Kekongruenan Invers Modulo Algoritma Euclidean

Eucledian yang dapat menghitung faktor persekutuan terbesar dari dua buah bilangan bulat.

1.2. Algoritma Euclidean

g =1 while a mod 2=0 and b mod 2=0 do a = a2 b = b2 g =2.g end while a 0 do while a mod 2=0 do a = a2 while b mod 2=0 do b = b2 if a b then a =a-b2 else b =b a2 end return g.b

2.2.4. Kekongruenan

Notasi a ≡ b mod n dibaca a adalah kongruen ke b modulo n. Dimana untuk integer a, b dan n ≠ 0 jika dan hanya jika, untuk beberapa k, � = � + � ∗ �. Oleh sebab itu n | a – b yang mana disebut juga n dibagi a - b. Jika a ≡ b mod n, b disebut sisa dari a modulo n. Kekongruenan dalam perancangan algoritma berhubungan dengan perhitungan nilai GCD yang akan digunakan dalam penentuan kunci tambahan multiple-key. Misalkan 17 ≡ 5 mod 12 dan 5 adalah sisa dari 17 modulo 12. a adalah himpunan {r 1 , r 2 , …,r n } disebut semua himpunan sisa mod n jika setiap bilangan bulat a, tepat berpasangan dengan satu r i di dalam himpunan yang memenuhi a ≡ r i mod n. Kekongruenan a ≡ b mod m dapat pula dituliskan dalam hubungan, � = � + � ∗ �, dalam hal ini k adalah bilangan bulat. Berdasarkan definisi aritmetika modulo, kita juga dapat dinuliskan a ��� � ≡ � sebagai, � ≡ � ��� � Universitas Sumatera Utara Pembagian bilangan bulat n untuk penjumlahan dan perkalian dengan hukum assosiatif, komutatif, dan distributif terbentuk. Untuk faktanya kita dapat menurunkan modulo n dari yang lain dan kemudian dilakukan operasi dan kemudian dilakukan penurunan dari modulo n, karena sisa modulo n adalah homomorphism dari lingkaran bilangan bulat kelingkaran bilangan bulat mod n Mollin, 2007. Maka dapat dituliskan bahwa, � ± � ��� � ≡ [���� � ± � ��� �] ��� � 2.2.4 � ∗ ���� �≡ [���� � ∗ ���� �] ��� � Dalam teoremanya dapat dimisalkan m adalah bilangan bulat positif 1. Jika a ≡ b mod m dan c adalah sembarang bilangan bulat maka: - � + �≡� + � ��� � - � ∗ � ≡ � ∗ � ��� � - � � ≡� � ��� � ; p = bilangan bulat tak negatif 2. Jika a ≡ b mod m dan c ≡ d mod m, maka - � + � ≡ � + � ��� � - � ∗ � ≡� ∗ � ��� �

2.2.5. Invers Modulo

Jika a dan m relatif prima dan m 1, maka kita dapat menemukan inversi dari a modulo m. Inversi dari a mod m, disebut juga inversi perkalian, adalah bilangan bulat a -1 � ∗ � − 1≡1 ��� � 2.2.5 , sedemikian sehingga : dari definisi relatif prima diketahui bahwa GCD a,m=1, dan menurut persamaan terdapat bilangan bulat p dan q, sedemikian sehingga: � ∗ � + � ∗ � = 1 yang mengimplikasikan bahwa : � ∗ � + � ∗ � ≡1 ��� � Karena qm ≡ 0 mod m maka nilai � ∗ � ≡ 1 ��� � Kekongruenan yang terakhir ini berarti bahwa p adalah invers dari a mod m. Pembuktian diatas juga menceritakan bahwa, untuk mencari invers Universitas Sumatera Utara dari a mod m, kita harus membuat kombinasi lanjar dari a dan m = 1. Koefisien a dari kombinasi lanjar tersebut merupakan, invers dari a mod m Mollin, 2007.

2.2.6. Euler Totien Function