Ya,si Ribka semalaman ngapal ayat-ayat, dia ada 15 surat tadinya 20. Bi Nunung: Mereunan siskana hapalanna teu acan lancar. Ehh bi, punggahan tanggal berapa? Ada yang bilang selasa ada rabu? Glos Cermat: Kemungkinan Siskanya hapalannya belum lancar. Glos Lancar: Kemungkinan hapalan Siska belum lancar. 22 Bi Dewi: Hari selasa kalau kata bu Dul tuh. Participants Bi Dewi pada kesehariannya menggunakan bahasa Sunda, Jawa dan bahasa Indonesia. Namun lebih dominan menggunakan bahasa Sundanya, karena kedua orang tua, mertua, suami dan tetangga sekitar adalah orang Sunda. Pemakaian bahasa Jawanya jarang dipakai, karena hanya beberapa orang yang menggunakan bahasa Jawa dilingkungannya. Sedangkan bi Nunung hanya dapat menguasai bahasa Sunda dan bahasa Indonesia saja. Alih kode ini termasuk alih kode internal dan metaforis, yaitu alih kode dari bahasa Sunda ke bahasa Indonesia dan pergantian topik pembicaraan. Faktor terjadinya alih kode karena pergantian topik pembicaraan, yaitu pada awalnya membahas mengenai anak bi Dewi yang mengikuti acara MTQ di sekolahnya dan beralih pembicaraan mengenai punggahan untuk menyambut bulan suci ramadhan. Hal ini dapat diketahui pada kalimat Ehh bi, punggahan tanggal berapa? Ada yang bilang selasa ada rabu? Data 4 Setting and Scene Di depan rumah mang Herman pada tanggal 13 Juni 2015, pukul 15:35 WIB. Participants Herman. Berasal dari Garut, Jawa Barat. Ujang Mulyadi berasal dari Garut, Jawa Barat. Ends Mengenai anak Ujang Mulyadi yang ingin menaiki sisingaan dan berganti 23 topik mengenai makanan untuk para penari. Act Squence percakapan sehari-hari. Key Ramai, karena acara sedang berlangsung. Percakapan berlangsung dengan suara agak sedikit keras. Intrumentalities Bahasa lisan Norm Of Interaction and interpretation Terjadi norma interaksi antara penutur dan lawan tutur. Genre Percakapan menggunakan kalimat informal. PeristiwaTutur Ujang Mulyadi : Her, Ribka teh hayang dinaikkeun ka sisingaan. Ceurik wae eta. Urang mah bisi tiguling budak teh. Glos Cermat : Her, Ribka PART ingin dinaikkan ke sisingaan. Menangis aja DET. 1TG PART nanti terguling anak PART. Glos Lancar : Her, Ribka ingin dinaikkan ke sisingaan. Menangis saja. Saya takut anak nanti terguling. Herman : Yeee kunaon teu nyarios ti tadi atuh. Si Fajar mah seuri wae geus di sisingaan teh. Glos Cermat : yeee kenapa tidak ngomong PREP tadi dong. Si Fajar PART aja ketawa udah di sisingaan PART. 24 Glos Lancar : Yeee kenapa tidak ngomong dari tadi ngomong. Si Fajar aja ketawa di sisingaan. Ujang Mulyadi : Lamun ceurik mah hese cicing. Da cicingna mah dahar coklat wae eta oge. Man makannya jam berapa yang nari- nari itu? Glos Cermat : Kalau menangis PART susah diam. Lantaran diamnya PART makan coklat aja DET juga. Glos Lancar : Kalau menangis susah diam. Sebab diam makan coklat saja. Herman : Ya habis jarang kepanglah sebentar lagi. Kedua participants sama-sama dapat menguasai bahasa Sunda, Jawa dan bahasa Indonesia. Alih kode ini termasuk alih kode internal dan metaforis, yaitu alih kode dari bahasa Sunda ke bahasa Indonesia dan terjadi pergantian topik pembicaraan. Adapun faktor terjadinya alih kode ialah karena pergantian topik pembicaraan. Pada awalnya membicarakan anak Ujang Mulyadi yang ingin menaiki sisingaan dan berubah pembicaraan mengenai makanan untuk para penari sisingaan tersebut, seperti pada kalimat Man makannya jam berapa yang nari-nari itu?. 25 4.2 Faktor-faktor Terjadinya Alih Kode Bahasa Sunda ke Bahasa Indonesia di Desa Petapahan Jaya Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar

4.2.1 Kehadiran Orang ketiga Data 5

Setting and Scene Di depan kantor Kepala Desa Petapahan Jaya pada tanggal 11 Juni 2015 pukul 09:20 WIB. Participants Maryati. Berasal dari Garut, Jawa Barat. Nining Kurnia. Berasal dari Karawang, Jawa Barat. Kemudian Ernawati. Berasal dari Indrapura, Sumatera Utara. Ibu Erna merupakan menantu dari Ibu Nining. Ends Pembahasan mengenai Sunatan Massal yang diselenggarakan pada tanggal 11 Juni 2015. Act Squence Percakapan sehari-hari. Key Ramai, karena banyak anak-anak yang akan disunat, dan orangtua yang menemani anak tersebut. Intrumentalities Bahasa lisan Norm Of Interaction and interpretation Terjadi norma interaksi antara penutur dan lawan tutur kemudian berubah 26 menjadi penutur kepada penutur ketiga. Genre Percakapan menggunakan kalimat informal. Peristiwa Tutur Bu Nining : Ti RK opat aya tujuh budak nu milu sunatan teh. Eta oge teu sakabehna nu milu, teu aya nu nyaraho kitu. Di RK genep kumaha eta? Glos Cermat : PREP RK empat ada tujuh anak yang ikut sunatan PART. DET juga tidak semuanya yang ikut, tidak ada yang tahu begitu. PREP RK enam bagaimana DET? Glos Lancar : Ada tujuh anak dari RK 4 yang ikut sunatan. Tidak semuanya ikut, tidak ada yang tahu. Bagaimana di RK enam? Bu Maryati : Aya duaan wae mak. Teu aya nu ngabejaan mah kitu mak Glos Cermat : Ada duaan aja mak. Tidak ada yang memberitahu PART begitu mak Glos Lancar : Ada dua saja mak. Tidak ada yang memberitahu begitu mak. Bu Nining : Heeh. Eta oge peuting-peuting si bapak ngabejaan ka batur. Jam berapa kemaren bapak ngasih tau Er? Glos Cermat : Iya. DET juga malam-malam si bapak memberitahu ke teman. Glos Lancar : Iya. Si bapak malam-malam memberitahu ke orang. Erna : Kalau gak salah jam 8 entah jam tengah 8 mak. 27 Participants Bu maryati dalam hal percakapan lebih aktif dalam menggunakan bahasa Sunda daripada bahasa Indonesia, bahasa batak dan bahasa Jawa, hal ini disebabkan karena Bu Maryati berada dilingkungan keluarga belatar belakang Sunda, baik itu Ibu kandungnya, Suami maupun saudara-saudaranya. Kemudian Ibu Nining Kurnia juga lebih aktif menggunakan bahasa pertamanya yaitu bahasa Sunda. Karena suami, anak-anak, dan sesama penutur bahasa Sunda sering menggunakan bahasa Sunda. Sedangkan Ibu Erna Wati yang merupakan menantu dari Ibu Nining berasal dari Indrapura yang hanya dapat menguasai bahasa Melayu, walaupun suaminya terkadang menggunakan bahasa Sunda namun, Ibu Erna Wati hanya dapat mengerti tetapi sulit untuk mengatakan bahasa Sunda tersebut. Faktor terjadinya alih kode ialah kehadiran orang ketiga, yaitu hadirnya Ibu Erna yang hanya dapat menguasai bahasa Melayu dan bahasa Indonesia. Maka untuk memermudah Ibu Maryati beralih kode dari bahasa Sunda ke bahasa Indonesia pada kalimat Jam berapa kemaren bapak ngasih tau Er? Data 6 Setting and Scene Acara arisan di Rumah Ibu Suprihatin pada tanggal 14 Juni 2015. Acara dimulai pada pukul 14:00 WIB sampai dengan selesai. Participants Tati Berasal dari Karawang, Jawa Barat. Nunung Hasanah. Berasal dari Garut, Jawa Barat. Erna Wati. Berasal dari Indrapura, Sumatera Utara. 28 Ends Mengenai orang yang belum mengisi uang arisan. Act Squence Percakapan sehari-hari. Key Suasana begitu serius karena sedang menghitung uang. Intrumentalities Bahasa lisan. Norm Of Interaction and interpretation Terjadi norma Interaksi yaitu antara penutur dan lawan tutur, kemudian berubah menjadi penutur dengan penutur ketiga. Genre Percakapan menggunakan kalimat informal. Peristiwa Tutur Bi Tati : Ngesian wae ngesian arisan dei. Sabaraha urang dei teu acan ngisi teh? Glos Cermat :Mengisi lagi mengisi arisan lagi. Berapa orang lagi belum mengisi PART? Glos Lancar : Mengisi arisan lagi. Berapa orang yang belum mengisi? Bi Nunung Hasanah: Aya Opat dei Ari emak Aah encan, bi Fatimah, Bi Engkos, jeung Bu Yuni. Glos Cermat: Ada empat lagi kalau Ibu Aah belum, Bi Engkos, KONJ Bu Yuni. 29 Glos Lancar : Ada empat lagi, yang belum Ibu Aah, Bi Engkos, sama Bu Yuni. Bi Tati : Ditelpon atuh, mereun poho eta. Glos Cermat : Ditelpon dong, mungkin lupa DET. Glos Lancar : Ditelponlah, mungkin lupa. Bi Nunung Hasanah : Heeh.. keur ditelpon si Suprihatin di tukang. Glos Cermat : Iya.. lagi ditelpon si Suprihatin PREP belakang. Glos Lancar : Iya sedang ditelpon si Suprihatin di belakang. Bi Tati : Sakeudeng dei atuh daratang. Bu Er, si emak kemana? Kok gak datang? Glos cermat : Sebentar lagi dong berdatangan. Glos Lancar : Sebentar lagi berdatangan. Bu Erna : Kecapean dia bu. Katanya badannya pegal-pegal gitu. Participants Bi Tati dalam percakapan menggunakan bahasa pertamanya, karena suami, anak-anak dan tetangganya sering menggunakan bahasa Sunda, namun apabila bertemu dengan orang yang berlatar belakang berbeda maka menggunakan bahasa Indonesia. Kemudian Bi Nunung juga sama dengan Bi Tati. Sedangkan Ibu Erna Wati yang merupakan Menantu dari Ibu Nining berasal dari Indrapura yang hanya dapat menguasai bahasa Melayu, walaupun Suaminya terkadang menggunakan bahasa Sunda. Namun Ibu Erna Wati hanya dapat mengerti tetapi sulit untuk mengatakan bahasa Sunda tersebut. 30 Faktor terjadinya alih kode ialah karena kehadiran orang ketiga, yaitu hadirnya Ibu Erna yang hanya dapat menguasai bahasa Melayu dan bahasa Indonesia. Maka untuk memermudah Ibu Tati beralih kode dari bahasa Sunda ke bahasa Indonesia yaitu pada Bu Er, si emak kemana? Kok gak datang?

4.2.2 Perubahan dari Formal ke Informal

Data 7 Setting and Scene Di Kantor Kepala Desa Petapahan Jaya. Percakapan dilakukan pada tanggal 10 Juni 2015, pukul 09:19 WIB. Participants Egi Malgina. Berasal dari Karawang, Jawa Barat. Ends Mengenai surat penelitian. Act Squence Percakapan secara formal ke informal. Key Santai dan serius. Intrumentalities Bahasa lisan. Norm Of Interaction and interpretation Terjadi norma interaksi antara penutur dan lawan tutur. Genre Percakapan menggunakan kalimat formal. Peristiwa Tutur Bapak Egi : Aya naon, maneh ka die din? 31 Glos Cermat : Ada apa, 2TG PREP sini din? Glos Lancar : Ada apa, kamu ke sini din? Peneliti : Ka die teh hoyong nyandak surat penelitian nu saya bere tea pak, tos siap ncan pak? Glos Cermat : PREP sini PART ingin mengambil surat penelitian yang 1TG beri DET pak, sudah siap belum pak? Glos Lancar : Ke sini ingin mengambil surat penelitian yang saya beri itu pak, sudah siap belum pak? Bapak Egi : Diberekeun ka saha eta surat kamu? Glos Cermat : Diberikan PREP siapa DET surat 2TG? Glos Lancar : Kamu berikan ke siapa surat kamu itu? Peneliti : Ka Bapak Delfi pak. Glos Cermat : PREP Bapak Delfi pak. Glos Lancar : Ke bapak Delfi pak. Bapak Egi : Ouhh nu ieu tah din, sakeudeng heulana din diketik. Ieu ditujukeun ka Dekan Fakultas Ilmu Budaya din? Glos Cermat : Ouhh yang DET yah Din. Sebentar dulu Din diketik. DET ditujukan PREP Dekan Fakultas Ilmu Budaya Din? Glos Lancar : Ouhh yang ini yah din. Diketik dulu sebentar. Ditujukan ke Dekan Fakultas Ilmu Budaya din? 32 Peneliti : Sumuhun pak. Glos Cermat : Iya pak. Glos Lancar : Iya pak. Bapak Egi : Loh din, jadi kamu bentar lagi wisuda lah ya? Peneliti : Amin pak. Ya doain aja pak semoga cepat wisuda pak. Participants Bapak Egi dalam percakapan menggunakan bahasa pertamanya, yaitu bahasa Sunda karena sering menggunakan bahasa Sunda kepada kedua orangtua dan sesama penutur bahasa Sunda. Selain bahasa Sunda, Bapak Egi dapat menggunakan bahasa Indonesia saja. Faktor yang terjadi ialah pembicaraan dari Formal ke Informal. Pada awalnya membahas mengenai surat balasan penelitian dan beralih kode mengenai pertanyaan bapak Egi tentang Wisuda pada kalimat Loh din, jadi kamu bentar lagi wisuda lah ya?. Data 8 Setting and Scene Di Kantor Kepala Desa Petapahan Jaya. Percakapan dilakukan pada tanggal 10 Juni 2015, Pukul 09:15 WIB. Participants Egi Malgina. Berasal dari Karawang, Jawa Barat. Ends Mengenai tanggal acara sunat massal dan mengenai skripsi. 33 Act Squence Percakapan secara Informal ke formal. Key Santai dan serius. Intrumentalities Bahasa lisan. Norm Of Interaction and interpretation Terjadi norma interaksi antara penutur dan lawan tutur. Genre Percakapan menggunakan kalimat formal. Peristiwa Tutur Peneliti : Pak tanggal opat belas teh dibejakeun Bapak Nasrudin aya acara Sunat massal ya pak? Glos Cermat : Pak tanggal empat belas PART diberitahukan Bapak Nasrudin ada acara sunat massal ya pak? Glos Lancar : Pak tanggal empat belas diberitahu Bapak Nasrudin ada acara sunat massal ya pak? Bapak Egi : Lain atuh Din, acarana tanggal sabelas henteu tanggal opat belas. Glos Cermat : Bukan dong Din, acaranya tanggal sebelas tidak tanggal empat belas. Glos Lancar : Bukan Din. Acaranya tanggal sebelas tidak tanggal empat belas. Peneliti :Oh kitu pak, disangka teh minggu isuk acarana. Glos Cermat : Oh begitu pak, dikirain PART minggu besok acaranya. 34 Glos Lancar : Oh begitu pak, dikirain acaranya minggu besok. Bapak Egi : Teu ah din. Din, jurusan Sastra Indonesia, kok skripsinya bahasa Sunda Din? Glos Cermat : Tidak Din. Glos Lancar : Tidak Din. Peneliti : Iya pak, ngambil bahasa sendiri aja gitu pak. Participants Bapak Egi dalam percakapan menggunakan bahasa pertamanya, yaitu bahasa Sunda karena sering menggunakan bahasa Sunda kepada kedua orangtua dan sesama penutur bahasa Sunda. Faktor yang terjadi ialah Informal ke formal. Pada awalnya peneliti menanyakan tanggal perencanaan sunat massal, namun pada saat berlangsungnya percakapan tiba-tiba bapak Egi menanyakan tentang skripsi peneliti, yaitu pada kalimat Din, jurusan Sastra Indonesia, kok skripsinya bahasa Sunda Din? 35

4.2.3 Pergantian Topik Pembicaraan Data 9

Setting and Scene Di depan rumah Ibu Juju warung bakso pada tanggal 4 Juni 2015, pukul 17:10 WIB. Participants Siti Rukmana. Berasal dari Garut, Jawa Barat. Juju. Berasal dari Garut, Jawa Barat. Ends Membahas mengenai harga gas yang mahal. Act Squence Percakapan sehari-hari. Key Kesal karena harga gas yang mahal dan susah untuk dicari. Suasana begitu ramai dengan suara kendaraan, karena warung berada di pinggir jalan. Intrumentalities Bahasa lisan. Norm Of Interaction and interpretation Terjadi norma interaksi antara Ibu Siti dan Ibu Juju Mereka berdua adalah kakak-adik. Genre Percakapan menggunakan kalimat informal. 36 Peristiwa Tutur Ibu Juju : Lalieur ayeuna mah ceu, ari ngabeuli gas teh hese pisan, teu aya dimana-mana. Lamun aya mah mahal pisan. Glos Cermat : Pusing sekarang PART ceu, kalau membeli gas PART susah amat. Tidak ada dimana-mana. Kalau ada PART mahal amat. Glos Lancar : Sekarang pusing kak, kalau membeli gas PART sangat susah. Tidak ada dimana-mana. Kalau ada sangat mahal. Ibu Siti : Ti Ibu Lastri teu aya kitu ? Glos Cermat : PREP Ibu Lastri tidak ada begitu? Glos Lancar : Dari Ibu Lastri tidak ada begitu? Ibu Juju : Ayeuna mah aya, tapi mahal pisan ceu Glos Cermat : Sekarang PART ada, tapi mahal amat kak. Glos Lancar : Sekarang ada, tapi sangat mahal kak. Ibu Siti : Sabaraha atuh hargana ? Glos Cermat : Berapa dong harganya? Glos Lancar : Berapa harganya? Ibu Juju : 25.000 ceu. Awis mah tenaon-naon lamun loba di warung nu ngajual teh. Ceu, kemarin pestanya Ibu Karsini datang gak ? Glos Cermat : 25.000 kak. Mahal PART tidak apa-apa kalau banyak PREP warung yang ngejual PART. Kak kemarin pestanya Ibu Karsini datang gak? 37 Glos Lancar : 25.000 kak. Mahal tidak apa-apa kalau banyak di warung yang menjual. Ibu Siti : Yee berangkat sama siapa, gak ada yang ngantar kemarin tuh. Ibu Juju : Iyaa ceu, aku juga gak berangkat. Deras kali hujannya disini. Participants Bu Siti dan Ibu Juju pada kesehariannya menggunakan bahasa Sunda, dan bahasa Indonesia. Karena mereka berdua adalah kakak-adik yang berasal dari Garut Jawa Barat. Faktor terjadinya alih kode ialah karena pergantian topik pembicaraan, yaitu pada awalnya penutur membicarakan mengenai harga gas yang semakin naik harganya dan langka. Setelah peristiwa tutur berlangsung tiba-tiba terjadi alih kode bahasa Sunda ke bahasa Indonesia karena pergantian topik pembicaraan pada kalimat: Ceu kemarin pestanya Ibu Karsini datang gak? Data 10 Setting and Scene Percakapan dilakukan di depan rumah Bi Dewi di RT 13 RW 6, Pada tanggal 5 Juni 2015, Pukul 11:06 WIB. Participants Dewi Tomini. Berasal dari Karawang Jawa Barat. Rokana. Berasal dari Karawang, Jawa Barat. Ends Membahas tentang memupuk dan mengenai TPH Tempat Pembuangan Hasil. 38 Act Squence Percakapan sehari-hari. Key Suara yang diucapkan yaitu dengan suara yang begitu santai, dan sedih karena tidak mempunyai TPH lagi Intrumentalities Bahasa lisan. Norm Of Interaction and interpretation Terjadi interaksi antara penutur dan lawan tutur. Genre Percakapan menggunakan kalimat informal. Peristiwa Tutur Bi Rokana : Ayeuna bapakna mah keur mupuk Glos Cermat : Sekarang bapaknya PART lagi memupuk Glos Lancar : Bapaknya sekarang lagi memupuk Bi Dewi : Makena urea henteu? Glos Cermat : Memakainya Urea tidak? Glos Lancar : Memakainya Urea tidak? Bi Rokana : Makena mah TSP. Tapi sekarang gak punya TPH. Aduh pusing Glos Cermat : Memakainya PART MAH TSP. Glos Lancar : Memakainya TSP. 39 Bi Dewi : Kenapa, kok begitu? Bi Rokana : Tapi digali semua Jalannya semua itu ingin ditutup, jalan yang poros itu yang tengah. Kaditu amblas jalanna. Atuh urang ka ambilna dua pokok, buahna laloba. Glos Cermat : Tapi digali semua Jalannya semua itu ingin ditutup, jalan yang poros itu yang tengah. Kesana amblas jalannya. Kita ke ambilnya dua pokok, buahnya banyak. Glos Lancar : Tapi digali semua Jalannya semua itu ingin ditutup, jalan yang poros itu yang tengah. Kesana jalannya amblas. Kita ke ambilnya dua pokok, banyak buahnya. Participants Bi Dewi pada kesehariannya menggunakan bahasa Sunda, Jawa dan bahasa Indonesia. Namun lebih dominan menggunakan bahasa Sundanya, karena kedua orang tua, mertua, suami dan tetangga sekitar adalah orang Sunda. Pemakaian bahasa Jawanya jarang dipakai, karena hanya beberapa orang yang menggunakan bahasa Jawa dilingkungannya. Lain halnya dengan Bi Dewi, maka Bi Rokana hanya dapat berbahasa Sunda dan bahasa Indonesia saja. Faktor terjadinya alih kode ialah karena pergantian topik pembicaraan, yaitu pada awalnya penutur menanyakan suami Bi Dewi Tomini yang sedang memupuk. Namun, setelah peristiwa tutur berlangsung tiba-tiba terjadi alih kode bahasa Sunda ke bahasa Indonesia pada kalimat Tapi sekarang gak punya TPH. Aduh pusing Data 11 Setting and Scene Di depan rumah Ujang Mulyadi di RT 40 13 RW 06, pada tanggal 12 Juni 2015, pukul 12:35 WIB. Participantss Ujang Mulyadi. Berasal dari Garut, Jawa Barat. Sutisna. Berasal dari Garut, Jawa Barat. Ends Mengenai perbaikan rumah, karena anak bapak Herman akan berulang tahun. Act Squence Percakapan sehari-hari. Key Ribut Suara orang yang sedang memperbaiki rumah . Intrumentalities Bahasa lisan. Norm Of Interaction and interpretation Terjadi norma interaksi antara penutur dan lawan tutur. Genre Percakapan menggunakan kalimat informal. Peristiwa Tutur Sutisna : Keketrok wae ti tadi Jang di imah si Herman teh. saha nu digawe? Glos Cermat : memukul-mukul aja PREP tadi Jang PREP rumah si Herman PART. Siapa yang bekerja? 41 Glos Lancar : Memukul-mukul saja dari tadi mang di rumah si Herman. Siapa yang bekerja? Ujang Mulyadi: Urang ti Flamboyan tea. Nu digawe teh teu aya dibere roko-roko acan ieu teh, karunya teuing nu digawe. Glos Cermat : Orang PREP Flamboyan DET. Yang bekerja PART tidak ada dikasih roko-rokok belum DET PART. Kasihan terlalu yang bekerja. Glos Lancar : Orang dari Flamboyan itu. Yang bekerja belum ada dikasih rokok- rokok, terlalu kasihan yang bekerja. Sutisna : Aya acara naon kitu? Glos Cermat : Ada acara apa begitu? Glos Lancar : Ada acara apa? Ujang Mulyadi: Ulang tahun putrana nu alit teh. Si fajar nu katilu. Hayang acara sisingaan jeung jarang kepang. Glos Cermat : Ulang tahun anaknya yang kecil PART. Si Fajar yang ketiga. Ingin acara sisingaan KONJ jarang kepang Glos Lancar : Ulang tahun anaknya yang kecil. Si Fajar yang ketiga. Ingin acara sisingaan