Natural Head Position NHP Desain Penelitian

Gambar 11. a Lurus straightorthognathic profile b Cembung Convex profile c Cekung concave profile

2.2 Natural Head Position NHP

11 Natural Head Position NHP adalah suatu orientasi standar yang dapat dicapai ketika seseorang melihat pada satu titik yang jauh di depannya pada satu garis lurus yang sejajar dengan matanya. Sebagian besar pengambilan foto-foto dan pemeriksaan klinis memakai NHP karena mudah dilakukan dan menghasilkan posisi yang baik. Cara paling mudah untuk mendapatkan NHP adalah dengan menginstruksikan pasien untuk duduk tegak dan menatap pada satu titik yang jauh sejajar matanya pada dinding ataupun kaca didepannya. kemudian menginstruksikan pasien untuk menggerakan kepala ke atas ataupun ke bawah dan kemudian kembali ke menatap lurus ke depan pada satu titik di tingkat mata. Meneghini 1997 melaporkan bahwa orientasi akhir ini sangat mirip dengan dengan orientasi awal yang terbentuk. 22 22 NHP memiliki nilai yang sangat penting dalam analisis wajah hal ini dikarenakan posisi tersebut merupakan posisi alamiah dari pasien, sehingga pasien tidak mengalami distorsi pada saat pengambilan foto. 22 a b c Universitas Sumatera Utara NHP berbeda dengan bidang Frankfurt Horizontal yang sulit ditetapkan sebagai patokan dalam orientasi kepala. Hal ini disebabkan karena bidang frankfurt tidak selamanya berada dalam keadaan horizontal tetapi terkadang dapat miring ke atas maupun ke bawah dan menghasilkan posisi yang sangat tidak natural dan sangat sulit untuk dipertahankan posisinya. 22,23 Variasi-variasi bidang frankfurt horizontal dapat dilihat pada gambar 12. Variasi-variasi ini dapat menghasilkan profil wajah yang salah jika dijadikan orientasi kepala pada teknik pengambilan foto. 23,21 Gambar 12. Variasi-variasi bidang Frankfurt Horizontal. a Miring ke Atas profil wajah terlihat cekung, b Lurus profil wajah terlihat lurus, c Miring ke bawah menghasilkan profil wajah terlihat cembung. 23

2.3 Ras Deutromelayu

Ras adalah kelompok manusia yang dapat dibedakan dari kelompok lain karena memiliki ciri-ciri jasmaniah tertentu, yang diperoleh karena keturunan sesuai dengan hukum genetika. 24,25 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan metode historis yang ditelaah berdasarkan sejarah migrasi, populasi masyarakat Indonesia didominasi oleh ras Paleomongoloid yang disebut ras Melayu. Ras Paleomongoloid ini terdiri atas Protomelayu Melayu tua dan Deutro- Melayu Melayu muda. Golongan Deutro-Melayu adalah orang-orang Aceh, Minangkabau, Sumatera Pesisir, Rejang Lbong, Lampung, Jawa, Madura, Bali, Bugis, Manado pesisir, Sunda kecil timur dan Malayu. Golongan Protomelayu adalah Batak, Gayo, Saksak, dan Toraja, sedangkan orang Jakarta Betawi, Borneo Melayu, Banjar dan penduduk pesisir Sulawesi adalah campuran Deutromelayu dan Protomelayu. Penduduk kepulauan Sunda Kecil sebelah Timur Afrika sekarang NTT dan Irian Papua berasal dari ras Melanosoid, Australoid dan Negrito. 24,25 Universitas Sumatera Utara

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini memakai rancangan penelitian cross-sectional yang bersifat deskriptif, yaitu melihat perbedaan profil wajah antara mahasiswa laki-laki dan perempuan USU ras Deutro-Melayu.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian