proporsional, mencegah kesalahan-kesalahan signifikan dalam strategi korporasi dan memastikan kesalahan-kesalahan yang terjadi dapat
diperbaiki dengan segera. Konsep ini mencakup berbagai kegiatan dan tujuannya adalah
untuk mengembangkan masyarakat yang sifatnya produktif dan melibatkan masyarakat didalam dan diluar perusahaan baik secara
langsung maupun tidak langsung, meski perusahaan hanya memberikan kontribusi sosial yang kecil kepada masyarakat tetapi diharapkan mampu
mengembangkan dan membangun masyarakat dari berbagai bidang. Kegiatan CSR penting dalam upaya membangun citra dan reputasi
perusahaan yang pada akhirnya meningkatkan kepercayaan baik dari konsumen maupun mitra bisnis perusahaan tersebut.
Kegiatan CSR diatur dalam UU No. 40 tahun 2007 Pasal 74 Tentang Perseroan Terbatas yang berbunyi: “Perseroan yang menjalankan
kegiatan usahanya dibidang dan atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan”. Pasal 15
huruf b UU No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal turut mendukung kewajiban dalam kegiatan CSR,
yang berbunyi “Setiap penanaman modal berkewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial
perusahaan”. Undang-Undang yang mewajibkan kepada setiap pelaku usaha untuk melakukan pengelolaan perusahaan berhubungan dengan
lingkungan dan sosial mereka guna keberlangsungan hidup perusahaan.
Perusahaan yang melakukan kegiatan CSR dapat mempertahankan dan mendongkrak reputasi serta citra merek perusahaan, mendapatkan
lisensi untuk beroperasi secara sosial, mereduksi risiko bisnis perusahaan, melebarkan akses sumber daya bagi operasional perusahaan, membuka
peluang besar, mereduksi biaya, memperbaiki hubungan dengan regulator, meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan, dan berpeluang
mendapatkan penghargaan Adawiyah, 2013.
6. Tindakan pajak agresif
Perusahaan menganggap pajak sebagai sebuah tambahan beban biayayang dapat mengurangi keuntungan perusahaan, oleh karena itu
perusahaan diprediksi melakukan tindakan yang dapat mengurangi beban pajak perusahaan. Tindakan pajak agresif merupakan suatu tindakan
perusahaan untuk mengurangi beban pajak pada perusahaan dengan berbagai cara dapat secara legal, maupun dengan melanggar hukum. Hal
tersebut dalam menimbulkan keuntungan bahkan kerugian pada perusahaan.
Keuntungan yang diperoleh berupa penghematan pajak sehingga jumlah kas yang dinikmati pemilikpemegang saham dalam perusahaan
menjadi lebih
besar, manajer
mendapatkan kompensasi
dari pemilikpemegang saham perusahaan dan manajer juga mempunyai
kesempatan untuk melakukan rent extraction Chen et al., 2010 dalam Hidayanti, 2013. Kerugian yang ditanggung yaitu kemungkinan
perusahaan mendapatkan sanksi penalti dari fiskus pajak, dan turunnya
harga saham perusahaan Sari dan Martani, 2010 dalam Hidayanti, 2013, rusaknya reputasi perusahaan akibat audit dari fiskus pajak, penurunan
harga saham dikarenakan pemegang saham lainnya mengetahui tindakan pajak agresif yang dijalankan manajer dilakukan dalam rangka rent
extraction Desai dan Dharmapala, 2006 dalam Hidayanti, 2013. Pembayaran pajak perusahaan seharusnya memiliki implikasi bagi
masyarakat dan sosial karena membentuk fungsi yang penting dalam membantu mendanai penyediaan barang publik dalam masyarakat,
termasuk hal-hal seperti pendidikan, pertahanan nasional, kesehatan masyarakat, transportasi umum, dan penegakan hukum Friese, dkk, 2008
dalam Lanis dan Richardson, 2012. Akhirnya, seperti yang ditunjukkan oleh William 2007 dalam Lanis dan Richardson 2012, isu yang paling
signifikan yang timbul dalam upaya menerapkan prinsip-prinsip CSR untuk pajak perusahaan meliputi tindakan-tindakan yang dapat
mengurangi kewajiban pajak perusahaan melalui penghindaran pajak perusahaan dan perencanaan pajak.
B. Pengembangan Hipotesis
1. Pengaruh Profitabilitas terhadap Tindakan Pajak Agresif
Profitabilitas menunjukkan
kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan laba atau nilai hasil akhir operasional perusahaan selama
periode tertentu Munawir, 2004.Laba dijadikan indikator bagi para stakeholder untuk menilai sejauh mana kinerja manajemen dalam
mengelola suatu perusahaan. Tingkat kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan dapat dilihat dan diukur dengan cara
menganalisis laporan keuangan melalui rasio profitabilitas Septiana dan Nur, 2012. Perusahaan yang mempunyai tingkat profitabilitas tinggi dapat
menarik investor untuk menanamkan modalnya di perusahaan tersebut karena menunjukkan keberhasilan kinerja manajemen dalam mengolah
operasional perusahaan.Sebaliknya,
ketika tingkat
profitabilitas perusahaan rendah, maka investor cenderung tidak tertarik untuk
menanamkan modalnya bahkan dapat menarik modal yang telah ditanamkan Sudana dan Arlindania, 2011.
Penelitian ini menggunakan ROA sebagai proksi profitabilitas. Dalam Hanafi dan Halim 2007 : 180 disebutkan bahwa ROA
memperhitungkan kemampuan perusahaan menghasilkan suatu laba terlepas dari pendanaan yang dipakai. ROA menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan perusahaan dalam suatu periode.Semakin tinggi rasio ini, semakin tinggi
profitabilitas perusahaan. Kenaikan ROA akan mengakibatkan kenaikan ETR, sehingga ROA memiliki hubungan yang positif dengan ETR. Yang
artinya semakin tinggi profitabilitas perusahaan maka tingkat agresifitas pajaknya rendah . Dari penjelasan tersebut maka hipotesa yang dibangun
adalah : H
1
:ROA berpengaruh positif terhadap tindakan pajak agresif