dan jarangkepang. Sutisna : Mereun engkeuna mah loba nu daratang. Eta aya buahan teu diambil tah Sambil menunjuk pohon sawit. Tadi manen ditempat siapa Jang? 42 Glos Cermat : Mungkin nantinya PART banyak yang berdatangan. DET ada buahan tidak diambil Glos Lancar : Kemungkinan nanti banyak yang berdatangan. Itu buah tidak diambil. Kedua Participants dapat berbahasa Sunda, bahasa Jawa dan bahasa Indonesia. Namun, lebih dominan pada bahasa Sunda karena dilingkungan sekitar rumah menggunakan bahasa Sunda. Faktor terjadinya alih kode ialah karena pergantian topik pembicaraan, yang awalnya Mang Sutisna bertanya tentang akan ada acara apa di rumah Mang Herman. Kemudian beralih topik pembicaraan, yaitu pada kalimat: Tadi manen ditempat siapa Jang? Data 12 Setting and Scene Di depan warung Jl. Baru pada tanggal 5 Juni 2015, pukul 15:07 WIB Participants Neneng Astuti. Berasal dari Karawang, Jawa Barat. Ends Pada awalnya pembahasan mengenai Ibu Astuti sebagai guru MDA yang tidak mengajar pada hari itu dan berubah pembahasan mengenai nilai bahasa Arab dari salah satu muridnya. 43 Act Squence Percakapan sehari-hari. Key Suasana santai. Intrumentalities Bahasa lisan Norm Of Interaction and interpretation Terjadi norma interaksi penutur dan lawan tutur. Genre Percakapan menggunakan kalimat informal. Peristiwa Tutur Bu Neneng : Iraha maneh datang? Glos Cermat : Kapan 2TG datang? Glos Lancar : Kapan kamu datang? Peneliti : Poe salasa kamari bu. Teu ngajar bu? Glos Cermat : Hari selasa kemarin bu. Tidak ngajar bu? Glos Lancar : Hari selasa bu. Tidak ngajar bu? Bu Neneng : Enggak Din, si bapak mah gering dari pulang manen teh. Glos Cermat : Tidak Din, si bapak PART sakit PREP pulang manen PART Glos Lancar : Tidak Din, si bapak sakit dari pulang manen Peneliti : Kahujanan bu? Glos Cermat : Kehujanan bu? Glos Lancar : Kehujanan bu? Bu Neneng : Sumuhun Din. Din kok enggak sama si Enci? Eh Din si Enci nilai bahasa arabnya turun. Kok bisa gitulah din? Glos Cermat : Iya Din. Glos Lancar : Iya din. 44 Peneliti : Nilainya berapa bu? Mamah nya mah kemarin bilang bu kalau Enci pas ujian sakit, jadi ya begitu bu malas belajarnya. Bu Neneng : Merosot begitu nilainya dari 90 jadi 60 Din. Semangatinlah Din. Participants Bu Neneng merupakan orang yang tidak hanya dapat menggunakan bahasa Sunda tetapi dapat menggunakan bahasa Arab dan bahasa Indonesia. Pemakaian bahasa Sunda Bu Neneng sudah tidak terlalu aktif digunakan, karena di lingkungan rumah sekitar kebanyakan adalah orang Jawa, dan Suaminya pun orang Jawa. Hanya memakai bahasa Sundanya kepada orangtua dan sesama penutur bahasa Sunda saja. Faktor yang terjadi ialah karena pergantian topik pembicaraan. Pada awalnya peneliti menanyakan mengajar atau tidaknya Ibu Neneng dan kemudian Ibu neneng beralih pembicaraan mengenai nilai si Enci yang merupakan saudara peneliti pada kalimat Din kok enggak sama si Enci? Eh Din si Enci nilai bahasa arabnya turun. Kok bisa gitulah din?

4.2.4 Ingin Dianggap Terpelajar Data 13

Setting and Scene Di Belakang rumah Bu esih, pada tanggal 7 Juni 2015, pukul 14:15 WIB Participants Esih. Berasal dari Garut, Jawa Barat. M. Rahmat Zakaria. Berasal dari Bandung. 45 Ends Membahas mengenai pemakaian Pupuk pada pohon sawit. Act Squence Percakapan sehari-hari. Key Suasana santai. Intrumentalities Bahasa lisan Norm Of Interaction and interpretation Terjadi norma interaksi antara penutur dan lawan tutur. Genre Percakapan menggunakan kalimat informal. Peristiwa Tutur Mak Esih : Kamari mah di sawit pupukna pake NPK rada saleheung. Glos Cermat: Kemarin PART PREP sawit pupuknya pakai NPK agak lumayan. Glos Lancar: Kemarin di sawit pupuknya pakai NPK sedikit lumayan. Mang Jaka : Ulah loba dipupuk warna-warna atuh. Ti heula abdi oge ku pupuk NPK Mutiara hargana mahal. Glos Cermat: Jangan banyak dipupuk macam-macam dong. PREP dulu 1TG juga dengan pupuk NPK mutiara harganya mahal. Glos Lancar: Jangan banyak dipupuk macam-macam. Dari dulu saya juga dipupuk dengan NPK Mutiara harganya mahal. Mak Esih: Henteu Ieu mah nomer dua makena mah. 46 Glos Cermat: Tidak DET PART nomor dua pakainya PART. Glos Lancar: Tidak ini nomor dua pakainya. Mang Jaka : Eta teh nomer dua nu alus. Glos Cermat: DET PART nomor dua yang bagus. Glos Lancar: Itu nomor dua yang bagus. Mak Esih: Aya tilu nomer pupukna eta teh? Glos Cermat:Ada tiga nomor pupuknya DET PART? Glos Lancar: Ada tiga nomor pupuk itu? Mang Jaka : Iya. Pupuk yang bagus tuh pakenya Dolamit, Urea, KCL nah tiga macam itu bagus. Enggak kurang dari tiga ton itu tuh kaplingnya sebulan. Participants Mang Jaka asli penutur bahasa Sunda dari Bandung dengan menggunakan bahasa Sunda tetapi dapat juga menggunakan bahasa Jawa dan bahasa Indonesia. Pemakaian bahasa Sunda Mang Jaka begitu sering digunakan dikehidupan sehari-hari, karena di lingkungan rumah sekitar kebanyakan adalah orang Sunda, dan istrinya juga berasal dari Garut. Pada penutur Ibu Esih juga berasal dari Garut Jawa Barat, dapat menggunakan bahasa Sunda dan bahasa Indonesia. Faktor yang terjadi ialah karena lawan tutur Mang Jaka ingin dianggap sebagai terpelajar karena telah beralih kode pada kalimat : Iya. Pupuk yang bagus tuh pakenya Dolamit, Urea, KCL nah tiga macam itu bagus. Enggak kurang dari tiga ton itu tuh kaplingnya sebulan. Data 14 47 Setting and Scene Di depan rumah Bapak Tarjo pada tanggal 7 Juni 2015, Pukul 17:30 WIB. Participants Tati . Berasal dari Karawang, Jawa Barat. Sutarjo. Berasal dari Ciamis, Jawa Barat. Ends Membahas mengenai ladang pak Tarjo yang akan diberi tempat saung. Act Squence Percakapan sehari-hari. Key Suasana santai. Intrumentalities Bahasa lisan. Norm Of Interaction and interpretation Terjadi interaksi antara penutur dan lawan tutur. Genre Percakapan menggunakan kalimat informal. PeristiwaTutur Bu Tati : Eta teh ditambihan warung kitu pak Glos Cermat : DET PART ditambahkan warung begitu pak. Glos Halus : Itu ditambahkan warung begitu pak. Pak Tarjo : Henteu, engkeuna mah katukang dibere sasaungan. Abdi mah sok oge ngiring-ngiring, wengi ogenan, ieu bonusan ti Tunggal Yunus sareung Udin, sareung si Umi. 48 Glos Cermat : Tidak, nantinya PART kebelakang dikasih gubuk. 1TG PART selalu juga ikut, malam juga, DET bonus PREP Tungal Yunus KONJ Udin, KONJ si Umi. Glos Lancar : Tidak, nanti kebelakang dikasih gubuk. Saya juga selalu ikut, malam juga. Ini bonus dari Tunggal Yunus sama Udin, sama si Umi. Bu Tati : Nu penting mah milarian nu gampang pak. Mudah-mudahan yang lancarlah pak, rezekinya banyak terus. Banyakin sedekah. Kalau banyak sedekah pasti rezeki makin banyak begitu pak. Glos Cermat : Yang penting PART mencari yang mudah pak. Glos Lancar : Yang penting mencari yang mudah pak. Participants Bu Tati asli penutur bahasa Sunda dari Karawang Jawa Barat dapat menggunakan bahasa Sunda dan bahasa Indonesia. Pemakaian bahasa Sunda Mang Jaka begitu sering digunakan dikehidupan sehari-hari, karena di lingkungan rumah sekitar kebanyakan adalah orang Sunda, dan suaminya adalah orang Sunda. Kemudian Bapak Tarjo dapat menggunakan bahasa Sunda, Jawa dan Indonesia. Faktor yang terjadi ialah karena penutur Bu tati beralih kode karena ingin dianggap terpelajar, seperti pada kalimat: Mudah-mudahan yang lancarlah pak, rezekinya banyak terus. Banyakin sedekah. Kalau banyak sedekah pasti rezeki makin banyak begitu pak. 4.2.5 Terpengaruh Lawan Bicara yang Beralih ke Bahasa Indonesia Data 15 Setting and Scene Di Belakang rumah Bi Yayah 49 Rokayah pada tanggal 4 Juni 2015, Pukul 17:00 WIB. Participants Yayah Rokayah. Berasal dari Karawang, Jawa Barat. Nunung. Berasal dari Garut, Jawa Barat. Ends Membahas mengenai ladang Nek Amin. Act Squence Bentuk ujaran adalah bahasa sehari- hari. Key Suasana santai. Intrumentalities Bahasa lisan. Norm Of Interaction and interpretation Terjadi norma interaksi antara penutur dan lawan tutur. Genre Percakapan menggunakan kalimat informal. Peristiwa Tutur Bi Nunung : Kumaha mang Rahmat bi ngurus ladang nek Amin? Glos Cermat: Bagaimana mang Rahmat bi ngurus ladang nek Amin? Glos Lancar: Bagaimana mang Rahmat ngurus ladang Nek Amin bi? 50 Bi Yayah Rokayah : Lamun ti heula mah boga nek Amin hoyong dijual wae 200 mah. Nu urang lain mah nawarkeun hargana tujuh belas atau dalapan belas kitu imah teh. Lamun ayeuna mah Alhamdulillah diuruskeun ka mamang Rahmat teh. Glos Cermat: Kalau PREP dahulu PART punya Nek Amin ingin dijual aja 200 PART. Yang orang PART menawarkan harganya tujuh belas atau delapan belas begitu rumah PART. Kalau sekarang PART Alhamdulillah PREP uruskan PREP Mamang Rahmat PART. Glos Lancar: Kalau dari dulu punya nek Amin ingin dijual aja 200. Orang lain menawarkan harganya tujuh belas atau delapan belas rumah. Kalau sekarang Alhamdulillah diuruskan ke mamang Rahmat. Bi Nunung : Ari eta mah kan upami baheula memang teu aya nu harga sakitu teh. Glos Cermat: Kalau PREP PART kan kalau dahulu memang tidak ada yang harganya sebegitu PART. Glos Lancar: kalau dahulu memang tidak ada yang harganya sebegitu. Bi Yayah Rokayah : Udah pasaran memang bi, kalau ada 200 yang ingin mah uda untung bi, karena belum ada sertifikat keluar sampai sekarang. Bi Nunung: mahal kali begitu ya bi, aku kalau banyak duit aku beli itu. Kedua Participants pada peristiwa tutur di atas merupakan orang yang sama- sama dapat berbahasa Sunda dan bahasa Indonesia saja. Faktor yang terjadi ialah karena terpengaruh oleh lawan bicara yang beralih dari bahasa Sunda ke bahasa Indonesia yaitu pada kalimat: Udah pasaran memang 51 bi, kalau ada 200 yang ingin mah uda untung bi, karena belum ada sertifikat keluar sampai sekarang. Data 16 Setting and Scene Di belakang rumah Ibu Nyai Tuti. Pada Tanggal 10 Juni 2015, 19:00 WIB. Participants Rohaeti. Berasal dari Karawang Jawa Barat. Nyai Tuti. Berasal dari Garut Jawa Barat. Ends Mengenai gajihan. Act Squence Percakapan sehari-hari. Key Begitu santai. Intrumentalities Bahasa lisan. Norm Of Interaction and interpretation Terjadi interaksi antara penutur dan lawan tutur. Genre Percakapan menggunakan kalimat informal. Peristiwa Tutur Bi Rohaeti: Iraha Gajihanna ? Glos Cermat: Kapan Gajihannya? Glos Lancar: Kapan Gajihannya? Bi nyai Tuti: Kamari peuting saptu. 