Mekanisme Good Corporate Governance (GCG), Kinerja Keuangan, Corporate Social Responsibility (CSR), dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(1)

SKRIPSI

MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE, KINERJA KEUANGAN, CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PERBANKAN DI BURSA EFEK

INDONESIA

OLEH : MONA PRATIWI S

090503263

PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Mekanisme Good Corporate Governance

(GCG), Kinerja Keuangan, Corporate Social Responsibility (CSR), dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, atau yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin dan dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan penulisan etika ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi saya, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Januari 2013 Yang membuat pernyataan

NIM : 090503263 Mona Pratiwi S


(3)

(4)

(5)

ABSTRAK

MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE, KINERJA KEUANGAN, CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY, DAN UKURAN PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana pengaruh good corporate governance (GCG), kinerja keuangan, corporate social responsibility

(CSR), dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2009 – 2011. Ada 7 variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu Tobins Q sebagai variabel dependen dan Kepemilikan Institusional, Komisaris Independen, return on assets (ROA), return on equity (ROE), CSR, dan ukuran perusahaan sebagai variabel independen. Desain dalam penelitian ini bersifat asosiatif kausal dengan menggunakan data sekunder. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI yang berjumlah 31 perusahaan-perusahaan.

Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling, dan diperoleh 12 perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Data penelitian dianalisis melalui uji regresi berganda yaitu uji F dan uji T pada

tingkat 5% (α = 0.05). Penganalisaan data menggunakan software pengolahan data statistik yaitu SPSS 17.00.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan kepemilikan institusional, komisaris independen, ROA, ROE, CSR, dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap Tobins Q di perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Secara parsial variabel kepemilikan institusional, komisaris independen, ROA, ROE, CSR, dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan Tobins Q perusahaan perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Kata Kunci : Good Corporate Governance (GCG), Kepemilikan Institusional, Komisaris Independen, return on assets (ROA), return on equity(ROE), corporate social responsibility (CSR), dan ukuran perusahaan.


(6)

ABSTRACT

MECHANISM OF GOOD CORPORATE GOVERNANCE, FINANCIAL PERFORMANCE, CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY, AND FIRM SIZE OF THE FIRM VALUE AT BANKING

FIRMS ON THE INDONESIAN STOCK EXCHANGE

This research aims to analyze how the influence of financial performance, good corporate governance (GCG), financial performance, corporate social responsibility (CSR), and firm size on corporate value at banking firms listed on the Indonesian Stock Exchange during 2009 – 2011. There are 7 variables used in this research that Tobins Q as dependent variable and Institutional Ownership, Independent Commisioners, return on assets (ROA), return on equity (ROE), CSR and firm size as independent variables. Design in this research is associative causal by using secondary data. The population of the research are banking firms listed on Indonesian Stock Exchange, amounting 31 firms.

Collecting samples are done using the purposive sampling – method and retrieved 12 firms that are to be sampled. The data research is analyzed by regression test that T – test and F – test at the level of significant 5 %. Data was analyzed using statistical data processing software, SPSS 17.

The research result simultaneously show that Institutional Ownership, Independent Commisioners, return on assets (ROA), return on equity (ROE), CSR and firm size don’t have significant influence to Tobins Q banking firms at Indonesian Stock Exchange. Partially Institutional Ownership, Independent Commisioners, return on assets (ROA), return on equity (ROE), CSR and firm size don’t have significant influence to Tobins Q banking firms at Indonesian Stock Exchange.

Keyword : good corporate governance (GCG), institutional ownership, independent commisioners, return on assets (ROA), return on equity (ROE), and firm size


(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah memampukan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini berjudul “Mekanisme Good Corporate Governance (GCG), Kinerja Keuangan, Corporate Social Responsibility (CSR), dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi, Universitas Sumatera Utara.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada orang tua penulis, Ayahanda Ir. Parluhutan Simarmata dan Ibunda Marulina Ambarita yang telah banyak memberikan kasih sayang, bimbingan, saran, motivasi dan doa dalam menyelesaikan skripsi ini.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:

1. Bapak Drs. H. Arifin Lubis, MM, Ak selaku Plt Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak DR. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak., dan Bapak Drs. Hotmal Jafar, MM, Ak., selaku Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(8)

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Sambas Ade Kesuma, SE, M.Si, Ak., selaku dosen pembimbing dan dosen penasehat akademik yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan petunjuk, pengarahan, dan bimbingan dari awal hingga selesainya skripsi ini.

5. Ibu Dra.Salbiah, M.Si., selaku dosen pembaca yang telah memberikan masukan dan arahan dalam penulisan skripsi ini.

6. Adik-adik penulis Inton Prabowo Simarmata dan Hansel Purnomo Simarmata yang telah memberikan kasih sayang, doa, dan dukungan yang tak terbatas kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Dan kepada teman-teman di fakultas Ekonomi angkatan 2009 serta seluruh staf Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis mengharapkan saran yang membangun sehingga skripsi ini dapat dijadikan acuan dalam penulisan karya-karya ilmiah selanjutnya. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, Januari 2013 Penulis

NIM : 090503263 Mona Pratiwi S


(9)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 6

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nilai Perusahaan ... 8

2.2 Good Corporate Governance (GCG) ... 12

2.2.1 Kepemilikan Institusional ... . 14

2.2.2 Komisaris Independen ... 15

2.3 Kinerja Keuangan ... 15

2.3.1 Return on Assets (ROA) ... 17

2.3.2 Return on Equity (ROE) ... 18

2.4 Corporate Social Responsibility (CSR) ... 19

2.5 Ukuran Perusahaan (Firm Size) ... 20

2.6 Penelitian Terdahulu ... 21

2.7 Kerangka Konseptual ... 24

2.8 Hipotesis Penelitian ... 25

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 26

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 26

3.3 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran ... 27

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian ... 28

3.5 Jenis dan Sumber Data ... 29

3.6 Metode Pengumpulan Data ... 30

3.7 Teknik Analisis ... 30

3.7.1 Uji Asumsi Klasik ... 30

3.7.1.1 Uji Normalitas ... 30

3.7.1.2 Uji Multikolinieritas ... 31

3.7.1.3 Uji Autokorelasi ... 32


(10)

3.7.2 Uji Hipotesis ... 33

3.7.2.1 Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 34

3.7.2.2 Uji F... 34

3.7.2.3 Uji t ... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Hasil Penelitian ... 35

4.1.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 35

4.1.2 Uji Asumsi Klasik ... 36

4.1.2.1 Uji Normalitas ... 37

A. Analisis Grafik ... 37

B. Uji Statistik ... 39

4.1.2.2 Uji Multikolinearitas ... 40

4.1.2.3 Uji Autokorelasi ... 41

4.1.2.4 Uji Heterokedastisitas ... 42

4.1.3 Uji Hipotesis ... 44

4.1.3.1 Uji Determinasi (R2) ... 44

4.1.3.2 Uji F ... 45

4.1.3.3 Uji t ... 46

4.1.3.4 Analisi Regresi Berganda ... 49

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 50

4.2.1 Pengaruh GCG Terhadap Nilai Perusahaan ... 51

4.2.2 Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Nilai Perusahaan.. 51

4.2.3 Pengaruh CSR Terhadap Nilai Perusahaan ... 52

4.2.4 Pengaruh Firm Size Terhadap Nilai Perusahaan ... 52

BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan ... 54

5.2 Keterbatasan Hasil Penelitian ... 56

5.3 Saran ... 56

DAFTAR PUSTAKA ... 58


(11)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 22

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ... 26

Tabel 3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 27

Tabel 3.3 Sampel Penelitian ... 29

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif ... 35

Tabel 4.2 Uji Statistik ... 39

Tabel 4.3 Uji Multikolinearitas ... . 41

Tabel 4.4 Uji Autokorelasi ... . 42

Tabel 4.5 Uji Determinasi ... 44

Tabel 4.6 Uji F... 46


(12)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

Gambar 2.1 Skema Kerangka Konseptual ... . 24

Gambar 4.1 Grafik Histogram ... 38

Gambar 4.2 Grafik Normal Probability Plot ... . 38


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

Lampiran 1 Populasi Penelitian ... 63

Lampiran 2 Daftar Sampel Penelitian ... 64

Lampiran 3 Tabel Perhitungan Kepemilikan Institusional ... 65

Lampiran 4 Tabel Perhitungan Komisaris Independen ... 66

Lampiran 5 Tabel Perhitungan Return on Assets (ROA) ... 67

Lampiran 6 Tabel Perhitungan Returnon Equity (ROE) ... 68

Lampiran 7 Tabel Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) ... 69

Lampiran 8 Tabel Perhitungangan Corporate Social Responsibility (CSR) .... 71

Lampiran 9 Tabel Perhitungan Corporate Social Responsibility (CSR)... 72

Lampiran 10 Tabel Perhitungan Corporate Social Responsibility (CSR) ... 73

Lampiran 11 Tabel Perhitungan Ukuran Perusahaan (Firm Size) ... 74

Lampiran 12 Tabel Perhitungan BVE (Book Value Equity) ... 75

Lampiran 13 Tabel Perhitungan MVE (Market Value Equity) ... 76

Lampiran 14 Tabel Perhitungan Tobins Q ... 78

Lampiran 15 Hasil Analisi Statistik Deskriptif ... 80

Lampiran 16 Hasil Uji Asumsi Klasik ... 81


(14)

ABSTRAK

MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE, KINERJA KEUANGAN, CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY, DAN UKURAN PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana pengaruh good corporate governance (GCG), kinerja keuangan, corporate social responsibility

(CSR), dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2009 – 2011. Ada 7 variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu Tobins Q sebagai variabel dependen dan Kepemilikan Institusional, Komisaris Independen, return on assets (ROA), return on equity (ROE), CSR, dan ukuran perusahaan sebagai variabel independen. Desain dalam penelitian ini bersifat asosiatif kausal dengan menggunakan data sekunder. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI yang berjumlah 31 perusahaan-perusahaan.

Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling, dan diperoleh 12 perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Data penelitian dianalisis melalui uji regresi berganda yaitu uji F dan uji T pada

tingkat 5% (α = 0.05). Penganalisaan data menggunakan software pengolahan data statistik yaitu SPSS 17.00.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan kepemilikan institusional, komisaris independen, ROA, ROE, CSR, dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap Tobins Q di perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Secara parsial variabel kepemilikan institusional, komisaris independen, ROA, ROE, CSR, dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan Tobins Q perusahaan perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Kata Kunci : Good Corporate Governance (GCG), Kepemilikan Institusional, Komisaris Independen, return on assets (ROA), return on equity(ROE), corporate social responsibility (CSR), dan ukuran perusahaan.


(15)

ABSTRACT

MECHANISM OF GOOD CORPORATE GOVERNANCE, FINANCIAL PERFORMANCE, CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY, AND FIRM SIZE OF THE FIRM VALUE AT BANKING

FIRMS ON THE INDONESIAN STOCK EXCHANGE

This research aims to analyze how the influence of financial performance, good corporate governance (GCG), financial performance, corporate social responsibility (CSR), and firm size on corporate value at banking firms listed on the Indonesian Stock Exchange during 2009 – 2011. There are 7 variables used in this research that Tobins Q as dependent variable and Institutional Ownership, Independent Commisioners, return on assets (ROA), return on equity (ROE), CSR and firm size as independent variables. Design in this research is associative causal by using secondary data. The population of the research are banking firms listed on Indonesian Stock Exchange, amounting 31 firms.

Collecting samples are done using the purposive sampling – method and retrieved 12 firms that are to be sampled. The data research is analyzed by regression test that T – test and F – test at the level of significant 5 %. Data was analyzed using statistical data processing software, SPSS 17.

The research result simultaneously show that Institutional Ownership, Independent Commisioners, return on assets (ROA), return on equity (ROE), CSR and firm size don’t have significant influence to Tobins Q banking firms at Indonesian Stock Exchange. Partially Institutional Ownership, Independent Commisioners, return on assets (ROA), return on equity (ROE), CSR and firm size don’t have significant influence to Tobins Q banking firms at Indonesian Stock Exchange.

Keyword : good corporate governance (GCG), institutional ownership, independent commisioners, return on assets (ROA), return on equity (ROE), and firm size


(16)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Tujuan dari sebuah perusahaan adalah peningkatan nilai perusahaan dengan cara meningkatkan kesejahteraan pemilik saham atau memaksimumkan kekayaan pemegang saham. Peningkatan nilai perusahaan dapat tercapai jika perusahaan mampu beroperasi dengan baik untuk mencapai laba yang telah ditargetkan. Melalui keuntungan yang diperoleh maka perusahaan dapat mampu membagi dividen kepada para pemegang saham untuk meningkatkan nilai perusahaan dan mempertahankan nilai perusahaan di masa yang akan datang (Dewi, 2012)

Penelitian mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan telah dilakukan. Peningkatan nilai perusahaan dapat dilakukan dengan penerapan good corporate governance (GCG) kedalam mekanisme perusahaan. GCG adalah struktur, proses, budaya, dan sistem untuk menciptakan kondisi operasional yang berhasil bagi suatu organisasi. Tujuan GCG adalah meningkatkan kemakmuran para pemegang saham dengan memaksimalkan nilai perusahaan. Penerapan GCG yang baik dapat memberikan perlindungan yang efektif kepada pemegang saham dan kreditor sehingga dapat meyakinkan bahwa mereka akan memperoleh kembali investasinya dengan wajar dan bernilai tinggi. Sehingga perusahaan akan lebih dipercayai oleh para investor (pemegang saham).


(17)

Berkembangnya praktik-praktik dan penerapan GCG disebabkan karena kebangkrutan perusahaan-perusahaan ternama di dunia, baik di sektor keuangan maupun non keuangan, seperti Polly Peck, BCCL, WordCom dan Enron di Amerika, Marconi di Inggris, Royal Ahold di Belanda, HIH dan One-tel di Australia (Dewi, 2012). Di Indonesia pada tahun 1997-1998 terjadi krisis moneter, yang diakibatkan karena buruknya tata kelola perusahaan dan penerapan GCG sehingga dapat memperburuk perekonomian di beberapa negara Asia. Oleh karena itu, mengembalikan kepercayaan terhadap perekonomian oleh investor akan bergantung pada perbaikan standar GCG yang merupakan stategi yang dilakukan dalam manajemen perusahaan (Leng, 2004).

Perusahaan yang dikelola GCG seperti kepemilikan institusional dan komisaris independen diharapkan dapat meningkatkan nilai perusahaan Etty (2009), Handoko (2010) dan Lastanti (2004). Yunita (2011) dan Praditia (2010) berpendapat bahwa kepemilikan institusional dan komisaris independen tinggi dapat menurunkan nilai perusahaan.

Pengukuran kinerja keuangan sangat penting bagi setiap perusahaan karena tujuan serta hasil yang akan dicapai merupakan bagian dari pengukuran nilai perusahaan. Penelitian mengenai kinerja keuangan dalam hal ini return on assets (ROA) dan return on equity (ROE) terhadap nilai perusahaan menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Ulupui (2007), Yunita (2011) dan Yuniasih dan Wirakusuma (2011) menyatakan bahwa ROA berpengaruh positif pada nilai perusahaan. Paranita (2007) dan Handoko


(18)

(2010) juga menemukan bahwa ROA dan ROE berpengaruh positif pada nilai perusahaan. Rimba (2010) menemukan bahwa ROA tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Menurut Carningsih (2009) ROA berpengaruh negatif pada nilai perusahaan dan ROE tidak berpengaruh pada nilai perusahaan.

Adanya faktor lain yang mempengaruhi nilai perusahaan yaitu aktivitas dari Corporate Social Responsibility (CSR). Pentingnya diterapkan CSR karena tidak hanya memiliki tanggung jawab ekonomis kepada para pemegang saham (stakeholders) untuk dapat memperoleh profit yang besar, tetapi perusahaan juga harus memiliki tanggung jawab sosial terhadap

stakeholders di lingkungan tempat perusahaan bekerja. Menurut Putri (2007) dalam Untung (2008) CSR adalah janji perusahaan untuk dapat berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang lebih baik dengan melihat tanggung jawab sosial perusahaan dan fokus pada aspek sosial, ekonomis, dan lingkungan. Tujuan dalam melakukan bisnis tidak hanya untuk mencari profit saja, tetapi menjaga lingkungan sekitar juga menjadi tujuan dalam melakukan bisnis.

Di Indonesia CSR mulai diterapkan dan menjadi kesadaran perusahaan untuk menjaga lingkungan dan tanggung jawab sosial perusahaan, dimana telah diatur dalam UU Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007 Pasal 74 yang menjelaskan bahwa perseroan/perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya yang berkaitan dengan sumber daya alam


(19)

menerapkan CSR di perusahaan maka pelanggan akan semakin banyak sehingga mengakibatkan penjualan semakin meningkat dan keuntungan juga semakin meningkat. Meningkatnya keuntungan (profit) maka dapat meningkatkan nilai perusahaan. Oleh karena itu, peranan CSR dalam perusahaan sangat penting dalam meningkatkan nilai perusahaan yang dilihat dari banyaknya pelanggan dan juga penjualan yang meningkat yang dilakukan dengan aktivitas sosial di lingkungan masyarakat (Rimba, 2010 ; Permanasari, 2010 ; Handoko, 2010).

Suranta dan Midiastuty (2004) mengatakan ukuran perusahaan (FIRMSIZE) juga dapat mempengaruhi nilai perusahaan, dimana jika perusahaan memiliki firmsize yang besar maka investor akan banyak menginvestasikan sahamnya sehingga nilai perusahaan akan meningkat. Dengan demikian, semakin tinggi ukuran perusahaan (firmsize) maka nilai perusahaan juga akan meningkat (Paranita, 2007 dan Yunita, 2011). Lain hal dengan penelitian yang dilakukan oleh Khatab, et, al (2011) yang menyatakan bahwa firmsize berpengaruh negatif pada nilai perusahaan.

Penggunaan perusahaan perbankan yang tercatat di BEI dikarenakan perusahaan perbankan merupakan hal terpenting bagi perekonomian di Indonesia, khususnya pada tahun 1997-1998 akibat dari krisis moneter dimana telah mengubah struktur permodalan pada perbankan yang ada di Indonesia dan mengakibatkan jumlah bank di Indonesia semakin sedikit. Pada perkembangan dunia perbankan saat ini, informasi tentang kinerja


(20)

keuangan perbankan sangat diperlukan untuk dapat memberikan fasilitas dan kebijakan pajak.

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Praditia (2010), Yunita (2011), Permanasari (2010), Paranita (2007), Handoko (2010). Penulis melakukan penelitian berdasarkan keterbatasan dari penelitian yang dilakukan oleh Rahadianti (2011) yang hanya menggunakan GCG sebagai faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan dan berdasarkan penelitian Rimba (2010) yang memaparkan bahwa CSR salah satu variabel yang mungkin baik untuk menilai sebuah perusahaan. Tetapi penulis berfokus pasa analisis pengaruh yang dimiliki GCG, kinerja keuangan, CSR, dan Ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan dan menggunakan populasi yang berbeda dari penelitian Rimba (2010) yaitu populasi berasal dari perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2011.

Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penulisan skripsi ini penulis mengambil judul “Analisis Pengaruh Good Corporate Governance (GCG), Kinerja Keuangan, Corporate Social Responsibility (CSR), dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode (2009-2011)”.


