dikirimkan kepada Alice, sehingga pihak lain tidak akan mengetahui makna pesan sebenarnya.
8. Alice dapat mendapatkan pesan sebenarnya dengan melakukan proses dekripsi. Dari rumus perhitungan dekripsi P = C
d
C = 31538 mod n, maka dapat dihitung kode
plaintext dari setiap chipertext tersebut sebagai berikut:
Nilai dari setiap Plaintext : P
1
= C
d
mod n = C
1 d
= 31538 mod n
17399
P mod 196241
1
Setelah mendapatkan semua plaintext terhitung maka dapat dirangkai seluruh kode dan menghasilkan plaintext adalah 100
= 100
9. Dari contoh didapat bahwa Alice dapat membuka kembali pesan yang sudah dienkripsi dengan melakukan proses dekripsi.
2.5.4. Algoritma RSA Multiple Key
Algoritma RSA Multiple-key merupakan pengembangan dari Algoritma RSA sebelumnya. Untuk pengembangannya dilakukan penambahan beberapa atau
banyak kunci untuk meningkatkan kemampuan algoritma dalam keamanan datanya. Schneider,1996. Sama seperti pada proses algoritma RSA, yaitu
melakukan pembangkitan dua buah bilangan prima p dan q, menentukan nilai n merupakan perkalian p dan q, selanjutnya mencari nilai
φ merupakan hasil perhitungan p-1q-1.
Namun pada algoritma RSA multiple-key dilakukan penambahan prosedur dengan menambahkan kunci enkripsi dengan syarat bahwa bilangan tersebut
adalah bilangan ganjil dan dapat dibuat sebanyak sejumlah n-kunci. Demikian juga untuk dekripsinya, dilakukan penambahan kunci dekripsi yang syaratnya
sama dengan kunci enkripsi sehingga dengan rumusan tersebut maka dapat dihitung nilai dari e kunci untuk enkripsi yang didapat dari perkalian semua
kunci enkripsi yang dibuat sebelumnya. Demikian halnya untuk melakukan
Universitas Sumatera Utara
dekripsi dengan menghitung nilai d kunci untuk dekripsi yang didapat dari perkalian semua kunci dekripsi yang dibuat sebelumnya. Untuk mempermudah
penyampaian algoritma RSA Multiple-key berikut ini disajikan dalam konsep: 1. Membangkitkan Bilangan Prima
Menentukan dua bilangan prima p dan q dimana � ≠ �. Untuk
pembangkitannya menggunakan teorema Fermat. 2. Menghitung nilai n.
Nilai n didapat dari perkalian p dan q, dapat dinotasikan : n = p q. 3. Menghitung nilai totient.
Nilai totient �� = � − 1� − 1
4. Menghitung Kunci Tambahan Enkripsi Menentukan berapa banyak kunci tambahan enkripsi sebanyak -x K
e1,
K
e2,
K
e3
… K
ex
. Setelah itu menentukan nilai setiap K
e
K dengan syarat bahwa
nilai:
e1
∈ K
bilangan ganjil dan GCD K
�1
, �n = 1
e2
∈ .
bilangan ganjil dan GCD K
�1
∗ K
�2
, �n = 1
. .
K
ex
∈ Setelah didapat nilai K
bilangan ganjil dan GCD K
�1
∗ K
�2
∗ … … ∗ K
�x
, �n = 1
e
5. Enkripsi , dapat dihitung nilai
� = K
�1
∗ K
�2
. . ∗ K
�x
, �n
Enkripsi merupakan proses pengubahan plaintext menjadi ciphertext. Untuk melakukan enkripsi dapat dilakukan dengan rumus
� = �
�
��� � dimana pada plaintext m n
6. Menghitung Kunci tambahan Dekripsi Menentukan berapa banyak kunci tambahan dekripsi sebanyak –x K
d1,
K
d2,
K
d3
… K
dx
. Setelah itu menentukan nilai setiap K
d
K dengan syarat bahwa
nilai:
d1
∈ K
bilangan ganjil dan GCD K
�1
, �n = 1
d2
∈ bilangan ganjil dan GCD
K
�1
∗ K
�2
, �n = 1
Universitas Sumatera Utara
. .
K
dx
∈ Setelah didapat nilai K
bilangan ganjil dan GCD K
�1
∗ K
�2
∗ … … ∗ K
�x
, �n = 1
d
7. Dekripsi , dapat dihitung nilai
� = K
�1
∗ K
�2
. . ∗ K
�x
, �n
Dekripsi merupakan kebalikan dari enkripsi. Masukannya adalah ciphertext dan keluarannya adalah plaintext. Untuk melakukan dekripsi dapat dilakukan
dengan rumus � = �
�
��� �
2.5.5. Contoh Kasus RSA Multiple Key