52 Glos Cermat: kemarin malam sabtu. Glos Lancar: Malam sabtu kemarin. Bi Rohaeti: Gajihannana oh kitu. Eh sugan teh poe kemis Glos Cermat: Gajihannya oh begitu. Eh kirain PART hari kamis. Glos Lancar: oh begitu gajihannya. Kirain hari kamis. Bi Nyai Tuti: Eta ge jumaah sore. Ieu teh ngadadak kitu gajihannana. Kan aturan isukannya tanggal 13. Cuma kan nanti ingin dimajukan paling tanggal 12 an. Glos Cermat: Itu juga jumat sore. DET PART mendadak begitu gajihannya. Kan aturannya besoknya tanggal 13, Cuma kan nanti ingin dimajukan paling tanggal 12 an. Glos Lancar: Itupun jumat sore. Kita ini mendadak begitu gajihannya, seharusnya tanggal 13, tetapi nanti ingin dimajukan paling tanggal 12an . Bi Rohaeti: Mungkin karena ingin puasa itu bi. Jadi dipercepat. Kedua Participants pada peristiwa tutur di atas merupakan orang yang sama- sama dapat berbahasa Sunda dan bahasa Indonesia saja. Faktor yang terjadi ialah karena terpengaruh oleh lawan bicara Bi Nyai Tuti yang beralih dari bahasa Sunda ke bahasa Indonesia yaitu pada kalimat: Cuma kan nanti ingin dimajukan paling tanggal 12 an. Data 17 Setting and Scene Acara arisan di rumah Ibu Suprihatin, 53 pada tanggal 10 Juni 2015, pukul 15:15 WIB Participantss Fatimah. Berasal dari Karawang, Jawa Barat. Nunung Hasanah. Berasal dari Garut Jawa Barat. Ends Mengenai penghitungan uang arisan. Act Squence Percakapan sehari-hari. Key Santai, dan ramai ibu-ibu rumah tangga. Intrumentalities Bahasa lisan. Norm Of Interaction and interpretation Terjadi interaksi antara penutur dan lawan tutur. Genre Percakapan menggunakan kalimat informal Peristiwa Tutur Bu Fatimah: Sabaraha ieu sambil menunjuk uang? Sadalapan ratus? Glos Cermat: Berapa DET ? 800? Glos Lancar: Ini berapa? 800? Bi Nunung: Sajuta mereun Glos Cermat: Sejuta mungkin 54 Glos Lancar: Mungkin sejuta Bu Fatimah: Dalapan mah ti bi Yati. Aya goreng hiji ieu acisna, teu ditingali dulu atuh. Glos Cermat: Delapan PART PREP bi Yati. Ada jelek satu DET uangnya, tidak dilihat dulu dong. Glos Lancar: Delapan dari bi Yati. Uangnya ada yang jelek satu, tidak dilihat dulu. Bi Nunung: Biarin ajalah bi, ingin dibagikan juga. Bu Fatimah: Entar gak lakulah duitnya bu. Eh tapi kalau duit 100 mah laku terus. Kedua participants hanya dapat menguasai bahasa Sunda dan bahasa Indonesia. Adapun faktor terjadinya alih kode karena terpengaruh oleh lawan bicara Bi Nunung yang beralih dari bahasa Sunda ke bahasa Indonesia yaitu pada kalimat: Biarin ajalah bi, ingin dibagikan juga, dan kemudian penutur Bu Fatimah menggunakan bahasa Indonesia. Data 18 Setting and Scene Tanggal 7 Juni 2015 di depan rumah Bapak Aceng. Pukul 10:00 WIB pada saat pak aceng sedang membuat tiang lampu. Participants Rokana. Ahmad Aceng. Berasal dari Karawang, Jawa Barat. 55 Ends Mengenai tiang lampu Act Squence Percakapan sehari-hari. Key Santai dan akrab. Intrumentalities Bahasa lisan. Norm Of Interaction and interpretation Terjadi interaksi antara penutur dan lawan tutur. Genre Percakapan menggunakan kalimat informal. Peristiwa Tutur Bi Rokana : Ieu kunaon?, lampuna putus apa kumaha di payun? Glos Cermat : DET kenapa?, lampunya putus apa bagaimana di depan? Glos Lancar : Ini kenapa?, lampunya putus bagaimana di depan? Pak Aceng : Ieu anyar ieu teh ti kelompok masihan tihang Glos Cermat : DET baru DET PART PREP kelompok memberi tiang. Glos Lancar : Ini baru dari kelompok memberi tiang. Bi Rokana : Keuna sabaraha ieu pak? Glos cermat : Kena berapa DET pak? Glos Lancar : Terkena berapa pak? Pak Aceng : Genep puluh mah tihangna hungkul 56 Glos Cermat : 60 PART tiangnya aja. Glos Lancar : 60 tiangnya saja. Bi Rokana : Murah kitu pak. Eta teh kabehna diberean pak? Glos Cermat : Murah begitu pak. DET PART semuanya dikasih pak? Glos Lancar : Murah begitu pk. Semuanya dikasih pak? Pak Aceng : Tadi kata pak kadus semuanya. Ya entah nanti dikasih apa enggak. Bi Rokana : Mudah-mudahan lah pak, biar terang semua jalan. Participants Bi Rokana merupakan asli penutur bahasa Sunda Berasal dari Karawang, Jawa Barat. Sama halnya dengan Bi Rokana, bapak Aceng juga berasal dari Karawang, Jawa Barat. Keduanya hanya dapat berbahasa Sunda dan bahasa Indonesia saja. Faktor terjadi alih kode ialah karena terpengaruh lawan bicara Bapak Aceng yang beralih ke bahasa Indonesia yaitu pada kalimat Tadi kata pak kadus semuanya. Ya entah nanti dikasih apa enggak, dan kemudian Bi Rokana juga menggunakan bahasa Indonesia. Data 19 Setting and Scene Pada tanggal 11 Juni 2015, pukul 08:30 WIB di Ruangan kerja bapak nasrudin sebagai Sekretaris di KUD 57 Hikmah Jaya. Participants Nasrudin. Berasal dari Indramayu, Jawa Barat. Rosidah. Berasal dari Cirebon Jawa Barat. Ends Mengenai uang pinjaman Act Squence Percakapan sehari-hari. Key Santai dan akrab. Intrumentalities Bahasa lisan. Norm Of Interaction and interpretation Terjadi norma interaksi antara penutur dan lawan tutur. Genre Percakapan menggunakan kalimat informal. Peristiwa Tutur Bu Ros : Saya mah saentena nginjeum, upami tiasa pere eta tiasa henteu pak ngaliwat hiji atau dua henteu pak, dipinjeumkeun heula kitu pak. Glos Cermat: Saya PART seenggaknya pinjam, Kalau dapat libur DET dapat tidak pak ngelewati satu atau dua tidak pak, dipinjamkan dulu begitu pak. Glos Lancar: Saya, setidaknya meminjam, kalau dapat libur melewati satu atau dua dapat tidak pak, dipinjam dulu begitu pak. 58 Pak Nasrudin: Tiasa. Lamun ngaliwatkeun mah upami jasa kudu dibayar upami pokokna mah tenaon-naon dua kali atau tilu kali asal ngalapor ka kalompok tani tenaon-naon eta teh kitu bu. Glos Cermat: Dapat. Kalau melewatkan PART kalau jasa harus dibayar kalau pokoknya PART tidak apa-apa dua kali atau