(21)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan permasalahan yang hendak diteliti dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah GCG yang diproksikan pada Kepemilikan Institusional dan Komisaris Independen, Kinerja Keuangan yang diproksikan pada ROA dan ROE, CSR, dan Ukuran Perusahaan berpengaruh secara parsial terhadap Nilai Perusahaan?

2. Apakah GCG yang diproksikan pada Kepemilikan Institusional dan Komisaris Independen, Kinerja Keuangan yang diproksikan pada ROA dan ROE, CSR, dan Ukuran Perusahaan berpengaruh secara simultan terhadap Nilai Perusahaan?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah GCG yang di wakili oleh Kepemilikan Institusional dan Komisaris Independen, Kinerja Keuangan yang di wakili dengan ROA dan ROE, CSR, dan Ukuran Perusahaan berpengaruh secara parsial maupun secara simultan pada nilai perusahaan perbankan Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode (2009-2011).

1.3.2 Manfaat Penelitian

1. Bagi Investor (pemegang saham), sebagai salah satu pertimbangan untuk melakukan investasi di sebuah perusahaan.


(22)

2. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai referensi untuk penyempurnaan penelitian selanjutnya yang bersifat sejenis, serta memberikan wawasan yang luas tentang corporate governance.


(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nilai Perusahaan

Tujuan utama perusahaan adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham. Nilai perusahaan terkait dengan pengelolaan bisnis, kebijakan, kondisi lingkungan kerja, dan etika bisnis. Menurut Nurlela dan Islahuddin (2008), “nilai perusahaan didefinisikan sebagai nilai pasar, karena dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara maksimum apabila harga saham perusahaan meningkat. Semakin tinggi harga saham, maka makin tinggi kemakmuran pemegang saham”.

Samuel (2000) dalam Nurlela dan Islahuddin (2008) menjelaskan bahwa enterprise value (EV) atau dikenal juga sebagai firm value (nilai perusahaan) merupakan “konsep penting bagi investor, karena merupakan indikator bagi pasar menilai perusahaan secara keseluruhan”. Sedangkan Wahyudi dan Pawestri (2006) menyebutkan bahwa nilai perusahaan merupakan “harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli andai perusahaan tersebut dijual”.

Ada tiga alasan mengapa nilai dari setiap bisnis akan dimaksimalkan jika bisnis diorganisasikan sebagai suatu perseroan terbatas, yaitu antara lain (Brigham dan Houston, 2006 : 16):


(24)

1. Kewajiban terbatas mengurangi risiko yang ditanggung oleh para investor, dan, jika semua hal yang lainnya konstan, semakin rendah risiko perusahaan, maka semakin tinggi nilainya.

2. Nilai perusahaan akan tergantung pada peluang pertumbuhannya, yang selanjutnya akan bergantung pada kemampuan perusahaan untuk menarik modal. Karena perseroan terbatas dapat menarik modal secara lebih mudah daripada bisnis-bisnis yang tidak terinkorporasi, maka dapat dengan lebih baik mengambil keuntungan dari peluang-peluang pertumbuhan.

3. Nilai dari suatu aset juga bergantung pada likuiditasnya, yang artinya kemudahan untuk menjual aset dan mengubahnya menjadi uang tunai pada suatu “nilai pasar yang wajar”. Karena investasi pada saham dari perseroan terbatas adalah jauh lebih likuid daripada investasi yang serupa di suatu kepemilikan perseorangan atau persekutuan, maka hal ini juga meningkatkan nilai dari suatu perseroan terbatas.

Dari tiga alasan tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor diatas dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi. Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan semua pemilik perusahaan sebab dengan nilai perusahaan yang tinggi menunjukkan bahwa tingkat kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Dengan nilai perusahaan yang tinggi akan membuat pasar percaya bahwa prospek perusahaan di masa depan akan bagus (Brigham dan Houston, 2006).


(25)

Secara umum banyak metode dan teknik yang telah dikembangkan dalam penilaian perusahaan, diantaranya (Suharli, 2006) adalah :

“a)pendekatan laba antara lain metode rasio tingkat laba atau price earning ratio; b)pendekatan arus kas antara lain metode diskonto arus kas; c)pendekatan dividen antara lain metode pertumbuhan dividen; d)pendekatan aktiva antara lain metode penilaian aktiva; e)pendekatan harga saham; f)pendekatan economic value added (EVA)”.

Menurut Weston dan Copeland (2008:244) pengukuran nilai perusahaan dapat dilakukan dengan menggunakan rasio-rasio penilaian atau rasio pasar. Rasio penilaian merupakan ukuran kinerja yang paling menyeluruh untuk suatu perusahaan, rasio penilaian tersebut terdiri dari :

1. Price to Book Value (PBV) yaitu perbandingan antara harga saham dengan nilai buku saham.

2. Market to Book Ratio (MBR) yaitu perbandingan antara harga pasar saham dengan nilai buku saham.

3. Market to Book Assets Ratio yaitu ekpektasi pasar tentang nilai dari peluang investasi dan pertumbuhan perusahaan yaitu perbandingan antara nilai pasar aset dengan nilai buku aset.

4. Market Value of Equity (MVE) yaitu nilai pasar ekuitas perusahaan menurut penilaian para pelaku pasar. Nilai pasar ekuitas adalah jumlah ekuitas (saham beredar) dikali dengan harga per lembar ekuitas.

5. Enterprise value (EV) yaitu nilai kapitalisasi market yang dihitung sebagai nilai kapitalisasi pasar ditambah total kewajiban ditambah


(26)

minority interest dan saham preferen dikurangi total kas dan ekuivalen kas.

6. Price Earnings Ratio (PER) yaitu harga yang bersedia dibayar oleh pembeli apabila perusahaan itu dijual. PER dapat dirumuskan sebagai PER = Price per Share / Earnings per Share.

7. Tobin’s Q yaitu nilai pasar dari suatu perusahaan dengan membandingkan nilai pasar suatu perusahaan yang terdaftar di pasar keuangan dengan nilai penggantian aset (asset replacement value) perusahaan.

Indikator rasio yang dipakai untuk mengukur nilai perusahaan dalam penelitian ini adalah Tobin’s Q. Rasio ini dikembangkan oleh Profesor James Tobin (1976). Rasio ini merupakan konsep yang berharga karena menunjukkan estimasi keuangan pasar saat ini tentang nilai hasil pengembalian dari setiap dolar investasi inkremental. Rasio ini juga dipakai untuk mendapatkan perkiraan yang akurat untuk nilai pasar dari aset perusahaan dengan menambahkan nilai-nilai efek yang telah dikeluarkan perusahaan. Darmawati (2004) mengatakan bahwa “rasio ini memberikan informasi yang baik, karena memasukkan unsur hutang, modal saham perusahaan, dan seluruh aset perusahaan karena rasio ini menjelaskan bahwa nilai perusahaan yang baik dapat dilihat dari sisi pemegang saham ataupun kreditor”. Jadi semakin besar nilai Tobin’s Q menunjukkan bahwa perusahaan memiliki prospek pertumbuhan yang baik. Hal ini dapat terjadi karena “semakin besar nilai pasar asset perusahaan dibandingkan dengan nilai buku asset perusahaan maka semakin besar kerelaan investor untuk


(27)

mengeluarkan pengorbanan yang lebih untuk memiliki perusahaan tersebut” (Permanasari, 2010).

2.2 Good Corporate Governance (GCG)

Good Corporate Governance (GCG) memiliki definisi dan pandangan yang berbeda dari setiap peneliti. Definisi GCG menurut OECD (Organization for Economic Cooperation and Development), corporate governance merupakan suatu sistem untuk mengarahkan dan mengendalikan perusahaan. Struktur corporate governance menetapkan distribusi hak dan kewajiban di antara berbagai pihak yang terlibat dalam suatu korporasi seperti dewan direksi, para manajer, para pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya.

Menurut FCGI (Forum for Corporate Governance in Indonesia) (2001) pengertian GCG adalah seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham, pengurus perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan internal dan eksternalnya lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka.

Sedangkan tujuan GCG adalah menciptakan nilai tambah bagi para pihak yang berkepentingan (stakeholders). GCG yang dilaksanakan dengan baik oleh perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan, yaitu “dengan cara meningkatkan kinerja keuangan perusahaan dan mengurangi segala resiko yang dilakukan oleh dewan komisaris yang meningkatkan kepercayaan investor” (Tjager, et al., 2003).


(28)

Menurut CGPI (Corporate Governance Perception Index) (2008) manfaat dari GCG untuk mengurangi agency cost, yaitu biaya yang harus ditanggung pemegang saham akibat pendelegasian wewenangnya kepada manajemen, menurunkan cost of capital sebagai dampak dikelolanya perusahaan secara sehat dan bertanggung jawab, meningkatkan nilai saham perusahaan, dan menciptakan dukungan stakeholders terhadap perusahaan (lincese to operate).

GCG dilaksanakan dengan prinsip-prinsip yang berlaku secara internasional dan nasional. Prinsip-prinsip GCG ini diharapkan menjadi titik rujukan bagi pemerintah dalam membangun framework bagi penerapan GCG. Ada enam prinsip-prinsip dasar penerapan GCG menurut OCED, yaitu:

1. Landasan hukum yang diperlukan untuk menjamin penerapan Good Corporate Governance (GCG) secara efektif (ensuring the basis for an effective corporate governance framework).

