Kapasitas Pembangkit Ketenaga Listrikan di Wilayah Kalimantan Tengah

MW dan PLTD memiliki daya terpasang sebesar 20,75 MW. Sehingga total daya terpasang dari seluruh PLTD di kalimantan tengah yaitu sebesar 171,05. Jadi asumsi sistem kelistrikan Provinsi Kalimantan Tengah terdapat pada tabel 4.5 berikut. Tabel 4.5 Asumsi Sistem Kelistrikan Provinsi Kalimantan Tengah No Sistem Jenis Jenis Bahan Bakar Pemilik Daya Terpasang MW Daya Mampu MW Beban Puncak MW 1 Barito -PLTD -BBM -PLN 87,7 72,8 98,7 2 Pangkalan Bun -PLTD -BBM -PLN 20,75 29,3 27,1 3 Buntok -PLTD -BBM -PLN 12,6 11,5 9,5 4 Muara Teweh -PLTD -BBM -PLN 10,1 8,8 7,9 5 Kuala Pembuang -PLTD -BBM -PLN 3,8 3,1 2,9 6 Nanga Bulik -PLTD -BBM -PLN 4,1 3,6 3,4 7 Kuala Kurun -PLTD -BBM -PLN 4,1 3,1 2,8 8 Puruk Cahu -PLTD -BBM -PLN 5,5 4,8 3,9 9 Sukamara -PLTD -BBM -PLN 2,7 2,6 2,3 10 UL D 56 Lokasi Tersebar -PLTD -BBM -PLN 19,7 14,9 11,1 Total 171,05 154,5 169,6 Untuk memenuhi kebutuhan beban sampai dengan tahun 2022 termasuk memenuhi daftar tunggu, direncanakan tambahan kapasitas pembangkit sekitar 871 MW. Jenis pembangkit yang akan dibangun adalah PLTU batubara di beberapa lokasi dan PLTGMG gas alam di Bangkanai sebagai pembangkit peaker dengan menggunakan CNG compress natural gas storage. Tabel 4.6 berikut menampilkan perincian pengembangan pembangkit di Kalimantan Tengah. Tabel 4.6 Rencana Pengembangan Pembangkit No Proyek Asumsi Pengembang Jenis Kapasitas MW COD 1 Pulang Pisau FTP1 PLTU PLN 2x60 2015 2 Bangkanai FTP2 PLTMG PLN 155 2016 3 Kuala Pembuang PLTU PLN 2x3 2016 4 Bangkanai FTP2 PLTGMG PLN 140 2017 5 Sampit PLTU PLN 2x25 2018 6 Kalselteng 1 PLTU Swasta 2x100 201920 7 Kalselteng 3 PLTU Swasta 2x100 202021 Jumlah 871 Sumber: RUPTL 2015-2024 Pada tahun 2015 dibangun pembangkit dengan kapasitas 120 MW, 2016 dikembangkan 6 MW, 2018 dikembangkan 50 MW, 2019 dikembangkan 200 MW, dan diakhir simulasi tahun 2020 dikembangkan 200 MW. Jadi total pembangkit listrik tenaga uap PLTU yang akan dibangun mulai tahun 2015-2024 yaitu sebanyak 5 pembangkit.

4.2.2 Pelanggan Listrik

Meningkatnya pertumbuhan ekonomi di Provinsi Kalimantan Tengah dari waktu kewaktu memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan kebutuhan energi listrik. Berdasarkan data statistik PLN, Jumlah pelanggan PLN di Provinsi Kalimantan Tengah hingga 2014 sebesar 437.552 pelanggan dimana jumlah ini berasal dari sektor rumah tangga, industri bisniskomersial, sosial dan publik gedung kantor pemerintahan dan PJU. Hingga tahun 2014, jumlah energi listrik terjual per kelompok pelanggan mencapai 970,17 GWh. Nilai ini naik bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya sebesar 854,78 GWh. Hal ini tidak terlepas dari meningkatnya jumlah pelanggan listrik di Provinsi Kalimantan Tengah. Adapun data penjualan energi listrik per sektor pelanggan dapat dilihat pada tabel 4.7. Tabel 4.7 Energi Terjual Per Sektor Pelanggan Tahun 2014 No Kelompok Tarif Energi Terjual GWh Porsi 1 Rumah Tangga 662,51 68 2 Industri 26,22 3 3 Komersial 196,33 20 4 Publik 55,65 6 5 Sosial 29,45 3 Jumlah 970,17 100 Sumber: Statistik PLN 2014

4.3 Potensi Batubara

Hasil perhitungan keseluruhan menunjukkan bahwa sumberdaya batubara Indonesia sampai dengan tahun 2015 ini adalah sebesar 126.609,34 juta ton batubara, sedangkan cadangan batubara sebesar 32.263,68 juta ton. Sumber daya dan cadangan batubara di provinsi Kalimantan Tengah tahun 2015 adalah seperti terdapat pada tabel 4.8. Tabel 4.8 Sumber Daya dan Cadangan Batubara Kalimantan Tengah Tahun 2015 Provinsi Sumberdaya juta ton Cadangan juta ton Hipotetik Tereka Tertunjuk Terukur Total Terkira Terbukti total Kalimantan Tengah 222,24 1.952,19 883,86 1.047,20 4.105,48 284,53 486,73 771,26 Sumber: Executive Summary pemutakhiran data dan neraca sumber daya energi tahun 2015

4.4 Hasil Simulasi dan Analisis

Penyusunan model energi LEAP menggunakan metode intensitas energi. Intensitas energi merupakan ukuran penggunaan energi terhadap sektor aktivitas. Nilai intensitas energi dihitung berdasarkan konsumsi energi listrik di setiap sektor subsektor dibagi dengan level aktivitas Heaps,2009. Proyeksi penggunaan energi listrik dibagi berdasarkan sektor-sektor pengguna energi listrik yang terdiri dari 5 sektor, yaitu sektor rumah tangga, sektor industri, sektor komersial, sektor publik, dan sektor sosial. Untuk sektor rumah tangga, level aktivitas diwakili oleh jumlah rumah tangga. Dengan demikian intensitas energi listrik di sektor rumah tangga merupakan penggunaan energi listrik per kapita per tahun. Untuk sektor industri, sektor komersial, sektor publik dan sektor sosial, level aktivitas diwakili oleh nilai PDRB. Dengan demikian intensitas energi listrik di sektor industri, sektor komersial, sektor publik dan sektor sosial merupakan penggunaan energi listrik per juta rupiah per tahun. Model energi yang dianalisis menggunakan tahun dasar 2014 dan tahun akhir simulasi di tahun 2024. Model energi yang disusun terdiri dari dua buah skenario,