tiga kali asal ke kelompok tani tidak apa-apa DET PART begitu bu. Glos Lancar: Kalau melewatkan jasa harus dibayar yang pokoknya tidak apa-apa dua atau tiga kali asal ke kelompk tani tidak apa-apa begitu bu. Bu Ros : oh kitu pak, muhun pak. Glos Cermat: Oh begitu pak. Iya pak Glos Lancar: oh begitu pak. Iya pak Pak nasrudin: Ya nanti kita bicarakan lagi dengan Ibu Ani. Bu Ros : Iya pak. Tolong secepatnya ya pak. Participants Bu Ros merupakan asli penutur bahasa Sunda Berasal dari Cirebon, Jawa Barat yang dapat menggunakan bahasa Sunda dan bahasa Indonesia. Sedangkan Bapak Nasrudin berasal dari Indramayu Jawa Barat dan dapat menggunakan bahasa Sunda, Jawa dan bahasa Indonesia. Faktor terjadinya alih kode karena terpengaruh lawan bicara Bapak Nasrudin yang beralih ke bahasa Indonesia yaitu pada kalimat Ya nanti kita bicarakan lagi dengan Ibu Ani, dan setelah itu Ibu Ros menggunakan bahasa Indonesia . 59 Data 20 Setting and Scene Di depan rumah Bapak Aceng sedang mengambil gori, pada tanggal 6 Juni 2015, pukul 17:10 WIB Participantss Nunung Hasanah. Berasal dari Garut, Jawa Barat. Ahmad Aceng. Berasal dari Karawang Jawa Barat. Ends Mengambil Gori. Act Squence Percakapan sehari-hari. Key Ramai, karena banyak anak yang sedang bermain. Intrumentalities Menggunakan bahasa Bahasa lisan. Norm Of Interaction and interpretation Terjadi norma interaksi antara Bi Nunung Hasanah dengan Bapak Aceng Genre Percakapan menggunakan kalimat informal. Peristiwa Tutur Bi Nunung Hasanah: Aduh tong loba-loba atuh pak sambil melihat bapak AcengAhmad yang sedang mengambilkan Gori untuk bi Nunung Hasanah Glos Cermat: Aduh jangan banyak-banyak lah pak. Glos Lancar: Aduh jangan banyak-banyak pak. Pak Aceng: Tenaon-naon atuh bi. Istilah urang Jawa Solo teh di gudek ieu. 60 Glos Cermat: Enggak apa-apa dong bi. Istilah Orang Jawa Solo PART PREP gudek DET. Glos Lancar: Tidak apa-apa bi. Istilah orang Jawa Solo ini di gudek. Bi Nunung Hasanah: Lamun abdi mah di sayur asem pak Glos Cermat: kalau 1TG PART PREP sayur asam pak Glos Lancar: Kalau saya di sayur asam pak. Pak Aceng : Enak atuh. Ini cepat kali ini pohonnya berbuah. Bi Nunung Hasanah : Waduh lumayan lah pak, tiap hari tinggal ngambil aja. Participants Bi Nunung Hasanah merupakan asli penutur bahasa Sunda dari Garut Jawa Barat. Selain bahasa Sunda, bi Nunung hanya dapat berbahasa Indonesia saja. Sama halnya dengan Bi Nunung, bapak aceng juga penutur asli bahasa Sunda namun berasal dari Karawang Jawa Barat. Adapun faktor terjadinya alih kode ialah karena terpengaruh lawan bicara Bapak aceng yang beralih ke bahasa Indonesia yaitu pada kalimat Ini cepat kali ini pohonnya berbuah, dan kemudian Bi Nunung pun mengikuti menggunakan bahasa Indonesia.

4.2.6 Menunjukkan Bahasa Pertamanya Bukan Bahasa Sunda Data 21

Setting and Scene Percakapan dilakukan di Puskesmas Petapahan, Pada tanggal 11 Juni 2015, 61 Pukul 11:00 WIB Participants Suprihatin. Berasal dari Jawa Tengah. Ali Hasan. Berasal dari Karawang Jawa Barat. Ends Mengenai anak yang menangis karena disunat. Act Squence Percakapan sehari-hari. Key Ramai, berisik karena banyak anak- anak yang akan disunat. Intrumentalities Bahasa lisan. Norm Of Interaction and interpretation Berupa interaksi pertanyaan yaitu antara mang Ali dan Ibu Suprihatin. Genre Percakapan menggunakan kalimat informal. Peristiwa Tutur Mang Ali: Mang geus aya praktek kitu dokterna? Glos Cermat: memang sudah ada praktek begitu dokternya? Glos Lancar: Memang sudah ada praktek dokternya? Suprihatin: Emang praktek manehna mah aya praktek kitu , teu nyaho timana kitu, dapat wae kitu. Glos Cermat: Emang praktek 3TG PART ada praktek begitu, tidak tahu dimana begitu, dapat aja begitu. 62 Glos Lancar: Memang praktek dianya ada praktek, tidak tahu dimana, dapat saja begitu. Mang Ali: Lain, maksudna mah aya bukti praktek teh Glos Cermat: Bukan, maksudnya PART ada bukti praktek PART Glos Lancar: Bukan, maksudnya ada bukti praktek. Suprihatin: Teu nyaho. Eta si akbar anakna pak Muin. Teu tiasa, keras cenah Glos Cermat: tidak tahu. Itu si Akbar anaknya pak Muin, enggak dapat. keras katanya. Glos Lancar: Tidak tahu. Si Akbar anaknya pak Muin, tidak dapat. Katanya keras. Mang Ali : Eta mah urang tara ngajait, jait na mah nu payah , manual kitu. cara alami.aya nu cuerik aya henteu ceurik. Glos Cermat: DET PART 3TG tidak pernah ngajahit, jahitnya PART yang payah, manual begitu, cara alami. Ada yang menangis ada yang tidak nangis. Glos Lancar: Kita tidak pernah ngejahit, jahitnya yang payah, manual begitu, cara alami. Ada yang menangis ada yang tidak menangis. Suprihatin: Kalau gak nangis itupun karena ada keinginan besar, dapat kerayuan dari kawannya. Mang Ali: Muhun. Budak leutik mah kitu. Glos Cermat: Iya. Anak kecil PART begitu Glos Lancar: Iya. Anak kecil begitu. 63 Participants Ibu Suprihatin merupakan asli penutur bahasa Jawa, namun suaminya dan mertuanya merupakan orang Sunda. Ibu Suprihatin dapat menggunakan bahasa Sundanya walaupun sedikit-sedikit dibandingkan bahasa Jawanya. Sedangkan Bapak Ali hasan ialah asli penutur bahasa Sunda dan kesehariannya menggunakan bahasa Sunda. Faktor terjadinya alih kode karena penutur menggunakan bahasa Indonesia, karena memang bahasa pertamanya bukan bahasa Sunda. 64

BAB V SIMPULAN DAN SARAN