2. Hak pemegang saham dan fungsi pokok kepemilikan perusahaan (the rights of shareholders and key ownership functions).

3. Perlakuan yang adil terhadap para pemegang saham (the equitable treatment of stakeholder).

4. Peranan the stakeholder dalam corporate governance.

5. Prinsip pengungkapan informasi perusahaan secara transparan (disclosure and tranparancy).


(29)

Good corporate governance (GCG) dapat di proksikan ke dalam kepemilikan institusional dan komisaris independen (Praditia, 2010 ; Yunita, 2011).

2.2.1 Kepemilikan Institusional

Kepemilikan institusional diukur sebagai persentase saham yang dimiliki oleh lembaga yang diungkapkan dalam laporan keuangan tahunan. Adanya kepemilikan saham institusional dalam perusahaan dapat membantu untuk meningkatkan pembiayaan jangka panjang dengan biaya yang menguntungkan. Para investor institusional bertindak sebagai sumber utang jangka panjang karena mereka bersedia memberi pinjaman kepada perusahaan yang membutuhkan dana. Para investor institusional dapat berfungsi sebagai “perangkat pemantauan yang efektif atas keputusan-keputusan strategis perusahaan” (Hasan, 2009).

Menurut Praditia (2010) “institusi dengan investasi yang substansional pada perusahaan dapat memperoleh insentif atau bonus yang besar untuk dapat memantau manajer yang secara aktif melakukan abnormal accounting accrual sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan”. “Adanya pengelolaan laba yang baik dan efisien maka kepemilikan institusional yang tinggi akan meningkatkan pengelolaan laba, tetapi jika ada pengelolaan laba yang buruk dan tidak efisien maka kepemilikan institusional yang tinggi akan mengurangi pengelolaan laba” (Wening, 2009).


(30)

2.2.2 Komisaris Independen

KNKG (Komite Nasional Kebijakan Governance) (2006) mengatakan bahwa “Komisaris independen merupakan pihak yang tidak mempunyai hubungan bisnis dan kekeluargaan dengan pemegang saham pengendali, anggota Direksi dan Dewan Komisaris, serta dengan perusahaan itu sendiri”. Tugas utama dari dewan komisaris adalah melakukan pengawasan terhadap perumusan kebijakan dan pelaksanaan kebijakan tersebut oleh direksi dalam menjalankan perusahaan sesuai dengan anggaran dasar serta memberi nasihat kepada direksi.

“Komisaris independen memiliki peran penting bagi perusahaan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tingkat independensi dewan komisaris dapat mempengaruhi nilai perusahaan” (Handoko, 2009). Menurut Darwis (2009) dalam Laila (2011), “adanya komisaris independen yang berasal dari luar perusahaan diharapkan akan direaksi positif oleh pasar (investor), karena kepentingan investor akan lebih dilindungi”.

2.3 Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan merupakan salah satu alat ukur untuk mengukur dan menentukan sejauh mana kualitas perusahaan dan prestasi kerja yang dicapai perusahaan. Alat ukur yang dipakai adalah laporan keuangan yang mencakup rasio keuangan yang dimiliki oleh perusahaan. Laporan keuangan berupa neraca, laba-rugi, arus kas, dan perubahan modal yang secara


(31)

bersama-sama memberikan suatu gambaran tentang posisi keuangan perusahaan (IAI, 2007).

Banyak manfaat yang diperoleh perusahaan dalam mengukur kinerja keuangan, seperti mengelola organisasi, membantu karyawan dalam mengambil keputusan, memberikan kegiatan pelatihan, dan menyediakan umpan balik kepada karyawan untuk menilai kinerja mereka (Sucipto, 2003). Dari manfaat tersebut, maka dapat menunjukkan bahwa seorang manajer harus dapat mengelola perusahaan sesuai dengan sasaran dan perencanaan dimasa yang akan datang.

Pengukuran kinerja keuangan berdasarkan analisis rasio keuangan dapat dikelompokkan menjadi lima ruang lingkup (Brigham dan Houston, 2010), yaitu :

1. Rasio Likuiditas, yaitu rasio yang menunjukkan hubungan antara kas dan aset lancar perusahaan lainnya dengan kewajiban lancarnya.

2. Rasio Solvabilitas, yaitu rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajiban apabila perusahaan dilikuidasi.

3. Rasio Aktivitas, yaitu rasio yang mengukur seberapa efektif sebuah perusahaan mengatur asetnya atau hartanya.

4. Rasio Profitabilitas, yaitu rasio yang menunjukkan kombinasi dari pengaruh likuiditas, manajemen aset, dan utang pada hasil operasi.

5. Rasio Pasar, yaitu rasio yang menghubungkan harga saham perusahaan dengan laba, arus kas, dan niai buku per sahamnya.


(32)

Dari kelima rasio diatas yang berkaitan langsung dengan kepentingan analisis kinerja keuangan yaitu rasio profitabilitas. “Rasio profitabilitas dianggap dapat mencakup semua pengaruh dari aset dan diakui sebagai indikator kunci dari kinerja keuangan sehingga dapat menghasilkan keuntungan bagi perusahaan” (Helfert, 2002). Oleh sebab itu rasio profitabilitas merupakan indikator yang sangat penting bagi para pemegang saham dan investor untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dan dividen dimasa depan. ROA dan ROE dapat digunakan sebagai “alat utama untuk menganalisis penilaian kinerja” (Khatab,et,.al, 2011 ; Paranita , 2007 ; Suryono dan Prastiwi, 2011).

2.3.1 Return on Assets (ROA)

Menurut Mamduh dan Halim(2000:83) dalam Manalu (2009) ”Return On Assets adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan mengunakan total asset (kekayaan) yang dimiliki perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya-biaya untuk mendanai asset tersebut”. “Return on Assets (ROA) termasuk di dalam rasio profitabilitas karena ROA memberikan ide tentang bagaimana efisiennya manajemen dalam menggunakan asetnya untuk menghasilkan laba” (Ang, 2007). Semakin besar ROA menunjukkan kinerja yang semakin baik, karena tingkat pengembalian yang semakin besar. Keuntungan dari ROA (Munawir, 2006), yaitu : “a) roa mudah dihitung, dan mudah dipahami; b)


(33)

roa dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas dari masing-masing perusahaan; c) roa berguna untuk kepentingan perencanaan”.

2.3.2 Return on Equity (ROE)

Return on Equity (ROE) digunakan untuk mengukur profitabilitas perusahaan dengan mengungkapkan berapa banyak perusahaan menghasilkan uang dengan pemegang saham yang telah melakukan investasi. “ROE digunakan untuk kinerja manajemen bank dalam mengelola modal yang tersedia untuk menghasilkan laba setelah pajak” (Khatab,et,.al, 2011).

Return on Equity menunjukkan apakah manajemen meningkatkan nilai perusahaan pada tingkat yang dapat diterima. Rasio ini berguna untuk mengetahui seberapa jauh hasil yang diperoleh dari penanam modal. ROE merupakan rasio laba bersih terhadap ekuitas biasa dimana dapat mengukur tingkat pengembalian atas investasi pemegang saham biasa. “ROE tidak mempunyai pengaruh terhadap return saham, hal itu disebabkan karena investor dalam membeli saham tidak mempertimbangkan besar kecilnya ROE“ (Raharjo, 2005).


(34)

Pada prinsipnya Corporate Social Responsibility (CSR) atau Tanggung Jawab Sosial Perusahaan memiliki definisi yang beragam sesuai dengan visi dan misi masing-masing perusahaan. European Commision

berpendapat bahwa Corporate Social Responsibility adalah sebuah konsep dimana perusahaan mengintegrasikan perhatian terhadap sosial dan lingkungan dalam operasi bisnis mereka dan dalam interaksinya dengan para stakeholder berdasarkan prinsip kesukarelaan. Menurut ISO 26000, dalam Solihin (2008) mengenai Guidance on Social Responsibility :

“Tanggung jawab sosial adalah tanggung jawab suatu perusahaan atas dampak dari berbagai keputusan dan aktivitas mereka terhadap masyarakat dan lingkungan melalui suatu perilaku yang terbuka dan etis, yang konsisten dengan pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat, memerhatikan ekspektasi para pemangku kepentingan, tunduk kepada hukum yang berlaku dan konsisten dengan norma perilaku internasional dan diintegrasikan ke dalam seluruh bagian organisasi”.

Elkington (1997) dalam Solihin (2008), menyatakan bahwa CSR dibagi menjadi tiga komponen yang dikenal dengan Triple Bottom Line, yaitu : “a) profit (keuntungan) ; b) people (masyarakat) ; c) planet

(lingkungan)”. Elkington memberi pandangan bahwa perusahaan yang memiliki keberlanjutan dalam berusaha haruslah memperhatikan tiga komponen tersebut. Pengungkapan sosial yang dilakukan oleh perusahaan umumnya bersifat voluntary (sukarela), unaudit (belum diaudit), dan

unregulated (tidak dipengaruhi oleh peraturan tertentu). Darwin (2004) dalam Anggraini (2006) mengatakan bahwa program-program CSR terbagi menjadi 3 kategori yaitu :


(35)

1. Program ekonomi, yaitu program perusahaan yang melakukan tindakan untuk terjun langsung di dalam masyarakat untuk membantu memperkuat ketahanan ekonomi dan menjadikan masyarakat yang tangguh dan mandiri.

2. Program lingkungan, yaitu program perusahaan yang bertujuan untuk menjaga ekosistem dan lingkungan agar terjaga dari kerusakan dan meminimalisir terjadinya polusi akibat dari aktivitas perusahaan.

3. Program sosial, yaitu program perusahaan yang melakukan kegiatan kedermawanan untuk membangun masyarakat dan meningkatkan taraf hidup manusia. Di dalam program sosial ada berbagai macam program yang dapat dijalankan oleh perusahaan, pendidikan, dan pelayanan kesehatan umum.

2.5 Ukuran Perusahaan (Firm size)

Ukuran perusahaan adalah nilai yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan (Hasan, 2009). Jumlah karyawan, jumlah aset, jumlah penjualan, dan kapitalisasi pasar merupakan proksi yang digunakan untuk mengukur ukuran perusahaan. Ukuran Perusahaan berhubungan degan fleksibilitas dan kemampuan untuk mendapatkan dana dan laba dengan melihat pertumbuhan penjualan saham (Haruman, 2008). Menurut Guna dan Herawaty (2010) dalam Sudarmadji dan Sularto (2007) jika perusahaan memiliki total aset yang besar maka modal yang ditanam oleh investor juga banyak. Oleh sebab


(36)

itu penjualan, perputaran uang, dan kapitalisasi pasar dalam perusahaan tersebut semakin dikenal oleh masyarakat.

2.6 Penelitian Terdahulu

Penelitian yang berkaitan dengan nilai perusahaan telah banyak dilakukan di dalam maupun luar negeri dengan karakteristik perusahaan yang berbeda-beda dan hasil penelitian yang berbeda-beda pula.

Paranita (2007) menggunakan “5 variabel yaitu, insider ownership, kebijakan hutang, tingkat profitabilitas, ukuran perusahaan, dan nilai perusahaan. Hasil penelitian tersebut menyebutkan bahwa insider ownersip,

kebijakan hutang, tingkat profitabilitas, dan ukuran perusahaan berpengaruh positif pada nilai perusahaan”.

Handoko (2010) menggunakan “5 variabel yaitu, ROA, ROE, CSR, Komisaris Independen, dan Nilai Perusahaan. Hasil penelitian tersebut menyebutkan bahwa ROA dam ROE berpengaruh positif pada nilai perusahaan, sedangkan CSR dan Komisaris Independen berpengaruh positif pada nilai perusahaan”.

Permanasari (2010) menggunakan “4 variabel yaitu, kepemilikan manajemen, kepemilikan institusional, corporate governance responsibility, dan nilai perusahaan. Hasil penelitian tersebut menyebutkan bahwa kepemilikan manajemen dan kepemilikan institusional berpengaruh negatif pada nilai perusahaan, sedangkan corporate social responsibility


(37)

Praditia (2010) menggunakan “6 variabel yaitu, kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, komisaris independen, kualitas auditor, manajemen laba, dan nilai perusahaan. Hasil penelitian tersebut menyebutkan bahwa kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, komisaris independen, kualitas auditor, tidak mempunyai pengaruh terhadap manajemen laba dan nilai perusahaan”.

Yunita (2011) menggunakan “8 variabel yaitu, ROA, DER, DPR, Kebijakan utang, Kebijakan deviden, Size, Komisaris independen, dan nilai perusahaan. Hasil penelitia tersebut menyebutkan bahwa ROA, DER, DPR, dan Size berpengaruh positif pada nilai perusahaan, sedangkan kebijakan utang, kebijakan deviden, komisaris independen berpengaruh negatif pada nilai perusahaan”.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Nama

Peneliti dan Tahun

Penelitian

Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian

1 Paranita (2007) Analisis Pengaruh Inseder Ownership, Kebijakan Hutang, Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan.

X1 : insider ownership

X2 : kebijakan hutang X3 : ROA

X4 : ROE X5 : ukuran perusahaan

Y : nilai perusahaan

Insider ownership, kebijakan hutang, tingkat profitabilitas, ukuran perusahaan, berpengaruh

signifikan pada nilai perusahaan.

2 Handoko

(2010)

Pengaruh kinerja keuangan

terhadap nilai

XI : ROA X2 : ROE X3 : CSR

Kinerja Keuangan berpengaruh


(38)

perusahaan dengan

pengungkapan

Corporate Social Responsibility

dan Good Corporate Governance

sebagai Variabel Pemoderasi.

X4 : Komisaris Independen

Y : Nilai Perusahaan

perusahaan.CSR dan GCG berpengaruh positif pada kinerja keuangan dan nilai perusahaan.

3 Permanasari (2010) Pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan corporate social responsibitilty terhadap nilai perusahaan.

XI : kepemilikan manajemen X2: kepemilikan institusional

X3 : corporate social responsibility

Y : nilai perusahaan

Kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional tidak berpengaruh

signifikan pada nilai perusahaan. Sedangkan corporate social responsibility mempunyai pengaruh signifikan pada nilai perusahaan.

4 Praditia (2010) Analisis Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba dan Nilai Perusahaan

X1 : kepemilikan institusional X2 : kepemilikan manajerial X3 : komisaris independen

X4 : kualitas auditor Y1 : manajemen laba Y2 : nilai perusahaan

Kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, komisaris independen, kualitas auditor tidak berpengaruh signifikan pada manajemen laba dan nilai perusahaan.

5 Yunita (2011)

Analisis Pengaruh

X1 : ROA X2 : DER

ROA, DER, DPR,


(39)

Profitabilitas, Kebijakan Utang, Kebijakan

Deviden, Size, dan Mekanisme

Good Corporate Governance

terhadap Nilai Perusahaan.

X3 : DPR

X4 : Kebijakan Utang X5 : Kebijakan Deviden X6 : Size

X7 : Komisaris Independen

Y : Nilai Perusahaan

pengaruh signifikan pada nilai perusahaan. Sedangkan Kebijakan utang, kebijakan deviden, GCG tidak berpengaruh pada nilai perusahaan.

2.7 Kerangka Konseptual

Berdasarkan analisis dalam landasan teori dan penelitian terdahulu yang menguji faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan diatas maka dapat digambarkan suatu kerangka pemikiran sebagai berikut:

Gambar 2.1

Skema Kerangka Konseptual

H1 H2 H3 H4 H5 H6 H7 Kepemilikan Institusional (X1)

Komisaris Independen (X2)

Return on Assets (ROA) (X3)

Return on Equity (ROE) (X4)

CSR (X5)

Ukuran Perusahaan (X6)

Nilai Perusahaan (Tobin’s Q)


(40)

2.8 Hipotesis Penelitian

Menurut Erlina (2008), ”hipotesis menyatakan hubungan yang diduga secara logis antara dua variabel atau lebih dalam rumusan proposisi yang dapat diuji secara empiris”. Dari kerangka pemikiran diatas, maka hipotesis-hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut :

Hipotesis 1 : Kepemilikan institusional berpengaruh secara parsial terhadap nilai perusahaan.

Hipotesis 2 : Komisaris independen tidak berpengaruh secara parsial terhadap nilai perusahaan.

Hipotesis 3 : ROA berpengaruh secara parsial terhadap terhadap nilai perusahaan.

Hipotesis 4 : ROE berpengaruh secara parsial terhadap nilai perusahaan.

Hipotesis 5 : Corporate Social Responsibility (CSR) berpengaruh secara parsial terhadap nilai perusahaan.

Hipotesis 6 : Ukuran perusahaan (FIRM SIZE) berpengaruh secara parsial terhadap nilai perusahaan.

Hipotesis 7 : Kepemilikan Institusional, Komisaris Independen, ROA, ROE, CSR, dan Ukuran Perusahaan berpengaruh secara simultan terhadap nilai perusahaan.


(41)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Desain penelitian merupakan cetak biru bagi pengumpulan, pengukuran, penganalisaan data (Erlina,2008:65). Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal. Tujuan penelitian asosiatif kausal adalah untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih atau menjelaskan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan dengan mencari data yang diperoleh dari

Indonesian Capital Market Directory (ICMD) dan dari website Bursa Efek

Indonesia

bulan Oktober 2012 dan berakhir pada minggu ketiga bulan Desember 2012.

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian Tahapan Penelitian

Okt 2012

Nov 2012

Des 2012 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Pra observasi penelitian

Penetapan judul

Pengumpulan Data

Penyelesaian Proposal

Pengelolaan dan

Analisis data


(42)

3.3 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Tabel 3.2

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel No Variabel

Penelitian Definisi Pengukuran Variabel

1 Variabel Terikat

Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan adalah nilai yang menunjukkan cerminan dari ekuitas dan nilai buku perusahaan, baik berupa nilai pasar ekuitas, nilai buku dari total hutang dan nilai buku dari total ekuitas.

Tobin’s Q = (MVE + D) (BVE + D) MVE = closing price X jumlah saham yang beredar pada akhir tahun

BVE = total aset – total kewajiban D = nilai buku dari total hutang

2 Variabel Independen

GCG GCG merupakan alat yang

digunakan untuk mengatur hubungan antara pemegang saham, pengurus perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan internal dan eksternalnya lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka.

Kepemilikan Institusional

∑ saham yang dimiliki oleh

institusi

∑ jumlah saham beredar akhir

tahun

Komisaris Independen

∑ komisaris independen ∑ total dewan komisaris

3 Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan merupakan kondisi keuangan yang digunakan untuk mengukur dan menentukan sejauh mana kualitas perusahaan dan prestasi kerja yang dicapai perusahaan selama periode tertentu.

ROA = Net income Total Asset ROE = Net Income Total Equity

4 CSR CSR merupakan penerapan

terhadap aktivitas sosial perusahaan terhadap lingkungan, masyarakat, stakeholders, dan pihak-pihak yang berhubungan dengan perusahaan.

CSR

Jumlah skor pengungkapan tanggung jawab sosial Jumlah skor maksimal


(43)

5 Ukuran Perusahan

Ukuran perusahaan adalah nilai yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan. Jumlah aset diproksikan untuk mengukur ukuran perusahaan.

SIZE = Ln total aktiva

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2009 – 2011. Sedangkan untuk teknik sampling yang digunakan adalah Purposive Sampling, yaitu teknik sampling yang anggota sampelnya dipilih secara khusus berdasarkan kriteria tertentu untuk tujuan penelitian.

Adapun kriteria yang digunakan untuk memilih sampel dalam penelitian ini, yaitu:

1. Perusahaan perbankan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2011 secara berturut-turut.

2. Perusahaan tersebut menerbitkan laporan tahunan dan laporan keuangan periode 2009 -2011.

3. Perusahaan tersebut menyediakan informasi kepemilikan institusional, komisaris independen, ROA, ROE, pertanggungjawaban sosial (CSR) pada laporan tahunan, ukuran perusahaan, dan nilai perusahaan yang bersangkutan.


(44)

Dari kriteria purposive sampling diatas maka peneliti mendapatkan 12 perusahaan perbankan setiap tahunnya yang termasuk dalam populasi penelitian. Dan proses sampling dapat di lihat di dalam lampiran.

Tabel 3.3 Sampel Penelitian

NO KODE NAMA PERUSAHAAN

1 BBKP Bank Bukopin Tbk

2 BBNI Bank Negara Indonesia Tbk

3 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

4 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk

5 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk

6 BNBA Bank Bumi Arta Tbk

7 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk

8 BNLI Bank Permata Tbk

9 BSWD Bank of India Indonesia Tbk 10 BVIC Bank Victoria Internasional Tbk

11 MEGA Bank Mega Tbk

12 NISP Bank OCBC NISP Tbk

3.5 Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data sekunder dari perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI dan data pendukung seperti jurnal, makalah, penelitian, buku, dan situs internet yang berhubungan dengan tema penelitian ini. Data yang digunakan adalah laporan keuangan dan laporan tahunan tahunan perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2009 -


(45)

3.6 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data menggunakan studi pustaka dan studi dokumentasi. Studi pustaka dilakukan dengan mengumpulkan beberapa jurnal ekonomi dan buku-buku yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Kemudian setelah itu dilanjutkan dengan studi dokumentasi, yaitu peneliti mengumpulkan data sekunder berupa laporan keuangan dan laporan tahunan perusahaan perbankan melalui media internet dengan cara mengunduh dari

situs BEI ya

3.7 Teknik Analisis 3.7.1 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas.

3.7.1.1 Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas yaitu untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Metode yang digunakan untuk uji normalitas ini yaitu analisis grafik dan uji statistik. Uji normalitas dengan analisis grafik dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik normal plot dan dengan melihat histogram dari residualnya. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya


(46)

maka data menunjukkan pola distribusi normal sehingga model regresi memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2005)

Uji One– Sample Kolmogorov-Smirnov Test digunakan untuk menguji normalitas data. Bila signifikan Kolmogorov-Smirnov (K-S) > 0,05, maka distribusi data dikatakan normal dan jika sebaliknya maka distribusi dikatakan tidak normal.

3.7.1.2 Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel cara melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance. Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel bebas mana yang dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang dipilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi, nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karenaVIF=1/Tolerance) dan menunjukkan adanya koliniearitas yang tinggi. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai Tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10. Semakin tinggi VIF maka semakin rendah tolerance. Model regresi yang baik tidak terdapat masalah multikolonieritas atau adanya hubungan korelasi diantara variabel-variabel independennya (Ghozali, 2005).


(47)

3.7.1.3 Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada peroide t-1 (sebelumnya) (Ghozali, 2009). Model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari autokorelasi. Uji autokorelasi dapat dilakukan dengan cara uji Durbin-Watson (DW-test). Kriteria untuk penilaian terjadi autokorelasi adalah:

• angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif

• angka D-W diantara -2 sampai +2 , berarti tidak ada autokorelasi

• angka D-W diatas +2 berarti ada autokorelasi negatif

3.7.1.4 Uji Heterokedastisitas

Uji Heterokeditas bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah model yang tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2005). Uji Heterokeditas dapat dilakukan dengan metode uji grafik dan uji glejser. Uji grafik dapat dilakukan dengan grafik scatterplot antara variabel terikat yaitu (ZPRED) dengan residualnya yaitu nilai dependennya (SRESID). Uji glejser dapat dilakukan dengan cara meregres seluruh variabel independen dengan nilai absolute residual (absut) sebagai variabel dependennya. Jika nilai signifikan > 0.05 maka model regresi tidak terjadi heterokedastisitas, sebaliknya jika nilai signifikan < 0.05


(48)

3.7.2 Uji Hipotesis

Dalam penelitian ini, uji hipotesis menggunakan analisis regresi linear berganda. Analisis persamaan regresi berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh dari beberapa variabel independen terhadap satu variabel dependen yaitu nilai perusahaan. Analisis regresi berganda dihasilkan dengan cara memasukkan input data variabel ke fungsi regresi. Persamaan regresi berganda yang digunakan dapat dinyatakan sebagai berikut :

Y = α + β1X1+ β2X2+ β3X3+ β4X4+β5X5+ β6X6 + e Keterangan :

Y = Nilai Perusahaan

α = Konstanta

β1, β2, β3, β4, β5, β6 = Koefisien regresi variabel dependen

X1 = Kepemilikan institusional

X2 = Komisaris independen

X3 = ROA

X4 = ROE

X5 = Pengungkapan CSR

X6 = Ukuran Perusahaan

e = Variabel pengganggu (error)

Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan ditolak atau diterima, digunakan uji F (F-test) dan uji t (T-test).


(49)

3.7.2.1 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Pengukuran koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui persentase pengaruh variabel independen terhadap perubahan variabel dependen. Nilai besaran R2 berada pada kisaran antara 0 sampai dengan 1 (0 ≤ R2 ≤ 1). Semakin kecil nilai R2, maka semakin kecil pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Dan jika R2 semakin mendekati 1, maka semakin kuat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

3.7.2.2 Uji F (Uji F-Test)

Uji F digunakan untuk menguji tingkat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama-sama.Uji F dapat dicari dengan melihat Fhitung dari tabel anova output SPSS 17. Jika probabilitas value <

0.05 (α = 0.05) maka variabel independen berpengaruh simultan terhadap

variabel dependen. Sebaliknya jika probabilitas value < 0.05 (α = 0.05) maka variabel independen tidak berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen.

3.7.2.3 Uji t (Uji t-Test)

Uji T digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Variabel independen berpengaruh positif terhadap variabel dependen jika probabilitas value< 0.05 (α = 0.05).

Sebaliknya jika variabel independen berpengaruh negatif terhadap variabel; dependen jika probabilitas value< 0.05 (α = 0.05).


(50)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ANALISIS HASIL PENELITIAN

4.1.1 Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan variabel-variabel dalam penelitian ini. Alat analisis yang digunakan adalah rata-rata, maksimal, minimal dan standar deviasi untuk mendeskripsikan variabel penelitian. Disajikan dalam tabel di bawah ini

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Tobins Q 36 .08 1.87 1.2042 .33078

Kep_Institusional 36 .00 7.56 .9115 1.16828

Kom_Independen 36 .38 .75 .5583 .07542

ROA 36 .01 .03 .0165 .00624

ROE 36 .01 .31 .1496 .06575

CSR 36 .36 .79 .6086 .11545

FIRM SIZE 36 17.43 28.72 20.6128 3.81006

Valid N (listwise) 36

Sumber : SPSS 17, Data diolah 2012

Berikut ini adalah perincian deskriptif dari data yang telah diolah:

1. Variabel TOBINS Q memiliki ilai minimum sebesar 0,08, nilai maksimum sebesar 1,87, mean sebesar 1,2042 dan standard deviation sebesar 0,33078 dengan jumlah sampel 36.


(51)

2. Variabel KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL memiliki nilai minimum sebesar 0, nilai maksimum sebesar 7,56 , mean sebesar 0,9115 dan standard deviation

sebesar 1,16828 dengan jumlah sampel 36.

3. Variabel KOMISARIS INDEPENDEN memiliki nilai minimum sebesar 0,38 , nilai maksimum sebesar 0,75 , mean sebesar 0,5583 dan standard deviation

sebesar 0,07542 dengan jumlah sampel 36.

4. Variabel ROA memiliki nilai minimum sebesar 0,01 , nilai maksimum sebesar 0,03 , mean sebesar 0,0165 dan standard deviation sebesar 0,00624 dengan jumlah sampel 36.

5. Variabel ROE memiliki nilai minimum sebesar 0,01 , nilai maksimum sebesar 0,31 , mean sebesar 0,1496 dan standard deviation sebesar 0,06575 dengan jumlah sampel 36.

6. Variabel CSR memiliki nilai minimum sebesar 0,36 , nilai maksimum sebesar 0,79 , mean sebesar 0,6086 dan standard deviation sebesar 0,11545 dengan jumlah sampel 36.

7. Variabel FIRM SIZE memiliki nilai minimum sebesar 17,43 , nilai maksimum sebesar 28,72 , mean sebesar 20,6128 dan standard deviation sebesar 3.81006 dengan jumlah sampel 36.

4.1.2 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas.


(52)

4.1.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak (Ghozali, 2005), dengan membuat hipotesis sebagai berikut :

Ho : variabel residual berdistribusi tidak normal. Ha : variabel residual berdistribusi normal.

Ada dua cara untuk mendeteksi apakah distribusi data normal atau tidak, yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik.

A.Analisis Grafik

Analisis grafik dapat dilihat dengan menggunakan grafik histogram dan grafik normal probability plot. Dalam grafik histogram, distribusi data normal ditunjukkan oleh gambar kurva atau histogram yang tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan. Sedangkan pengujian normalitas menggunakan P-P Plot,

dengan kriteria, apabila titik-titik pada P-P Plot berada pada garis diagonal dan mengikuti arah diagonal, maka dapat dinyatakan bahwa distribusi data berasal dari populasi yang terdistribusi normal.


(53)

Gambar 4.1 Grafik Histogram

Gambar 4.2

Grafik Normal Probability Plot


(54)

B. Uji Statistik

Uji normalitas dengan metode analisis statistik menggunakan uji One- Sample Kolmogorov-Smirnov Test (K-S). Uji ini dilakukan untuk memastikan apakah plotting data residual yang menyebar di sekitar garis diagonal berdistribusi normal atau tidak. ). Dasar untuk pengambilan keputusan dalam uji K-S adalah sebagai berikut:

a. Apabila nilai asymptonic significance lebih besar dari 0,05 (ρ > 0,05),

maka data terdistribusi secara normal.

b. Apabila nilai asymptonic significance lebih kecil dari 0,05 (ρ < 0,05),

maka data terdistribusi secara tidak normal.

Tabel 4.2 Uji Statistik

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 36

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation .31876625

Most Extreme Differences Absolute .119

Positive .080

Negative -.119

Kolmogorov-Smirnov Z .715

Asymp. Sig. (2-tailed) .686

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.


(55)

Dari hasil pengolahan data tersebut, besar nilai Kolmogorov-Smirnov Z

adalah 0,715 dan asymptonic significance sebesar 0,686 maka disimpulkan data terdistribusi secara normal karena 0,686 > 0,05. Hal ini sejalan dengan hasil yang didapatkan dari analisis grafik.

4.1.2.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas). Nilai tolerance dan Variance Inflacation Factor (VIF) digunakan untuk mendeteksi adanya multikolinearitas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas dapat dilakukan dengan melihat nilai VIF dan tolerance variabel dengan hipotesis sebagai berikut :

Ho : VIF > 10 dan tolerance < 0,10, maka terdapat multikolinearitas

Ha : VIF < 10 dan tolerance > 0,10, maka tidak terdapat multikolinearitas


(56)

Tabel 4.3 Uji multikolinearitas

Pada tabel hasil uji multikolinearitas diatas, diperoleh harga VIF tidak ada yang melebihi dari nilai 10 dan Tolerance <10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi tersebut terbebas dari multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi (Ha diterima).

4.1.2.3 Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 atau periode sebelumnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas autokorelasi. Data pada penelitian ini memiliki unsur waktu karena didapatkan antara tahun 2009-2011.

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 2.152 .994 2.165 .039

Kep_Institusional -.018 .054 -.062 -.329 .744 .894 1.119

Kom_Independen .130 .870 .030 .150 .882 .814 1.228

ROA 7.103 14.910 .134 .476 .637 .405 2.468

ROE -.484 1.538 -.096 -.314 .756 .343 2.920

CSR -.727 .750 -.254 -.969 .340 .467 2.141

FIRM SIZE -.029 .022 -.339 -1.315 .199 .482 2.074

a. Dependent Variable: Tobins Q


(57)

Pengujian autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson (DW-test). Kriteria untuk penilaian terjadinya autokorelasi adalah:

• Angka D-W dibawah -2, berarti ada autokorelasi positif,

• Angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi,

• Angka D-W di atas +2, berarti ada autokorelasi negatif.

Tabel 4.4 Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .267a .071 -.121 .35019 1.257

a. Predictors: (Constant), FIRM SIZE, Kep_Institusional, Kom_Independen, ROA, CSR, ROE

b. Dependent Variable: Tobins Q

Sumber : SPSS 17, Data diolah 2012

Berdasarkan tabel 4.4 diketahui nilai statistik D-W sebesar 1,257. Angka ini terletak diantara -2 dan +2, maka dapat disimpulkan disimpulkan bahwa tidak ada terjadi autokorelasi positif maupun autokorelasi negatif dalam penelitian ini.

4.1.2.4 Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari satu pengamatan dengan pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2005).


(58)

Pada penelitian ini, uji grafik dilakukan dengan melihat grafik scatter plot,

apabila titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk sebuah pola tertentu, maka dapat dinyatakan bahwa model regresi tidak terkendala heterokedastisitas.

Gambar 4.3 Uji Heterokedastitisitas

Sumber : SPSS 17, Data diolah 2012

Pada gambar 4.3, grafik scatterplotmenunjukkan titik-titik yang menyebar secara acak dan tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y. Maka dapat disimpulkan bahwa regresi tidak terkendala heterokedastisitas.


(59)

4.1.3 Uji Hipotesis 4.1.3.1 Uji Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen secara serentak terhadap variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah 0 – 1. Semakin besar nilai koefisien determinasi maka semakin baik. Yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai Adjusted R2, karena peneliti melakukan penelitian lebih dari dua variabel. Naik atau turunnya nilai Adjusted R2, jika satu variabel independen ditambahkan kedalam model. Adjusted R2 digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Hasil pengukuran koefisien determinasi dapat dilihat dari tabel dibawah ini :

Tabel 4.5 Uji Determinasi

Dari hasil uji hipotesis dengan menggunakan SPSS 17, maka nilai

Adjusted R2 sebesar -0,121. Dengan demikian besarnya pengaruh yang diberikan oleh variabel Kepemilikan Institusional, Komisaris Independen, ROA, ROE, CSR

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .267a .071 -.121 .35019

a. Predictors: (Constant), FIRM SIZE, Kep_Institusional, Kom_Independen, ROA, CSR, ROE

b. Dependent Variable: Tobins Q


(60)

dan FIRM SIZE terhadap Tobins Q adalah sebesar 12,1%, sedangkan sisanya sebesar 87,9% dijelaskan ada rasio lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

4.1.3.2 Uji F (F-Test)

Uji F bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen (Ghozali, 2005). Uji F dapat dicari dengan melihat Fhitung dari Tabel annova. Pengujian dilakukan dengan menggunakan significance level 0,05 (α = 5%). Kriteria pengambilan keputusan Uji F yaitu sebagai berikut :

• Jika nilai signifikan < 0,05 ; maka hipotesis diterima. Ini berarti bahwa

secara simultan keenam variabel independen tersebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

• Jika nilai signifikan > 0,05 ; maka hipotesis ditolak. Ini berarti secara

simultan keenam variabel independen tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen


(61)

Tabel 4.6 Uji F

Pada tabel Anova dapat dilihat bahwa nilai Fhitung sebesar 0,371 dan

probabilitas value dalam penelitian ini adalah 0,891 (probabilitas value lebih besar dari 0,05). Dengan demikian Ho ditolak yaitu Kepemilikan Institusional, Komisaris Independen, ROA, ROE, CSR, dan FIRM SIZE tidak berpengaruh secara simultan Tobins Q.

4.1.3.3 Uji T (T-Test)

Uji T bertujuan untuk mengetahui seberapa besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan significance level 0,05 (α = 5%). Kriteria pengambilan keputusan Uji T yaitu sebagai berikut :

• Bila nilai signifikansi t < 0,05, maka Ho ditolak, artinya terdapat pengaruh

yang signifikan antara satu variabel independen terhadap variabel dependen.

• Bila nilai signifikansi t > 0,05, maka Ho diterima, artinya terdapat tidak ada

pengaruh yang signifikan antara satu variabel independen terhadap variabel dependen.

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression .273 6 .046 .371 .891a

Residual 3.556 29 .123

Total 3.829 35

a. Predictors: (Constant), FIRM SIZE, Kep_Institusional, Kom_Independen, ROA, CSR, ROE b. Dependent Variable: Tobins Q


(62)

Tabel 4.7 Uji T

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 2.152 .994 2.165 .039

Kep_Institusional -.018 .054 -.062 -.329 .744

Kom_Independen .130 .870 .030 .150 .882

ROA 7.103 14.910 .134 .476 .637

ROE -.484 1.538 -.096 -.314 .756

CSR -.727 .750 -.254 -.969 .340

FIRM SIZE -.029 .022 -.339 -1.315 .199

a. Dependent Variable: Tobins Q

Sumber : SPSS 17, Data diolah 2012

Untuk variabel Kepemilikan Institusional, berdasarkan data tersebut dapat kita simpulkan bahwa thitung = -0,329, sedangkan ttabel = 2,045 sehingga thitung < ttabel maka Kepemilikan Institusional secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Signifikansi penelitian juga menunjukkan nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 (0,744>0,05) sehingga Kepemilikan Institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap Tobins Q.

Untuk variabel Komisaris Independen, berdasarkan data tersebut dapat kita simpulkan bahwa thitung = 0,150, sedangkan ttabel = 2,045 sehingga thitung < ttabel maka ukuran perusahaan secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Signifikansi penelitian juga menunjukkan nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 (0,882>0,05) sehingga Komisaris Independen tidak berpengaruh signifikan


(63)

Untuk variabel ROA, berdasarkan data tersebut dapat kita simpulkan bahwa thitung = 0,476, sedangkan ttabel = 2,045 sehingga thitung < ttabel maka ukuran perusahaan secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Signifikansi penelitian juga menunjukkan nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 (0,637>0,05) sehingga ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap Tobins Q.

Untuk variabel ROE, berdasarkan data tersebut dapat kita simpulkan bahwa thitung = -0,314, sedangkan ttabel = 2,045 sehingga thitung < ttabel maka ukuran perusahaan secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Signifikansi penelitian juga menunjukkan nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 (0,756>0,05) sehingga ROE tidak berpengaruh signifikan terhadap Tobins Q.

Untuk variabel CSR, berdasarkan data tersebut dapat kita simpulkan bahwa thitung = -0969, sedangkan ttabel = 2,045 sehingga thitung < ttabel maka ukuran perusahaan secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Signifikansi penelitian juga menunjukkan nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 (0,340>0,05) sehingga CSR tidak berpengaruh signifikan terhadap Tobins Q.

Untuk variabel FIRM SIZE, berdasarkan data tersebut dapat kita simpulkan bahwa thitung = -1,315, sedangkan ttabel = 2,045 sehingga thitung < ttabel maka ukuran perusahaan secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Signifikansi penelitian juga menunjukkan nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 (0,199>0,05) sehingga FIRM SIZE tidak berpengaruh signifikan terhadap Tobins Q.


(64)

4.1.3.4 Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi berganda digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen Tobins Q, dimana penelitian ini menggunakan metode enter. Dari pengujian asumsi klasik dapat disimpulkan bahwa model regresi dapat digunakan dalam pengolahan data. Berdasarkan pengolahan data dari tabel 4.7, maka dapat dihasilkan persamaan regresi sebagai berikut :

Y = 2,152 – 0,018X1 + 0,130X2 + 7,103X3– 0,484X4 - 0,727X5 - 0,029X6 + e

Dari persamaan diatas dapat diartikan bahwa :

a. Nilai konstanta sebesar 2,152

Hal ini berarti bahwa ada variabel Kep_Institusional , Komisaris Independen, ROA, ROE, CSR, dan FIRM SIZE atau jika variabel independen bernilai konstan maka akan menaikkan nilai Tobins Q sebesar -2,152.

b. Nilai koefisien Kep_institusional sebesar -0,018.

Hal ini berarti bahwa apabila setiap terjadi kenaikan nilai Kep_Institusional maka akan menurunkan nilai Tobins Q sebesar 0,018. c. Nilai koefisien Kom_independen sebesar 0,130.

Hal ini berarti bahwa apabila setiap terjadi kenaikan nilai Kom_Independen maka akan meningkatkan nilai Tobins Q sebesar 0,130 .


(65)

d. Nilai koefisien ROA sebesar 7,103.

Hal ini berarti bahwa apabila setiap terjadi kenaikan nilai ROA maka akan meningkatkan nilai Tobins Q sebesar 7,103.

e. Nilai koefisien ROE sebesar -0,484.

Hal ini berarti bahwa apabila setiap terjadi kenaikan nilai ROE maka akan menurunkan nilai Tobins Q sebesar 0,484.

f. Nilai koefisien CSR sebesar -0,727

Hal ini berarti bahwa apabila setiap terjadi kenaikan nilai CSR maka akan menurunkan nilai Tobins Q sebesar 0,484.

g. Nilai koefisien FIRM SIZE atau Ukuran perusahaan sebesar -0,029

Hal ini berarti bahwa apabila setiap terjadi kenaikan nilai FIRM SIZE

maka akan menurunkan nilai Tobins Q sebesar 0,029.

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

Tujuan dari penelitian ini secara empiris menguji pengaruh GCG, Kinerja keuangan, CSR, dan ukuran perusahaan (FIRM SIZE) terhadap nilai perusahaan (Tobins Q) pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kepemilikan institusional, komisaris independen, ROA, ROE, CSR, dan FIRM SIZE dengan Tobins Q sebagai variabel dependen. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI selama tahun 2009-2011. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik purposive sampling, dimana jumlah pengamatan yang diperoleh dalam penelitian ini adalah 36 (12 sampel x 3 tahun). Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji


(66)

asumsi klasik (uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas) dan uji hipotesis (uji determinasi, uji F, dan uji T) dengan menggunakan uji SPSS 17.

4.2.1 Pengaruh GCG Terhadap Nilai Perusahaan

Berdasarkan output SPSS, hasil penelitian menunjukkan bahwa GCG yang diproksikan melalui Kepemilikan Institusional dan Komisaris Independen tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Praditia (2010), Yunita (2011), Permanasari (2010). Hasil ini mengidentifikasikan bahwa semakin tinggi kepemilikan institusional dan komisaris independen dalam suatu perusahaan maka menurunkan nilai perusahaan untuk masa sekarang maupun masa yang akan datang. Akan tetapi hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Handoko (2010), Etty (2009), dan Lastanti (2004) dimana kepemilikan institusional dan komisaris independen berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan sehingga meningkatkan kepercayaan publik terhadap perusahaan.

4.2.2 Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan

Berdasarkan output SPSS, hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel kinerja keuangan yang diukur dengan menggunakan rasio ROA dan ROE tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Carningsih (2009). Hasil yang negatif menunjukkan bahwa semakin kecil earning power semakin tidak efisien perputaran aset dan atau semakin kecil profit margin yang diperoleh perusahaan.


(67)

Hal ini berdampak pada penurunan nilai perusahaan yang dalam hal ini nilai Tobins Q untuk tahun ke depan. Akan tetapi hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Paranita (2007), Handoko (2010) dimana terdapat pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik kinerja keuangan semakin tinggi nilai perusahaan.

4.2.3 Pengaruh CSR Terhadap Nilai Perusahaan

Berdasarkan output SPSS, hasil penelitian menunjukkan bahwa CSR tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini disebabkan karena earning response coefficient yang rendah sehingga dapat menyebabkan tidak adanya pengaruh terhadap nilai perusahaan. Akan tetapi hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Permanasari (2010), Handoko (2010), dimana CSR berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan sehingga dalam melakukan aktivitas sosial di lingkungan masyarakat maka respon pelanggan semakin banyak dan penjualan pun semakin meningkat.

4.2.4 Pengaruh Ukuran Perusahaan (FIRM SIZE) Terhadap Nilai Perusahaan

Berdasarkan output SPSS, hasil penelitian menunjukkan bahwa FIRM SIZE tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Khatab, et, al (2011). FIRM SIZE

yang tidak memiliki pengaruh signifikan maka dapat menyebabkan investor semakin tidak tertarik untuk menginvestasikan sahamnya di perusahaan tersebut


(68)

sehingga tidak dapat meningkatkan nilai perusahaan. Akan tetapi hasil penelitian ini berbeda dengan yang dilakukan oleh Paranita (2007), Yunita (2011), Suranta dan Midiastuty (2004).


(69)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Penelitian ini dilakukan untuk menguji apakah kepemilikan institusional, komisaris independen, return on assets (ROA), return on equity (ROE), CSR, dan ukuran perusahaan (FIRM SIZE) memiliki pengaruh, baik secara parsial maupun simultan terhadap nilai perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Model penelitian ini menggunakan model regresi linear berganda dengan media software SPSS 17. Pengujian dilakukan dengan melakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis. Populasi dalam penelitian adalah seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang berjumlah 31 perusahaan, sedangkan sampel penelitian sebanyak 12 perusahaan perbankan yang telah dipilih melalui metode purposive sampling, periode penelitian adalah tahun 2009 – 2011.

Hasil perhitungan dan analisis yang telah dilakukan, diperoleh beberapa kesimpulan, diantaranya sebagai berikut :

1. Secara simultan, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen kepemilikan institusional, komisaris independen, ROA, ROE, CSR, dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen nilai perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(1)

Lampiran xv

Hasil Pengolahan SPSS

Analisis Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Tobins Q 36 .08 1.87 1.2042 .33078

Kep_Institusional 36 .00 7.56 .9115 1.16828

Kom_Independen 36 .38 .75 .5583 .07542

ROA 36 .01 .03 .0165 .00624

ROE 36 .01 .31 .1496 .06575

CSR 36 .36 .79 .6086 .11545

FIRM SIZE 36 17.43 28.72 20.6128 3.81006


(2)

Lampiran xvi


(3)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 36

Normal Parametersa,,b Mean .0000000 Std. Deviation .31876625 Most Extreme Differences Absolute .119

Positive .080

Negative -.119

Kolmogorov-Smirnov Z .715

Asymp. Sig. (2-tailed) .686

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 2.152 .994 2.165 .039

Kep_Institusional -.018 .054 -.062 -.329 .744 .894 1.119

Kom_Independen .130 .870 .030 .150 .882 .814 1.228

ROA 7.103 14.910 .134 .476 .637 .405 2.468

ROE -.484 1.538 -.096 -.314 .756 .343 2.920

CSR -.727 .750 -.254 -.969 .340 .467 2.141

FIRM SIZE -.029 .022 -.339 -1.315 .199 .482 2.074


(4)

(5)

Lampiran xvii

Uji Regresi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .267a .071 -.121 .35019 1.257

a. Predictors: (Constant), FIRM SIZE, Kep_Institusional, Kom_Independen, ROA, CSR, ROE

b. Dependent Variable: Tobins Q

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 2.152 .994 2.165 .039

Kep_Institusional -.018 .054 -.062 -.329 .744 .894 1.119

Kom_Independen .130 .870 .030 .150 .882 .814 1.228

ROA 7.103 14.910 .134 .476 .637 .405 2.468

ROE -.484 1.538 -.096 -.314 .756 .343 2.920

CSR -.727 .750 -.254 -.969 .340 .467 2.141

FIRM SIZE -.029 .022 -.339 -1.315 .199 .482 2.074


(6)

Variables Entered/Removed

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method 1 FIRM SIZE,

Kep_Institusional ,

Kom_Independe n, ROA, CSR, ROEa

. Enter

a. All requested variables entered.

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .267a .071 -.121 .35019 1.257

a. Predictors: (Constant), FIRM SIZE, Kep_Institusional, Kom_Independen, ROA, CSR, ROE


Dokumen yang terkait

Pengaruh Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 102 87

Pengaruh Corporate Social Responsibility dan Kinerja Keuangan Pada Nilai Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 73 108

Pengaruh Kinerja Keuangan, Good Corporate Governance, dan pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

12 179 88

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2011 - 2013

4 84 89

Pengaruh Good Corporate Governance dan Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 56 110

Pengaruh Good Corporate Governance Ukuran Perusahaan Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 63 101

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas sebagai Variabel Moderasi Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

4 68 88

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 71 72

Mekanisme Good Corporate Governance (GCG), Kinerja Keuangan, Corporate Social Responsibility (CSR), dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 23

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nilai Perusahaan - Mekanisme Good Corporate Governance (GCG), Kinerja Keuangan, Corporate Social Responsibility (CSR), dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 18